Anda di halaman 1dari 8

Waspada 7 Efek Negatif Sembarangan

Modifikasi Pelek Mobil

Ilustrasi modifikasi velg Mitsubishi Xpander. Foto: Instagram/@permaisuriban


Mengganti pelek dengan diameter yang lebih lebar buat kebutuhan modifikasi, sebenarnya sah-sah
saja. Namun, seperti diungkapkan Voluntary Activist in Tire Safety Andri Heriyadi, alangkah
baiknya bila ubahan mentok di angka 2 inci, dari ukuran standar.
ADVERTISEMENT
“Misalnya untuk ukuran pelek standar itu di angka 14 inci, ya maksimal naik hanya 16 inci,” tutur
Andri kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Andri mengingatkan, bila nekat melakukan modifikasi ekstrim atau melebihi batas wajar, bisa
menimbulkan dampak buruk pada kendaraan, termasuk soal kenyamanan berkendara. Sebagai
pengingat, simak 7 efek negatif yang diakibatkan dari sembarangan mengganti ukuran pelek mobil.

1. Tidak nyaman
Posisi mengemudi Nissan Livina Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Dengan mengganti pelek berdiameter lebar, maka otomatis akan mengorbankan ketebalan ban itu
sendiri. Tentu saja saat dikendarai mobil menjadi tidak nyaman, karena ban terasa keras.
“Pelebaran pelek otomatis membuat ban jadi lebih tipis. Biasanya akan terasa semakin kerasnya saat
melalui speed bump,” ucap Andi.

2. Ban dan pelek rawan rusak


Ilustrasi velg mobil rusak. Foto: Rennlist.com
Efek lainnya ban menjadi rentan robek. Apalagi bila dinding karet ban yang menipis, menghantam
pinggiran lubang di jalan. Selain itu, fungsi peredaman ban menjadi tak maksimal. Sehingga ketika
menghantam lubang, benturan bisa sampai ke pelek dan membuatnya peyang.
ADVERTISEMENT

4. Ban aus sebelah


Tapak ban mobil yang sudah botak Foto: Shutter stock
Ketika ukuran pelek ban dibuat lebih lebar, tidak jarang pemilik mobil akan melakukan negative
camber . Hasilnya, bagian atas ban otomatis akan masuk ke dalam fender dan membuat posisi ban
menjadi miring. Sehingga permukaan ban tak menapak sepenuhnya pada aspal.
“Ini akan menyebabkan ban aus sebelah. Otomatis ban jadi tidak napak sempurna dan miring,
makanya keausan bannya menjadi tidak rata,” terang Andri.

4. Tacometer dan Odometer menjadi tidak akurat


Test drive Wuling Almaz: Indikator Auto Vehicle Holding Foto: Aditya Pratama
Niagara/kumparanOTO
Selanjutnya menurut Andri, kasus seperti ini bisa menyebabkan tacometer dan odometer mobil
tersebut, menjadi tidak akurat lagi. Ini biasanya terjadi karena imbas dari bobot yang bertambah
dari penggantian pelek.
“Namun, kasus seperti ini tidak terjadi pada semua mobil ya,” ujar Andri.
ADVERTISEMENT

5. Mentok saat berbelok atau jalan bergelombang


Ban mobil Audi RS5 Coupe di GIIAS 2018, ICE BSD. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Bertambahnya diameter pelek, umumnya juga diikuti dengan bertambah lebarnya tapak ban.
Kondisi tersebut membuat tapak ban mentok dengan fender, terutama ketiga hendak berbelok
dengan kecepatan agak tinggi, melalui polisi tidur atau jalan bergelombang.

6. Korbankan konsumsi bahan bakar


Indikator bensin mobil yang mulai habis Foto: dok. Your Mechanic
Penggantian pelek dengan ukuran jauh lebih besar dari standar, tentu menambah bobot kendaraan.
Sehingga kinerja mesin menjadi sedikit lebih berat, dan imbasnya konsumsi bahan bakar juga
menjadi berlebih, alias boros.

7. Kaki-kaki jadi lebih cepat rusak


Perawatan rutin mobil, servis kaki-kaki mobil Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Nah terakhir, efek negatifnya juga bisa membuat kaki-kaki mobil lebih cepat rusak, seperti pada
komponen-komponen tie rod dan ball joint.
“Terakhir, perhatikan juga offset peleknya. Karena kadang suka kurang pas, dan diakali
menggunakan spacer. Nah, tapi setelah menggunakan spacer, konsekuensinya mur roda jadi
berkurang ulir-nya. Itu juga harus diperhatikan, jangan sampai membuat mur roda menjadi
terlepas,” tutup Andri.

Anda mungkin juga menyukai