NIM:20190810067
Kelas :B
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang alasan pentingnya judul
B. Rumusan Masalah
Bagaiamana minat belajar dikalangan pelajar smp dan sma di daerah candi
sidoarjo?
1. Rumusan Masalah Umum
Bagaiamana minat belajar dikalangan pelajar smp dan sma di daerah candi
sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini bermanfaat untuk memperbaiki minat belajar agar pelajar lebih
rajin dalam belajar
2. Manfaat Praktis
1.bermanfaat untuk siswa.
diharapkan siswa lebih tau bahwa minat belajar itu penting
A. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
a. .Sebelum kita mengetahui minat belajar kita harus mengetahui pengertian minat.
Minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila objek tersebut
sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang
bersangkutan (Sardiman, 1990: 76). Menurut Tampubolon (1991: 41) mengatakan
bahwa minat adalah suatu perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang
jika ada motivasi. Sedangkan menurut Djali (2008: 121) bahwa minat pada dasarnya
merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
diri. Minat sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan,
jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu
pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Minat dapat diartikan
sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek (Mohamad
Surya, 2003: 100). Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang
terhadap sesuatu objek. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (2003: 180) yang
menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
b. pengertian belajar
Dimyati dan Mudjiono (2006) : Belajar merupakan suatu proses internal yang
kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah yang meliputi unsur
afektif, dalam matra afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi, dan
penyesuaian perasaan sosial.
Hamalik (2010) : Belajar adalah bukan suatu tujuan tetapi merupakan proses untuk
mencapai tujuan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.
Djamarah dan Zain (2010) : Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik
yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap
aspek organisme atau pribadi.
c.prinsip-prinsip belajar.
Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (2003: 27-28):
1.Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar: siswa harus selalu
berpartisipasi aktif dalam setiap proses belajar yang dialaminya, meningkatkan minat
dalam belajar, dan membimbing siswa dalam belajar agar dapat mencapai tujuan
instruksional.
2.Sesuai hakikat belajar: belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan,
untuk itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan tahap demi tahap.
3.Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari: siswa akan lebih mudah menangkap
pembelajaran apabila materi belajar disajikan secara sederhana.
4.Syarat keberhasilan belajar: sarana yang mendukung dalam proses pembelajaran akan
membuat siswa merasa tenang ketika belajar.
Prinsip-prinsip belajar menurut Makmur Khairani (2014: 11) yang harus dimiliki oleh
guru sebelum melakukan kegiatan belajar baru:
1) Informasi faktual
Informasi mengenai materi pembelajaran yang akan disampaikan dapat diperoleh
dengan cara dikomunikasikan kepada guru yang lain, dipelajari lebih mendalam, dan
dapat juga dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dipelajari.
2) Kemahiran intelektual
Seorang guru harus mempunyai berbagai cara dalam mengerjakan sesuatu, termasuk
memiliki kemampuan dalam menafsirkan simbol-simbol, bahasa, dan yang lainnya.
3) Strategi
Guru harus mampu menguasai strategi pembelajaran yang digunakan selama proses
pembelajaran. Strategi yang digunakan harus dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa untuk menghadirkan stimulus secara kompleks, memilih dan membuat kode
bagian, menganalisis, dan melacak informasi baru. Siswa akan senang ketika gaya
belajar yang digunakan oleh guru menarik dan bervariatif. Sehingga siswa tidak merasa
bosan dengan pelajaran yang disampaikan.