Tugas Glaukoma Fiksssssssss
Tugas Glaukoma Fiksssssssss
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila glaukoma di diagnosis lebih awal dan ditangani dengan benar, kebutaan
hampir selalu dapat dicegah. Namun kebanyakan kasus glauma tidak bergejala sampai
sudah terjadi kerusakan ekstensif dan ireversibel. Maka pemeriksaan rutin dan
skrining mempunyai peran penting dalam mendeteksi penyakit ini. Dianjurkan bagi
semua yang memiliki faktor resiko menderita glaukoma dan yang berusia diatas 35
tahun menjalani pemeriksaan berkala pada oftalmologis untuk mengkaji TIO, lapang
pandang, dan kaput nervi optisi.
Meskipun tak ada penanganan untuk glaukoma, namun dapat dikontrol dengan
obat.. kadang diperlukan pembedahan laser atau konvensional (insisional). Tujuan
penanganan adalah untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan agar dapat
mempertahankan penglihatan yang baik sepanjang hidup. Dapat dilakukan dengan
menurunkan TIO (Suzanne C. Smeltzer, 2001 : 2004-2005).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa/i tentang glaukoma dan
tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit glaukoma.
2. Tujuan khusus
a Untuk mengetahui definisi glaukoma.
b Untuk mengetahui etiologi glaukoma.
c Untuk mengetahui klasifikasi glaukoma.
d Untuk mengetahui patofisiologi glaukoma.
e Untuk mengetahui manifestasi klinis glaucoma glaukoma.
1
f Untuk mengetahui pemeriksaan medis glaukoma.
g Untuk mengetahui penatalaksanaan glaukoma.
h Untuk mengetahui asuhan keperawatan glaukoma.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Alis mata pada sebagian besar mamalia berupa bagian yang sedikit
menonjol sedikit diatas kedua belah kelopak mata dan mempunyai sedikit
rambut halus. Alis mata berfungsi sebagai pelindung mata yang peka dari
tetesan keringat yang jatuh dari bagian dahi,air hujan,atau sinar matahari yang
berlebihan
Kelenjar air mata atau kelenjar lakrimalis adalah kelenjar dimata yang
mengeluarkan air mata.Kelenjar lakrimalis terletak pada bagian lateral atas
mata yang disebut dengan fossa lakrimalis. Dari sini,air mata akan mengalir ke
duktus nasolakrimalis dan bermuara pada meatus nasal bagian inferior.
c. Kelopak Mata
Kelopak mata adalah lipatan kulit yang lunak yang menutupi dan
melindungi mata.
d. Bulu Mata
Bulu mata atau rambut mata adalah bagian dari kelopak mata yang
berupa helaian rambut-rambut. Rambut-rambut ini berfungsi untuk melindungi
supaya debu,keringat atau air yang menetes dari dahi tidak masuk ke mata.
Rambut mata merupakan rambut yang sangat lembut.
3
itu sehingga kita melihat benda tegak (tidak terbalik seperti yang ditangkap
oleh retina).
b. Skelera
Skelera adalah bagian mata yang merupakan lapisan paling luar dari
bola mata.Sclera berwarna putih dan bersifat keras karena memiliki banyak
serat keras dari jaringan ikat.Skelera berfungsi untuk melindungi dan
membungkus bola mata sebagai dindingnya. Skelera membentuk putih mata
dan tersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membran yang
bening yaitu kornea.
c. Koroid
Koroid adalah bagian mata yang terdiri atas banyak pembuluh darah
dan merupakan lapisan tengah mata yang terletak diantara sclera dan retina.
Koroid berfungsi untuk memberikan nutrisi dan oksigen kepada bagian
lain,terutama untuk retina. Pembuluh darah pada koroid sangat berperan dalam
menjalankan fungsinya.
Biasanya koroid berwarna coklat kehitaman atau hitam. Koroid
berwarna gelap agar cahaya yang masuk tidak dipantulkan bagian koroid yang
terputus akan membentuk iris.
d. Iris
Bagian mata yang memiliki pigmen warna untuk memberikan warna
pada mata. Iris terletak pada bagian depan bola mata,karena berperan dalam
pemberian warna pada mata. Iris sering disebut dengan selaput pelangi,iris juga
berfungsi untuk mengatur pembesaran dan pengecilan pupil sesuai dengan
intesitas cahaya yang masuk oleh karena itu iris dapat mengkerut dan dapat
pula mengembang.
e. Lensa
Lensa merupakan benda asing bening yang dibatasi oleh dua buah
bidang lengkung.Dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk
silindris maupun bola. Lensa silindris bersifat memusatkan cahaya dari sumber
titik yang jauh pada suatu garis,sedangkan lensa yang berbentuk bola yang
melengkung kesegala arah memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada
suatu titi.
f. Pupil
Bagian mata yang merupakan celah berbentuk lingkaran yang terletak
ditengah iris. Pupil berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk
4
kemata,pupil akan melebar apabila jumlah cahaya yang masuk sedikit (dalam
keadaan gelap) agar cahaya yang masuk dapat maksimal. Pupil akan mengecil
apabila jumlah cahaya yang masuk banyak (dalam keadaan terang) agar cahaya
tidak berlebihan.
g. Kornea
Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan
sclera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas beberapa
lapisan.Lapisan tepi adalah epithelium berlapis yang tersambung dengan
konjungtiva.
h. Aqueous Humor
Cairan yang terdapat pada ruang mata diantara lensa mata dan
kornea.Aqueous humor merupakan cairan dengan konsentrasi menyerupai
plasma namun memiliki konsentrasi protein yang lebih rendah.Cairan ini
berasal dari badan siliaris dan diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut
iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran.
i. Vitreous Humor
Cairan seperti lender yang terdapat pada ruangan mata diantara lensa
mata dan retina. Vitreous humor merupakan cairan bening,transaparan,tidak
memilki pembuluh darah dan sebagian besar konsentrasinya merupakan air dan
sangat sedikit zat padat. Vitreous humor berfungsi untuk mempertahankan dan
menjaga bentuk bulat bola mata.
j. Bintik Kuning
Untuk tempat berkumpulnya sel-sel kerucut dan batang yang disini
berguna untuk menangkap bayangan.,sel kerucut berfungsi melihat saat
keadaan terang yang membutuhkan protein iodopsin dan saat gelap sel batang
memerlukan protein rhodopsin dan vitamin A.
k. Bintik Buta
Tempat masuk dan membeloknya berkas saraf yang tidak mempunyai
ujung-ujung saraf penglihatan sehingga tidak peka terhadap cahaya.
1. Definisi
5
saraf optik. Yang menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam
penglihatan jika lapang pandang sentral terkena (Bruce James. et al , 2006 : 95).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit
mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan
penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga
akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang
keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata
akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf
mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
2. Etiologi
1) Faktor keturunan.
2) Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.
3) Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata. atau di celah
pupil (glaukoma hambatan pupil).
4) Pemakaian kortikosteroid dalam waktu yang lama.
6
3. Klasifikasi
1) Glaukoma primer
a. Glaukoma Sudut Terbuka
2) Glaukoma Sekunder
3) Glaukoma Kongenital
7
meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata
berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya.
4) Glaukoma Absolute
1) Glaukoma akut
a. Definisi
b. Etiologi
c. Faktor Predisposisi
d. Manifestasi klinik
8
Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan
daerah belakang kepala . Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala
gastrointestinal berupa mual dan muntah , kadang-kadang dapat
mengaburkan gejala glaukoma akut.
Tajam penglihatan sangat menurun.
Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.
Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif,
akibat timbulnya reaksi radang uvea.
Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan
media penglihatan.
Tekanan bola mata sangat tinggi.
Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.
e. Pemeriksaan Penunjang
f. Penatalaksanaan
2) Glaukoma kronik
a. Definisi
b. Etiologi
9
Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis,
pemakaian kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif.
c. Manifestasi klinik
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Penatalaksanaan
4. Manifestasi Klinis
10
5. Patofisiologi
Tekanan Intra Okuler ditentukan oleh kecepatan produksi akues humor dan
aliran keluar akues humor dari mata. TIO normal 10 – 21 mmHg dan dipertahankan
selama terdapat keseimbangan antara produksi dan aliran akueos humor. Akueos
humor diproduksi di dalam badan silier dan mengalir ke luar melalui kanal schlemm
ke dalam sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebih
badan silier atau oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran keluar akueos
melalui camera oculi anterior (COA). Peningkatan tekanan intraokuler > 23 mmHg
memerlukan evaluasi yang seksama. Iskemia menyebabkan struktur ini kehilangan
fungsinya secara bertahap. Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan
bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan saraf optik dan
retina adalah ireversibel dan hal ini bersifat permanen tanpa penanganan, glaukoma
dapat menyebabkan kebutaan. Hilangnya penglihatan ditandai dengan adanya titik
buta pada lapang pandang.
6. WOC
Usia > 40 th
DM
Kortikosteroid jangka panjang
Myopia
Trauma mata
11
Perubahan Ansietas
penglihatan
perifer
kebutaan
Gangguan
persepsi
sensori
7. Komplikasi
Kebutaan permanen
Pandangan lebih gelap
Pandangan lebih kabur
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Tonometri
Cara ini adalah yand aling mudah, tetapi juga yang paling tidak
cermat, sebab cara mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpat
digunakan dalam keadaan terpaksa dan tidak ada alat lain. Caranya adalah
dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil pendertia disuruh
melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup mata
mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata,
12
hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan
perasaan keras. Dilakukan dengann palpasi : dimana satu jari menahan, jari
lainnya menekan secara bergantian.
N : normal
N + 1 : agak tinggi
N + 2 : untuk tekanan yang lebih tinggi
N – 1 : lebih rendah dari normal
N – 2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya
2). GONIOSKOPI
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan
dengan menggunakan lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi
diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
3). OFTALMOSKOPI
9. Penatalaksanaan
13
Terapi obat: Aseta Zolamit (diamox, glaupakx) 500 mg oral. Pilokarpin Hcl 2-
6 % 1 tts / jam.
Bedah lazer: Penembakan lazer untuk memperbaiki aliran humor aqueus dan
menurunkan tio.
Bedah konfensional: Iredektomi perifer atau lateral dilakukan untuk
mengangkat sebagian iris unutk memungkinkan aliran humor aqueus Dari
kornea posterior ke anterior. Trabekulektomi (prosedur filtrasi) dilakukan
untuk menciptakan saluran balu melalui sclera.
14
FORMAT PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. R
Agama : islam
Pekerjaan : petani
Alamat : manna
Keluhan utama MRS : klien datang ke rumah sakit hari jumat, 01 oktober 2019
dengan keluhan nyeri pada mata bagian kanan , dan penglihatan kabur.
15
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang pernah diderita : DM
2. Riwayat dirawat, Penyakit : tidak ada
Tempat & Waktu : tidak ada
3. Riwayat Operasi, jenis operasi : tidak ada
Tempat & Waktu : tidak ada
4. Riwayat Merokok (jenis & lama) : tidak ada
5. Riwayat Narkoba (jenis & lama) : tidak ada
6. Riwayat Alkohol (jenis & lama) : tidak ada
7. Riwayat Alergi (jenis & gejala) : tidak ada
1. KEBUTUHAN OKSIGENISASI
a. Makan
Frekuensi makan/hari 3x/hari 3x/hari
Jenis makanan (diit) Makanan biasa Makanan
rumah sakit
16
Keluhan pemenuhan kebutuhan nutrisi Tidak ada Tidak ada
b. Minum
Frekuensi minum/hari
5x/hari 5x/hari
Jenis minuman Air putih Air putih
Jumlah minum/hari
Kemampuan menelan 1500cc/hari 1500cc/hari
Masalah pemenuhan kebutuhan cairan Baik Baik
Tidak ada Tidak ada
3 KEBUTUHAN ELIMINASI
.
a. ELIMINASI B.A.K
Frekuensi BAK/hari 7x/hari 3x/hari
Kuning pucat Kuning
Warna urine
jernih
Bau urine Khas Khas
Jumlah Urine 400cc/hari 400cc/hari
Apakah ada nyeri saat BAK Tidak ada Tidak ada
Apakah ada kesulitan memulai BAK Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Apakah ada urine menetes
Tidak ada Tidak ada
Keluhan/Gangguan BAK Tidak ada Tidak ada
Penggunaan alat bantu (kateter,dll) Tidak ada Tidak ada
b. Eliminasi B.A.B
Frekuensi BAB 2x/hari 2x/hari
Kecoklatan Kecoklatan
Warna Feces
Amoniak Amoniak
Bau Feces Keras Keras
Konsistensi Feces Tidak ada Tidak ada
Keluhan/Gangguan BAB Tidak ada Tidak ada
Penggunaan Laxatif Tidak ada Tidak ada
17
5 KEBUTUHAN AKTIVITAS/MOBILISASI
.
Apakah ada perasaan lemah otot Tidak ada Tidak ada
Apakah ada keterbatasan pergerakan Tidak ada Tidak ada
Bagaimana pemenuhan personal hygiene Mandiri Dibantu
keluarga
Kemampuan berjalan Dibantu keluarga Dibantu
keluarga
18
Keluhan pemenuhan kebutuhan personal
hygiene
Frekuensi ganji baju 2x/ hari 1x/ hari
Kebersihan dan kerapihan pakaian yang Rapi Rapi
digunakan
Keluhan pemenuhan berhias Tidak ada Tidak ada
2. Sistem penglihatan
a. Posisi mata : simetris
b. Kelopak mata : simetris
c. Pergerakan bola mata : normal
d. Konjungtiva : anemis
e. Kornea : baik
f. Sclera : ikterik
g. Pupil : baik
h. Otot-otot mata : baik
i. Fungsi penglihatan : agak kabur
j. Tanda-tanda radang : tidak ada
k. Pemakaian kaca mata : ya
l. Pemakaian lensa kontak : tidak ada
m. Reaksi terhadap cahaya : isokor
3. Sistem pendengaran
a. Daun telinga : simetris
b. Kondisi telinga tengah : baik
c. Cairan dari telinga : tidak ada
d. Perasaan penuh di telinga : tidak ada
e. Tinnitus : tidak ada
f. Fungsi pendengaran : baik
g. Gangguan keseimbangan : tidak ada
h. Pemakaian alat bantu : tidak ada
4. System pernafasan
a. Jalan nafas : baik
b. Pernafasan : pernapasan dada
c. Penggunaan otot bantu pernafasan : tidak ada
d. Retraksi dinding dada :tidak ada
e. Frekuensi : 20x/menit
19
f. Irama : teratur
g. Jenis pernafasan : teratur
h. Kedalaman : dangkal
i. Batuk : tidak ada
j. Sputum : tidak ada
k. Batuk darah : tidak ada
l. Suara nafas :vesikuler
m. Mengi :tidak ada
n. Wheezing :tidak ada
5. System kardiovaskuler
a. Sirkulasi peripher
- Frekuensi Nadi : : 80x/menit Irama : teratur Kekuatan : kuat
- Tekanan darah : 150/100mmHg
- Distensi vena jugularis : Kanan : tidak ada
Kiri : tidak ada
6. System hematologi
- Pucat : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
20
b. Muntah : ya
c. Nyeri daerah perut : tidak ada
d. Bising usus : 6x/menit
e. Konsistensi feces : lunak
f. Konstipasi : tidak ada
g. Hepar : normal
h. Abdomen : normal
9. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
B.A.K : normal
Skala nyeri :3
Keadaan rambut :
21
12. Sistem muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : tidak ada
Kekuatan otot :5
22
I. DATA PENUNJANG
WBC
RBC 5,34 X 10
Hematocrit 43,6 %
Trombosit 324 x 10
SPGT
Terapi yang diberikan Miotik tiap menit 1 tetes selama 5 menit kemudian 1 tetes
tiap jam selama 6 jam, Carbonic anhydrase inhibitor / azetazolamid @ 250 mg tab
sekalifus kemudian tiap 4 jam 1 tab sampai 24 jam, Morfin 10 mg inj.
23
ANALISIS DATA
NAMA PASIEN : Ny.R UMUR : 47 tahun
24
2. Gejala dan tanda mayor : Agen pendecera Nyeri akut
Subjektif : fisiologis
1. Mengeluh nyeri
Objektif :
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (misalnya
waspada,posisi menghindari
nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
25
4. Merasa tidak berdaya
Objektif :
1. Frekuensi napas meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
26
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN /KRITERIA
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN
NO HASIL RASIONAL
KEPERAWATAN
(Nursing Intervention
(Nursing Outcome
Clasification/NIC)
Clasification/NOC)
29
3. Kadang-kadang yang sesuai ketika lebih efek samping pada
dari satu diberikan pasien yang dapat
menunjukan membahayakan pasien
4. Sering
4. Tentukan analgesik 4. Agar memberikan
menunjukan sebelumnya, rute efek yang cepat pada
5. Secara konsisten pemberian, dan dosis pasien dan
untuk mencapai hasil mengurangi nyeri
menunjukan pengurangan nyeri yang pasien dengan cepat
optimal
30
tindakan pencegahan
1/2/3/4/5
Menggunakan
analgesik yang
direkomendasikan
31
INTERVENSI KEPERAWATAN
32
Dengan Kriteria hasil: 5. Dorong keluarga pasien 5. Agar klien
untuk mendampingi klien merasa aman dan
1 Tidak dapat beristirahat dengan cara yang tepat nyaman
1/2/3/4/5
2 Perasaan gelisah 6. Dengarkan klien berbicara 6. Supaya klien
1/2/3/4/5 merasa dihargai
7. Ciptakan rasa aman pada 7. Agar klien
3 Rasa takut yang
pasien merasa nyaman
disampaikan secara lisan
1/2/3/4/5 8. Intruksikan klien untuk 8. Agar klien
4 Wajah tegang menggunakan teknik merasa tenang
1/2/3/4/5 relaksasi
33
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
34
DAFTAR PUSTAKA
35