JOB VIII
A. Tujuan
1. Dapat melakukan pengujian kuat lentur struktur balok beton
2. Dapat mengoperasikan alat uji lentur struktur balok
3. Dapat membedakan tipe keretakan yang terjadi akibat beban keruntuhan lentur
B. Dasar Teori
Menurut ASTM C 78-01, keruntuhan pada balok ada dua jenis, yaitu keruntuhan
geser dan keruntuhan balok. Keruntuhan geser diakibatkan oleh gaya lintang sedangkan
keruntuhan balok diakibatkan oleh Momen Lentur. Gaya geser balok menyebabkan
terjadinya keretakan geser, dimana gaya geser yang terbesar terjadi dekat dengan tumpuan
balok. Keruntuhan geser yang terjadi menjalar ke arah vertikal dan horizontal menuju
tengah bentang balok. Keretakan ini semakin lama semakin membesar, sehingga kedua
bagian balok akan patah. Berdasarkan kejadian ini, bagian tulangan geser pada arah
vertikal adalah tulangan yang berhubungan langsung dengan keretakan geser tersebut.
Tulangan akan mencegah terjadinya patah pada balok akibat adanya keretakan geser.
Balok memiliki dua jenis tulangan yaitu, tulangan tarik dan tulangan tekan. Tulangan
tekan tidak hanya berfungsi untuk menahan beban tekan saja tetapi juga berfungsi untuk
mengurangi lendutan jangka panjang akibat beban tetap, meningkatkan daktilitas serta
mengubah keruntuhan tekan menjadi keruntuhan tarik.
Bahan
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyetel posisi tumpuan mesin uji lentur sesuai dengan ukuran benda uji yang telah
dibuat.
3. Meletakkan benda uji ke atas mesin uji lentur.
4. Memposisikan benda uji sesuai dengan gambar.
E. Analisis Perhitungan
1. Sampel Beton Bertulang (15 cm x 15 cm x 75 cm)
Data Pengujian Kuat Lentur Benda Uji Balok Bertulang
a. Mutu Beton (f’c)
Mutu beton diperoleh dari nilai tegangan rata rata hasil pengujian kuat tekan 3
buah sampel silinder. Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengujian Silinder dan Nilai Kuat Tekan Rata Rata
Tegangan
Tanggal Tanggal Umur P Maks A Tegangan
No Rata Rata
Pembuatan Pengujian (Hari) (kN) (mm2) (P/A)
(N/mm2)
1 30/10/2019 4/12/2019 28 332400 17662.5 18.820
2 30/10/2020 4/13/2019 28 303200 17662.5 17.166 20.027
3 30/10/2021 4/14/2019 28 425600 17662.5 24.096
2.π.102
As’ = 2.D10 = = 157 mm2
4
As 235.5
ρ = = = 0.014
b.d 150.114
As′ 157
ρ’ = = = 0.009
b.d 150.114
1.4 1.4
ρmin = = = 0.003
fy 417.474
ρmaks = 0,75.ρb
′
β.(0.85.f c.) 600
= 0.75( 𝑓𝑦
x 600+𝑓𝑦
)
0,85.(0,85.20,027.) 600
= 0.75( 417,474
x 600+417,474)
= 0,015
b. Mencari Nilai a
As.fy−As′ .𝑓𝑦
a =
0,85.f′ 𝑐.𝑏
235,5.417,474−157.417,474
=
0,85.20.150
= 12,83 mm
c. Cek Kapasitas
𝑎
Mn = (0,85.f’c.b).(d - 2 ) + (As’.fy).(d – d’)
12,74
= (0,85.20,027.12,74.150).(114 - ) + (157.417,474).(114 – 36)
2
= 8638060,06 Nmm
= 8,64 KNm
As 235.5
ρ = = = 0.014
b.d 150.114
a. Tegangan Ekuivalen a
As.fy
a =
0,85.f′ 𝑐.𝑏
235,5.417,474
=
0,85.20.150
= 38,5 mm
b. Cek Kapasitas
𝑎
Mn = (As.fy).(d - 2 )
38,5
= (235,5.417,474).(114 - )
2
= 9315212,15 Nmm
= 9,32 KNm
22,5 cm 15 cm 22,5 cm
RA = P/2
Mmax = P/2.0,225 m
8,64 = P.0,1125
P = 76,8 KN
P/2 P/2
8,64 8,64
H. Kesimpulan
Dari Hasil Pengujian disimpulkan bahwa:
1. Nilai P teoritis sebesar 76,8 KN lebih kecil dari Nilai P hasil pengujian sebesar
95,15 kN untuk sampel beton bertulang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti faktor dimensi sampel, mutu beton, mutu baja tulangan dan diameter
tulangan.
2. Nilai P sampel beton bertulang = 95,15 KN jauh lebih besar dibandingkan nilai P
sampel beton normal (tanpa tulangan) = 17,96 KN hasil pengujian. Hal ini
membuktikan bahwa beton tanpa tulangan tidak dapat menahan atau menerima
tarik.