Anda di halaman 1dari 13

UAS PSIKOLOGI KOMUNITAS

Disusun oleh :

Kelompok 11

Bush Tomy An Nasai 20180810040


Galang Islah R 20190810058
Christie Andrianto 20190810072
Dicha Anugraha K 20190810083

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas UAS Psikologi komunitas dengan
komunitas LSGM Surabaya.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

I. PROFIL KOMUNITAS.................................................................................4
A. Sejarah Perkembangan Komunitas..........................................................4
B. Visi, Misi, dan Tujuan Komunitas...........................................................4
C. Aktivitas/Kegiatan Komunitas.................................................................4
D. Sense of Community................................................................................5
II. PERMASALAHAN KOMUNITAS .............................................................6
1. Kebutuhan Identitas Sosial dalam komunitas LSGM..............................7
2. Teori Persuasi dalam Psikologi................................................................8
3. Analisis Teori Identitas Sosial dan Persuasi............................................9
III. ANALISIS PERMASALAHAN....................................................................9
IV. INTERVENSI................................................................................................10
V. EVALUASI....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

LAMPIRAN...............................................................................................................13

1. Lampiran Kegiatan Intervensi........................................................................13


2. Link Video Perkenalan Intervensi..................................................................13

iii
I. PROFIL KOMUNITAS
A. Sejarah Perkembangan Komunitas
Komunitas ini terbentuk pada oktober 2020. Komunitas ini berkaca dari
fenomena situasi kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia, apalagi dimasa
pandemic seperti ini dimana kegiatan ini bilakukan WFH (work form home)
banyak muncul kekerasan seksual khususnya pada perempuan, tapi tidak
memungkiri juga bahwasanya kekerasan seksual tidak hanya terjadi kepada
perempuan tetapi ada juga dari laki-laki. Di komunitas ini tidak hanya
membahas kekerasan seksual tetapi juga membahas kesetaraan gender yang
dimana perempuan itu mempunyai hak sama dengan laki-laki.
B. Visi, Misi, dan Tujuan Komunitas
Visi
menjadi Uregnsitas perlindungan terhadap kekerasan seksual di
lingkungan kampus dan meregulasikan permasalahan kekerasan seksual di
kampus
Misi
1.melakukan uji riset untuk mendapatkan perolehan data pada korban
peelecehan seksual
2. mengkampanye kan anti kekerasan seksuaal melalui sosial media
3. menjaga integrasi dengan lembaga dan organisasi terkait untuk
menyelesaikan permasaahan terkait kekerasan seksual di lngkungan kampus
4. pengajuan regulasi permasalhaan kekerasan seksual di lingkungan kampus
Tujuan Komunitas
Men campaign kan gerakan anti kekerasan seksual di lingkungan
kampus dan menjadi urgensitas terhadap korban pelecehan seksual di
lingkungan kampus .
C. Aktivitas/Kegiatan Komunitas
Aktivitas komunitas ini masih mengumpulkan data maupun riset untuk
membabntu dan berfokus pada fenomena pada kampus dari komunitas ini
dan juga membantu mencari data kasus kekerasan seksual dari setiap

4
fakultas mana saja yang mendapati kasus kekerasan seksual. Dan juga
kolaborasi dengan salah satu komunitas yang dimana komunitas langsung
dari LBH dari Jakarta.
D. Sense Of Community
1. Deskripsi Umum
The Sense of Community Index (SCI) adalah ukuran kuantitatif
rasa yang paling sering digunakan komunitas dalam ilmu sosial. Ini
telah digunakan dalam banyak penelitian yang mencakup budaya
yang berbeda di Amerika Utara dan Selatan, Asia, Timur Tengah,
serta banyak konteks (misalnya perkotaan, pinggiran kota, pedesaan,
suku,tempat kerja, sekolah, universitas, klub rekreasi, komunitas
internet, dll.). SCI didasarkan padaTeori sense of community
dikemukakan oleh Mc Millan dan Chavis (1986) yang menyatakan
bahwa sense of community adalah persepsi dengan empat elemen:
keanggotaan, pengaruh, pemenuhan kebutuhan, dan berbagi
hubungan emosional.
Sarason menyatakan bahwa sense of community merupakan
persepsi mengenai adanya kesamaan dengan orang lain, adanya
saling ketergantungan dengan orang lain, keinginan untuk
mempertahankan interdependensi dengan cara memberikan atau
melakukan sesuatu untuk orang lain, dan adanya perasaan bahwa
seseorang menjadi bagian dari kelompoknya (Patria, 2012). Novia
menambahkan bahwa semakin tinggi derajat sense of community
yang dimiliki seseorang, maka semakin besar kemungkinan orang
tersebut untuk tetap mempertahankan keanggotaannya di dalam
sebuah komunitas (Amin, 2015). Lebih lanjut dikatakan bahwa sense
of community sangat diperlukan bagi sebuah komunitas sebagai alat
untuk mempertahankan kelangsungan hidup komunitas.
2. Analisis Dimensi

5
Kelompok 11 mendapat hasil data 6 sampel anggota komunitas
Lingkar Studi Gender Mahasiswa berdassarkan aspek-aspek Sense of
Community:
a. Dari aspek Reinforcment of Needs mendapatkan nilai rata-
rata 14,18 dari 6 sampel, yang menunjukkan bahwa kebutuhan dan
rasa ingin berbagi dari komunitas ini sudah tersalurkan.
b. Dari hasil data, Membership of needs mendapat nilai rata-
rata 14,18 dari 6 sampel, setiap anggota dari komunitas ini peduli
satu sama lain, ikatan ini didapat karena sebagian besar anggota dari
komunitas ini satu fakultas dan universitas sehingga memudahkan
mereka melakukan interaksi bersama.
c. Dari aspek influence mendapatkan rata-rata nilai 13,83
dari 6 sampel. dalam hal ini influence dapat dilihat cukup memadai,
setiap anggota memiliki kebebasan berpendapat atau berkontribusi
didalam komunitas ini.
d. Dari Aspek Emotional Connection mendapat nilai rata-
rata 14 dari 6 sampel. Didalam komunitas ini, anggota komunitas
memiliki rasa nyaman dan peduli satu sama lain terhadap anggota
komunitas lain. Ikatan emosional dapat terjadi karena anggota dari
komunitas ini berada dalam satu lingkungan yaitu universitas.

II. PERMASALAHAN KOMUNITAS

Pengembangan intervensi menggunakan metode PATH (Problem –


Analysis – Test – Help) yang dikemukakan oleh Buunk dan Vugt (2008).
Adapun langkah-langkah metode PATH dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Problem (masalah), peneliti mengidentifikasi, merumuskan dan
mendefinisikan secara operasional masalah.

6
2. Tahap Analysis (analisis), peneliti menggunakan data yang diperoleh
pada tahap 1 selanjutnya melakukan analisis dan penjelasan dengan
berpijak pada teori, konsep, yang relevan akurat dan up-to-date. Hasil
dari analisis tersebut disusun model awal yang akan dicobakan.
3. Tahap Test (uji model), peneliti melakukan uji coba model dalam skala
terbatas, selanjutnya dilakukan evaluasi dan revisi model serta
dikembangkan.
4. Tahap Help, adalah menuju program intervensi. Peneliti menyusun
program kerja dalam rangka mengimplementasikan model intervensi
pada komunitas dengan tujuan memenuhi kebutuhan komunitas.
Berdasarkan prinsip metode PATH, kelompok menggunakan prinsip pada
tahap pertama yaitu tahap “Problem” dalam mengidentifikasi permasalah pada
komunitas. Permasalahan utama dari komunitas Lintas Studi Gender Mahasiswa
yaitu kurang promosi dan persuasi dari anggota komunitas LSGM.
Dalam analisis SWOT kelompok 11 pada laporan sebelumnya, dijelaskan
bahwa kekurangan dari LSGM yaitu sulitnya mendapatkan anggota baru.
Kurangnya integritas komunitas tersebut dengan komunitas lain di bidang
kesetaraan gender karena masih baru berdirinya komunitas ini.
1. Kebutuhan Identitas Sosial dalam Komunitas LSGM
Menurut Tajfel (1982), identitas sosial adalah bagian dari konsep
diri seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang
keanggotaan dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan signifikansi
nilai dan emosional dari keanggotaan tersebut. Identitas sosial
merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang anggota kelompok
atas kelompoknya yang dianggap sesuai dengan identitas yang ada pada
dirinya. Keberadaannya pada kelompok akan membentuk ikatan emosi
antara dirinya dan kelompoknya. Hogg &Reid (2006), mengartikulasikan
peran norma dalam perspektif identitas sosial sebagai dasar untuk
sejumlah fenomena komuni-katif yang nyata, menjelaskan bagaimana

7
norma kelompok yang direpresentasikan sebagai kognitif tergantung
pada konteks prototipe yang menangkap sifat khas kelompok.
Turner (2006) menjelasan dalam hal pengoperasian proses
perbandingan sosial antara kelompok ber-dasarkan kebutuhan akan
identitas ingroup positif. Hubungan antara identitas sosial dirasakan dan
perbandingan antar kelom-pok diuraikan secara teoritis, dan dikatakan
bahwa perbandingan sosial menimbulkan proses diferensiasi bersama
antara kelom-pokkelompok yang dapat dianalisis seba-gai bentuk
persaingan sosial. Kompetisi sosial dibedakan dari kompetisi yang
realistis (konflik kepentingan kelompok).
Sedangkan Ellemers, Spears, Doosje (2002), pemeriksaan diri dan
identitas dengan mempertimbangkan kondisi yang berbeda di mana hal
tersebut dipengaruhi oleh kelompok-kelompok yang orang milik. Dari
perspektif identitas sosial bahwa komitmen kelompok, di satu sisi, dan
fitur dari konteks sosial, di sisi lain, merupakan penentu penting dari
masalah identitas pusat. Mengembangkan taksonomi situasi untuk
mencerminkan keprihatinan yang berbeda dan motif yang ikut bermain
sebagai akibat dari ancaman terhadap identitas pribadi dan kelompok dan
tingkat komitmen terhadap kelompok.
2. Teori Persuasi dalam Psikologi
Komunikasi persuasi menurut Larson yaitu adanya kesempatan
yang sama untuk saling mempengaruhi, memberi tahu audiens tentang
tujuan persuasi, dan mempertimbangkan kehadiran audiens. Istilah
Persuasi bersumber dari bahasa latin ,persuasion, yang berarti membujuk,
mengajak atau merayu. Persuasi bisa di lakukan secara rasional dan
secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi yaitu hal yang
berkaitan dengan kehidupan emosional,biasanya menyentuh aspek afeksi
yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui
cara emosional ,aspek simpati dan empati seseorang dapat di gugah.

8
Persuasi adalah proses komunikasi yang mengajak atau membujuk
orang lain dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat
sesuai keinginan komunikator. Pada definisi ini ‘ajakan’ atau ‘bujukan’
adalah tanpa unsur ancaman/ paksaan, (Burgon & Huffner, 2002).
Persuasi dalam esensi komunikasi pemasaran adalah upaya yang
dilakukan komunikator pemasaran untuk meyakinkan konsumen untuk
membeli suatu produk atau jasa. Para pemasar produk/jasa saling
berlomba-lomba mensinergikan bauran komunikasi pemasaran untuk
menarik intelektualitas konsumen dan perasaan mereka. Upaya tersebut
juga bertujuan untuk menciptakan citra yang diinginkan bagi merek
mereka, agar konsumen suatu saat membelinya.
3. Analisis Teori Identitas Sosial dan Persuasi
Dalam teori identitas sosial komunitas LSGM mengalami kendala
bagaimana kelompok ini kurang dalam identitas sosial sehingga
kelompok ini kurang dikenal. Identitas kelompok yang kurang menarik
menyebabkan sulitnya komunitas ini untuk berkembang.
Dalam teori persuasif, komunitas LSGM mengalami kendala
kurang persuasif karena masih sedikit anggota dan kurang menarik dalam
promosi sehingga banyak mahasiswa yang masih kurang tertarik
mengikuti komunitas LSGM ini.
III. ANALISIS PERMASALAHAN
Pendekatan komunikasi persuasif yang efektif menurut Burgon dan
Huffner (2002) :
1. Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta
yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap
ajakan.
2. Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang
menakutkan bagi audience atau komunikator dengan tujuan mengajak
mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator.

9
3. Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi
yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat
pesan karena mempunyai efek emosi yang positif.
4. Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang
mudah diingat (memorable) oleh komunikan dengan tujuan membuat
efek emosi positif atau negative.

Dalam hal ini permasalahan komunitas yang terjadi pada komunitas


LSGM yaitu faktor kurangnya persuasif. Solusi dari permasalahan komunitas
LSGM yaitu pendekatan berdasarkan bukti, yaitu menyalurkan beberapa
bukti terkait fakta-fakta tentang kesetaraan gender. Kedua yaitu pendekatan
berdasarkan diksi, yaitu pemilihan kata yang mudah diingat sehingga
komunitas LSGM ini mudah diingat dan dapat menjadikan masyarakat untuk
sadar akan kesetaraan gender.

IV. INTERVENSI
Kegiatan intervensi yang dilakukan oleh kelompok kami merupakan
pembuatan video pendek dan membantu menyebarkan informasi melalui
media sosial kelompok kami, dengan tujuan agar komunitas ini lebih dikenal
oleh masyarakat kampus terutama lingkungan mahasiswa. Tujuan lain dari
komunitas ini adalah mengajak masyarakat agar lebih peduli mengenai
masalah masalah gender atau pelecehan yang terjadi di lingkungan
universitas. Video intervensi ini berdurasi selama 4 menit yang berisi
penjelasan dan tujuan dari komunitas Lingkar Studi Gender Mahasiswa yang
dijelaskan oleh penanggung jawab komunitas yaitu Intan Hervika dan
anggotanya ialah Reinya.
V. EVALUASI
Setelah dilakukan pembuatan video yang di upload di instagram dan
membantu promosi di sosial media anggota kelompok kami, ada beberapa
benefit yang didapatkan oleh komunitas Lingkar Studi Gender Mahasiswa.
Pertama yaitu jumlah follower di instagram LSGM sebelum membuat video

10
sekitar 80 follower, setelah membuat video follower bertambah menjadi 165
follower. Selain itu ada beberapa mahasiswa yang bergabung ke komunitas
LSGM dari informasi yang kelompok kami sebarkan.
Ada beberapa kendala yang terjadi ketika pelaksanaan kegiatan
intervensi diantaranya adalah dikarenakan adanya wabah ini, kelompok kami
dengan anggota komunitas tidak dapat bertemu dan take video secara
langsung sehingga video dilakukan sendiri oleh anggota komunitas. kendala
lainnya adalah hampir seluruh anggota komunitas LSGM ini sibuk dengan
Ujian Akhir Semester sehingga membuat jadwal yang kita buat untuk take
video menjadi mundur.

11
DAFTAR PUSTAKA

Utami dan Silalahi. 2013. HUBUNGAN ANTARA IDENTITAS SOSIAL DAN


KONFORMITAS PADA ANGGOTA KOMUNITAS VIRTUAL KASKUS
REGIONAL DEPOK. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur
& Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013.

Putri. 2016. Aplikasi Pendekatan-Pendekatan Persuasif Pada Riset Komunikasi


Pemasaran: Iklan Melibatkan Penciptaan dan Penerimaan Pesan Komunikasi
Persuasif Mengubah Perilaku Pembelian. THE MESSENGER, Volume VIII,
Nomor 1, Edisi Januari 2016.

12
LAMPIRAN

1. Lampiran Kegiatan Intervensi

2. Link video pelaksanaan intervensi


https://drive.google.com/file/d/1DYk0aRgs8bZ4yI_sSqte7BolZIdesfkI/view?
usp=sharing

13

Anda mungkin juga menyukai