Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Katarak merupakan kekeruhan yang timbul pada lensa yang dapat menyebabkan
kebutaan.Pada tahun 1997, WHO memperkirakan terdapat 38 juta orang buta di dunia
dan setengahnya disebabkan oleh katarak. Katarak yang berhubungan dengan usia
menyebabkan kira-kira 48% kebutaan didunia, yaitu sekitar 18 juta orang.

Sekitar 85% dari penderita katarak adalah orang lanjut usia (Fakultas &
Universitas 2013). Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi
akibat kedua-duanya (Ilyas, 2009). Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya
yang melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali.
Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi banyak hal lain yang dapat terlibat seperti
trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok dan herediter (Vaughan &
Asbury, 2007). Berdasarkan studi potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun
adalah 50% dan prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75 tahun
(Vaughan & Asbury, 2007). Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena
katarak dapat mengakibatkan kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak
merupakan penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh
kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat delapan belas juta orang di dunia menderita
kebutaan akibat katarak.Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil survey kesehatan indera
1993-1996, katarak juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar 52%.Katarak
memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia.

Akan tetapi, ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak.
Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan terutama
pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok, defesiensi vitamin (A, C, E,
niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat
kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, genetik dan

1
myopia. Beberapa faktor-faktor resiko ini tentunya ada yang dapat dihindari masyarakat
untuk mencegah percepatan terjadinya katarak, misalnya merokok.(Utara 2009)

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI


1. Struktur Mata Eksternal
a. Alis Mata

Alis mata pada sebagian besar mamalia berupa bagian yang sedikit
menonjol sedikit diatas kedua belah kelopak mata dan mempunyai sedikit rambut
halus. Alis mata berfungsi sebagai pelindung mata yang peka dari tetesan keringat
yang jatuh dari bagian dahi,air hujan,atau sinar matahari yang berlebihan

b. Kelenjar Air Mata

Kelenjar air mata atau kelenjar lakrimalis adalah kelenjar dimata yang
mengeluarkan air mata.Kelenjar lakrimalis terletak pada bagian lateral atas mata
yang disebut dengan fossa lakrimalis. Dari sini,air mata akan mengalir ke duktus
nasolakrimalis dan bermuara pada meatus nasal bagian inferior.

c. Kelopak Mata

Kelopak mata adalah lipatan kulit yang lunak yang menutupi dan
melindungi mata.

d. Bulu Mata

Bulu mata atau rambut mata adalah bagian dari kelopak mata yang berupa
helaian rambut-rambut. Rambut-rambut ini berfungsi untuk melindungi supaya
debu,keringat atau air yang menetes dari dahi tidak masuk ke mata. Rambut mata
merupakan rambut yang sangat lembut.

1. Struktur Mata Internal


a. Retina

3
Lapisan saraf pada mata yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut,yaitu
sel-sel saraf batang dan kerucut. Lapisan paling dalam bola mata yang peka
terhadap cahaya.Retina berbentuk membran tipis yang terdiri dari 3
lapisan.Dibagian tengah retina terdapat bintik-bintik kuning yang sangat peka
terhadap cahaya.Pada bintik kuning terdapat jutaan sel berupa sel kerucut dan sel
batang yang sangat peka terhadap cahaya.Sel-sel inilah yang mengirim sinyal-
sinyal kesaraf mata menuju ke otak.Otak menerjemahkan sinyal-sinyal itu
sehingga kita melihat benda tegak (tidak terbalik seperti yang ditangkap oleh
retina).
b. Skelera

Skelera adalah bagian mata yang merupakan lapisan paling luar dari bola
mata.Sclera berwarna putih dan bersifat keras karena memiliki banyak serat
keras dari jaringan ikat.Skelera berfungsi untuk melindungi dan membungkus
bola mata sebagai dindingnya. Skelera membentuk putih mata dan tersambung
pada bagian depan dengan sebuah jendela membran yang bening yaitu kornea.

c. Koroid
Koroid adalah bagian mata yang terdiri atas banyak pembuluh darah dan
merupakan lapisan tengah mata yang terletak diantara sclera dan retina. Koroid
berfungsi untuk memberikan nutrisi dan oksigen kepada bagian lain,terutama
untuk retina. Pembuluh darah pada koroid sangat berperan dalam menjalankan
fungsinya.
Biasanya koroid berwarna coklat kehitaman atau hitam. Koroid berwarna
gelap agar cahaya yang masuk tidak dipantulkan bagian koroid yang terputus akan
membentuk iris.
d. Iris
Bagian mata yang memiliki pigmen warna untuk memberikan warna pada
mata. Iris terletak pada bagian depan bola mata,karena berperan dalam pemberian
warna pada mata. Iris sering disebut dengan selaput pelangi,iris juga berfungsi
untuk mengatur pembesaran dan pengecilan pupil sesuai dengan intesitas cahaya
yang masuk oleh karena itu iris dapat mengkerut dan dapat pula mengembang.

4
e. Lensa
Lensa merupakan benda asing bening yang dibatasi oleh dua buah bidang
lengkung.Dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris maupun
bola. Lensa silindris bersifat memusatkan cahaya dari sumber titik yang jauh pada
suatu garis,sedangkan lensa yang berbentuk bola yang melengkung kesegala arah
memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada suatu titi.

f. Pupil
Bagian mata yang merupakan celah berbentuk lingkaran yang terletak
ditengah iris. Pupil berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk
kemata,pupil akan melebar apabila jumlah cahaya yang masuk sedikit (dalam
keadaan gelap) agar cahaya yang masuk dapat maksimal. Pupil akan mengecil
apabila jumlah cahaya yang masuk banyak (dalam keadaan terang) agar cahaya
tidak berlebihan.
g. Kornea
Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera
yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas beberapa lapisan.Lapisan
tepi adalah epithelium berlapis yang tersambung dengan konjungtiva.
h. Aqueous Humor
Cairan yang terdapat pada ruang mata diantara lensa mata dan
kornea.Aqueous humor merupakan cairan dengan konsentrasi menyerupai plasma
namun memiliki konsentrasi protein yang lebih rendah.Cairan ini berasal dari
badan siliaris dan diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut iris dan kornea
melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran.
i. Vitreous Humor
Cairan seperti lender yang terdapat pada ruangan mata diantara lensa mata
dan retina. Vitreous humor merupakan cairan bening,transaparan,tidak memilki
pembuluh darah dan sebagian besar konsentrasinya merupakan air dan sangat
sedikit zat padat. Vitreous humor berfungsi untuk mempertahankan dan menjaga
bentuk bulat bola mata.

5
j. Bintik Kuning
Untuk tempat berkumpulnya sel-sel kerucut dan batang yang disini
berguna untuk menangkap bayangan.,sel kerucut berfungsi melihat saat keadaan
terang yang membutuhkan protein iodopsin dan saat gelap sel batang memerlukan
protein rhodopsin dan vitamin A.
k. Bintik Buta
Tempat masuk dan membeloknya berkas saraf yang tidak mempunyai
ujung-ujung saraf penglihatan sehingga tidak peka terhadap cahaya.

B. KONSEP DASAR PENYAKIT KATARAK


1. Definisi
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening
menjadi keruh (Sidarta,2006). Katarak adalah kelainan mata yang terutama terjadi
pada orang tua.Katarak adalah suatu daerah berkabut atau keruh didalam lensa. Pada
stadium dini pembentukan katarak,protein dalam serabut-serabut lensa dibawah kapsul
mengalami denaturasi. Lebih lanjut,protein tadi berkoagulasi membentuk daerah keruh
mengganti serabut-serabut protein lensa yang dalam keadaan normal seharusnya
transparan (Guyton and Hall,2008)
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi
akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital).
Dapat disimpulkan bahwa katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan
dan dilalui cahaya keretina,yang dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi
kerusakan penglihatan.

2. Etiologi Katarak
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Usia rata-rata terjadi katarak
adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi,katarak dapat pula terjadi pada bayi
karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya yaitu :
a) Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetes Melitus)

6
b) Efek racun dari rokok
c) Alcohol
d) Gizi kurang vitamin E
e) Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
f) Radang menahun didalam bola mata
g) Trauma atau cedera pada mata
h) Operasi pada mata sebelumnya Penggunaan obat tertentu,khusunya steroid

2. Manifestasi Klinis
a) Persepsi bahwa lingkungan lebih redup (seakan-akan kacamata yang perlu
dibersihkan)
b) Penyebaran cahaya : penurunan sensitivitas kontras,sensitivitas terhadap cahaya
silau,dan penurunan aktivitas visual
c) Nyeri,pandangan kabur
d) Efek lain mencakup pergeseran miopik kembali memiliki kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dalam jarak dekat
3. Anatomi Mata Dengan Katarak

Cahaya yang jatuh ke mata menimbulkan bayangan yang difokuskan pada


retina. Bayangan itu akan menembus dan diubah oleh kornea,lensa badan aqueus dan
vitreus. Lensa membiaskan cahaya dan memfokuskan bayangan pada retina,bersatu
menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan. Gangguan lensa adalah
kekeruhan,distorsi,dislokasi,dan anomaly geometric. Pasien yang mengalami
gangguan-gangguan tersebut mengalami kekaburan penglihatan tanpa rasa nyeri.

4. Patofisiologi Katarak

Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat


nucleus,diperifer ada korteks dan mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia,nucleus mengalami perubahan warna menjadi
coklat kekuningan disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan
posterior nucleus,opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang
paling bermakna,Nampak seperti Kristal salju pada jendela. Lensa berisi 65 % air ,

7
35% protein,dan mineral. Katarak merupakan kondisi penurunan ambulan
oksigen,penurunan air mata,peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein
yang dapat larut menjadi tidak larut,pada proses penuaan lensa secara bertahap
kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam usuran dan densitasnya.
Peningkatan densitas diakibatkan oleh kompresi cebtral serat lensa yang lebih tua.
Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa
dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada
pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.

Katarak biasanya terjadi bilateral,namun memilki kecepatan yang berbeda.


Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik,seperti diabetes. Namun
kebanyakan merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Selain itu
berbagai penyebab katar gangguan metabak diatas menyebabkan metabolism pada
lensa mata. Gangguan metabolisme ini,menyebabkan perubahan kandungan bahan-
bahan yang ada didalam lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa.
Kekeruhan dapat berkembang diberbagai bagian lensa atau kapsulnya pada gangguan
ini sinar yang masuk melalui kornea dihalangi oleh lensa yang keruh atau buram.
Kondisi ini mengaburkan bayangan yang berkabut,pada katarak yang tidak diterapi
lensa mata menjadi putih susu,kemudian berubah kuning,bahkan menjadi coklat atau
hitam dan klien mengalami kesulitan dalam membedakan warna. Kebanyakan katarak
berkembang secara kronik ketika seseorang memasuki decade ketujuh.

Katarak dapat bersifat kongential dan harus diidentifikasi awal,karena bila


tidak terdiagnosa dapat menyebabkan amblyopia dan kehilangan penglihatan
permanen. Factor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi
radiasi sinar ultraviolet B,obat-obatan,alcohol,merokok,diabetes,dan asupan vitamin
antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama (Wijaya dan Putri,2013)

8
5. WOC KATARAK

PERTAMBAHAN USIA,TRAUMA,ZAT-ZAT RADIKAL BEBAS (ROKOK),KORTIKOSTEROID,TRAUMA

PERUBAHAN FISIK PADA LENSA

KEPADATAN LENSA HILANG

KETIDAKSEIMBANGAN PENYERAPAN PROTEIN


DILENSA

KOAGULASI TERPUTUSNYA PROTEIN LENSA

KEKERUHAN INFLUX AIR KEDALAMAN

MENGHAMBAT JALAN CAHAYA KE RETINA MEMATAHKAN SERABUT LENSA

MENGABUTKAN PANDANGAN MENGGANGGU TRANSISI SINAR

PENURUNAN TAJAM
PENGLIHATAN

GANGGUAN PENERIMAAN SENSORI PENGLIHATAN

Gangguan Ansietas
Resiko jatuh
persepsi
sensori

9
6. Klasifikasi Katarak
a) Katarak Kongenital
Sejak sebelum berumur 1 tahun sudah terlihat disebabkan oleh infeksi virus
yang dialami ibu pada saat usia kehamilan masih dini. Katarak kongenital adalah
katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia
kurang dari 1 tahun.Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi
yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.
b) Katarak Juvenile
Katarak juvenile biasanya merupakan kelanjutan dari katarak
kongenital.Kekeruhan lensa terjadi pada saat perkembangan serat-serat lensa
sehingga konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft carahast.
Katarak biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolic dan
penyakit lainnya terbentuk pada usia diatas 1 tahun
c) Katarak Senile
Katarak senile adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut,yaitu usia diatas 50 tahun. Pada katarak senile akan terjadi degenerasi lensa
secara berangsur-angsur hingga hanya proyeksi sinar. Katarak senil merupakan
katarak yang terjadi akibat terjadinya degenerasi serat lensa karena proses penuaan.
d) Katarak komplikata
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa
faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa.Katarak
komplikata dapat terjadi akibat iridosiklitis, miopia tinggi, abalasi retina dan
glaukoma. Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang akan
mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata.

7. Komplikasi
a. Ansietas
Beberapa pasien dapat mengalami kecemasan (ansietas) akibat ketakutan
akan operasi. Agen anxiolytic seperti diazepam 2-5 mg dapat memperbaiki
keadaan.

10
b. Nausea dan gastritis
Akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid atau gliserol.Kasus ini
dapat ditangani dengan pemberian antasida oral untuk mengurangi gejala.
c. Konjungtivitis iritatif atau alergi
Disebabkan oleh tetes antibiotic topical preoperative,ditangani dengan
penundaan operasi selama 2 hari.
d. Abrasi kornea
Akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan
tonometer schiotz.Penanganannya berupa pemberian salep antibiotic selama satu
hari dan diperlukan penundaan operasi selama 2 hari.

8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,lensa, akueus atau
vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit sistem saraf atau penglihatan ke
retina atau jalan optik.
b. Lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, massa tumor pada
hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
c. Pengukuran tonografi : mengkaji intraorkuler (TIO) (NORMAL 12-25 mm Hg).
Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut terbuka atau sudut tertutup
glaukoma.
d. Test provokatif : digunakan dalam menentukan adanya/tipe glaukoma bila TIO
normal atau hanya meningkat ringan.
e. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atropi lepeng
optik, papiledema, pendarahan retina,dan mikroaneurisme. Dilatasi dan pemeriksaan
belahan-lampu memastikan diagnosa katarak.
f. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukan anemia sistemik/ infeksi.
EKG, kolestrol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk memastikan
arterosklerosis, PAK.
g. Test toleransi glaukosa/ FBS : menentukan adanya/kontrol diabetes

11
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata
Identitas klien yang meliputi : Nama,jenis kelamin,agama,umur,suku bangsa,status
perkawinan,pekerjaan,pendidikan,alamat
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien dengan penyakit katarak biasanya terjadi penurunan ketajaman
penglihatan, kedua matanya terasa kabur,melihat benda tidak jelas dan berbayang-
bayang, khawatir, gelisah, kontak mata buruk.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu pasien diambil untuk menemukan masalah
primer pasien,seperti:kesulitan membaca,pandangan kabur,pandangan ganda,atau
hilangnya daerah penglihatan soliter.
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah pasien
mengalami kesulitan melihat pada jarak dekat atau jauh,apakah ada keluhan
dalam membaca atau menonton televise,apakah ia menggunakan kacamata atau
lensa kontak. Klien biasanya juga mengatakan matanya terasa panas dan nyeri
setelah dilakukan operasi,dan mengatakan matanya berair dan mengeluarkan
kotoran.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada keluarga yang mengalami riwayat kesehatan seperti yang dialami
oleh pasien sekarang.

c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Biasanya keadaan umum klien lansia yang mengalami gangguan penglihatan
seperti ini biasanya lemah

12
2. Kesadaran
Kesadaran klien biasanya composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
 Suhu normal atau meningkat (>37 ° C)
 Nadi dalam batas normal (60-90 x/menit)
 Tekanan darah normal atau meningkat
 Pernapasan biasanya mengalami normal atau meningkat
4. Pemeriksaan fisik / review of system (ROS)
 Sistem Pernafasan
Dapat ditemukan peningkatan frekuensi nafas atau masi dalam batas normal
 System Sirkulasi
Frekuensi nadi normal kadang meningkat,akral dingin,kulit hangat
 System persarafan
Keadaan composmentis,kehilangan sensasi,terlihat adanya kelemahan/hilang
fungsi
 System perkemihan
Tidak ada perubahan pola berkemih,seperti inkontinensia urin,dysuria,distensi
kandung kemih,warna dan bau urin yang khas.
 System pencernaan
Tidak ada konstipasi,konsistensi feses lunak,frekuensi eliminasi
normal,auskultasi bising usus normal,tidak ada anoreksia,tidak adanya
distensi abdomen dan nyeri tekan abdomen
 System Muskuloskletal
Tidak terdapat adanya nyeri berat tiba-tiba/mungkin terlokalisir pada area
jaringan tertentu,dan dapat berkurang pada daerah imobilisasi,kontraktur
atrofi otot,laserasi kulit dan perubahan warna
 System Penglihatan
Terganggu karena adanya kekeruhan lensa pada mata sebelah kanan atau kiri
sehingga tidak bisa melihat dengan baik

13
d. Pola Kebiasaan
 Pola Aktivitas dan Latihan
Bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas atau perawatan diri
dengan skor :
0 = mandiri
1= dibantu
2= perlu bantuan orang lain
3= perlu bantuan orang lain dan alat
4= tergantung/tidak mmapu
 Pola Istirahat Tidur
Berapa lama waktu tidur pasien,apakah ada kesulitan tidur seperti insomnia,apakah
pasien saat tidur sering terbangun atau ada masalah lain.
 Pola Nutrisi
Adakah diet khusus yang dijalani pasien,jika ada anjurkan diet apa yang telah
diberikan. Kaji nafsu makan pasien ada perubahan atau tidaak sebelum dan setelah
sakit,adakah keluhan mual dan muntah,adakah penurunan berat badan yang drastic
3 bulan terakhir.
 Pola Aktivitas dan Istirahat
Adanya perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan klien
 Pola Eliminasi
Pada pasien katarak tidak ada gangguan pada pola eliminasi
 Pola Peran Dan Hubungan
Status perkawinan pasien,pekerjaan,kualitas bekerja,orang terdekat pasien,system
pendukung dalam menghadapi masalah dan bagaimana dukungan keluarga selama
pasien dirawat
 Pola Nilai dan Kepercayaan
Apa agama pasien sebagai pendukung untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhan
atas sakit yang diderita

14
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan penglihatan
b. Resiko Jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan ( katarak )
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

15
3. ANALISIS DATA

NO. DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH

1. Gejala dan tanda mayor  Gangguan


penglihatan
Subjektif :  Gangguan
pendengaran
1 Mendengar suara bisikan atau melihat  Gangguan
bayangan penghidupan
2 Merasakan sesuatu melalui indera  Gangguan perabaan
 Hipoksia serebral
perabaan,penciuman,atau pengecapan
 Penyalahgunaan zat
Objektif :  Usia lanjut
Gangguan
 Pemajanan toksin persepsi
1 Distori sensori lingkungan sensori
2 Respons tidak sesuai
3 Bersikap seolah
melihat,mendengar,mengecap,meraba,
atau mencium sesuatu

Gejala dan tanda minor

Subjektif :

1 Menyatakan kesal

Objektif :

1 Menyendiri
2 Melamun
3 Konsentrasi buruk
4 Disorientasi waktu,tempat,orang atau

16
situasi
5 Curiga
6 Melihat kesatu arah
7 Mondar-mondir
8 Bicara sendiri

2. DS : Tidak ada Factor risiko : Risiko jatuh

DO : Tidak ada  Riwayat jatuh


 Anggota gerak
bawah prosthesis
(buatan)
 Penggunaan alat
bantu berjalan
 Penurunan tingkat
kesadaran
 Perubahan fungsi
kognitif
 Lingkungan tidak
aman (misalnya
licin,gelap,lingkunga
n asing)
 Kondisi pasca
operasi

17
 Hipotensi ortostatik
 Perubahan kadan
glukosa darah
 Anemia
 Kekuatan otot
menurun
 Gangguan
pendengaran
 Gangguan
keseimbangan
 Gangguan
penglihatan(misalnya
glaucoma,katarak,abl
asio retina,neuritis
optikus)
 Neuropati
 Efek agen
farmakologis
(misalnya
sedasi,alcohol,anaste
si umum)

18
3. Gejala dan tanda mayor  Krisis situsional Ansietas
 Kebutuhan tidak
Subjektif :
terpenuhi
1. Merasa bingung  Krisis maturasional
2. Merasa khawatir dengan akibat dari  Ancaman terhadap
kondisi yang dihadapi konsep diri
3. Sulit berkonsentrasi  Ancaman terhadap
kematian
Objektif :
 Kekhawatiran
1. Tampak gelisah mengalami kegagalan
2. Tampak tegang  Disfungsi system
3. Sulit tidur keluarga
 Hubungan orang tua-
Gejala dan tanda minor anak tidak
Subjektif : memuaskan
 Faktor keturunan
1. Mengeluh pusing (temperamen mudah
2. Anoreksia teragitasi sejak lahir)
3. Palpitasi  Penyalahgunaan zat
4. Merasa tidak berdaya  Terpapar bahaya
lingkungan (misalnya
Objektif :
toksin,polutan,dan
1. Frekuensi napas meningkat lain-lain)
2. Frekuensi nadi meningkat  Kurang terpapar
3. Tekanan darah meningkat informasi
4. Diaphoresis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Berorientasi pada masa lalu

19
4. INTERVENSI KEPERAWATAN

INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN


RASIONAL
O KEPERAWATAN
(Nursing Outcome (Nursing Intervention
Clasification/NOC) Clasification/NIC)

1. Gangguan persepsi Setelah dilakukan intervensi NIC: Peningkatan Komunikasi


sensori berhubungan keperawatan selama ... x ... jam, : Kurang Penglihatan
dengan gangguan diharapkan pasien
penglihatan Aktivitas Keperawatan:
1. Agar klien
NOC: Fungsi Sensori :
1. Kenal kan diri saat mengetahui
Penglihatan
memasuki ruangan pasien indentitas kita
Dipertahankan di level

Ditingkatkan pada level


2. Bantu pasien untuk 2. Agar klien bisa
 1: Sangat terganggu/berat meningkatkan stimulasi meningkatkan
indera-indera lainnya stimuli indera
 2: Banyak terganggu/cukup lainnya untuk
berat mengenali objek
atau makanan
 3. Cukup terganggu/sedang

 4. Sedikit terganggu/ringan

 5. Tidak terganggu/tidak ada


3. Pastikan kacamata milik
3. Agar kaca mata
Dengan Kriteria hasil: pasien selalu dibersihkan,
klien tetap bersih
an disimpan dengan benar

20
1 Pandangan kabur saat tidak digunakan
1/2/3/4/5
2 Penglihatan ganda 4. Sediakan ruang dengan
1/2/3/4/5 pencahayaan memadai 4. Agar klien merasa
3 Penglihatan terganggu nyaman dan tidak silau
1/2/3/4/5 5. Minimalkan cahaya silau 5. Agar mata klien
4 Pusing tidak merasa terganggu
1/2/3/4/5

6. Jaga lingkungan tetap


6. Agar klien merasa
rapi
nyaman

7. Bacakan surat, koran dan


7. Agar klien
informasi terkait lainnya
mengetahui
untuk pasien
informasi

21
INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
(Nursing Outcome (Nursing Intervention
Clasification/NOC) Clasification/NIC)

2. Risiko jatuh Setelah dilakukan intervensi NIC : Pencegahan Jatuh


berhubungan dengan keperawatan selama ... x ... jam,
gangguan penglihatan diharapkan pasien:
( katarak ) Aktivitas keperawatan :
NOC: Kejadian Jatuh

Dipertahankan pada level 1 Identifikasi perilaku 1 Untuk mengurasi risiko


dan faktor yang jatuh pada klien
Ditingkatkan pada level mempengaruhi risiko
jatuh
 1. 10 dan lebih

 2. 7-9
2 Kaji ulang riwayat 2 Untuk memastikan
 3. 4-6 jatuh bersama pasien kondisi klien
dan keluarga sebelumnya pasien
 4. 1-3
pernah jatuh
 5. Tidak ada
3 Dukung pasien untuk 3 Untuk membantu
Dengan Kriteria hasil: pasien saat berjalan
menggunakan tongkat
1 Jatuh saat berdiri atau walker
1/2/3/4/5

22
2 Jatuh saat berjalan54
1/2/3/4/5 4 Letakkan benda-benda 4 Agar klien mudah
3 Jatuh saat duduk dalam jangkauan yang menjangkau benda
1/2/3/4/5 mudah bagi pasien benda tersebut
4 Jatuh saat ke kamar mandi
1/2/3/4/5 5 Hindari meletakkan 5 Untuk menghindari
5 Jatuh saat naik tangga sesuatu secara tidak kecelakaanAgar klien
1/2/3/4/5 teratur di permukaan tidak terjatuh pada saat
lantai berjalan

6 Sediakan permukaan
lantai yang tidak licin 6 Agar pasien tidak
terjatuh

7 Sediakan pegangan 7 Untuk membantu klien


pada tangga dan saat naik tangga agar
pegangan tangan yang tidak terjatuh
dapat dilihat pasien

8 Sarankan 8 Untuk mengurangi


menggunakan alas risiko jatuh pada klien
kaki yang aman saat berjalan

9 Agar pasien tidak


9 Sediakan permukaan
terjatuh paad saat ke
yang tidak licin pada

23
bak mandi dan kamar mandi
pancuran

10 Tempatkan busa di 10 Untuk mencegah klien


tempat duduk pasien jatuh dengan tepat

24
INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN


NO RASIONAL
KEPERAWATAN
(Nursing Outcome (Nursing Intervention
Clasification/NOC) Clasification/NIC)

3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan intervensi NIC: Pengurangan


dengan ancaman terhadap keperawatan selama ... x ... jam, Kecemasan
diharapkan pasien:
konsep diri Aktivitas Keperawatan:
NOC: Tingkat Kecemasan 1 Agar klien
1 Gunakan pendekatan merasa nyaman
Dipertahankan di level yang tenang dan an percaya
meyakinkan
Ditingkatkan ke level

 1: Berat 2 Agar memotivasi


2 Nyatakan dengan jelas klien
 2: Cukup berat harapan terhadap
perilaku klien
 3. Sedang

 4. Ringan 3 Untuk
3 Pahami situasi krisis
meyakinkan
 5. Tidak ada yang terjadi dari
perspektif klien klien agar tidak
Dengan Kriteria hasil: merasa cemas

1 Tidak dapat beristirahat 4 Untuk


1/2/3/4/5 4 Berada diposisi klien
untuk meningkatkan rasa meningkatkan
2 Perasaan gelisah kepercayaan
1/2/3/4/5 nyaman dan aman
klien

25
3 Rasa takut yang 5 Agar klien
disampaikan secara lisan 5 Dorong keluarga pasien merasa aman dan
1/2/3/4/5 untuk mendampingi nyaman
4 Wajah tegang klien dengan cara yang
1/2/3/4/5 tepat
6 Supaya klien
6 D engarkan klien merasa dihargai
berbicara

7 Ciptakan rasa aman pada 7 Agar klien


pasien merasa nyaman

8 Intruksikan klien untuk


menggunakan teknik 8 Agar klien
relaksasi merasa tenang

26
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Katarak merupakan kelainan lensa mata yang keruh di dalam bola
mata. Faktor-faktor penyebab katarak antara lain: umur, jenis kelamin,
lingkungan, status sosial, nutrisi, pola hidup. Stadium katarak dibagi
menjadi 4 antara lain: Katarak Insipien, Imatur, Matur, Hipermatur.
Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula
darah selalu normal pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga
kesehatan mata, mengonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan
degeneratif pada mata dan antioksidan seperti buah-buahan banyak yang
mengandung vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau, kacang-kacangan,
kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan
kandungan vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi.

B. SARAN
Katarak adalah suatu penyakit degenerafi karena bertambahnya
faktor usia. Jadi untuk mencegah terjadinya penyakit katarak ini dapat
dilakukanseperti tidak mengkonsumsi alcohol dan minum minuman keras
yang dapat memicu timbulnya katarak. Selalu mengkonsumsi buah-
buahan serta sayuran yang lebih banyak untuk menjaga kesehatan mata.

27
Daftar Pustaka

Arimbi AT.2012 Faktor-faktor yang berhubungan dengan katarak


degenerative, Jakarta : Universitas Indonesia

Brunner and Suddarth,(2013).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Edisi 8 Volume 2. Jakarta EGC

Depkes.RI.(2007).Profil Kesehatan.Departemen Kesehatan RI

28

Anda mungkin juga menyukai