Anda di halaman 1dari 8

Efektivitas Psikoedukasi Terhadap Kemampuan Adaptasi Sosial Pada

Mahasiswa Baru

Tiara Prima Setiani Handrix Chris Haryanto


tiaraprimstn@gmail.com handrix.haryanto@paramadina.ac.id

Fakultas Psikologi, Universitas Paramadina, Indonesia.

Abstract
The purpose of this research is to look at the effectiveness of psychoeducation programs to increase self-
awareness of the social adaptability of new students in the Psychology Study Program at Paramadina
University. Researchers used the Student Adaptation to College (SACQ) measurement tool to measure the
ability of social adaptation. The research method used in this study is one-group pretest-posttest design.
Respondents in this study were nine new psychology students from Paramadina University. Hypothesis
testing was performed using the Wilcoxon signed-rank t-test analysis technique and the results obtained p
= 0.008 (p <0.05). The results of this study indicate that the psychoeducation program is effective in
increasing self-awareness in increasing social adaptability in new students majoring in Psychology at
Paramadina University.
Keywords: new students;self awareness;social adaptation.

Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas program psikoedukasi peningkatan self-
awareness terhadap kemampuan adaptasi sosial mahasiswa baru program studi Psikologi Universitas
Paramadina. Peneliti menggunakan alat ukur Student Adaptation to College (SACQ) untuk mengukur
kemampuan adaptasi sosial (social adaptation). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu one-group pretest-posttest design. Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa baru
jururan Psikologi Universitas Paramadina sebanyak sembilan orang. Uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis The Wilcoxon signed-rank t-test dan didapatkan hasil p = 0.008 (p < 0.05).
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa program psikoedukasi peningkatan self-awareness efektif
dalam meningkatkan kemampuan adaptasi sosial pada mahasiswa baru jurusan Psikologi Universitas
Paramadina.

Kata kunci: adaptasi sosial;mahasiswa baru;self-awareness.

Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam (JPPI) Volume 16. Nomor 1. Tahun 2019.
Copyright © 2019. Pusat Penelitian dan Layanan Psikologi.
menyatakan bahwa tahun pertama di
PENDAHULUAN perkuliahan merupakan masa-masa yang
Kemenristekdikti (2017) menyatakan kritis bagi mahasiswa baru. Hal ini
terdapat 1.437.425 mahasiswa baru di disebabkan adanya kendala-kendala yang
Indonesia dan di D.K.I Jakarta sendiri biasa dialami mahasiswa baru seperti
terdapat 237.050 mahasiswa baru yang akan kurangnya interaksi dengan teman kuliah,
memperebutkan bangku di universitas- sulit menerima materi yang dipelajari yang
universitas baik negeri maupun swasta. berujung munculnya perasaan cemas akan
Penelitian dari Tinto (dalam Olani 2009) mendapatkan nilai yang kurang memuaskan,

1
kesepian, menghindari lingkungan sosialnya, remaja adalah mengembangkan
beban kerja atau tugas, dan sulitnya keterampilan komunikasi interpersonal dan
mengatur waktu (Nurfitriana, 2016; Brooker, bergaul dengan teman sebaya, baik secara
Brooker, & Lawrence, 2017). Penelitian dari individual maupun kelompok (Kay dalam
Esmael, Embrahim, & Misganew (2018) Yudrik, 2011).
menyatakan bahwa kendala yang dihadapi Meningkatkan kemampuan penyesuaian
mahasiswa baru dapat disebabkan oleh diri pada mahasiswa dapat dilakukan dengan
kurangnya kemampuan adaptasi yang baik, beberapa cara yang salah satunya adalah
seperti kesulitan untuk membuat teman baru, dengan meningkatkan self-awareness.
mengatur waktu, dan menyesuaikan diri di Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa
lingkungan kampus. terdapat korelasi positif antara self-
Adaptasi dalam Kamus Besar Bahasa awareness dengan bagaimana seseorang
Indonesia (KBBI) merupakan penyesuaian mengatasi perubahan (Galleno & Liscano,
terhadap lingkungan, pekerjaan, dan 2013) . Self-awareness mengarahkan
pelajaran. Adaptasi atau penyesuaian diri ini adaptasi individu untuk berubah ke dalam
yang diperlukan oleh individu khususnya cara yang baru dan lebih baik mengatasi
remaja dalam menghadapi hidup dan tantangan hidup (Hogg & Vaughan, 2008) .
lingkungannya. Hal ini dikarenakan bentuk Self-awareness juga berperan penting dalam
perubahan dan goncangan banyak terjadi di membantu mahasiswa untuk berkembang di
masa remaja, sehingga ada juga mahasiswa dalam seting edukasi (New & Ghafar, 2012).
yang gagal menyesuaikan diri di Selain itu, menurut Han & Kim (2016) self-
lingkungannya (Santrock, 2013). Sebuah awareness adalah proses introspektif untuk
penelitian menunjukan bahwa adanya mengerti dan mengetahui pikiran, perasaan,
korelasi yang negatif antara adaptasi dan keyakinan, serta nilai diri sendiri.
tingkat stres di tahun pertama mahasiswa Kalaiyarasan & Solomon (2016)
(Clinciu, 2012) . Hal ini menjelaskan jika menyatakan self-awareness merupakan
kemampuan adaptasi baik, maka tingkat salah satu cara untuk meningkatkan potensi
stres pada individu akan rendah dan begitu remaja untuk tumbuh dan perkembangan
pula sebaliknya adaptasi yang buruk dapat masa depan mereka karena masa remaja
menyebabkan stres pada mahasiswa di tahun merupakan masa transisi antara masa anak-
pertama. Baker dan Siryk (dalam Credé & anak ke masa dewasa.
Niehorster, 2012) menjelaskan bahwa Cara meningkatkan self-awareness salah
penyesuaian ke perguruan tinggi satunya adalah dengan melakukan
dikarakteristikan oleh empat macam psikoedukasi terkait self-awareness.
penyesuaian, yaitu penyesuaian akademik Psikoedukasi adalah suatu bentuk
(academic adjustment), penyesuaian sosial pendidikan ataupun pelatihan terhadap
(social adjustment), penyesuaian personal- seseorang dengan gangguan psikiatri yang
emosi (personal-emotional adjustment), dan bertujuan untuk proses treatment dan
penyesuaian institusi (institutional rehabilitasi (Goldman, 1998 dalam Bordbar
adjustment), namun penyesuaian yang & Faridhosseini, 2010). Metode
paling berperan dalam penyesuaian diri psikoedukasi ini dapat memberikan
mahasiswa adalah penyesuaian sosial (social pengetahuan baru kepada persera, memiliki
adjustment). Hal ini dikarenakan mahasiswa kesan yang menarik, serta bersifat lebih
baru berusia rata-rata 18 tahun yang masih efektif dan menyenangkan (Zaini, 2014) .
masuk dalam kategori remaja (Santrock, Penelitian dari Manee, Khoiee, & Eghbal
2012). Salah satu tugas perkembangan (2015) menunjukan efektifitas pelatihan

2
tentang self-awareness terhadap kemampuan akademik, sosial, personal-emosiaonal, dan
adaptasi sosial dan juga akademik. keterikatan kepada institusi (Baker & Siryk,
1989 dalam Hutz, Martin, & Beitel, 2007).
Self-awareness Proses menyesuaikan diri ke jenjang
Self-awareness bisa didapatkan dengan pendidikan yang lebih tinggi dapat menjadi
cara mengenali kelebihan dan kelemahan proses yang rumit. Penyesuaian diri ke dunia
individu, dan melihat diri sebagai diri yang perkuliahan memerlukan beberapa konteks
positif, namun realistis. Seseorang dapat seperti akademik, personal, sosial, dan juga
dikatakan sadar akan dirinya ketika ia sudah attachment ke institusi tersebut (Stoklosa,
bisa mengobservasi serta mengenali 2015).
perasaan dirinya dan mengetahui hubungan
antara pikiran, perasaan, dan juga reaksi dari Kemahasiswaan
suatu kejadian (Goleman, 1995) . Solso, Mahasiswa merupakan orang yang belajar
Madin, & Madin, (2008) self awareness di perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa
merupakan proses fisik dan proses Indonesia, 2018) . Mahasiswa merupakan
psikologis yang mempunyai hubungan mereka yang terdaftar sebagai murid dan
timbal balik dengan kehidupan mental yang menjalani pendidikan di perguruan tinggi
terkait dengan tujuan hidup, emosi, dan (Takwin, 2008; Salim & Salim, 2002;
proses kognitif yang mengikutinya. Badudu & Sutan, 2001).
Sunny (2009) menyatakan bahwa
kesadaran diri merupakan proses mengenali Psikoedukasi
motivasi, pilihan dan kepribadian kita lalu Psikoedukasi adalah suatu intervensi yang
menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut dapat dilakukan pada individu, keluarga, dan
atas penilaian, keputusan dan interaksi kita kelompok yang fokus pada mendidik
dengan orang lain. Self-awareness adalah partisipannya mengenai tantangan signifikan
perhatian diri sendiri, kesiapan untuk dalam hidup, membantu partisipan
mengenali diri sendiri terhadap apa yang mengembangkan sumber-sumber dukungan
dilakukan, dan pemahaman tentang dan dukungan sosial dalam menghadapi
lingkungan yang ada disekitar kita. Self- tantangan tersebut, dan mengembangkan
awareness pada siswa dapat dipengaruhi keterampilan coping untuk menghadapi
oleh pikiran-pikiran yang dirasakan diri tantang tersebut (Griffith, 2006 dalam Walsh,
sendiri, karena self-awareness berpusat pada 2010). Psikoedukasi, baik individu ataupun
keadaan di dalam dirinya sehingga kelompok tidak hanya memberikan
mengetahui keberadaan dirinya di dalam informasi-informasi penting terkait dengan
kelas. permasalahan partisipannya tetapi juga
mengajarkan keterampilan-keterampilan
Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi yang dianggap penting bagi partisipannya
(Adaptation to College) untuk menghadapi situasi permasalahannya
Adaptasi merupakan penyesuaian teradap (Brown, 2011). Psikoedukasi dapat
lingkungan, pekerjaan, dan pelajaran diterapkan tidak hanya pada individu atau
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2018) . kelompok yang memiliki gangguan psikiatri,
Penyesuaian diri di perguruan tinggi tetapi juga digunakan agar individu dapat
merupakan proses psikososial yang menjadi menghadapi tantangan tertentu dalam tiap
sumber stres bagi mahasiswa dan tingkat perkembangan manusia sehingga
memerlukan berbagai keterampilan coping mereka dapat terhindar dari masalah yang
dalam menyesuaikan diri di bidang

3
berkaitan dengan tantangan yang mereka adjustment. Peneliti lalu mengembangkan
hadapi (Walsh, 2010). alat ukur ini dengan tidak mengikutsertakan
item nomor 26 dan item nomor 33.
METODE PENELITIAN
Responden Penelitian Sebuah item bisa dikatakan valid jika nilai
Responden dalam penelitian ini corrected-total correlation di atas 0.20
merupakan mahasiswa psikologi Universitas (Nisfiannoor, 2013). Hasil analisis
Paramadina yang memiliki penilaian kurang menunjukan 18 item kuesioner pre-test
mampu dalam menyesuaikan diri di terdapat 17 item yang memiliki nilai
lingkungan kampus dan bersedia corrected total correlation di atas 0.20
berpartisipasi dalam penelitian. sehingga peneliti mengeluarkan 1 item dari
18 item pada Student Adaptation to College
Desain Penelitian Questionnaire (SACQ). Pada kuesioner
post-test peneliti menggunakan 14 item
dari 18 item dikarenakan terdapat 4 item
yang memiliki nilai corrected-total
Penelitian ini merupakan penelitian correlation di bawah 0.20.
eksperimen dengan satu variabel yang Peneliti menggunakan metode uji
dimanipulasi (Solso dan MacLin, 2002 reliabilitas test retest. Menurut Azwar (2005)
dalam Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2017) dalam pendekatan ini menunjukkan
dengan mengukur hanya pada satu konsistensi pengukuran dari waktu ke waktu,
kelompok saja. Oleh karena itu penelitian ini reliabilitas didapatkan dari komputasi atau
termasuk dalam one group pretest-postest penghitungan korelasi antara distribusi skor
design. dari dua kali pemberian tes tersebut. Hasil
pengukuran uji reliabilitas dapat di lihat
Metode Pengumpulan Data pada table 1.
Instrumen Penelitian
Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas Test Retest
Alat ukur dalam penelitian ini adalah sub-
skala social adjustment yang di ambil dari r Sig.
Student Adaptation to College
Questionnaire (SACQ). Student Adaptation 0.718 0.029
to College Questionnaire (SACQ) akan
diberikan kepada responden sebelum dan
sesudah intervensi peningkatan self-
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui r =
awareness. Student adaptation to college
0.718 dengan nilai p = 0.029. Hasil p yang
questionnaire (SACQ) terdiri atas 67 item
dibawah 0.05 menunjukkan terdapat
dengan 4 sub-skala yang mengukur
academic adjustment (24 item), social hubungan antara total skor pre-test dan
adjustment (20 item), personal-emotional total skor post-test dengan demikian
adjustment (15 item), dan goal commitment-
dapat disimpulkan adanya konsistensi
institutional attachment (15 item). Pada alat
pengukuran, sehingga dapat dikatakan
ukur ini memiliki 9 pilihan jawaban mulai
dari berlaku sangat menggambarkan diri Student Adaptation to College
saya sampai tidak menggambarkan diri saya Questionnaire (SACQ) memiliki
sama sekali. Pada penelitian ini peneliti
hanya menggunakan sub-skala social reliabilitas yang baik.

4
Program intervensi peningkatan self- sebagai post-test serta melakukan
awareness wawancara terkait cluster-cluster dalam alat
Psikoedukasi yang bertujuan untuk ukur untuk melihat perbedaan kemampuan
meningkatkan self-awareness dilakukan adaptasi mahasiswa baru setelah diberikan
selama 2 sesi, yang mana pada sesi pertama intervensi. Program intervensi terdiri dari
fasilitator memberikan materi terkait dengan dua sesi yang mana sesi pertama merupakan
self-awareness. Pemberian materi sendiri pemberian materi dan pada sesi kedua
terdiri atas tahap, 1) Pengenalan tentang peneliti melakukan sesi interview dan
Emotional Self-Awareness, 2) pengenalan pemberian post test serta self report.
tentang Accurate Self-Assessment, 3) Pengambilan data di mulai pada hari Rabu,
menjelaskan tentang Self-Confidence. Ketiga 28 November 2018 dan dilanjutkan pada
tahap tersebut mengacu kepada kompetensi tanggal 6 Desember 2018.
self-awareness yang dijelaskan oleh
Cherniss dan Goleman (2001). Ketiga materi HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut menjelaskan terkait dengan
pentingnya mengenali perasaan diri sendiri, Hasil Program Intervensi Peningkatan
menjelaskan bagaimana individu dengan Self-awareness
kemampuan penilaian diri yang akurat, sadar Program intervensi ini terdiri atas tiga
akan kemampuan mereka serta batasannya, tahap dan di masing-masing tahap peneliti
dan menjelaskan tentang keyakinan diri meminta responden untuk menghadiri
seseorang bahwa ia mampu untuk pemaparan materi terkait dengan self-
melakukan tugas dengan baik. awareness. Pemaparan materi emotional
self-awareness responden menceritakan
Intervensi dan Prosedur Penelitian kesadaran emosi mereka dan bagaimana
Peneliti sebelumnya mencari responden kaitannya dengan dirinya, seperti
yang sesuai dengan kriteria yang sudah menceritakan jika mood sudah jelek maka
ditentukan yaitu, mahasiswa semester satu kurang bersemangat untuk mengerjakan
Program Studi Psikologi Universitas tugas, juga menceritakan bahwa responden
Paramadina, memiliki kesulitan dalam saat ini masih kesulitan untuk mengatur
menyesuaikan diri dan bersedia untuk emosi. Saat memaparkan materi accurate
menjadi responden atau partisipan dalam self-assessment responden menjelaskan
penelitian ini. Setelah responden yang sesuai kelebihan dan kekurangannya, seperti sudah
dengan kriteria terkumpul peneliti dapat menajdi pendengar yang baik,
melakukan pendekatan dengan cara penyabar, sebagai kelebihannya. Untuk poin
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kekurangannya responden menjelaskan
penelitian serta apa saja yang responden beberapa sikap seperti malas, suka menunda
harus lakukan. Sebelum memulai program pekerjaan, moody, dan lain sebagainya.
peneliti memberikan student adaptation to Tahap selanjutnya responden menceritakan
college questionnaire (SACQ) sebagai pre- tentang kepercayaan dirinya. Pada tahap ini
test untuk melihat kemampuan adaptasi responden menceritakan pengalamanya
mahasiswa sebelum diberikan intervensi, seperti kepercayaan diri untuk bisa peka
kemudian peneliti memulai program terhadap lingkungan sekitar, kepercayaan
intervensi peningkatan self-awareness diri untuk bisa berbicara di depan umum,
dengan memberikan materi-materi yang dan kepercayaan diri untuk bisa menunjukan
sudah dirancang. Setelah sesi berakhir, kreatifitas di depan umum.
peneliti kembali memberikan alat ukur

5
Hasil Uji Hipotesis mendapatkan terapi tersebut (Akbari &
Pengujian hipotesis dilakukan untuk Akbari, 2013) . Meningkatnya tingkat self-
melihat apakah hipotesis yang telah awareness juga dapat meningkatkan nilai
diasumsikan oleh peneliti diterima atau positif terhadap fenomena sosial yang ada di
ditolak. Uji hipotesis dilakukan dengan sekitar diri individu (Nezlek, 2002).
menggunakan teknik analisis statistik the Penelitian lainnya menjelaskan bahwa
wilcoxon signed-rank t-test untuk melihat pemberian materi seperti self-awareness
efektifitas intervensi peningkatan self- pada mahasiswa baru di Universitas
awareness terhadap kemampuan beradaptasi Johannesburg, South Africa dapat
mahasiswa baru Program Studi Psikologi di meningkatkan kemampuan sosial
Universitas Paramadina. Adapun hasil uji mahasiswanya. Kemampuan tersebut salah
hipotesis penelitian dapat dilihat pada tabel satunya adalah kemampuan adaptasi sosial
2 mahasiswa, dilanjuti dengan kemampuan
untuk berteman, mengerti diri sendiri dan
Tabel 2. Hasil Analisis The Wilcoxon orang lain, meningkatkan rasa percaya diri
Signed-Rank T-test pada mahasiswa baru, serta cara untuk
menangani stress (Mkhatshwa, 2006).
Z Sig. Penelitian dari Rozental, Eccles, & Mayer
-2.666 0.008 (2017) menyatakan bahwa memberikan
dukungan pada area socio-emotional
intelligence seperti motivasi, self-awareness
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
dan kepercayaan diri sebagai bagian dari
terdapat perbedaan skor pre-test dengan skor
learning development (LD) memberikan
post-test dengan nilai p = 0.008, p < 0.05.
siswa kesempatan untuk dapat berhasil
Dengan demikian hipotesis peneliti yaitu
menjalankan kegiatan belajar mereka serta
efektifitas intervensi peningkatan self-
bermanfaat untuk mendapatkan pengalaman
awareness terhadap kemampuan beradaptasi
yang lebih luas sebagai siswa.
mahasiswa baru Program Studi Psikologi di
Berdasarkan beberapa penyataan di atass
Universitas Paramadina diterima.
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
psikoedukasi self-awareness baik dengan
PEMBAHASAN
cara terapi ataupun sebagai bagian dari
Hasil penelitian menunjukan adanya
learning development dapat meningkatkan
perbedaan kemampuan adaptasi sosial pada
kemampuan adaptasi sosial pada mahasiswa
mahasiswa baru program studi psikologi
baru. Hal ini dikarenakan mahasiswa
sebelum dan sesudah mengikuti dua sesi
mendapat pengetahuan serta peningkatan
psikoedukasi, setelah para responnden
kemampuan seperti berteman, mengerti diri
mengikuti program psikoedukasi dan
sendiri, serta meningkatkan kepercayaan diri,
menuliskan self-report serta mengikuti sesi
yang nantinya dapat bermanfaat bagi
wawancara responden merasakan adanya
mahasiswa dalam menjalankan perjalanan
tingkat kesadaran diri yang lebih baik dari
belajarnya.
sebelumnya, sehingga peningkatan tersebut
cukup signifikan. Hal tersebut sejalan
dengan pernyataan yang menyatakan bahwa
remaja terapi self-awareness dan
kemampuan komunikasi memiliki
kemampuan adaptasi yang lebih baik jika
dibandingkan dengan remaja yang tidak

6
PENUTUP 2. Peneliti selanjutnya dapat
memberikan intervensi dengan
Kesimpulan jangka waktu yang lebih
Berdasarkan analisis data yang telah panjang untuk dapat
dilakukan maka, dapat disimpulka bahwa mengetahui apakah hasil yang
intervensi peningkatan self-awareness didapatkan akan sama atau
efektif dalam meningkatkan kemampuan berbeda.
adaptasi sosial mahasiswa baru Program 3. Pada penelitian selanjutnya
Studi Psikologi Universitas Paramadina. dapat menggunakan jumlah
Maka dari itu hipotesis penelitian responden yang lebih banyak
psikoedukasi tentang self-awareness sehingga hasil dapat lebih
efektif dalam meningkatkan kemampuan representatif.
adaptasi sosial mahasiswa baru Program 4. Pada penelitian selanjutnya
Studi Psikologi Universitas Paramadina peneliti dapat lebih
terkonfirmasi atau diterima. mengembangkan program
psikoedukasi menjadi lebih
Saran variatif dan menyenangkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, peneliti memiliki beberapa DAFTAR PUSTAKA
saran terkait dengan topik penelitian
mengenai psikoedukasi self-awareness dan
kemampuan adaptasi sosial. Badudu, J. S., & Sutan, M. Z. (2001).
a. Bagi instansi terkait yaitu Universitas Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Paramadina Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Saran yang dapat disampaikan oleh
peneliti, yaitu: Brooker, A., Brooker, S., & Lawrence, J.
1. Universitas Paramadina dapat (2017). First year students'
menggunakan program perception of their difficulties.
psikoedukasi ini sebagai Students Success, 49-62.
program orientasi tambahan bagi
Brown, N. W. (2011). Psychoeducational
mahasiswa baru di angkatan
Groups 3 Edition: Process and
berkutnya.
Practice. Routledge Taylor &
Francis Group. Retrieved November
b. Bagi penelitian selanjutnya
18, 2018
Beberapa saran bagi penelitian
selanjutnya, yaitu: Cherniss, C., & Goleman, D. (2001). The
1. Penelitian ini hanya dilakukan emotionally intelligent workplace.
kepada mahasiswa baru San Francisco: Jossey-Bass.
program studi Psikologi di
Universitas Paramadina, maka Clinciu, A. I. (2012). Adaptation and stress
untuk penelitian selanjutnya for the first year university students.
diharapkan dapat melakukan Social and Behaviorall Sciences,
penelitian dengan responden 718-722.
dari program studi yang Galleno, L., & Liscano, M. (2013).
berbeda. Revitalizing the self: Assessing the
relationship between self-awareness

7
and orientation to change. Nurfitriana, P. (2016). Penyesuaian diri pada
International Journal of Humanities mahasiswa tahun pertama di fakultas
and Social Science, 62-71. psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence
why ot can matter more than IQ. Salim, P., & Salim, Y. (2002). Kamus
New York: Bantam Books. Bahasa Indonesia Kontemporer.
jakarta: Modern English Press.
Hogg, M. A., & Vaughan, G. M. (2008).
Introduction to social psychology Stoklosa, A. M. (2015). College student
(Fifth Edition ed.). Australia: adjusment: examination of personal
Pearson Eduacation. and environmental characteristics.
Wayne State University Dissertation,
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2018, 1-192.
November 12). Retrieved from
https://kbbi.web.id/mahasiswa Takwin, B. (2008). Menjadi Mahasiswa.
Retrieved November 12, 2018, from
Kemenritekdikti, P. (2017). Statistik Available FTP:
perguruan tinggi tahun 2017. Jakarta: bagustakwin.multiply.com.
Pusdatin Iptek Dikti, Setjen,
Kemenristekdikti, 2017. Walsh, J. (2010). Psycheducation In Mental
Health. Chicago. Lyceum Books, Inc.
New, K. H., & Ghafar, M. N. (2012). Self-
awareness and social change in Zaini, M. (2014). Manajemen perawatan
higher education. World Journal of dengan menggunakan prikoedukasi
Education, 25-38. komputer terhadap klien depresi
ringan. E-Journal WIDYA Kesehatan
Nisfiannoor, M. (2013). Pendekatan dan Lingkungan, 68-74.
statistika modern: Aplikasi dengan
software dan Eviews. Jakarta:
Penerbit Universitas Paramadina.

Anda mungkin juga menyukai