Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/334624660

16 - Prediksi Perubahan sifat Fisik Batuan Reservoir dengan Studi


Laboratorium Stimulasi Vibrasi

Conference Paper · October 2003

CITATIONS READS

0 244

3 authors, including:

Tutuka Ariadji
Bandung Institute of Technology
44 PUBLICATIONS   40 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

First Author View project

Optimization of Horizontal Well Placement View project

All content following this page was uploaded by Tutuka Ariadji on 23 July 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PREDIKSI PERUBAHAN SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR DENGAN
STUDI LABORATORIUM STIMULASI VIBRASI TERHADAP CONTOH
BATUAN LAPANGAN PADA BERBAGAI TEKANAN OVERBURDEN

Oleh :
Onnie Ridaliani*
Tutuka Ariadji*
Gunawan Handayani**

Sari

Dari hasil analisa studi laboratorium yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya
terhadap core sintetis, mengindikasikan bahwa stimulasi vibrasi dapat memperbaiki sifat
fisik batuan yaitu meningkatkan porositas (φ) sampai dengan 15.3 %, dan permeabilitas
absolut (kabs) sampai dengan 2.2 %, serta menurunkan saturasi minyak tersisa (Sor) sampai
dengan 53.6 %. Dari hasil tersebut diatas perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
menganalisa pengaruh frekwensi vibrasi dan tekanan overburden terhadap φ, kabs dan Sor
pada core lapangan.

Analisa studi laboratorium, dilakukan dengan menggunakan alat Hasler Permeameter


yang dimodifikasikan dengan vibrator. Model 1 didisain dengan vibrator yang
diletakkan diatas core holder dan dengan arah vibrasi vertikal. Sedangkan model 2
didisain dengan vibrator yang diletakkan disamping core holder dengan arah vibrasi
horizontal dan jarak antara vibrator dengan core holder lebih dekat dibandingkan dengan
model 1. Dari hasil analisa studi laboratorium dengan alat model 2 pada 15 core lapangan
diperoleh bahwa data φ sebelum vibrasi berkisar antara 4.84 % - 26.73 % dan setelah
vibrasi dapat mencapai kenaikan φ sampai dengan 53.9 % dengan rata-rata 36.6 %. Data
kabs sebelum vibrasi berkisar antara 231.46 mD – 1113.59 mD dan setelah vibrasi dapat
mencapai kenaikan kabs sampai dengan 54.1 % dengan rata-rata 39.4 %. Data Sor
sebelum vibrasi berkisar antara 0.15 % - 0.57 %, dan setelah vibrasi dapat mencapai
penurunan Sor sampai dengan 68 % dengan rata-rata 66.1 %. Dari hasil tersebut diatas
dapat dilihat adanya kesamaan kecenderungan hasil antara core sintetis dan core
lapangan yang memberikan gambaran adanya kesamaan pola perubahan sifat fisik batuan
( φ, kabs dan Sor ) akibat stimulasi vibrasi, yaitu kenaikan φ dan kabs serta penurunan Sor.
Lebih lanjut pengaruh tekanan overburden pada stimulasi vibrasi membuat sistem lebih
confined, dan pengaruh jarak dari sumber getaran terhadap core holder dapat sebagai
radius efektif dari kekuatan vibrator.

Pada akhirnya hasil studi laboratorium terhadap core lapangan, membuktikan


keberhasilan dari teknologi stimulasi vibrasi, dan diharapkan dapat memberikan
sumbangan dalam prediksi awal penerapan teknologi stimulasi vibrasi.

Kata kunci : Teknologi stimulasi vibrasi, studi laboratorium, efek vibrasi dan tekanan
overburden terhadap sifat fisik batuan, contoh batuan lapangan,
peningkatan porositas, peningkatan permeabilitas absolut, penurunan Sor,
frekwensi optimum.
Abstract

Based on laboratory analytical studies, which have been carried out by previous
researchers on synthetic core there is an indication that vibration stimulation can improve
the reservoir rock properties like increasing the porosity (φ ) up to 15.3 % and the
absolute permeability (kabs) up to 22 % also decreasing the residual oil saturation (Sor) till
53.6 %. From the above mentioned results these is a need for further research by
analyzing the influence of vibration frequency as well as the overburden pressure on φ,
kabs, Sor on the field core.

The Laboratory study analysis has been conducted using the Hasler Permeameter
equipment, which has been modified with a vibrator. The Model 1 is designed with a
vibrator, which has been laid on top of the core holder and in a vertical vibration
direction. Whereas the Model 2 is designed with the vibrator laid beside the core holder in
a horizontal vibration direction and the distance between the vibrator and the core holder
is less as compared to the Model 1. It has been found from laboratory study analysis using
the Model 2 equipment on 15 field cores that the porosity data before the vibration varies
between 4.84 % - 26.73 %, after the vibration can reach an increase of up to 53.9 % with
an average of 36.6 %. The absolute permeability data before the vibration varies between
231.46 mD – 1113.59 mD and after vibration may reach a kabs increase of up to 54.1 %
with an average of 59.4 %. The residual oil saturation data before vibration varies from
0.15 % - 0.57 % and after the vibration may reach a Sor decrease of up to 68 % with an
average of 66.1 %. It can been seen from above mentioned results that there is a tendency
of similarity between synthetic core and field core, which gives an illustration that there is
a similarity of the physical rock properties change pattern (φ, kabs, and Sor) as a result of
the vibration stimulation, such as the increase of φ and kabs as well as a decreased Sor. In
addition the influence of the overburden pressure on the vibration stimulation can make
the sistem more confined and the influence of distance from the core holder may be an
effective radius of the vibrator powers conclusively.

The laboratory study results on the field core proves the success of the vibration
stimulation technology and hopefully it may give a contribution to the preliminary
applied vibration stimulation technology.

*Departemen Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung


**Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung

I. PENDAHULUAN permukaan dan dari bawah permukaan.


Penggunaan vibrator bawah permukaan
disebut sebagai generasi pertama, dan
Teknologi Stimulasi Vibrasi, termasuk generasi berikutnya menggunakan
sebagai metoda Improvement Oil vibrator permukaan. Sedangakan pada
Recovery (IOR). Ide dasar dari teknologi saat ini teknologi stimulasi vibrasi
stimulasi vibrasi adalah tektonik, yang menggunakan keduanya 14.
memberikan efek signifikan terhadap
formasi. Teknologi Stimulasi Vibrasi Manfaat teknologi stimulasi vibrasi
menerapkan stimulasi gelombang elastik yaitu : mempercepat pemisahan minyak
kedalam reservoir dengan menggunakan dan gas; meningkatkan porositas batuan;
generator berupa vibrator dari memperbaiki permeabilitas batuan;
meminimalkan saturasi minyak tersisa; psig dan 200 psig. Pada penelitian ini
memperbaiki mobilitas minyak; akan dianalisa dengan 2 kondisi yaitu ;
memperbaiki permeabilitas relatif Kondisi I dengan Frekwensi Opt 10 Hz
1
minyak . & Pob 100 psig, dan Kondisi II dengan
Frekwensi Opt 10 Hz & Pob 200 psig.
Teknologi stimulasi vibrasi bukan
merupakan pengganti metoda EOR, akan
tetapi sebagai alternatif pelengkap agar III. PROSEDUR PENELITIAN
metoda yang sudah ada menjadi lebih
efektif dan optimal. Pelaksanaan penelitian di laboratorium,
dengan menggunakan peralatan yang
Dari hasil analisa studi laboratorium ada. Peralatan yang digunakan meliputi
yang telah dilakukan oleh peneliti porosimeter, ruska gas permeameter,
sebelumnya terhadap core sintetis, modifikasi hassler permeameter dan
mengindikasikan bahwa stimulasi vibrasi vibrator. Core lapangan yang digunakan
dapat memperbaiki sifat fisik batuan adalah sandstone dengan kedalaman
yaitu meningkatkan porositas (φ), dan tidak melebihi 1800 meter.
permeabilitas absolut (kabs), serta
menurunkan saturasi minyak tersisa Penelitian yang dilakukan ini meliputi
(Sor). Dengan hasil tersebut diatas perlu tiga tahapan, yaitu tahapan sebelum
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan vibrasi, tahapan pada saat vibrasi dan
menganalisa pengaruh frekwensi vibrasi tahapan setelah vibrasi. Skema peralatan
dan tekanan overburden terhadap core Model 1 dan Model 2 yang digunakan
lapangan. dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
Gambar 1 dan 2.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisa efek stimulasi vibrasi dan Tahap pertama, yaitu tahapan sebelum
efek tekanan overburden terhadap sifat vibrasi meliputi penelitian untuk
fisik batuan lapangan khususnya φ, kabs, mendapatkan data sifat petrofisik core
dan Sor, juga diharapkan dapat lapangan, yaitu φ, kabs, dan Sor. Tahap
memberikan sumbangan dalam prediksi kedua, yaitu tahapan pada saat vibrasi
awal penerapan teknologi stimulasi meliputi penelitian untuk menguji core
vibrasi. lapangan terhadap berbagai frekwensi
vibrasi dan berbagai tekanan
II. METODOLOGI overburden dengan menggunakan alat
Model 1 dan Model 2. Tahap ketiga,
Metoda penelitian yang digunakan yaitu tahapan setelah vibrasi meliputi
adalah kajian literatur dan analisa data penelitian untuk mengukur φ, kabs, dan
di laboratorium untuk mengevaluasi Sor. setelah core lapangan dikeringkan
efek stimulasi vibrasi khususnya dalam oven selama 24 jam.
terhadap sifat fisik batuan lapangan
dengan alat Hasler Permeameter yang di Adapun prosedur umum analisa efek
modifikasikan dengan vibrator. Didalam frekwensi vibrasi dan efek tekanan
penelitian ini akan didisain dua model overburden terhadap (φ), (kabs), dan (Sor)
alat yaitu Model 1 dan Model 2. Variasi pada core lapangan adalah sebagai
efek vibrasi yang digunakan adalah efek berikut :
frekwensi vibrasi yaitu 5 Hz, 10Hz, 15 1. Menyiapkan core lapangan
Hz dan 25 Hz. Sedangkan Variasi efek (15 buah).
tekanan overburden yang digunakan
yaitu 100 psig, 125 psig, 150 psig, 175
2. Memeriksa rangkaian peralatan yang (m/sec) 3.
dipergunakan terhadap kebocoron H = ketebalan formasi (m)
gas atau fluida lainnya.
3. Sediakan air bersih yang telah diberi Jika diketahui kecepatan gelombang
pewarna merah dengan tujuan untuk shear adalah 1000 m/sec dengan tebal
memudahkan pengamatan terhadap formasi adalah 25 m, maka frekwensi
paraffin yang telah terkumpul di optimum adalah 10 Hz. Berdasarkan
flask berskala. eksperimen lapangan jika diterapkan
4. Lakukan pengukuran φ, kabs, dan Sor ternyata ketebalan formasi mendekati
sebelum vibrasi. kenyataan. Sehingga konsep ini dapat
5. Masukkan core lapangan yang telah digunakan untuk memprogram frekwensi
dijenuhi dengan paraffin pada core optimum (skala lapangan).
holder dan lakukan proses vibrasi
dengan berbagai frekwensi (5 Hz, 10 Berdasarkan Gambar 3, dapat diamati
Hz, 15Hz, 25 Hz) dan berbagai bahwa kenaikan φ core disebabkan
tekanan overburden (100 psig, 125 adanya perubahan susunan butir dari
psig, 150 psig, 175 psig, 200 psig) tidak teratur menjadi teratur, adanya
sambil didesak dengan air selama 15 agitasi partikel dalam rongga sehingga
menit. Gunakan alat Model 1 dan terjadi gesekan antara fluida dengan
Model 2. batuan yang menyebabkan pelarutan
6. Setelah sampel di berikan vibrasi dan partikel penyumbat pori dan sementasi,
tekanan overburden, lakukan pada akhirnya partikel tersebut akan
pengukuran φ, kabs, dan Sor setelah mudah terbawa ketika terdapat aliran
vibrasi. fluida didalamnya, selain itu juga dapat
terjadi disintergrasi material organik dan
IV. HASIL DAN DISKUSI agregat yang menyumbat pori, sehingga
dapat menyebabkan pembentukan
peronggaan (cavitation). Dengan adanya
Efek frekwensi vibrasi terhadap cavitasi, akan meningkatkan volume pori
perubahan φ, kabs, dan Sor untuk batuan. Akibat peningkatan volume
keseluruhan core lapangan diwakili oleh ruang pori tersebut, maka porositas
core 10C. Hasil perhitungan φ, kabs, dan batuan akan bertambah. Dari hasil
Sor sebelum dan setelah vibrasi dapat pengolahan data kenaikan porositas
diamati pada Gambar 3, 4 dan 5. core 10C pada gambar 3 adalah sebesar
Berdasarkan ketiga gambar tersebut, 27 %.
diperoleh hasil bahwa pada frekwensi 10
Hz kenaikan φ terbesar yaitu mencapai Berdasarkan Gambar 4, dapat diamati
sebesar 25.96 %, kabs, mencapai 1026.39 bahwa kenaikan kabs, terjadi karena
mD, dan penurunan Sor terbesar adanya hubungan antar pori-pori batuan,
mencapai 0.4 %. Hal ini berarti bahwa sehingga kemampuan batuan meluluskan
frekwensi optimum core 10C adalah 10 fluida (permeabilitas) juga akan
Hz (skala laboratorium). bertambah. Pertambahan permeabilitas
tersebut juga disebabkan terjadinya
Untuk menentukan frekwensi optimum penurunan tekanan kapiler dan
secara analitik dipergunakan persamaan menurunnya viscositas. Penurunan
sebagai berikut : tekanan kapiler akan menyebabkan
ω = Cs / 4H ………………...1 mudah terpisahnya minyak dari kontak
dimana : dengan batuan, yang berarti akan
ω = frekwensi optimum (Hz). mempermudah minyak mengalami
Cs = kecepatan gelombang shear disposisi dari keadaan awal. Keadaan ini
akan meyebabkan minyak lebih mudah suatu kondisi optimum akibat stimulasi
mengalir. Dari hasil pengolahan data vibrasi yaitu pada frekwensi 10 Hz dan
kenaikan kabs core 10C pada gambar 4 tekanan overburden 100 psig (Kondisi I),
adalah sebesar 17 %. ternyata masih dapat ditingkatkan lagi
hasilnya dengan menambahkan variasi
Berdasarkan Gambar 5, dapat diamati tekanan overburden terhadap frekwensi
bahwa penurunan Sor terjadi karena optimum 10 Hz. Kondisi yang lebih
adanya perbaikan susunan partikel akibat baik tersebut yaitu stimulasi vibrasi
dari proses agitasi partikel-partikel dengan frekwensi optimum 10 Hz dan
tersebut didalam rongga sehingga tekanan overburden 200 psig (kondisi II)
partikel-partikel penyumbat pori akan baik menggunakan alat Model 1 dan 2.
larut. Dapat dikatakan pula bahwa akibat Dari uraian diatas membuktikan bahwa
dari adanya kenaikan porositas dan adanya efek tekanan overburden pada
terjadinya perbaikan hubungan antara stimulasi vibrasi dapat membuat sistem
pori-pori batuan maka permeabilitas lebih confined (membuat sistem tertutup
akan bertambah, sehingga minyak akan rapat karena tekanan). Hal ini
dapat dikeluarkan lebih banyak atau Sor mengakibatkan bahwa semakin besar
akan semakin kecil. Dari hasil tekanan overburden, maka semakin
pengolahan data Sor core 10C pada besar harga porositas dan kabs, serta
Gambar 5, penurunan Sor akibat efek semakin kecil harga Sor. Oleh karena itu,
frekwensi vibrasi adalah sebesar 23 %. pengaruh tekanan overburden
menunjukan hasil yang positif untuk
Secara keseluruhan Efek frekwensi skala laboratorium.
vibrasi menyebabkan kenaikan φ, kabs,
dan penurunan Sor. Pengaruh Jarak Dari Sumber Getaran
Pada Stimulasi Frekwensi Vibrasi, dapat
Efek frekwensi vibrasi untuk core ditunjukan dengan penggunaan alat
sintetis dan core lapangan disajikan pada Model 1 dan Model 2. Pada Alat Model
Gambar 6, 7, dan 8. Pada ke tiga gambar 2, vibrator diletakkan lebih dekat
tersebut dapat diamati bahwa ada jaraknya terhadap core holder, sehingga
kesamaan kecenderungan hasil antara hasil penelitiannya lebih baik jika
core sintetis dengan core lapangan. Hal dibandingkan dengan menggunakan alat
ini memberikan gambaran adanya Model 1. Hal tersebut diatas
kesamaan pola perubahan sifat fisik membuktikan bahwa pengaruh jarak dari
batuan (φ, kabs, dan Sor ), yaitu kenaikan sumber getaran memberikan hasil yang
φ, kabs, dan penurunan Sor. positif untuk skala laboratorium.

Efek tekanan overburden dan frekwensi Secara umum stimulasi vibrasi terhadap
optimum 10 Hz terhadap φ, kabs, dan Sor core lapangan menunjukkan hasil yang
pada core 10C dengan alat Model 1 dan positif terhadap kenaikan harga φ, kabs
Model 2 dapat dilihat pada Gambar 9, 10 dan penurunan harga Sor. Teknologi
dan 11. Dari 3 Gambar tersebut akan stimulasi vibrasi membuka paradigma
didapat hasil dengan Kondisi Awal, baru dalam pendekatan masalah yaitu
Kondisi I (Frekwensi 10 Hz & Tekanan dengan meninggalkan pendekatan
overburden 100 psig), dan Kondisi II pemecahan masalah secara kimiawi
(Frekwensi 10 Hz & Tekanan menjadi pendekatan masalah secara
overburden 200 psig). Prosentase fisika. Dari hasil studi laboratorium
kenaikan φ, kabs, dan penurunan Sor diatas diharapkan dapat memberikan
untuk kondisi diatas dapat dilihat pada sumbangan dalam prediksi awal
Tabel 1, 2 dan 3. Walaupun telah didapat penerapan teknologi stimulasi vibrasi.
V. KESIMPULAN 2. Melakukan vibrasi terhadap core
dengan menggunakan 2 buah sumber
Frekwensi optimal pada stimulasi getaran atau vibrator yang diletakan
frekwensi vibrasi terhadap core lapangan di atas dan di samping core holder
adalah 10 Hz. secara bersamaan.
3. Menghitung secara kuantitatif
Adanya kesamaan kecenderungan hasil besarnya frekwensi dari sumber
antara core sintetis dengan core vibrasi yang diserap oleh core.
lapangan. Hal ini memberikan gambaran
adanya kesamaan pola perubahan sifat VII. DAFTAR PUSTAKA
fisik batuan (φ, kabs, dan Sor ), yaitu
kenaikan φ, kabs, dan penurunan Sor. 1. Belonenko V.N.: ”Vibroseismic
Technology For Increasing
Hasil keseluruhan dapat dikatakan Hydrocarbon Bed Recovery”, New
bahwa Kondisi II (Frekwensi 10HZ & Technologies For The 21 st Century,
Tekanan overburden 200 psig) dengan 2000.
alat Model 2 lebih baik jika
dibandingkan dengan alat Model 1. 2. Baresnev, I.A., Johnson,P.A, :
“Elastic Wave Stimulation Of Oil
Pengaruh tekanan overburden pada Production, A Review Of Methods
stimulasi frekwensi vibrasi dapat and Results, Geophisics”, vol 59 No.
membuat sistem lebih confined 6, hal. 1000-1007, 1994.
(membuat sistem tertutup karena
tekanan). 3. Das Braja M. : Stress Waves In
Bounded Elastic Medium,
Pengaruh jarak dari sumber getaran Fundamentals Of Soil Dynamics,
terhadap core holder, merupakan radius The University Of Texas at El Paso,
efektif pengaruh stimulasi frekwensi Elsevier Sience Publishing Co.Inc.,
vibrasi. 1982.

Hasil Studi laboratorium terhadap core 4. DuHon, R.D. : An Investigation Of


lapangan membuktikan keberhasilan dari The Effect Of Ultrasonic Energy On
stimulasi vibrasi sebagai berikut : The Floe Of Fluuids In Porous
• Kenaikan φ sampai dengan 53.9 % Media , Ph.D. Thesis, University Of
dan rata-rata 36.6 %. Oklahoma, Norman, 1964.
• Kenaikan kabs sampai dengan 54.1 %
dan rata-rata 39.4 %. 5. --------------, : Elastisitas Zat Padat
• Penurunan Sor sampai dengan 68 % Dan Batuan Serta Aspek
dan rata 66.1 %. Geofisikanya, Laboratorium Fisika
Bumi Jurusan Fisika, Institut
Diharapkan dapat memberikan Teknologi Bandung, 1977.
sumbangan dalam prediksi awal
penerapan teknologi stimulasi vibrasi. 6. Geffen, T.M., Owen, W.W , Parrish,
D.R., and Morse, R.A. :
VI. SARAN “Experimental Investigation Of
Factor Affecting Laboratory Relative
1. Agar dilakukan studi laboratorium Permeability Measurement”, Trans.
mengenai pengaruh waktu vibrasi AIME, 192, 99 , 1951.
terhadap sifat fisik batuan.
7. Honarpour, M., Koederitz, L.,
Harvey, A.H. : Relative Permeability 11. Richardson, J.G., Kerver, J.K.,
Of Petroleum Reservoir, Florida, Hafford, J.A., and Osaba, J.S. :
CRC Press Inc., 1986. “Laboratory Determination Of
Relative Permeability”, Trans.
8. Mirawan, Trisna, I Made : Studi AIME, 187-195, 1952.
Laboratorium Pengaruh Vibrasi
Terhadap Saturasi Minyak Sisa Dan 12. Rudiono, Agus : Teori Analisis dan
Permeabilitas Relatif Minyak-Air, Aplikasi Teknologi Vibroseismic
Tugas Akhir Departemen Teknik Untuk Peningkatan Perolehan
Permiyakan, Institut Teknologi Minyak pada Lapangan X, Tugas
Bandung, 2001. akhir Depatemen Teknik
Perminyakan, Institut Teknologi
9. Nikolaevskiy, V.N., Lopukhov, G.P., Bandung, 2001.
Liao, Yishu, and Economides, M.J. : 13. Standing, M.B. : Note On Relative
“Residual Oil Reservoir with Seismic Permeability Relationships,
Vibrations”, SPE Journal Seri Trondheim, Norway, 1975.
29155, 1996.
14. Tarmuzi, Aziz : “Teknologi Akustik
10. Osaba, J.S., Richardson, J.G., Dan Vibrasi”, Jakarta, 2002.
Kerver, J.K., Hafford, J.A., and
Blair, P.M. : “Laboratory Relative
Permeability Meaurement”, Trans.
AIME, 192, 1951.

Gambar 1 – Skematik Alat Model 1


Gambar 2 – Skematik Alat Model 2
Frekwensi Vs Porositas Core 10C

30

Porositas %
25
20
15
10
5
0
0 5 10 15 25
Frekwensi Hz

Gambar 3. Histogram Frekwensi terhadap φ

Frekwensi Vs kabs Core 10C

1500
Kabs mD

1000
500

0
0 5 10 15 25
Frekwensi Hz

Gambar 4. Histogram Frekwensi terhadap kabs

Frekwensi Vs Sor Core 10C

0.6

0.4
Sor %

0.2

0
0 5 10 15 25
Frekwensi Hz

Gambar 5. Histogram Frekwensi terhadap Sor


Frekwensi Vs Porositas 10C

30
25

Porositas %
20
15
10
5
0
0 5 10 15
Frekwensi Hz

Core lapangan Core Sintetis

Gambar 6. Frekwensi terhadap φ


Core Sintetis dan Core Lapangan

Fr e k w e n s i V s Kab s 10C

2000
1500
Kabs %

1000
500
0
0 5 10 15
Fr e k w e n s i Hz

Core Sintetis Core Lapangan

Gambar 7. Frekwensi terhadap kabs


Core Sintetis dan Core Lapangan

F rekw ensi V s S o r 10C

0 .6 0

0 .4 0
Sor %

0 .2 0

0 .0 0
0 5 10 15
F re k w e n si H z

C o re S in te tis C o re L a p a n g a n

Gambar 8. Frekwensi terhadap Sor


Core Sintetis dan Core Lapangan
Diagram Perbandingan Poverburden Vs Porositas
Frekwensi 10 Hz Core 10C
30
25

Porositas, %
20
15
10
5
0
100 125 150 175 200
Poverburden, psig
Awal Model 1 Model 2

Gambar 9. Perbandingan Tekanan Overburden terhadap φ


Frekwensi 10 Hz Alat Model 1 & Model 2

Diagram Perbandingan Poverburden Vs


kabs Frekwensi 10 Hz Core 10C
1500

1000
Kabs, mD

500

0
100 125 150 175 200
Poverburden, psig
Awal Model 1 Model 2

Gambar 10. Perbandingan Tekanan Overburden terhadap kabs


Frekwensi 10 Hz Alat Model 1 & Model 2

Diagram Perbandingan Poverburden Vs


Sor Frekwensi 10 Hz Core 10C
0.6
0.5

0.4
Sor, %

0.3
0.2

0.1
0
100 125 150 175 200
Poverburden, psig
Awal Model 1 Model 2

Gambar 11. Perbandingan Tekanan Overburden terhadap Sor


Frekwensi 10 Hz Alat Model 1 & Model 2
Tabel 1. Perubahan φ, kabs dan Sor
Dari Kondisi Awal ke Kondisi I

Sifat Fisik Kondisi Alat Model 1 Alat Model 2


Batuan Awal Kondisii I % Kondisi I %
φ,% 20.42 25.96 27.1 26.23 28.4
kabs, mD 875.13 1026.39 17.3 1030 17.7
Sor, % 0.52 0.4 23.1 0.38 28.8

Tabel 2. Perubahan φ, kabs dan Sor


Dari Kondisi Awal ke Kondisi II

Sifat Fisik Kondisi Alat Model 1 Alat Model 2


Batuan Awal Kondisii II % Kondisi II %
φ, % 20.42 27.7 35.7 28.18 38
kabs, mD 875.13 1054.24 20.5 1074.13 22.7
Sor, % 0.52 0.17 67.3 0.16 69.2

Tabel 3. Perubahan φ, kabs dan Sor


Dari Kondisi I ke Kondisi II

Sifat Fisik Alat Model 1 Alat Model 2


Batuan Kondisii I Kondisi II % Kondisi I Kondisi II %
φ, % 25.96 27.7 6.7 26.23 28.18 7.43
kabs, mD 1026.39 1054.24 2.71 1030 1074.13 4.28
Sor, % 0.4 0.17 57.5 0.38 0.16 57.9
OTOBIOGRAFI

Peronal Data
Name : Ir. Onnie Ridaliani
Place and Date of Birth : Banjarmasin, 26 Januari 1964
Addrress : Jl.Pelepah Raya Blok TM 1/28 Kelapa Gading Permai
JAKARTA UTARA (14240) : PH 021 4530141
Sex : Female
Religion: : Moeslem
Nationality: : Indonesia

Education
Bachelor of Science : Petroleum Engineering Trisakti University (Nov 1989).
Graduate Program : Petroleum Engineering Bandung Institute of Technology
(August 2003)

Personal Data
Name : Ir. Tutuka Ariadji, M. Sc., Ph. D
Place and Date of Birth : Solo, 26 Agustus 1964
Address : Jl. Sukaresmi Kav. 9, Komplek Perumahan Sukaresmi, Bandung,
Indonesia

Education
Bachelor of Science : Teknik Perminyakan-ITB, Indonesia (October 1988)
Master of Science : Petroleum Engineering-Texas A&M Univ., Texas-USA (May 1994)
Doctor of Philosophy : Petroleum Engineering-Texas A&M Univ., Texas-USA (Dec. 1996)

Lecturer
Reservoir Fluid Properties
Reservoir Rock Mechanics
Applied Heat Transfer
Geosystem Numerical Simulation
Thermal Oil Recovery

Personal Data

GUNAWAN HANDAYANI

Pengalaman I. 1984 – sekarang Dosen Pada Departemen Fisika ITB Bandung,


kerja Indonesia
I. 1993 – 2002 Dosen “MK Instrumentasi Geofisika dan MK
Praktikum Pengukuran Geofisika” dan Sekretaris Program, Pada
Program S-2 Geofisika Terapan ITB Bandung, Indonesia
II. 1997 – sekarang Dosen “MK Mekanika Tanah” Pada Program S-2
Rekayasa Pertambangan ITB Bandung, Indonesia
V. Peneliti pada Lab. Geoteknik Pusat Penelitian Antar Universitas
Rekayasa PPAU ITB
V. Peneliti dan Ketua Lab. Fisika Bumi, Departemen Fisika ITB

Pendidikan 1979 - 1984 Departemen Fisika ITB, Bandung, Indonesia


Sarjana Fisika ITB

1986-1988 Civil Engineering, Univ. Wisconsin-Madison, US


Master (MSCE)

Master Thesis title: “Workstation software for soil


liquefaction”

1988-1993 Civil Engineering, Univ. Wisconsin-


Madison,USA
Ph.D

Ph.D dissertation title: “Time Delay Spectrometry


measurements on Civil Engineering materials”

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai