Anda di halaman 1dari 16

MIKOLOGI

A. Pengertian Mikologi

Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur (fungi) -
banyak orang juga menyebut cendawan. Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar
makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.

B. Sifat Umum Mikologi

 Saprofit, karena hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik yang sudah mati.
Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi
bagan yang lebih sederhana.
 Parasit, karena menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup (inung).
Fungsi dapat bersifat parasit obligat (parasit sebenarnya) dan parasit fakultatif (mula-
mula bersifat parasit, kemudian membunuh inangnya).
 Simbion, karena dapatbersimbiosis dengan organisme lain.

C. Morfologi Mikologi

Bentuk jamur secara garis besar ada 3 bentuk yaitu :

a. Yeast (khamir)
Yeast merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan diameter
3 – 15 mikron, berkembang biak dengan cara membelah diri (asexual) membentuk tunas
atau budding cell. Yeast ada dua yaitu : Yeast murni merupakan jamur uniselluler yang tidak
mampu membentuk pseudohifa/ klamidospora, Yeast like merupakan jamur uniselluler yang
mampu membentuk pseudohifa. Contoh : Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloni
berwarna merah / orange), Cryptococcus neoformans Secara makroskopik (pada media padat
SGA) koloni jamur bentuk yeast tampak Smooth, warna krem, cembung bau seperti ragi.
Identifikasi dengan uji biokimia

b. Mold/Kapang
Mold/Kapang merupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari satu) yang
membentuk benang-benang hifa / filament, kumpulan dari hifa disebut miselium yang
membentuk suatu anyaman. Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat. Hifa
yang berada di atas permukaan media disebut Hifa aerial yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan. Hifa yang berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai
alat untuk menyerap makanan.

Secara makroskopik (pada media SGA) jamur yang berbentuk Mold membentuk koloni yang
berserabut / granuler koloninya tampak kasar (Rought). Untuk identifikasi, hasil
mikroskopik dan makroskopik merupakan dasar
identifikasi. Contoh: Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor, Microsporum, Trichophyto
n, Epidermophyton

c. Dimorfik
Dimorfik merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold.
Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi 37 derajat C, dan
berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau pada suhu inkubasi suhu ruang. Contoh
: Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomyces dermatidis

D. Siklus Hidup Mikologi

Siklus Hidup Jamur melewati beberapa tahap atau fase. Kehidupan jamur berawal dari
spora (Basidiospora) yang kemudian akan berkecambah membentuk hifa yang berupa
benang-benang halus. Hifa ini akan tumbuh ke seluruh bagian media tumbuh. Kemudian dari
kumpulan hifa atau miselium akan terbentuk gumpalan kecil seperti simpul benang yang
menandakan bahwa tubuh buah jamur mulai terbentuk. Simpul tersebut berbentuk bundar
atau lonjong dan dikenal dengan stadia kepala jarum (pinhead) atau primordia. Simpul ini
akan membesar dan disebut ilah kancing kecil (small button). Selanjutnya stadia kancing
kecil akan terus membesar mencapai stadia kancing (button) dan stadia telur (egg). Pada
stadia ini yang tadinya tangkai dan tudung yang tadinya tertutup selubung universal mulai
membesar. Selubung tercabik, kemudian diikuti stadia perpanjangan (elongation). Cawan
(volva) pada stadia ini terpisah dengan tudung (pillueus) karena perpanjangan tangkai (stalk).
Stadia terakhir adalah stadia dewasa tubuh buah.

Pada stadia kancing yang telah membesar akan terbentuk bilah. Bilah yang matang
akan memproduksi basidia dan Basidiospora, kemudian tudung membesar. Pada waktu itu,
selubung universal yang semula membungkus seluruh tubuh buah akan tercabik. Tudung
akan terangkat keatas karena memanjangnya batang, sedangkan selubung universal yang
sobek akan tertinggal di bawah dan disebut cawan. Tipe perkembangan tubuh buah seperti ini
disebut tipe angiocarpic.

Pada tipe perkembangan yang lain, yaitu gymnocarpic, lapisan universal tidak
terbentuk. Sisi dari pembesaran tudung dihubungkan dengan batang oleh selubung dalam.
Pada waktu bilah membesar, selubung dalam tercabik dan melekat melingkari batang
membentuk cincin atau anulus. Sebagai organisme yang tidak berklorofil, jamur tidak dapat
melakukan proses fotosintetis seperti halnya tumbuh-tubuhan. Dengan demikian jamur tidak
adapat memanfaatkan langsung energi matahari. Jamur mendapat makanan dalam bentuk jadi
seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati. Bahan makanan ini tidak akan
diurai dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa menjadi tumbuh senyawa yang
dapat diserap dan dignakan untuk tumbuh dan berkembang. Semua jamur yang edibel (dapat
dimakan) bersifat saprofit, yaitu hidup dari senyawa organik yang telah mati.

Jamur merupakan golongan fungi yang membentuk tubuh buah yang berdaging.
Tubuh buah ini umumnya berbentuk payung dan mempunyai akar semu (rhizoid), tangkai,
tudung serta terkadang disertai cincin dan cawan volva.

Ordo Agaricales dapat tumbuh dan menyebar luas pada berbagai habitat. Berdasarkan
habitat tumbuh dibedakan berbagai jamur yang termasuk spesies tropis atau spesies sub
tropis. Beberapa spesies menunjukkan kekhususan dalam memilih habitat tumbuh, misalnya
menyukai area yang terbuka dan cukup cahaya. Sementara spesies yang lain menyukai
habitat yang terlindung dan berkayu. Dalam satu habitat juga ada spesies yang menunjukkan
lebih menyukai media tumbuh atau substrat tertentu seperti substrat berkayu, daun-daun mati
atau kotoran binatang (coprophilous).

E. Cara Penularan Serta Diagnosa Labolatorium dari Jamur

a) Jenis penyakit yang disebabkan jamur serta cara penularannya

1. Jamur penyebab penyakit di permukaan tubuh ( Mikosis Superfisial )

Mikosis superficial terjadi apabila infeksi terletak superficial atau terbatas di kulit dan
apendiksnya (rambut dan kuku).berikut ini adalah beberapa penyakit yang berada di
permukaan kulit :

a. Panu (pityriasis versicolor / tinea versicolor)

Panu adalah infeksi kronis superficial yang ringan pada stratum korneum yang
disebabkan oleh malassezia furfur.
Gejalanya berupa : macula hiper / hipopigmentasi pada kulit (muka, dada,
punggung atas, lengan, atau perut), dengan batas tegas , bersisik halus, rata, gatal
terutama bila berkeringat.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain : mandi teratur dua kali
sehari, menjaga daerah lipatan kulit agar tetap kering, dan mengenakan baju bersih.
Penularan panu dapat disebabkan oleh orang yang menderita panu. Biasanya
penularan ini melalui pakaian atau handuk yang digunakan bersama.

b. Kurap (tinea)
Tinea adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dan banyak terdapat
di daerah tropis. Kelainan yang pertama adalah gatal terutama ketika berkeringat. Lesi
di kulit berupa bercak sirkuler yang melebar berbatas tegas dengan dasar kemerahan
dan bagian tengah bersisik. Penularan penyakit kurap terjadi apabila terjadi kontak
langsung dengan penderita sehingga bibit jamur menempel pada bagian yang
bersentuhan. Menurut tempatnya ada beberapa jenis tinea :

· Tinea Pedis (athlete’s foot)


Disebabkan oleh Trichophyton, epidermophyton floccosum.
Lokasi lesi : ruangan sel jari kaki pada orang yang memakai sepatu.
Gejala klinis : terdapat rasa gatal pada sela jari kaki, kemudian muncul vesikel-vesikel
kecil kemudian pecah fan mengeluarkan cairan encer. Bila menjadi kronis
menifestasinya adalah pengelupasan dan pecah-pecah pada kulit, bersisik terdapat
fissure disertai nyeri dan gatal.
· Tinea Unguium (Onychomikosis)

Disebabkan oleh E.floccosum dan genus Trichophyton


Lokasi lesi : kuku
Gambaran klinis : kuku menebal kuning, lunak dan merapuh di ujungnya. Warnanya
menjadi kusam.
· Tinea corporis, Tinea cruris, dan Tinea manus.

Penyebab : T.rubrum, T. mentagrophytes, E.floccosum


Merupakan dermatofitosis pada kulit tak berambut dengan lesi berupa annular
ringworm, tangahnya bersisik, tepi berwarna merah melebar, kering ataupun vesikuler

2. Jamur penyebab infeksi kutaneus (profunda)

Mikosis profunda atau mikosis dalam ialah penyakit jamur yang mengenai alat dalam.
Penyakit ini dapat terjadi karena jamur langsung masuk ke alat dalam, misalnya paru-
paru, melali luka atau menyebar dari permukaan kulit atau alat dalam lainnya.

Penyebab profunda ialah jamur pathogen atau jamur saprofit yang menjadi pathogen
karena adanya factor predisposisi, atau terdapat gangguan system imun.

3. Subcutaneous (sistemik)

Jamur yang menyebabkan infeksi subkutan dalam keadaan normal hidup di tanah atau
pada tumbuhan. Mereka memasuki kulit atau jaringan subkuntan mellinokulasi
traematik dengan bahan terkontaminasi. Secara umum lesi bersifat granulomatosa dan
meluas perlahan dari daerah implantasi.

1. Jamur penyebab penyakit di permukaan tubuh ( Mikosis Superfisial )

Mikosis superficial terjadi apabila infeksi terletak superficial atau terbatas di kulit dan
apendiksnya (rambut dan kuku).berikut ini adalah beberapa penyakit yang berada di
permukaan kulit :

a. Panu (pityriasis versicolor / tinea versicolor)

Panu adalah infeksi kronis superficial yang ringan pada stratum korneum yang
disebabkan oleh malassezia furfur.
Gejalanya berupa : macula hiper / hipopigmentasi pada kulit (muka, dada, punggung
atas, lengan, atau perut), dengan batas tegas , bersisik halus, rata, gatal terutama bila
berkeringat.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain : mandi teratur dua kali sehari,
menjaga daerah lipatan kulit agar tetap kering, dan mengenakan baju bersih.

b. Kurap (tinea)
Tinea adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dan banyak terdapat di daerah
tropis. Kelainan yang pertama adalah gatal terutama ketika berkeringat. Lesi di kulit
berupa bercak sirkuler yang melebar berbatas tegas dengan dasar kemerahan dan bagian
tengah bersisik. Menurut tempatnya ada beberapa jenis tinea :

· Tinea Pedis (athlete’s foot)


Disebabkan oleh Trichophyton, epidermophyton floccosum.
Lokasi lesi : ruangan sel jari kaki pada orang yang memakai sepatu.

Gejala klinis : terdapat rasa gatal pada sela jari kaki, kemudian muncul vesikel-vesikel
kecil kemudian pecah fan mengeluarkan cairan encer. Bila menjadi kronis
menifestasinya adalah pengelupasan dan pecah-pecah pada kulit, bersisik terdapat
fissure disertai nyeri dan gatal.
· Tinea Unguium (Onychomikosis)

Disebabkan oleh E.floccosum dan genus Trichophyton


Lokasi lesi : kuku
Gambaran klinis : kuku menebal kuning, lunak dan merapuh di ujungnya. Warnanya
menjadi kusam.
· Tinea corporis, Tinea cruris, dan Tinea manus.

Penyebab : T.rubrum, T. mentagrophytes, E.floccosum


Merupakan dermatofitosis pada kulit tak berambut dengan lesi berupa annular
ringworm, tangahnya bersisik, tepi berwarna merah melebar, kering ataupun vesikuler

2. Jamur penyebab infeksi kutaneus (profunda)

Mikosis profunda atau mikosis dalam ialah penyakit jamur yang mengenai alat dalam.
Penyakit ini dapat terjadi karena jamur langsung masuk ke alat dalam, misalnya paru-
paru, melali luka atau menyebar dari permukaan kulit atau alat dalam lainnya.

Penyebab profunda ialah jamur pathogen atau jamur saprofit yang menjadi pathogen
karena adanya factor predisposisi, atau terdapat gangguan system imun.

3. Subcutaneous (sistemik)

Jamur yang menyebabkan infeksi subkutan dalam keadaan normal hidup di tanah atau
pada tumbuhan. Mereka memasuki kulit atau jaringan subkuntan mellinokulasi
traematik dengan bahan terkontaminasi. Secara umum lesi bersifat granulomatosa dan
meluas perlahan dari daerah implantasi.

b) Diagnosa labolatorium dari jamur penyebab penyakit pada manusia

Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita penyakit yang
disebabkan atau berhubungan dengan infeksi Jamur, seperti :

 Tinea
 Pitiriasis Versikolor (Panu)
 Dermatitis Seboroik

Langkah pemeriksaan :

Pengambilan sampel

 Alat alat yang dibutuhkan :

- Skalpel

- Pinset

- Alkohol 70%

- Kapas

- Kertas/wadah yang bersih

 Cara pengambilan sampel :

 Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70% untuk
menghilangkan lemak, debu dan kotoran lainnya.

 Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel dengan arah dari atas
kebawah (cara memegang skalpel harus miring membentuk sudut 45
derajat ke atas).

 Letakkan hasil kerokan kulit pada kertas atau wadah


Pembuatan sediaan

 Alat alat yang dibutuhkan :

-Kaca objek

-Kaca penutup

-Lampu spiritus

-Pinset

-Reagen yaitu Larutan KOH 10% untuk kulit dan kuku, Larutan KOH 20% untuk rambut

 Cara pembuatan sediaan :

 Teteskan 1-2 tetes larutan KOH 10% pada kaca objek.

 Letakkan bahan yang akan diperiksa pada tetesan tersebut dengan


menggunakan pinset yang sebelumnya dibasahi dahulu dengan larutan
KOH tersebut. Kemudian tutup dengan kaca penutup.

 Biarkan ±15 menit atau dihangatkan diatas nyala api selama beberapa
detik untuk mempercepat proses lisis

Pemeriksaan

 Alat yang digunakan : Mikroskop

 Cara Pemeriksaan :

 Periksa sediaan dibawah mikroskop. Mula-mula dengan perbesaran


objektif 10 X kemudian dengan pembesaran 40 X untuk mencari
adanya hypha dan atau spora, akan tampak gambaran hifa dan spora
tergantung jamur yang menyebabkan penyakitnya, contohnya :

- terlihat gambaran hifa sebagai dua garis sejajar terbagi oleh sekat dan bercabang maupun
spora berderet (artrospora) pada Tinea (Dermatofitosis)

- terlihat campuran hifa pendek dan spora spora bulat yang dapat berkelompok ( gambaran
Meat ball and spagheti) pada Pitiriasis Versikolor (panu)
MIKOLOGI PANGAN

A. Pengertian Mikologi Pangan

Mikologi Pangan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur yang
mempunyai peran yang merugikan maupun menguntungkan pada bidang pangan. Mikologi
pangan yang menguntungkan dapat ditemukan dalam berbagai bioteknologi di bidang pangan
seperti jamur yang berada dalam tempe, oncom, dan kecap. Sedangkan ada beberapa mikologi
pangan yang bersifat parasit atau merugikan yang bisa kita lihat pada roti yang disimpan tidak
benar sering berjamur sehingga tidak layak untuk dimakan.

B. Jenis Mikologi Pangan

1. Mikologi pangan yang menguntungkan

1. Aspergillus sp.

1.1.Definisi.

Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang
dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada
tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah, debu organik,
makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di rumah sakit dan
Laboratorium. Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen-filamen panjang
bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan konidiospora.
Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan
menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara
terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran
pernapasan ke dalam paru.(Tarigan, 1991)

1.2. Ciri-ciri.

Cici–ciri Aspergillus adalah mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang,


sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya
berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada
ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma,
pada sterigma muncul konidium–konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk
untaian mutiara, konidium–konidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua,
hijau) yang memberi warna tertentu pada jamur. (Schlegel, 1994)

Secara umum ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

 Koloninya berwarna kuning, abu-abu atau coklat.


 Berbentuk rantai seperti kuas/bergerombol bulat.
 Organisme multiseluler.
 Membentuk konidia.

1.3. Taksonomi

Kingdom : Myceteae

Divisi : Amastigomycota

Kelas : Ascomycetes

Ordo : Eurotiales

Famili : Euroticeae

Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillus fumigatu, Aspergillus flavus, Aspergillus


clavatus, Aspergillus nidulans, Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, Aspergillus
yermus, dan Aspergillus wentii

1.4. Habitat
Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan
terdapat pula pada tanah, debu organik, makanan dan merupakan kontaminan
yang lazim ditemukan di rumah sakit dan Laboratorium.

1.5. Morfologi

- Memiliki konidia sebagai alat perkembang biakan


- Memiliki konidiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat.
- Stolon adalah hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat

1.6. Anatomi

- Memiliki dinding sel yang kemudian akan membentuk askus spora.


- Memiliki sekat di dalam setiap hifa yang berfungsi untuk menghubungkan hifa
yang satu dengan yang lain.

1.7. Reproduksi
- Vegetatif dengan cara konidia (spora besar) yang membesar dan membentuk
miselia haploid baru.
- Generatif pada miselia

1.8. Peranan
- Digunakan dalm pembuatan kecap dan tauco.
- digunakan dalm pembuatan minuman beralkohol.

2. Mucor

2.1 Definisi

Mucor adalah genus dari sekitar 3000 jenis cetakan umumnya ditemukan di tanah ,
sistem pencernaan , tanaman permukaan, dan busuk materi sayuran. Mucor merupakan devisi
Zygomycota, kelas Zygomycetes, ordo Mucorales, Keluarga Mucoraceae, Genus Mucor Frasen.
2.2 Ciri – ciri

Ciri-ciri spesifik Mucor

1. Hifa nonseptat

2. Sporangiospora tumbuh pada seluruh bagian miselium, bentuk sederhana dan

bercabang.

3. Kolumela berbentuk bulat, silinder atau seperti buah advokat.

4. Spora halus dan teratur.

5. Suspensor zigospora sama besar

6. Tidak berbentuk stolon, rizoid sporangiola (sporangia kecil yang mengandung

beberapa spora).

2.3 Reproduksi

Zygospores dari Mucorales Struktur ini merupakan reproduksi spora seksual


beberapa genera Mucorales. Mereka biasanya gelap, kasar, 1-bersel, dan terhubung ke
filamen oleh sel pendek yang disebut suspensors. Mereka jarang terjadi selain dari
struktur berbuah aseksual dan tidak biasanya digunakan secara eksklusif untuk tujuan
identifikasi (Zycha dan Siepmann: 1970 ) Selama reproduksi aseksual, tegak
sporangiophores hyphal terbentuk.. Ujung sporangiophore membengkak untuk
membentuk sporangium bulat yang berisi uninukleat, sporangiospores haploid.
Perpanjangan sporangiophore yang disebut columella menjorok ke dalam sporangium
itu. Dinding sporangium mudah pecah untuk melepaskan spora, yang berkecambah siap
untuk membentuk miselium baru pada substrat yang sesuai. sedangkan selama
reproduksi seksual, strain yang kompatibel bentuk pendek, gametangia disebut hifa
khusus. Pada titik di mana dua gametangia sekering komplementer, sebuah
zygosporangium, berdinding tebal bola berkembang. zygosporangium ini biasanya
berisi zygospore tunggal. Nuklir karyogami dan meiosis (rekombinasi seksual) terjadi
dalam zygospores, yang dianggap tahan lama dan tahan terhadap kondisi buruk.
Mereka mungkin berkecambah membentuk hifa atau sporangium termasuk. Mucor
baik homothallic (self-kompatibel) dan heterotolik spesies. (Laurence B. Molloy:1999).
2.4 Taksonomi

Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Order : Mucorals
Familia : Mucoraceae
Genus : Mucor
Species : Mucor sp.

3, Rhizopus sp.

3.1.Definisi

3.2. Taksonomi
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus oryzae
3.3.Klasifikasi

Berdasarkan struktur tubuh dan reproduksinya rhizopus termasuk fungi pada


devisi Zygomycota.

1) Struktur Tubuh
Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
a. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
b. rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap
makanan
c. sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki
sporangium globuler di ujungnya
2) Cara Reproduksi
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual
adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan
reproduksi seksualnya dengan konjugasi.

3.4. Ciri-ciri

a. Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati


b. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah
menjadi tua
c. Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan
di permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi
untuk menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium)
d. Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang
menghasilkan spora. Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).

3.5 Cara Reproduksi

Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel


(aplanospora) dan generatif dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang
kompatibel/konjugasi dengan menghasilkan zigospora.

2. Mikologi Pangan yang Merugikan

1. Aspergillus flavus

1.1. Definisi

Aspergillus flavus adalah salah satu jenis jamur yang sering mengkontaminasi
makanan. Jamur jenis ini dapat menyebabkan infeksi Aspergillosis dan juga merupakan
jamur yang paling banyak menghasilkan aflatoksin. Aflatoksin adalah jenis toksin yang
bersifat karsinogenik.

1.2 Klasifikasi
Kingdom Fungi
Division Ascomycota
Class Eurotiomycetes
Order Eurotiales
Family Trichocomaceae
Genus Aspergillus
Species Aspergillus flavus

1.3 Ciri-ciri

Aspergillus flavus memiliki konidiofor yang panjang (400-800 μm) dan relatif
kasar, bentuk kepala konidial bervariasi dari bentuk kolom, radial, dan bentuk bola,
hifa berseptum,dan koloni kompak. Koloni dari Aspergillus flavus umumnya tumbuh
dengan cepat dan mencapai diameter 6-7 cm dalam 10-14 hari Kapang ini memiliki
warna permulaan kuning yang akan berubah menjadi kuningkehijauan atau coklat
dengan warna inversi coklat keemasan atau tidak berwarna,sedangkan koloni yang
sudah tua memiliki warna hijau tua. Aspergillus flavus tersebar luas di dunia.

Aspergillus flavus merupakan kapang yang menghasilkan toksin atau racun


berupa aflatoksin. Aflatoksin adalah senyawa racun/toksin yang dihasilkan oleh
metabolit sekunder kapang/jamur Aspergillus flavus dan A.parasiticus. Aflatoksi
merupakan segolongan mikotoksin (racun/toksin yang berasal dari
fungi/kapang/jamur)yang sangat mematikan dan karsinogenik (pemicu kanker) bagi
manusia dan hewan. Kapang ini biasanya ditemukan pada bahan pangan/pakan yang
mengalami proses pelapukan antara biji kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah, dan
bunga matahari), rempah-rempah (seperti ketumbar, lada, jahe, serta kunyit) dan
serealia (seperti padi, gandum, sorgum dan jagung).

1.3. Morfologi

Jamur dalam grup ini sering menyebabkan kerusakan pada makanan. Konidia grup
ini berwarna kuning sampai hijau dan mungkin membentuk skerotia. Konidiofora tidak
berwarna, kasar bagian atas agak bulat sampai kolumner, vesikel agak bulat sampai
berbentuk batang pada kepala yang kecil, sedangkan pada kepala yang besar bentuk
globulosa. Konidia kasar dengan bermacam – macam warna.
1.4. Reproduksi

Secara umum perkembangbiakan dari divisi ascomycotina yaitu terdapat dua cara
: Secara vegetatif, Dengan cara kalmidospora (spora berdinding tebal), fragmentasi
(pemisahan sebagian cabang dari miselium yang selanjutnya tumbuh menjadi individu
baru), tunas/kuncup (budding) yaitu pada Saccharomyces.
Secara generatif, Dengan menghasilkan spora yang dibentuk di dalam askus. Askus-
askus itu berkumpul dalam badan yang disebut askokarp.

1.5. Gangguan Kesehatan

a. Keracunan akut (aflatoksikosis), dengan gejala mual, muntah, kerusakan hati hingga
kematian pada kasus serius
b. Perkembangan anak dan pertumbuhan janin terganggu
c. Metabolisme protein terganggu
d. Kekebalan tubuh menurun
e. Kanker hati (Hepatocellular carcinoma (HCC)

2. Geotrichum candidum

2.1. Definisi

Geotrichum spesies yang diketahui beberapa cepat melalui proses yang


dikenal sebagai arthrospores dan dalam kebanyakan kasus, hal itu mempengaruhi
manusia jika tertelan melalui produk-produk makanan yang mengandung spesies
seperti susu, produk susu, dan beberapa kelompok tertentu sereal, yang berisi spesies .
Ada beragam versi melaporkan apakah, Geotrichum negatif mempengaruhi manusia
dengan sebagian dari mereka mengelompokkan sebagai bagian dari flora manusia,
dan dengan demikian, tidak ada didokumentasikan fakta yang membuktikan hal itu
mempengaruhi orang-orang negatif.

2.2. Ciri-ciri
a. Merupakan fungi yang menyerupai khamir
b. Berwarna putih, kuning, orange, atau merah.
c. Sering tumbuh pada produk susu membentuk koloni berwarna putih kekuningan.
d. Hifanya septat, dani biasanya bercabang.
e. Spora aseksualnya adalah artospora (oidia) berbentuk silinder jika berasal dari hifa di
bawah permukaan atau berbentuk oval jika berasal dari hifa aerial (di atas) permukaan

2.3. Klasifikasi

Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Ascomycetes
Order : Sordariales
Family : Sordariaceae

Anda mungkin juga menyukai