Anda di halaman 1dari 4

Bolehkah Mencampur Bahan Bakar dengan

Oktan yang Berbeda?

Ilustrasi SPBU Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan


Setiap pabrikan kendaraan bermotor di Indonesia selalu memberikan rekomendasi kadar Research
Octan Number (RON) bahan bakar minyak (BBM) pada setiap jenis dan model. Misal, pada mobil
LCGC (Low Cost Green Car) direkomendasikan minum oktan 92 (Pertamax).
ADVERTISEMENT
Tak bisa disangkal dan sudah menjadi rahasia umum, hadirnya bermacam-macam jenis bensin
dengan tingkatan oktan yang berbeda membuat pemilik kendaraan baik sepeda motor maupun
mobil kerap kali mengkombinasikan antara Premium, Pertalite, Pertamax Hingga Pertamax Turbo
maupun Racing.
Jenis oktan pertamina Foto: Istimewa
Namun, jika Anda mencampur bahan bakar berbeda oktan dengan alasan tertentu, hal ini tidak
disarankan. Dijelaskan oleh Dewi Sri Utami, Unit Manager Comrel & CSR PT Pertamina Marketing
Operation Reg III, bahwa mencampur bahan bakar dengan oktan yang berbeda bukan permasalahan
boleh atau tidak, melainkan performa yang dihasilkan dari kendaraan tersebut.
Dewi menjelaskan bahwa mencampur Premium dengan Pertamax ataupun Turbo sangat bisa
dilakukan karena memang sama-sama memiliki bahan dan zat yang sama. Namun, pertanyaannya
apakah dianjurkan?
ADVERTISEMENT
“Tidak, karena setiap segmen bahan bakar punya keunggulannya masing-masing. Pencampuran
bahan bakar juga akan mengakibatkan kandungan aditif menjadi kurang sempurna,” ucapnya saat
dihubungi kumparan (13/8).
Pengendara sepeda motor sedang mengisi bahan bakar. Foto: Dok. Pertamina
Dewi juga menyatakan, jika pengendara awalnya memakai bahan bakar jenis Premium, lalu
dicampur dengan Pertamax Turbo, maka hal itu tak akan berpengaruh pada performa. Sebaliknya
sama saja membuat kandungan zat aditif menjadi tidak sempurna.
“Untuk kinerja mesin yang optimal, kami menyarankan pengisian bahan bakar disesuaikan dengan
rekomendasi pabrikan atau sesuai dengan tinggi rasio kompresi dari mesin kendaraan yang dimiliki.
Karena pilihan bahan bakar dengan RON yang tepat akan membuat kinerja mesin jadi optimal,”
ungkapnya.
Senada dengan Dewi, Dealer Technical Service PT Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi
menjelaskan, mencampur bahan bakar dengan oktan rendah dan oktan tinggi akan mempengaruhi
zat dalam oktan itu sendiri.
Ilustrasi mesin mobil Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Bisa saja adanya penumpukan kerak akibat pembakaran yang kurang sempurna (jangka panjang).
Namun yang langsung dirasakan tarikan menjadi kurang jika menggunakan oktan di bawah yang
sudah direkomendasikan,” ujarnya (13/8).
ADVERTISEMENT
Didi menambahkan, Jika menjadi kebiasaan dan terus dilakukan, dampaknya akan timbul gejala
knocking (detonasi) mesin ‘menggelitik’ dan tarikan menjadi berat.

Anda mungkin juga menyukai