Anda di halaman 1dari 6

B.

Granville Stanley Hall


1. Biografi

Granville Stanley Hall lahir di Ashfield, Massachusetts pada tahun 1846. Ia


belajar di Universitas Harvard bersama William James dalam kursus
pertama Psikologi di Amerika Serikat, dan merupakan orang Amerika pertama
yang memperoleh gelar PhD dalam disiplin ini. Dia tinggal di Jerman untuk
sementara, di mana dia belajar di Universitas Berlin dan bekerja sama dengan
Wilhelm Wundt di laboratoriumnya di Leipzig. Kemudian ia kembali ke
negara asalnya, tempat ia mengajar Filsafat dan Bahasa Inggris hingga ia
diangkat sebagai profesor Psikologi dan Pedagogi di Universitas Johns
Hopkins.

Pada 1883 ia mendirikan laboratorium Psikologi pertama di Amerika


Serikat, pada 1887 ia menciptakan American Journal of Psychology dan
dia juga memiliki pengaruh utama dalam pembentukan American
Psychological Association, yang dia menjadi presiden selama 31 tahun. Dia
juga presiden pertama Universitas Clark, didirikan pada tahun 1889. Selama
Hall karirnya yang panjang dan produktif Ini berfokus pada pengembangan
sepanjang siklus hidup, terutama pada tahap awal, dan dalam pendidikan
kaum muda. Dia juga tertarik pada teori evolusi dan penjelasan psikologis
kepercayaan supernatural, termasuk agama dan spiritualisme.

2. Teori Hukum Rekapitulasi

Stanley Hall (1846-1924) berusaha untuk memberikan kontribusi teoretis


terhadap psikologi. Dengan dipengaruhi oleh tulisan dan teori Darwin, Stanley
Hall mengemukakan bahwa perilaku dan perkembangan anak merupakan
rekapitulasi dari evolusi spesies (manusia). Dengan pandangan ini Hall
menamai studi perkembangan anak psikologi genetis. Hall juga berpendapat
bahwa pendidikan dan pembimbingan anak seyogianya memupuk
kecenderungan alami anak yang merefleksikan bentuk-bentuk perilaku dan
perkembangan spesies (manusia) yang terdahulu. Hall terutama menekankan
masa adolesen, yang menurut pendapatnya menandai berakhirnya rekapitulasi
dan merupakan kesempatan pertama bagi anak untuk mengembangkan bakat-
bakat dan kemampuan individualnya (Hall, 1904). Oleh Stanley Hall pendapat
itu dikenakan pada pertumbuhan anak dapat dibagi menjadi 5 (lima) fase, dan
masing masing fase menunjukkan adanya ciri ciri tertentu. Adapun fase itu
ialah:

 Masa Berburu
Pada masa ini anak menangkap binatang bermain menyelinap dan
sembunyi. Masa ini berakhir pada umur ± 8 tahun. (Baca juga mengenai
 Masa Penggembala
Pada masa ini anak gemar sekali memelihara binatang seperti kucing,
kelinci, kambing, burung, ayam dan sebagainya. Masa penggembalaan
berakhir pada umur 10 tahun.
 Masa Petani
Masa ini berlangsung dari umur 10 tahun sd 12 tahun. Ciri yang penting
pada masa ini ialah anak gemar sekali menanam tanaman dan
memelihara kebun.
 Masa Pedagang
Pada masa ini berlangsung dari umur 12 tahun sampai umur 18 tahun.
Pada masa ini anak gemar sekali bermain jual beli, mengumpulkan
benda benda seperti perangko, gambar gambar film, potret, kartu pos
bergambar dan suka tukar menukar barang barang dengan teman
temannya.
 Masa Industri
Masa industri timbul pada umur 14 tahun. Anak gemar membuat
permainan dan barang barang kerajinan.

Rekapitulasi pada dasarnya berarti pengulangan atau ringkasan kehidupan


organisme tertentu seperti manusia yang berlangsung secara evolusioner (sangat
lambat) dalam waktu berabad abad. Dalam hal ini proses perkembangan psikis
anak dipandang sebagai ulangan karena adanya kesamaan dengan perilaku
kultural nenek moyangnya pada ratusan bahkan ribuan abad yang lalu. Sebagai
pelengkap uraian pada bagian ini, perlu penyusun utarakan bahwa hukum
rekapitulasi di luar empat hal di atas seperti rekapitulasi bentuk fisik manusia
(bukan kemampuan fisik) dan kepercayaan bahwa perkembangan manusia itu
merupakan gambaran sejarah kehewanan kit (traces of our animal history)
adalah tidak benar (Gleitman, 1987).
3. Teori Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi pada remaja menurut Granville Stanley Hall dalam
(Al-Mighwar, 2006:69), emosi pada remaja belum stabil sepenuhnya atau
masih sering berubah-ubah kadang-kadang mereka semangat bekerja tetapi
tiba-tiba menjadi lesu, kadang-kadang mereka terlihat sangat gembira, tiba-
tiba menjadi sedih, kadang-kadang mereka terlihat sangat percaya diri, tiba-
tiba menjadi sangat ragu. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki perasaan
yang sangat peka terhadap rangsangan dari luar.
4. Periode Remaja Perspektif Biososial
G. Stanley Hall (dalam Yusuf, 2005) menyatakan bahwa masa remaja
merupakan masa “Strum & Drag”, yaitu sebagai periode yang berada dalam
dua situasi: antara kegoncangan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan
dengan otoritas orang dewasa. Selanjutnya dia mengemukakan bahwa
pengalaman sosial selama masa remaja dapat mengarahkannya untuk
menginternalisasi sifat-sifat yang diwariskan sebelumnya.
5. Teori Kematangan bersama Arnold Gessel
Observasi awal terhadap anak yang dilakukan untuk memahami
perkembangannya, dipimpin oleh G. Stanley Hall yang menulis artikel
berjudul the content of children minds (1883). Observasi selanjutnya
dilakukan oleh Arnold Gesell, murid Stanley Hall seorang doktor. Gesell
mengumpulkan data untuk mengungkap pengaruh kematangan pada
perkembangan dan belajar anak.
Menurut Gesell keterampilan berjalan, berbicara, dan belajar membaca
terjadi sebagai akibat perkembangan biologis anak. Kesiapan biologis
merupakan faktor dominan dalam memampukan anak untuk belajar.
Deskripsi Gesell tentang tahap kematangan anak dan kesiapan untuk
belajar pada usia kronologis menginformasikan kepada pengembang
kurikulum tentang bagaimana mendesain kurikulum bagi kelas-kelas yang
berbeda. Beberapa prinsip umum yang dikembangkan oleh Gesell masih
dianggap penting sampai sekarang. Misalnya, Gesell menerangkan bahwa
pertumbuhan gerak maju dari kepala ke ekor (cephalochandall), dan dari tubuh
ke bagian-bagian, seperti tangan dan kaki (proximodistal). Teori
perkembangan kognitif dari Piaget pada dekade berikutnya menerangkan
perkembangan kognitif individual lebih baik daripada usia kronologis.
Peranan lingkungan terhadap perkembangan kognitif anak tidak diterangkan
pula dalam teori kematangan dari Gesell. Dalam praktik pendidikan dapat
diketahui bahwa pada usia tertentu sebagian anak sudah siap untuk bersekolah
sedangkan yang lainnya belum mencapai kematangan.
6. Theory Of Saltatory Development
Beberapa aspek dalam teori ini, banyak diaplikasi khususnya dalam
mental traits. Sebagai bukti untuk hipotesis nya perubahan drastis selama masa
remaja berlangsung ketika organ seks dan fungsi reproduksi semakin
berkembang. Dia menunjukkan bahwa, meskipun remaja menampilkan
perbedaan individu yang ekstrim dalam tingkat pertumbuhan, tetapi tipikal
remaja menjadi subyek tentang intensitas sentimental dan perasaan religius,
kebingungan spiritual dan pengalaman emosional, dan ketertarikan yang
fluktuatif sebagai pendekatan menuju dewasa dan tanggung jawab penuh
dalam mengatur self-direction.
Hall juga mengatakan bahwa anak yang tumbuh dalam lingkungan
keluarga yang besar akan tumbuh menjadi seseorang yang mementingkan diri
sendiri, mendominasi, mudah cemburu, agresif, egoistik. Menurut Hall, bahwa
setiap individu memiliki tingkat terbaik dalam perkembangan kekuatan
mentalnya, seperti memori dan berpikir. Jadi jika dalam beberapa taun ini
bagian tertentu yang tumbuh baik, maka pada taun berikutnya baian yang lain
akan tumbuh.
Akan tetapi, pandangan Hall tentang pendidikan terutama didasarkan pada
teori yang sangat spekulatif ketimbang data ilmiah. Walaupun Hall percaya
metode sistematik seharusnya digunakan dalam meneliti remaja, usaha
penelitiannya didasarkan pada pembentukan kuisioner yang kurang dapat
diandalka. Walaupun kualitas penelitiannya diragukan, Hall adalah tokoh
besar dalam bidang remaja. Dialah yang mulai berteori, mensistematisasikan,
dan mempertanyakan, lebih dari sekedar berspekulasi dan berfilsafat. Kita
berhutang budi pada Hall karena ia telah memulai studi ilmiah tentang
perkembangan remaja.
7. Teori Maturationist
Hall adalah penganut teori maturationist. Maturationists percaya bahwa
perilaku sangat dipengaruhi genetic: perilaku matang atau tumbuh, seperti
pohon tumbuh, karena berada di bawah control genetik. Filsafat Hall mendidik
anak: Jangan khawatir tentang perilaku buruk anak-anak mereka akan tumbuh
itu. Konsisten dengan teori maturationist.

8. Teori Nurture
Teori Nurture yang merupakan pengembangan dari G. Stanley Hall
tentang teori Rekapitulasi, menekankan bahwa perubahan-perubahan yang
mencirikan siklus kehidupan manusia hari ini, adalah sejajar dengan
perubahan-perubahan yang spesies kita lalui selama evolusi. Hall melihat
masa remaja sebagai periode transisi dari masa kanak-kanak sampai dewasa.
Ia merasa bahwa masa kanak-kanak adalah masa ketika ciri-ciri bawaan
manusia yang serupa dengan binatang. Padahal, ia merasa bahwa masa dewasa
adalah waktu yang membedakan manusia dari binatang dan mengangkat
mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi, pada dasarnya teori ini menunjukkan
bahwa masa remaja adalah masa transisi dari menjadi hewan-seperti menjadi
manusia seperti (beradab). Semacam transisi yang sejajar dengan perubahan
evolusioner yang terjadi sebagai manusia berevolusi dari menjadi prasejarah /
kera-seperti makhluk, untuk menjadi manusia yang beradab. Karena banyak
perubahan dan jumlah besar kesulitan terlibat, Hall masa remaja dianggap
sebagai sangat menegangkan dan sulit waktu. Masalah utama dengan teori
Hall adalah bahwa ia tidak memiliki pemahaman yang akurat tentang proses
evolusi manusia. Hall percaya bahwa hereditas berinteraksi dengan pengaruh
lingkungan untuk menentukan perkembangan individu.
Hall menyebutkan adanya empat tahap perkembangan: masa balita
(infancy) yang dianggap sebagai masa binatang melata dan berjalan, masa
anak (childhood) yang dianggap sebagai masa manusia berburu, masa pemuda
(youth) yang dianggap sebagai manusia belum beradab, dan remaja
(adolescence) sampai dewasa dianggap sebagai masa manusia beradab .
Menurut Hall, remaja adalah masa antara usia 12 – 23 dan penuh dengan
topan dan tekanan. Topan dan tekanan (strom and stress) adalah konsep Hall
tentang remaja sebagai masa goncangan yang ditandai dengan konflik dan
perubahan suasana hati. Istilah topan dan badai dipinjam oleh Hall dari konsep
Sturm und Drang yang dikemukakan oleh penulis Jerman seperti Goethe dan
Schiller, yang menulis cerita pendek yang penuh dengan idealisme, komitmen
terhadap tujuan, nafsu, perasaan, dan revolusi. Hall menganggap ada
kesamaan antara tema yang dikemukakan penulis Jerman tersebut dan
perkembangan psikologis remaja. Menurut Hall, pikiran, perasaan, dan
tindakan remaja berubah-ubah antara kesombongan dan kerendahan hati, baik
dan godaan, kebahagiaan dan kesedihan. Pada suatu saat remaja mungkin
bersikap jahat terhadap kawan, tetapi baik pada saat lain. Atau remaja ingin
berada sendirian pada suatu waktu, tetapi beberapa waktu kemudian mencari
teman.

Anda mungkin juga menyukai