Anda di halaman 1dari 3

Pemuda dan Demokrasi Cerdas!

Majunya teknologi komunikasi dan informasi jelas mendukung proses kreatif dan cerdas
berdemokrasi. Keuntungan akan diraih pihak-pihak yang tidak gaptek dan lantas mengoptimalkan
pemakaian teknologi canggih tersebut. Sifat yang real-time menjangkau usersecara masif, jelas
sangat aktual untuk distribusi informasi. Sifat yang terbuka dan transparan, memudahkan untuk
mematahkan hidden agenda seperti black campaign. Tools yang keren seperti blackberry,
android dan tablet jelas membikin anak muda sukarela dan gembira bergabung. Tak perlu mereka
meninggalkan comfort zone, hobi mengulik gadget yang user friendly.Kesempatan bertemu
komunitas besar dalam dunia nyata untuk saling mendukung melengkapi eksistensi yang telah
didapat di dunia maya.

Indonesia sangat istimewa di mata negara-negara besar kawasan Asia-Pasifik seperti USA, Australia,
Jepang, China, dan juga bagi negara-negara Eropa. Sebagai negara muslim terbesar dan menjalankan
demokrasi, stabilitas Indonesia menjadi perhatian dunia. Bagaimana tidak, Lybia, Tunisia, Yordania,
Mesir, Suriah, dan negara-negara sekitar kawasan Timur Tengah sedang galau mempertanyakan
kembali sistem bernegara yang tepat hingga saling bermusuhan antar kelompok dengan korban yang
tidak sedikit. Memang tidak mudah bagi Indonesia untuk menciptakan masyarakat yang adil,
makmur, aman, dan sejahtera di pentas dunia tanpa dukungan solid masyarakat yang sungguh
heterogen. Berkaca dari situasi dunia, masyarakat Indonesia secara umum dan DKI Jakarta secara
khusus sepantasnya bersyukur, Tuhan masih sangat menyayangi negeri ini, sempalan surga di bumi,
kata beberapa penulis dunia. Demokrasi meskipun belum ideal dijalankan, namun cukup menebar
harapan dan membesarkaan hati untuk kehidupan yang lebih baik. Lebih-lebih lagi, kaum muda
sudah ikut cancut tali wondo, menyingsingkan lengan dan baju untuk mewujudkan harapan esok
yang lebih indah.

Kebetulan Jokowi-Ahok, cagub-cawagub DKI Jakarta yang baru, bisa dikatakan mewakili kaum muda.
Tanpa mengecilkan arti pemimpin-pemimpin yang lebih senior, kemenangan kaum muda pantas
untuk didukung. Keindahan bunga dan kelezatan buah mustahil tanpa tunas yang terlebih dulu
tumbuh kuat dan besar dengan dukungan akar, ranting, dan daun. Jokowi-Ahok mustahil bekerja
sendiri, semua pihak semestinya bahu membahu untuk Jakarta dan Indonesia yang lebih maju dan
beradab.

Peran Pemuda Dalam Demokrasi Dan PolitiK

Oleh : Alamsyah Mahmud Gayo SH. MM


Disadari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam
akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan
berbegara. Pemuda yang kerap disebut sebagai harapan bangsa itu merupakan aktor
dalam pembangunan.
Pemuda sebagai agen perubahan diwujudkan dapat mengembangkan wawasan
kebangsaan, pendidikan politik dan demokratisasi, sumber daya ekonomi, kepedulian
terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, olah raga seni, dan budaya,
kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, serta kepemimpinan
dan kepeloporan pemuda.

Pemuda harus dapat berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen
perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai
kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas
dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan
takwa serta ketahanan mental spritual, dan meningkatkan kesadaran hukum.

Kontrol sosial dikalangan pemuda dapat diwujudkan dengan memperkuat wawasan


kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggung jawab, hak dan kewajiban sebagai
warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum,
meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi
dan akuntabilitas publik, dan memberikan kemudahan akses informasi.

Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam pasal-pasal UUD NKRI Tahun 1945 sangat
menyeluruh, sangat komprehensif. Dari nilai demokrasi terkandung makna bahwa
kedaulatan berada d tangan rakyat, setiap warga negara memiliki kebebasan yang
bertanggung jawab terhadap penyelenggaran pemerintahan. dari nilai kesamaan derajat,
setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan kedudukan yang sama di depan hukum.
Dari nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib menaati setiap
hukum dan peraturan yang berlaku.

Di dalam orde reformasi, suatu era demokrasi dan demokratisasi, ada hal yang sangat
menggembirakan yaitu adanya core values of democracy, atau nilai-nilai demokrasi.
Dalam proses tersebut pelbagai indeks demokrasi ditegaskan pengaturannya. Seperti,
pemantapan kehidupan konstitusionalisme, promosi dan perlindungan HAM, kekuasaan
kehakiman yang merdeka, otonomi daerah, pemilihan umum yang jujur dan adil secara
langsung baik pemilu legislatif, DPD, Presiden/wakil presiden serta pemilihan kepala
daerah, pemisahan Polri dari TNI, “civilian control to the military”, perkembangan
masyarakat madani, kebebasan media massa, pemerintahan yang terbuka, akuntabel dan
responsif dan sebagainya dalam waktu yang relatif sangat cepat.

Pesta Demokrasi di Indonesia, sebagai contoh di Jakarta harusnya dilaksanakan jauh


sebelum pesta demokrasi itu dimulai. Bersamaan dengan itu, tidak kalah pentingnya,
peningkatan kualitas partisipasi pemuda dan masyarakat. Ini dimaksudkan untuk
menekan terjadinya politik uang dalam pemilu/pilkada, menekan terjadinya pengerahan
massa tertentu karena kekuasaan, dan lain-lain.

Pemilih Pemula
Pemahaman masyarakat tentang pemilu harus ditingkatkan, terutama menyangkut
pemilih pemula, sosialisasi dan pendidikan pemilih harus terus di upayakan. Peran
stakeholder sangat penting dalam menyelenggarakan pendidikan pemilih pemula.
sebagai contoh memberikan pencerahan kepada para siswa agar mereka memiliki
pemahaman yang memadai bagaimana memilih dengan cerdas dan cermat.

Dalam memberikan hak pilihnya, pemilih pemula hendaknya mengetahui visi, misi dan
program bahkan riwayat hidup partai politik atau calon yang akan dipilihnya. Dengan
indikator tersebut, maka pemilih pemula akan meiliki pertimbangan yang memadai
sebelum memutuskan kemana suaranya akan diberikan.

Melalui sosialisasi dan pendidikan pemilih yang dilaksanakan terus menerus, pemilih
pemula diharapkan memiliki pilihan dan memiliki tanggung jawab dalam menyukseskan
pemilu sehingga capaian partisipasi politik akan makin meningkat dari waktu ke waktu,
dan akan mengeleminasi kemungkinan penolakan dan tumbuhnya golput.

Pelajar Berpolitik
Pelajar sudah semestinya lebih berkonsentrasi pada pelajaran-pelajaran di sekolah. Itu
adalah kewajiban utama mereka sebagai siswa, bukan berarti mengekang kebebasan
berpolitik dikalangan pelajar, karena di sisi lain siswa SMA, khususnya siswa kelas tiga
akan mempunyai hak pilih dalam pemilu. Pola pikir atau pemahaman pelajar SMA
sebagai peserta politik pemula pada umumnya masih polos. Pada titik ini pentingnya
peran kita terutama partai politik memberikan pendidikan politik bagi pelajar,
mengingat salah satu tupoksi terpenting sebuah partai adalah pendidikan politik.[]

Anda mungkin juga menyukai