Anda di halaman 1dari 5

ETIKA ILMU : NILAI DAN PROBLEM NILAI

1. Pengertian Ilmu, Nilai, dan Etika


Dunia pendidikan tidak bisa lepas dari ilmu dan nilai, Di dalamnya pasti

membahas dan mengkaji kedua hal tersebut. Ilmu adalah pengetahuan yang tersusun

secara sistematik yang bersumber pada empirik dan rasional. Sedangkan nilai dapat

diartikan sebagai sesuatu yang berharga, berkualitas dan bermakna bagi manusia baik

individu maupun kelompok. Etika merupakan nilai baik buruknya suatu tindakan

manusia.
2. Menurut pendapat para ahli terdapat hubungan yaitu:
a. Hubungan ilmu dan nilai :
 Ilmu dan nilai merupakan satu kesatuan yang saling terpisah satu sama

lain. Disini ilmu lebih mementingkan obyektifitas kebenaran, bukan nilai. Para

ilmuwan yang memegang teori ini mempunyai alasan bahwa jika ilmu terikat

dengan nilai, maka ilmu tersebut akan terhambat dalam kemajuannya. akan

mengembangkan suatu ilmu akan tetapi dibatasi oleh suatu nilai maka ilmu tidak

akan berkembang.
 Nilai dan ilmu merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi satu

sama lain. Ilmu jika tidak didasari oleh nilai maka ilmu tersebut tidak akan bisa

bermanfaat tetapi justru akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Misalnya

kemajuan tekhnologi yang tidak disertai dengan etika nilai maka akan merusak

nilai moral manusia.Adanya keterkaitan ilmu terhadap nilai membuatnya tidak

dapat terpisahkan dengan etika.


b. Hubungan antara ilmu dan etika
Hubungan keduanya terdapat 3 pandangan, yaitu :
i. Ilmu merupakan suatu sistem yang saling berhubungan dan konsisten dari

ungkapan-ungkapan yang bersifat bermakna atau tidak bermaknanya dapat

ditentukan.

ii. Ilmu dipandang sebagai semata-mata aktivitas ilmiah, logis, dan berbicara

tentang fakta semata (science for science).

iii. Aktivitas ilmiah tidak bisa dilepas begitu saja dari aspek-aspek kemanusiaan,

karena tujuan ilmu untuk kesejahteraan manusia.

3. Nilai dalam Ilmu

Komunitas ilmuan sebagai kelompok nilai-nilai tertentu. Tidak membicarakan

tentang hal yang teruji, kebajikan hanya sebuah hal sederhana seperti kejujuran dan rasa

ingin tahu. Sekarang kejujuran biasanya dianggap kebaikan oleh hampir seluruh orang.

Bukan hanya ilmu, rasa ingin tahu juga merupakan kebajikan akan tetapi belum tentu

dianggap kebajikan oleh seluruh kelompok. Kedua nilai tersebut ( serta yang lain akan

dibicarakan) secara khusus sangat dihargai dalam ilmu. Untuk itu mari kita

pertimbangkan dari beberapa nilai-nilai ilmiah dan implikasinya secara lebih rinci

a. Bebas
Masyarakat ilmiah secara umum menolak kerahasiaan dan isolasi karena

kemajuan dari suatu ilmu tergantung pada aliran bebas dan tanpa hambatan

informasi antarilmuwan. Apabila seorang tidak mempublikasikan karyanya maka

tidak bisa dijadikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang

suatu ilmu. Namun ilmuan yang bekerja di militer dan industri sering menjaga
informasi, tidak seperti ilmuan pada umumnya karena nilai-nilai mereka sebagai

ilmuan bertentangan dengan nilai mereka sebagai masyarakat.


b. Kejujuran
Kejujuran merupakan suatu kebajikan yang sudah jelas dan sangat

umum.Tidak hanya dalam ilmu, tapi kejujuran memang sudah memiliki tempat

khusus sebagai nilai inti dalam ilmu. Ketidakjujuran dalam ilmu pengetahuan,

tentu saja menyebabkan kemarahan oleh semua orang karena kejujuran sebagai

suatu keutamaan yang lebih penting dalam melakukan ilmu.

Ada beberapa penipuan yang terjadi dalam ilmu pengetahuan, sebagaimana

telah terjadi di sejumlah kasus yang dipublikasikan dengan baik. Ada juga

kecenderungan saling mengganggu antarilmuwan dalam beberapa disiplin.

Kejujuran dianggap seperti nilai ilmiah penting.


c. Keingintahuan
Keingintahuan dalam konteks, adalah keinginan untuk tahu lebih banyak

dan untuk lebih memahami alam. Dalam kata lain, para ilmuwan selalu

mempertimbangkan belajar lebih banyak tentang alam menjadi baik positif. Rasa

ingin tahu tersebut tidak hanya bagian dari struktur kepribadian kebanyakan

ilmuwan, tetapi juga diambil untuk menjadi salah satu nilai-nilai masyarakat

scientitif secara keseluruhan. Tidak seperti kejujuran, rasa ingin tahu tidak selalu

dianggap suatu kebajikan oleh semua anggota masyarakat kita. Kelompok agama

tertentu menemukan rasa ingin tahu ancaman terhadap keyakinan dogmatis

mereka.

d. Sifat Berpandangan Terbuka


Suatu ilmu akan diterima oleh masyarakat ketika ilmu tersebut memenuhi

syarat-syarat keilmuan. Hasil ilmiah atau gagasan harus didasarkan pada bukti,

yaitu pengamatan dan percobaan. Jika dalam mengumpulkan bukti bertentangan


salah satu pendapat maka harus mencari suatu bukti baru agar suatu pendapat itu

diterima atau tidak bertentangan. Bukti-bukti juga merupakan salah satu nilai-nilai

dasar ilmu pengetahuan. Terkadang ada ilmuwan keras kepala yang sulit untuk

meyakinkan; ilmuwan lain dan masyarakat umum. Apabila seorang ilmuan tidak

mau berbagi dan memiliki sifat terbuka maka tidak akan bisa mengubah suatu

pendapat maupun pemikiran seseorang. Secara umum, orang-orang yang tidak

suka rasa ingin tahu juga tidak senang dengan keterbukaan pikiran. Juga, politisi

yang mengubah posisi mereka didasarkan pada bukti kadang-kadang dituduh

lemah dan plin-plan (waffling).


e. Menempatkan Nilai pada Teori Pilihan
Ilmuwan menggunakan kriteria dari sudut pandang filosofis dalam

menentukan apakah suatu teori lebih baik daripada yang lain yang dianggap

sebagai nilai-nilai. Sebagai contoh, pada umumnya teori-teori yang dipilih

memiliki ketepatan yang lebih besar, konsistensi yang lebih baik daripada teori

lain, lingkup yang lebih luas, sederhana, dan mengarah pada kemajuan.

4. Pendapat para ahli tentang keterkaitan antara nilai dan ilmu


a. Bebas Nilai dalam ilmu
Ilmu secara otonom tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan ilmu.

Bebas nilai berarti semua kegiatan terkait dengan penelitian ilmiah harus

disandarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Ilmu menolak campur tangan faktor

eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu itu sendiri. 1 Josep Situmorang

menyatakan bahwa ada 3 faktor sebagai indikator bahwa ilmu itu bebas nilai:
a. Ilmu harus bebas dari pengandai-pengandaian nilai.
Ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor religius, politik,

ideologis, kultural, dan sosial.

1 Rizal Mustansyir dan musnal Munir, Filsafat Ilmu (Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2003), hlm 170
b. Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu

terjamin.
c. Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering

dituding menghambat kemajuan ilmu karena nilai etis sendiri itu bersifat

universal.

Dalam pandangan ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas bisa

jadi dibenarkan untuk kepentingan ilmu itu sendiri. Seperti ekspresi seni yang

menonjolkan pornografi atau pornoaksi adalah sessuatu yang wajar karena

ekspresi tersebut semata-mata untuk seni.2


b. Terikat Nilai dalam Ilmu
Ilmu apabila tidak didasari dengan nilai akan menjadi
5. Dampak Ilmu Terhadap Nilai

2 Usman,dkk.Filsafat Ilmu.(Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.2005)hal.121

Anda mungkin juga menyukai