Anda di halaman 1dari 6

Nama : Lingga Mofa Diah Lorentin

NIM : 160341606034

UTS : Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

1. Upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan tidak dapat dipisahkan dengan
peningkatan manajemen sumber daya manusia. Jelaskan mengapa demikian!
Jawab: Konservasi sumber daya alam dan lingkungan adalah upaya yang dilakukan manusia
untuk melestarikan atau melindungi alam, dimana dalam konservasi terdapat proses
pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik.
Dalam pengelolaannya maka dibutuhkan sumber daya manusia karena dengan potensi yang
dimiliki oleh manusia diharapkan dapat melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan
supaya sumber daya alam tetap lestari dan tidak punak

2. Sebutkan dan jelaskan alasannya terhadap karakter yang harus dimiliki oleh
fasilitator!
Jawab: Berdasarkan menurut Bachtiar, dkk (2009) dalam Local Governance Support
Program (LGSP) menyatakan terdapat beberapa sikap dasar karakter utama yang harus
dimiliki oleh seorang fasilitator.
1. Empati: Sebagai fasilitator harus mampu menempatkan diri dalam situasi yang dihadapi
orang lain guna memahami perspektif yang mereka miliki terhadap isu-isu tertentu.
Empati menjadi sangat penting ketika kita bekerja dengan komunitas untuk bisa mengerti
keragaman kondisi, situasi dan kepentingan mereka.
2. Berpikir Positif: Hal ini berarti bahwa apapun pendapat, pandangan, perilaku, jender
ataupun latar belakang seseorang, Fasilitator harus selalu menghormati keunikan setiap
individu dan menghargai potensi yang dimilikinya. Fasilitator harus menerimaorang lain
apa adanya ketika sedang memfasilitasi.
3. Percaya pada Kelompok: Sebagai fasilitator harus mempercayai potensi kelompok yang
yang sedang difasilitasi untuk mempunyai kemampuan dalam menemukan jalan atau
solusi atas permasalahannya sendiri. Hal ini berarti bahwa apapun komposisi kelompok
itu, fasilitator selalu percaya bahwa jawaban atas permasalahan adalah ada pada
kelompok itu sendiri. Sebagai fasilitator harus mampu memotivasi dan mendorong proses
bagi kelompok tersebut untuk menemukan permasalahannya sendiri
4. Minat .
Selain itu 4 sikap dasar/ karakter utama, seorang fasilitator juga harus memilik sikap: saling
belajar dan saling menghargai, bersikap sederajat dan akrab, mendengarkan dan tidak
mendominasi, tidak menggurui. tidak memihak dan tidak mengkritik secara formal, bersikap
terbuka dan rendah hati

3. Duduk bersama, berfikair setara adalah jargon dalam proses fasilitasi. Jelaskan
maknanya!
Jawab: Dalam proses fasilitasi jargon “ Duduk bersama, berfikir setara” maksudnya
adalah Bersikap sederajat yakni tidak terdapat perbedaan baik antara fasilitator dengan
participant maupun sesama participant lainnya . Dalam upaya menciptakan iklim kesetaraan,
yakni suasana yang cair, bersahabat dan tidak berjarak antara fasilitator dan participant,
maka dapat dilakukan dengan cara membangun suasana santai tetapi tetap serius selama
diskusi. Dengan adanya kedudukan yang sederajat ini diharapkan terjadi interaksi yang baik
antara fasilitator dengan participant. Sehingga melalui kedudukan seperti ini juga
memungkinkan terhapuskannya perasaan takut dari participant dalam mengutarakan
pendapatnya.

4. Jelaskan perbedaan yang mendasar pada metode PRA dan ZOPP!


Jawab: Perbedaan yang mendasar antara PRA dan ZOPP dilihat dari segi sasaran
partisipannya yaitu jika PRA mayoritas adalah participant dengan SDM yang rendah akan
tetapi aktif (mampu) dalam menyampaikan pendapatnya, sedangkan apabila ZOPP mayoritas
SDM participannya tergolong menengah tetapi kurang bisa menyampaikan pendapatnya
sehingga dibutuhkan suatu alat bantu supaya participant bisa menyampaikan pendapatnya
dan biasanya dalam bentuk tulisan yang dijamin kerahasiaannya dari inisial si penyampai
pendapat. Selain itu, dilihat dari segi proses pelaksanaannya yaitu, apabila PRA pendekatan
yang gunakan adalah dari, oleh , dan untuk masyrakat di mana proses diskusi berjalan secara
terbuka dan face to face, sedangkan kalau ZOPP diskusinya berlangsung dengan cara analisis
yang berbentuk pohon masalah.
5. Sebutkan metode- metode dalam PRA dan jelaskan peruntukannya!
Jawab: Terdapat beberapa teknik parsitipatif pada metode PRA, yaitu:
 Metode Kelompok
a. Diskusi Kelompok Terfokus atau Focus Group Discussion (FGD)
b. Curah Pendapat atau Brainstorming
 Metode Survey dan Wawancara
a. Wawancara Semi Terstruktur
b. Survey Rumah Tangga
 Metode Matriks
a. Ranking masalah
b. Ranking Sosial Ekonomi
c. Analisis SWOT
d. Analisis Stakeholder atau Pemangku Kepentingan
 Metode Visualisasi dan Diagram Hubungan
a. Pohon masalah
b. DiagramVenn
 Metode Tempo
a. Kalender musim
b. Lintasan Sejarah
c. Aktivitas Harian
d. Transek Sejarah atau Kalender Sejarah
e. Garis Kecendrungan (Trend)
 Metode Ruang
a. Pemetaan partisipatif
b. Transek
c. Transek plot (penilaian kondisi hutan bakau)
6. Kapan PRA dan ZOPP tepat untuk diterapkan? Berikan argumentasinya!

Jawab : Berdasarkan perbedaan mendasarnya terkait sasarannya, maka penerapan PRA


dan ZOPP ketepatannya juga dapat dinilai dari sasaran yang akan menjadi participannya.
Apabila kondisi participant dengan kategori SDM ynag rendah tetapi aktif dalam
menyampaikan pendapat, maka metode PRA dapat digunakan dengan alasan penerapan
pendekatan menggunakan PRA dapat memberi peluang yang lebih besar dan lebih
terarah untuk melibatkan masyarakat serta Munculnya proses partisipasi aktif, baik teknis
maupun politis dari masyarakat yang menjadi kelompok sasaran dalam keseluruhan
program kegiatan. Sedangkan apabila kondisi participant dengan kategori SDM
menengah maka penggunaan metode ZOPP tepat digunakan dengan alasan karena
metode ZOPP dapat membantu menganalisis masalah secara mendalam dan mencari
hubungan sebab akibat, membantu merumuskan rancangan program secara jelas dan
sistematis , membantu merumuskan indikator keberhasilan program, membantu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses perencanaan serta pengelolaan program

7. Berikan alasannya, mengapa seorang fasilitator perlu untuk melakukan observasi


terlebih dahulu terhadap suatu kondisi sebelum melakukan proses sosialisasi untuk
membangun motivasi dan partisipasi!
Jawab: Dalam melaksanakan suatu tugas seorang fasilitator perlu melakukan kegiatan
observasi terlebih dahulu, karena melalui observasi dapat diketahui suatu permasalahan atau
problematika pada masyarakat sehingga diperoleh suatu data yang menjadi latar belakang
dibentuk suatu progam (Agustin, 2017).

8. Dalam melakukan observasi metode apa yang dapat digunaka?


Jawab: Dalam kegiatan observasi seorang fasilitator dapat menggunakan metode sebagai
pendukung yaitu metode interview dan metode dokumentasi dimana data hasil observasi ini
bersifat kualitatif, sehingga akan lebih tepat lagi apabila disertakan juga dengan pendekatan
stadi kasus supaya dapat digunakan untuk menganalisa problematika masyarakat
9. Progam dapat dikatakan baik. Jika bagaimana?
Jawab: Suatu progam dikatakan baik apabila dapat dilakukan oleh seluruh pelakunya.
Berikut merupakan syarat bahwa progam masuk dalam kategori baik:
1. Harus realistis
Bila perencanaan tidak realistis, mungkin baik diatas kertas saja akan tetapi tidak dapat
dilaksanakan dalam prakteknya. Misalnya : keterbatasan dalam teknologi, keterbatasan
sumber dana, tenaga kerja, dsb.
2. Harus ekonomis
Progam yang baik harus mempertimbangkan tingkat ekonomis dalam suatu rencana.
Sebisa mungkin dapat menghindari faktor pemborosan, biaya, waktu, tempat, dsb.
3. Harus luwes (fleksibel)
Dalam hal ini perencanaan harus fleksibel, artinya setiap saat dapat dievaluir sesuai
dengan perkembangan organisasi, situasi dan kondisi pada waktu tersebut. Pada dasarnya
perencanaan itu disusun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, namun dalam
prakteknya sering terjadi berbagai penyimpangan yang tidak dapat dihindarkan.
4. Didasari partisipasi
Dalam pembuatan perencanaan hendaknya dapat diikutkan berbagai pihak untuk
memperoleh masukan (input) agar lebih sempurna.

10. Dalam penerapan ZOPP perlu mempertimbangkan heterogenitas yang hadir. Mengapa
demikian?
Jawab: Heterogenitas maknanya adalah suatu perbedaan. Dalam pembahasan metode ZOOP
yang dimaksud dengan heterogenitas participant adalah suatu keadaan berupa perbedaan
masyarat dilihat dari latar belakang, profesi, pendidikan, dsb. Keberadaan heterogenitas
participant dalam penerapan ZOPP sangat penting sekali karena dengan adanya keberagaman
maka akan diperoleh suatu hasil data yang beragam sehingga dapat dianalisis berbagai
bentuk pendapat dari berbagai pandangan yang berbeda sehingga akan terbentuk data pohon
masalah yang nantinya diharapkan terdapat solusi dalam memecahkan permasalahan yang
terjadi dengan bantuan adanya progam berdasarkan hasil mufakat bersama masyarakat yang
heterogenitas.
DAFTAR RUJUKAN

Agustin, Wulan Ayuningtyas., Supriyadi. 2017. Peran Fasilitator Dalam Pemberdayaan


Masyarakat Pada Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017.
ISSN : 0215/9635

Bahtiar, Fitanto., Soetopo, Justanti, Salilo,, Yoenarsih, Nazar, , Dyah , Indrapati Maro., 2009.
Fasilitasi Efektif “Buku Pegangan Fasilitator”. Jakarta: LGSP

Anda mungkin juga menyukai