membahas dan mengkaji kedua hal tersebut. Ilmu adalah pengetahuan yang tersusun
secara sistematik yang bersumber pada empirik dan rasional. Sedangkan nilai dapat
diartikan sebagai sesuatu yang berharga, berkualitas dan bermakna bagi manusia baik
individu maupun kelompok. Etika merupakan nilai baik buruknya suatu tindakan
manusia.
2. Menurut pendapat para ahli terdapat hubungan yaitu:
a. Hubungan ilmu dan nilai :
Ilmu dan nilai merupakan satu kesatuan yang saling terpisah satu sama
lain. Disini ilmu lebih mementingkan obyektifitas kebenaran, bukan nilai. Para
ilmuwan yang memegang teori ini mempunyai alasan bahwa jika ilmu terikat
dengan nilai, maka ilmu tersebut akan terhambat dalam kemajuannya. akan
mengembangkan suatu ilmu akan tetapi dibatasi oleh suatu nilai maka ilmu tidak
akan berkembang.
Nilai dan ilmu merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi satu
sama lain. Ilmu jika tidak didasari oleh nilai maka ilmu tersebut tidak akan bisa
bermanfaat tetapi justru akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Misalnya
kemajuan tekhnologi yang tidak disertai dengan etika nilai maka akan merusak
ditentukan.
ii. Ilmu dipandang sebagai semata-mata aktivitas ilmiah, logis, dan berbicara
iii. Aktivitas ilmiah tidak bisa dilepas begitu saja dari aspek-aspek kemanusiaan,
tentang hal yang teruji, kebajikan hanya sebuah hal sederhana seperti kejujuran dan rasa
ingin tahu. Sekarang kejujuran biasanya dianggap kebaikan oleh hampir seluruh orang.
Bukan hanya ilmu, rasa ingin tahu juga merupakan kebajikan akan tetapi belum tentu
dianggap kebajikan oleh seluruh kelompok. Kedua nilai tersebut ( serta yang lain akan
dibicarakan) secara khusus sangat dihargai dalam ilmu. Untuk itu mari kita
pertimbangkan dari beberapa nilai-nilai ilmiah dan implikasinya secara lebih rinci
a. Bebas
Masyarakat ilmiah secara umum menolak kerahasiaan dan isolasi karena
kemajuan dari suatu ilmu tergantung pada aliran bebas dan tanpa hambatan
tidak bisa dijadikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang
suatu ilmu. Namun ilmuan yang bekerja di militer dan industri sering menjaga
informasi, tidak seperti ilmuan pada umumnya karena nilai-nilai mereka sebagai
umum.Tidak hanya dalam ilmu, tapi kejujuran memang sudah memiliki tempat
khusus sebagai nilai inti dalam ilmu. Ketidakjujuran dalam ilmu pengetahuan,
tentu saja menyebabkan kemarahan oleh semua orang karena kejujuran sebagai
telah terjadi di sejumlah kasus yang dipublikasikan dengan baik. Ada juga
dan untuk lebih memahami alam. Dalam kata lain, para ilmuwan selalu
mempertimbangkan belajar lebih banyak tentang alam menjadi baik positif. Rasa
ingin tahu tersebut tidak hanya bagian dari struktur kepribadian kebanyakan
ilmuwan, tetapi juga diambil untuk menjadi salah satu nilai-nilai masyarakat
scientitif secara keseluruhan. Tidak seperti kejujuran, rasa ingin tahu tidak selalu
dianggap suatu kebajikan oleh semua anggota masyarakat kita. Kelompok agama
mereka.
syarat-syarat keilmuan. Hasil ilmiah atau gagasan harus didasarkan pada bukti,
diterima atau tidak bertentangan. Bukti-bukti juga merupakan salah satu nilai-nilai
dasar ilmu pengetahuan. Terkadang ada ilmuwan keras kepala yang sulit untuk
meyakinkan; ilmuwan lain dan masyarakat umum. Apabila seorang ilmuan tidak
mau berbagi dan memiliki sifat terbuka maka tidak akan bisa mengubah suatu
suka rasa ingin tahu juga tidak senang dengan keterbukaan pikiran. Juga, politisi
menentukan apakah suatu teori lebih baik daripada yang lain yang dianggap
memiliki ketepatan yang lebih besar, konsistensi yang lebih baik daripada teori
lain, lingkup yang lebih luas, sederhana, dan mengarah pada kemajuan.
Bebas nilai berarti semua kegiatan terkait dengan penelitian ilmiah harus
disandarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Ilmu menolak campur tangan faktor
eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu itu sendiri. 1 Josep Situmorang
menyatakan bahwa ada 3 faktor sebagai indikator bahwa ilmu itu bebas nilai:
a. Ilmu harus bebas dari pengandai-pengandaian nilai.
Ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor religius, politik,
1 Rizal Mustansyir dan musnal Munir, Filsafat Ilmu (Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2003), hlm 170
b. Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu
terjamin.
c. Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering
dituding menghambat kemajuan ilmu karena nilai etis sendiri itu bersifat
universal.
Dalam pandangan ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas bisa
jadi dibenarkan untuk kepentingan ilmu itu sendiri. Seperti ekspresi seni yang