2.8.3.
3.8.5.
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
3.8.6.
3.8.7.
3.8.8.
4.8.3.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran berbasis penyingkapan (Discovery Based Learning),
peserta didik dapat menganalisis dan mendeskripsikan kedudukan al-Qur’an, hadist,
dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam, serta memiliki sikap taat kepada Allah, rajin
beribadah, dan gemar membaca.
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual:
a. Q.S al-Isra’/17: 9
b. Q.S An-Nisa’/4: 80
c. Hadist tentang hukum-hukum Islam
d. Macam-macam sumber hukum Islam
e. Macam-macam hadist
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
f. Bentuk-bentuk ijtihad
2. Konseptual:
a. Pengertian al-Qur’an
b. Pengertian al-hadist
c. Pengertian ijtihad
d. Isi kandungan Q.S al-Isra’/17: 9
e. Isi kandungan Q.S an-Nisa’/4: 80
3. Prosedural:
a. Cara memahami dan menafsirkan al-Qur’an melalui pendekatan double
movement.
b. Cara berijtihad sesuai dengan tuntunan agama Islam.
4. Metakognitif
Keterkaitan antara al-Qur’an, hadist, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.
E. Komponen Literasi
1. Konten : Teks tentang ”pacaran remaja saat ini”
2. Proses Kognitif : menginterpretasi dan mengintegrasikan masalah
pacaran remaja saat ini dengan sumber hukum Islam
3. Konteks : sosial budaya dan saintifik
F. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/Alat : LCD, laptop, dan powerpoint,
zoom meeting, google classroom, whatsapp group
2. Sumber Belajar :
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti: SMA/ MA/ SMK/ MAK Kelas X, Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, hlm 46 – 61.
b. Ajeng Rahayu, dkk, Belajar Praktis Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti:
Mata Pelajaran Wajib untuk SMA/ MA Kelas X Semester 1, Klaten: Viva
Pakarindo, 2019, hlm. 36-46.
c. Departeman Agama Republik indonesia, Al-Qur’an Tafsir per Kata Tajwid
Kode Angka: Al-Hidayah, Kalim: Banten, 2012.
d. Wikipedia, Al-Qur’an, https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an, disunting pada
tanggal 23 Agustus 2019.
e. Wikipedia, Hadist, https://id.wikipedia.org/wiki/Hadis, disunting pada tanggal
06 Oktober 2019.
f. Wikipedia, Ijtihad, https://id.wikipedia.org/wiki/Ijtihad, disunting pada tanggal 04
Oktober 2019.
g. Islam Populer, Penelitiannya Terjawab di Al-Qur’an, 10 Ilmuwan Langsung
Bersyahadat Masuk Islam, https://www.youtube.com/watch?v=nfMkh_B5S20,
diunggah pada tanggal 27 Juni 2019.
G. Kegiatan Pembelajaran ( 6 x 45 menit )
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan scientific, dengan model
pembelajaran berbasis penyingkapan (Discovery Based Learning). Pelaksanaan
pembelajaran secara umum dibagi menjadi tiga tahapan yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
Pertemuan pertama
NO KEGIATAN
c. PENUTUP ( 10 Menit )
NO KEGIATAN
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : Jurnal guru
b. Tes Tertulis : Essay
c. Unjuk Kerja : media sajian presentasi dan presentasi
3. Instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (terlampir.
Lampiran 1
Lampiran 2
Teknik dan Pedoman Penilaian Penilaian Sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian sikap dilakukan dengan observasi selama satu semester. Dalam
observasi ini misalnya dapat dilihat pada aktivitas di kelas, berdiskusi, ataupun
presentasi.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
Lampiran 3
Teknik dan Pedoman Penilaian Penilaian pada Kegiatan Pembelajaran Sosial
Emosional
Penilaian ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran sosial-emosional dilaksanakan.
Penilaian ini berisi hasil observasi dan juga pengakuan peserta didik tentang perasaan
yang ia rasakan setelah melakukan pembelajaran sosial emosional tersebut. Guru juga
dapat mengobservasi tingkat emosi dan kefokusan peserta didik pada saat
melaksanakan pembelajaran di kelas dengan tema sumber hukum Islam.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
Lampiran 4:
Teks Bacaan tentang Pacaran Remaja Saat Ini (Literasi Baca Tulis)
Banyak muda-mudi jaman sekarang yang asyik masuk terseret dalam pergaulan
bebas. Pacaran seolah menjadi budaya. Pacaran menjadi nuansa bagi mereka
untuk menuangkan rasa cinta pada sang kekasih. Rasa rindu ingin bertemu selalu
menghantui mereka, para remaja yang sedang dimabuk cinta. Malangnya, ajang
bercengkerama dua anak manusia berlainan jenis (bukan muhrim) ini lebih
digemari daripada membaca buku-buku motivasi atau kegiatan positif lainnya.
Lebih malang lagi, tontonan sinetron-sinetron di televisi lebih memperparah lagi
keadaan ini.
Tak dapat dipungkiri lagi, di masa sekarang, ada keprihatinan mendalam di balik
fenomena itu. Dengan “mengatasnamakan cinta”, muda-mudi itu banyak yang
lupa akan batasan-batasan yang digariskan agama. Melalui ajang yang disebut
pacaran itu, terjadilah sebuah interaksi intensif dari perasaan saling suka, sering
bertemu, dan seterusnya yang berujung pada terjadinya berbagai kontak fisik
dalam kesempatan yang sepi berdua. Tak jarang mereka sampai terjerumus ke
jurang perzinaan, karena tak bisa mengendalikan diri. Akhirnya, hubungan yang
awalnya istimewa bagi mereka, menjadi penyebab terjadinya dosa besar dan
hancurnya masa depan bagi pelakunya. Sekali lagi, sebelumnya mereka
melakukannya dengan “mengatas namakan cinta”.
Ada kisah nyata yang pernah dialami oleh teman dekat saya sendiri. Waktu itu
umurnya baru sekitar 17tahun, dia masih duduk di bangku SMA. Dia adalah gadis
yang cantik menurut penilaian para cowok-cowok di sekolah saya. Badannya
bagus, wajahnya cantik, lumayan pintar di sekolah sehingga menjadi idaman para
lelaki. Malangnya, saat kelas 12 akhir saya merasa ada yang curiga dengan
teman saya ini. Dia jadi sering memakai jaket yang oversize, lalu saya bertanya
“kok lu jadi sering pake hoodie yang oversize sih?” tanya saya. Lalu dia menjawab
“ngak papa”. Hampir 3 bulan terakhir sikapnya menjadi berubah, yang dulunya
periang, bawel, dan asik sekarang berubah menjadi pendiam dan lebih senang
menyendiri di kelas. Saya berfikir ada yang salah dengan dia. Karena hubungan
saya dengan teman saya ini cukup dekat, akhirnya saya memberanika diri untuk
menanyakan apa yang sebenarnya sedang dia alami. Ketika hari libur sekolah,
saya pergi kerumahnya untuk mengobrol dengan dia. “Sorry kalau gue terlalu
kepo, tapi akhir-akhir ini lo berubah. Gue tau lo lagi ada masalah, sebenernya ada
apa?” ucap saya kepada teman saya. Ketika saya menanyakan hal tersebut,
mukanya langsung merah dan menangis.
“Gue hamil” jawab dia sambil menangis. Sontak saya teramat sangat terkejut.
Saya tidak pernah menyangka hal itu bisa terjadi kepada teman saya. Di lain sisi,
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
dia sudah di kelas 12, dan sekitar 2 atau 3 bulan lagi kami lulus. “Kok bisa? Sama
si A?” tanya saya dengan nada cukup tinggi. Saya tidak ingin menyebutkan nama
asli teman saya dan pacarnya. “Iya. Gue juga bingung, gue pusing, gue ngak tau
harus gimana” jawab dia.
Begitu naifkah, kata cinta yang harusnya dijaga kesuciannya, menjadi ternoda.
Lalu, benarkah itu cinta? Ataukah hanya nafsu yang terkamuflase? Jadi, ketika
sepasang muda-mudi sedang asyik berduaan, sebenarnya cinta ataukah nafsu
mereka yang “berbicara”? Apakah emosi ataukah akal sehat mereka yang lebih
dominan?
Begitu mudahkah mengatas namakan “cinta” untuk suatu perbuatan dosa. Apakah
itu benar cinta, atau itukah yang dinamakan nafsu? Yah, sebagai makhluk jenius
yang dikaruniai akal budi yang sempurna, kita sebagai manusia pasti tahu
perbedan keduanya, antara nafsu dan cinta. Dan sebagai generasi muda yang
terpelajar, sudah sepantasnyalah kita tidak mencampuradukkan kedua hal itu
untuk melegalkan hasrat kita.
Sekarang adalah era informasi yang serba canggih, bukan era manusia dua
ratusan abad yang lalu. Manusia semakin cerdas dan punya peradaban tinggi.
Jadi, harus tahu apa itu arti cinta yang sesungguhnya, dan jangan menodai
makna cinta dengan pelampiasan hasrat nafsu birahi dengan mengatasnamakan
cinta. Begitu memprihatinkan pergaulan bebas muda-mudi di jaman ini, yang
melegalkan perbuatan maksiat sebagai sebuah kebiasaan yang wajar. Hal itu
bukan tanpa bukti. Ada wanita yang berkisah langsung dan katanya ingin
bertaubat. Ada juga laki-laki yang berkisah dengan perasaan bangga tanpa ada
niat memperbaiki diri sedikitpun. Ada juga cerita dari teman yang sering dijadikan
curhat teman-temannya. Pendek kata, kita harus mengurut dada mengetahui
realitas kelabu ini. Mereka ada di tengah-tengah kita dan itu terjadi di tengah-
tengah kita.
Menurut saya, ini jaman sekarang ini keperawanan wanita sudah tidak harganya.
Dianggap remeh dan ditidak dihargai. Pikirkanlah masa depan kita. Pikirkanlah,
bila takdir berkata lain dan ternyata tidak berjodoh dengan pasangan kita. Aib dan
rasa malu itu akan kita bawa sepanjang masa hidup kita. intinya adalah,
berpacaran, memiliki teman laki-laki dan teman dekat itu tidak salah. Yang salah
adalah gaya berpacarannya. Mungkin, hal ini tidak hanya terjadi di jaman
sekarang. Tetapi yang memprihantinkan adalah banyak anak-anak muda yang
kehilangan masa mudanya. Mereka harusnya bisa menghabiskan waktu mereka
dengan teman-temannya atau bisa menjadi yang lebih berguna untuk keluarganya
malah sudah mengurus anak dirumah. Dan kalau si cowok ingin bertanggung
jawab, kalau tidak? Hancur sudah semuanya. Harus berjuang sendiri untuk
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
membesarkan anak dari hasil hawa dan nafsu. Cinta hanya sesaat, disaat sudah
terjadi sesuatu ditinggalkan. Berpintar-pintarlah mencari pasangan, jangan
gampang itu meberikan tubuh kita kepada seseorang yang belum tentu akan
menjadi pendamping hidup kita. Jangan samapi menyesal dan mengambil
langkah yang salah.
Pertanyaan
1. Informasi apa yang dapat anda ambil dari bacaan di
atas ?
2. Apa dampak yang dirasakan apabila melakukan pacaran
di luar batas kewajaran?
3. Apakah fenomena di atas terjadi di lingkungan saudara?
Sampaikan kejadiannya.
4. Apa yang kamu ketahui tentang sumber hukum Islam?
Jelaskan pula sumber hukum Islam di bawah ini:
a. Al-Qur’an
b. Al-hadist
c. Ijtihad
5. Bagaimana al-Qur’an dan hadist sebagai sumber hukum
Islam yang utama menyikapi fenomena pacaran seperti pada teks di
atas?
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
Lampiran 5
Penilaian aspek pengetahuan tentang sumber hukum Islam
A. Kisi-Kisi Penyusunan Soal
No
No KD IPK Materi Indikator Soal
Soal
3.8. Menganalisis 3.8.1. Menjelaskan Sumber 1. Peserta didik 1
kedudukan al- pengertian al- Hukum dapat
Qur’an, al- Qur’an, Islam menjelaskan
hadist, dan
hadist, dan makna dan ajaran
ijtihad sebagai
sumber hukum ijtihad. pokok al-Qur’an.
Islam 3.8.2. Menjelaskan
kedudukan al- 2. Peserta didik 2
Qur’an, dapat
hadist, dan menjelaskan
ijtihad sebagai macam-macam
sumber al-hadist.
hukum Islam.
3.8.3. Menjelaskan 3. Peserta didik 3
macam- dapat
macam hadist menjelaskan
3.8.4. Menjelaskan syarat-syarat
syarat-syarat yang harus
Ijtihad. dimiliki oleh
3.8.5. Menjelaskan seseorang untuk
bentuk-bentuk melakukan ijtihad
ijtihad.
3.8.6. Menguhubung 4. Peserta didik 4
kan dapat
keterkaitan menganalisis
antara al- bentuk-bentuk
Qur’an, ijtihad
hadist, dan
ijtihad sebagai 5. Peserta didik 5
sumber dapat
hukum Islam. menjelaskan
keterkaitan antara
al-Qur’an, al-
hadist, dan ijtihad
sebagai sumber
hukum Islam.
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
B. Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apa yang dimaksud dengan al-Qur’an, baik secara bahasa
maupun Istilah ? Jelaskan pula pokok ajaran yang terkandung dalam kitab al-
Qur’an !
2. Apa yang dimaksud dengan al-Hadist? Jelaskan pula
macam-macam hadist berdasarkan kualitas hukumnya !
3. Jelaskan pengertian ijtihad ! jelaskan pula syarat-syarat
yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan ijtihad !
4. Kapan seseorang dapat melakukan ijtihad? Bagaimana cara
kita berijtihad, apabila dilihat dari bentuk-bentuk ijtihad ?
5. Jelaskan keterkaitan antara al-Qur’an, al-Hadist, dan Ijtihad
sebagai sumber hukum Islam !
C. Kunci Jawaban
Essay
2. Pengertian al-Qur’an
Kata al-Qur’an berasal dari kata qara’a, yang berarti membaca/ bacaan. Al-
Qur’an adalah kalamullah/ firman Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai mukjizat sekaligus pedoman hidup seluruh umat
manusia.
Pokok ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an di antaranya adalah sebagai
berikut:
a. Aqidah, yakni hal-hal yang berkaitan dengan ketauhidan/ keimanan kepada
Allah Swt.
b. Akhlak, yakni hal-hal yang berkaitan dengan perilaku/ budi pekerti
manusia.
c. Muamalah, yakni hal-hal yang berkaitan dengan hubungan antar sesama
manusia.
d. Ibadah, yakni hal-hal yang berkaitan dengan tata cara mengabdi dan
berserah diri kepada Allah Swt.
e. Tarikh, yakni hal-hal yang berkaitan dengan sejarah umat terdahulu.
f. Janji dan ancaman.
3. Pengertian al-Hadist
Secara bahasa, al-hadist berarti berbicara, perkataan, percakapan, dan
ketetapan. Secara istilah, hadist adalah segala perkataan, perbuatan, maupun
ketetapan (taqrir) yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad Saw.
Berdasarkan kualitasnya, hadist dibedakan menjadi tiga, yakni sebagai berikut:
b. Hadist shahih, yakni hadist yang kualitas hukumnya sangat kuat. Dikatakan
kuat karena rangkaian sanadnya tersambung, diriwayatkan oleh perawi
yang mumpuni dengan kapasitas yang adil, memiliki daya ingat kuat, serta
tidak ber’illat.
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
c. Hadist hasan, yakni hadist yang kualitasnya cukup kuat, di mana rangkaian
sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil, tidak terdapat
syadz dan ‘illah. Perbedaannya dengan hadist shahih adalah bahwa
kualitas hafalan perawi hadist hasan tidak sekuat hadist shahih.
d. Hadist dhaif, yakni hadist yang kualitasnya lemah, di mana sanadnya
terputus, perawinya tidak dhobit, dan matannya terdapat ‘illat. Hadist ini
tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi sumber hukum Islam.
4. Pengertian Ijtihad
Ijtihad berasal dari lafadz ijtihada-yajtahidu-ijtihadan, yang berarti bersungguh-
sungguh dan bekerja keras. Secara istilah, ijtihad adalah berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada
ketetapannya dalam al-Qur’an dan al-hadist, menggunakan akal pikiran yang
sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum
yang telah ditentukan.
Syarat seseorang dapat melakukan ijtihad adalah sebagai berikut:
a. Bersifat adil dan taqwa
b. Memiliki pengetahuan yang sangat luas
c. Mengetahui dan memahami secara mendalam akan bahasa arab, ilmu tafsir,
usulfiqih, dan tarikh.
d. Memahami cara merumuskan hukum.
e. Memiliki motivasi yang tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
f. Berpikiran terbuka dan selalu ingin belajar.
D. Pedoman Penskoran
Untuk pedoman penskoran pada soal uraian, dapat dilihat pada tabel berikut:
Skor
No Pedoman Penskoran
maksimal
1 Jumlah jawaban benar 20
a. menjawab pengertian al-Qur’an secara tidak lengkap
memperoleh skor maksimal 5
b. hanya menjawab pengertian al-Qur’an secara bahasa
atau secara istilah saja secara benar memperoleh
skor maksimal 10 20
c. menjawab pengertian al-Qur’an, baik dari segi bahasa
maupun istilah dengan cukup lengkap memperoleh
skor maksimal 15
d. menjawab pengertian al-Qur’an dari segi bahasa dan
istilah secara lengkap memperoleh skor maksimal 20
2 Jumlah jawaban benar 20
a. menjawab pengertian al-hadist secara tidak
lengkap memperoleh skor maksimal 5
b. hanya menjawab pengertian al-hadist secara
bahasa atau secara istilah saja secara benar
memperoleh skor maksimal 10 20
c. menjawab pengertian al-hadist, baik dari segi
bahasa maupun istilah dengan cukup lengkap
memperoleh skor maksimal 15
d. menjawab pengertian al-hadist dari segi bahasa
dan istilah secara lengkap memperoleh skor
maksimal 20
3 Jumlah jawaban benar 20
a. menjawab pengertian ijtihad secara tidak lengkap
memperoleh skor maksimal 5
b. hanya menjawab pengertian ijtihad secara bahasa
atau secara istilah saja secara benar memperoleh
skor maksimal 10 20
c. menjawab pengertian ijtihad, baik dari segi bahasa
maupun istilah dengan cukup lengkap memperoleh
skor maksimal 15
d. menjawab pengertian ijtihad dari segi bahasa dan
istilah secara lengkap memperoleh skor maksimal
20
4 Jumlah jawaban benar 20 20
a. menjawab 1 (satu) syarat berijtihad dengan benar
mendapat skor 5
b. menjawab 2 (satu) syarat berijtihad dengan benar
mendapat skor 10
c. menjawab 3 (satu) syarat berijtihad dengan benar
mendapat skor 15
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
Lampiran 6:
Penilaian Aspek keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik pada
saat menyajikan hasil karya berupa media sajian presentasi tentang sumber hukum Islam
dan mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas.
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
Soal
1. Buatlah media sajian tentang sumber hukum Islam secara berkelompok !
2. Presentasikan hasil dari media sajian yang anda buat di depan kelas !
Kriteria Penilaian
1. Lembar Penilaian tentang media sajian presentasi
Lembar Penilaian Proyek
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/ Semester : X/ Gasal
Materi : Sumber hukum Islam
Tanggal praktik : …………………………..
TOTAL
INDIKATOR PENILAIAN NILAI
SKOR
Penampilan keseluruhan
Kelengkapan materi
Proporsional
Keindahan bentuk
Kerapian
NAMA PESERTA
No
DIDIK
4 4 4 4 4 20 100
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
2. Kriteria Penilaian
No Aspek yang Dinilai Penilaian Jumlah
1 Keindahan bentuk Bentuk sangat sesuai dengan 4
kriteria
Bentuk cukup sesuai dengan 3
kriteria
Bentuk kurang sesuai dengan 2
kriteria
Bentuk tidak sesuai dengan 1
kriteria
TOTAL
Kejelasan
INDIKATOR PENILAIAN NILAI
SKOR
Antusias audience
Kepercayaan diri
Tanya jawab
Kelancaran
NAMA PESERTA
menyampaikan
No
DIDIK
4 4 4 4 4 20 100
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
4. Kriteria Penilaian
No Aspek yang Dinilai Penilaian Jumlah
1 Kepercayaan diri Peserta didik sangat percaya diri 4
dalam presentasi
Peserta didik cukup percaya diri 3
dalam presentasi
Peserta didik kurang percaya diri
dalam presentasi 2
Peserta didik tidak percaya diri
dalam presentasi 1
RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti – Kelas X
Lampiran 7
Kegiatan Perbaikan dan Pengayaan
Kompetensi Pembelajaran
Pembelajaran Perbaikan
Dasar Pengayaan
A.