Anda di halaman 1dari 36

KRISTIANA PUJI P., SKp.,M.

Kes
Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik
ringan maupun berat.yang hanya dapat
dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat
dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir,
aktifitas seseorang secara langsung, dan
perubahan hidup seseorang.

Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang


dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan
fisiologikal.
Menurut beberapa tokoh atau sumber :
 IASP 1979 (International Association for the Study of Pain)
nyeri adalah “ suatu pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk
menimbulkan kerusakan jaringan “, dari definisi tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri bersifat subyektif
dimana individu mempelajari apa itu nyeri, melalui
pengalaman yang langsung berhubungan dengan luka
(injuri), yang dimulai dari awal masa kehidupannya.
 Pada tahun 1999, the Veteran’s Health Administration
mengeluarkan kebijakan untuk memasukan nyeri sebagai
tanda vital ke lima, jadi perawat tidak hanya mengkaji
suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan respirasi tetapi juga
harus mengkaji tentang nyeri.
 Sternbach (1968) mengatakan nyeri sebagai “konsep
yang abstrak” yang merujuk kepada sensasi pribadi
tentang sakit, suatu stimulus berbahaya yang
menggambarkan akan terjadinya kerusakan jaringan,
suatu pola respon untuk melindungi organisme dari
bahaya.
 McCaffery (1979) mengatakan nyeri sebagai
penjelasan pribadi tentang nyeri ketika dia
mengatakan tentang nyeri “ apapun yang dikatakan
tentang nyeri dan ada dimanapun ketika dia
mengatakan hal itu ada “.
 Tamsuri (2007) Nyeri didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya
Pada tahun 1986, the National Institutes of Health
Consensus Conference on Pain
mengkategorisasikan nyeri menjadi tiga tipe yaitu
1. Nyeri akut merupakan hasil dari injuri akut,
penyakit atau pembedahan
2. Nyeri kronik non keganasan dihubungkan
dengan kerusakan jaringan yang dalam masa
penyembuhan atau tidak progresif
3. Nyeri kronik keganasan adalah nyeri yang
dihubungkan dengan kanker atau proses
penyakit lain yang progresif.
Respon terhadap nyeri meliputi respon
fisiologis dan respon perilaku.
Untuk nyeri akut
repon fisiologisnya adalah adanya peningkatan
tekanan darah (awal), peningkatan denyut nadi,
peningkatan pernapasan, dilatasi pupil, dan
keringat dingin
respon perilakunya adalah gelisah,
ketidakmampuan berkonsentrasi, ketakutan
dan disstress.
nyeri kronis
respon fisiologisnya adalah tekanan darah
normal, denyut nadi normal, respirasi normal,
pupil normal, kulit kering
respon perilakunya berupa imobilisasi atau
ketidak aktifan fisik, menarik diri, dan putus
asa, karena tidak ditemukan gejala dan tanda
yang mencolok dari nyeri kronis ini maka tugas
tim kesehatan, perawat khususnya menjadi
tidak mudah untuk dapat mengidentifikasinya.
Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah
tingkat keparahan atau intensitas nyeri
tersebut. Klien sering kali diminta untuk
mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan,
sedang atau parah.
a. Lokasi
 Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
1. Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superficial
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat
ditunjukkan oleh klien; sedangkan nyeri yang timbul
dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan secara
umum.
2. Posisi atau lokasi nyeri
 Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang
berhubungan dengan lokasi
a. Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya
b. Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik
c. Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat
dilokalisir
d. Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari
area rangsang nyeri.
b. Intensitas
 Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri : Distraksi
atau konsentrasi dari klien pada suatu
kejadian Status kesadaran klien
 Nyeri dapat berupa : ringan, sedang, berat atau tak
tertahankan. Perubahan dari intensitas nyeri dapat
menandakan adanya perubahan kondisi patologis
dari klien.

c. Waktu dan Lama (Time & Duration)


 Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri
mulai timbul; berapa lama; bagaimana timbulnya dan
juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir
timbul.
d. Kualitas
 Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas
dari nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia
ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada yang
membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti
teriris pisau”.
e. Perilaku Non Verbal
 Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara
lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir
bawah dan lain-lain.
f. Faktor Presipitasi
 Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri
: lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba,
stressor fisik dan emosi.
g. Alat Pengukur Nyeri
1. Trauma
a. Mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami
kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan
lain-lain.
b. Thermis
Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
c. Khemis
Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam
atau basa kuat
d. Elektrik
Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai
reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan
luka bakar.
2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung
saraf reseptor akibat adanya peradangan atau
terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses
4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan
pembuluh darah
5. Trauma psikologis
1. Usia
 Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat
harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang
dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan
mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung
memendam nyeri yang dialami, karena mereka
mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus
dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat
atau meninggal jika nyeri diperiksakan.

2. Jenis kelamin
 Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak
berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru
lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas kalo
laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).
3. Kultur
 Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon
terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan
bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka
melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.

4. Makna nyeri
 Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri
dan bagaimana mengatasinya.

5. Perhatian
 Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan
upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.
Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi
nyeri.
6. Ansietas
 Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa
menyebabkan seseorang cemas.
7. Pengalaman masa lalu
 Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau,
dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah
mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri
tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.
8. Pola koping
 Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi
nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan
menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.
9. Support keluarga dan sosial
 Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada
anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh
dukungan dan perlindungan
 Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri
dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat
subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas
yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang
berbeda oleh dua orang yang berbeda.
 Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap
nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga
tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu
sendiri(Tamsuri, 2007).

 Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :


 1) skala intensitas nyeri deskritif
2) Skala identitas nyeri numerik
3) Skala analog visual
4) Skala nyeri menurut bourbanis
Keterangan :
 0 :Tidak nyeri
 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat
berkomunikasi dengan baik.
 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan
baik.
 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak
dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap
tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi
 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul.
1. Menurut Tempat
a. Periferal Pain
1. Superfisial Pain (Nyeri Permukaan)
2. Deep Pain (Nyeri Dalam)
3. Reffered Pain (Nyeri Alihan)
 nyeri yang dirasakan pada area yang bukan
merupakan sumber nyerinya.

b. Central Pain
 Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf
pusat, spinal cord, batang otak dll
c. Psychogenic Pain
 Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi
akibat dari trauma psikologis.
d. Phantom Pain
 Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian
tubuh yang sudah tak ada lagi, contohnya pada
amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi
dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi
reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut
akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat.
e. Radiating Pain
 Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas
ke jaringan sekitar.
2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian
menghilang
b.Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam
waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali dan biasanya menetal 10 – 15 menit, lalu
menghilang dan kemudian timbul kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati
atau dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian
analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari
lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan
kecanduan.
3. Menurut Berat Ringannya
a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis
dan psikologis
c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
4. Menurut Waktu Serangan
 Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe
nyeri. Pada tahun 1986, The National Institutes of Health
Concencus Conference of Pain mengkategorikan nyeri
menurut penyebabnya.
 Partisipan dari konferensi tersebut mengidentifikasi 3
(tiga) tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan dan Kronik
Nonmalignan.
 Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau
pembedahan.
 Nyeri Kronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera
jaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh.
 Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit
progresif disebut Chronic Malignant Pain
dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan
kronis :
1. Nyeri Akut
 Nyeri akut biasanya berlangsung singkat,
misalnya nyeri pada fraktur. Klien
yang mengalami nyeri akut baisanya
menunjukkan gejala-gejala antara lain :
perspirasi meningkat, Denyut jantung dan
Tekanan darah meningkat, dan pallor
2.Nyeri Kronis
 Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan
terjadi dalam waktu lebih lama dan klien sering
sulit mengingat sejak kapan nyeri mulai
dirasakan.
Tindakan Farmakologis
Umumnya nyeri direduksi dengan cara pemberian terapi farmakologi. Nyeri
ditanggulangi dengan cara memblokade transmisi stimulant nyeri agar
terjadi perubahan persepsi dan dengan mengurangi respon kortikal
terhadap nyeri
Adapun obat yang digunakan untuk terapi nyeri adalah :
1. Analgesik Narkotik
 Opiat merupakan obat yang paling umum digunakan untuk mengatasi
nyeri pada klien, untuk nyeri sedang hingga nyeri yang sangat berat.
Pengaruhnya sangat bervariasi tergantung fisiologi klien itu sendiri.
Klien yang sangat muda dan sangat tua adalah yang sensitive terhadap
pemberian analgesic ini dan hanya memerlukan dosisi yang sangat
rendah untuk meringankan nyeri (Long,1996).
 Narkotik dapat menurunkan tekanan darah dan menimbilkan depresi
pada fungsi – fungsi vital lainya, termasuk depresi respiratori, bradikardi
dan mengantuk. Sebagian dari reaksi ini menguntungkan contoh :
hemoragi, sedikit penurunan tekanan darah sangan dibutuhkan. Namun
pada pasien hipotensi akan menimbulkan syok akibat dosis yang
berlebihan.
2. Analgesik Lokal
 Analgesik bekerja dengan memblokade
konduksi saraf saat diberikan langsung ke
serabut saraf.
3. Analgesik yang dikontrol klien
 Sistem analgesik yang dikontrol klien terdiri
dari Infus yang diisi narkotik menurut resep,
dipasang dengan pengatur pada lubang
injeksi intravena. Penggunaan narkotik yang
dikendalikan klien dipakai pada klien dengan
nyeri pasca bedah, nyeri kanker, krisis sel.
4. Obat – obat nonsteroid
 Obat – obat nonsteroid antiinflamasi bekerja
terutama terhadap penghambatan sintesa
prostaglandin. Pada dosis rendah obat – obat ini
bersifat analgesic. Pada dosis tinggi, obat obat
ini bersifat antiinflamatori sebagai tambahan dari
khasiat analgesik.
 Prinsip kerja obat ini adalah untuk
mengendalikan nyeri sedang dari dismenorea,
arthritis dan gangguan musculoskeletal yang
lain, nyeri postoperative dan migraine.
 NSAID digunakan untuk menyembuhkan nyeri
ringan sampai sedang.
Tindakan Non Farmakologis
 Menurut Tamsuri (2006), selain tindakan farmakologis untuk
menanggulangi nyeri ada pula tindakan nonfarmakologis untuk
mengatasi nyeri terdiri dari beberapa tindakan penaganan
berdasarkan :
1. Penanganan fisik/stimulasi fisik meliputi :
 Stimulasi Kulit (Cutaneus)
Kompres hangat
 Dapat dilakukan dengan menempelkan kantong karet yang diisi
air hangat atau handuk yang telah direndam di dalam air hangat,
ke bagian tubuh yang nyeri.
 Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.
 Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan
jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan
atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan
aliran darah
Kompres dingin
 Yang digunakan adalah kantong berisi es batu (cold
pack), bisa juga berupa handuk yang dicelupkan ke
dalam air dingin.
 Dampak fisiologisnya
adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup)
dan penurunan metabolik, membantu mengontrol
perdarahan dan pembengkakan karena trauma,
mengurangi nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung
saraf pada otot.
 Melakukan kompres harus hati-hati karena dapat
menyebabkan jaringan kulit mengalami nekrosis
(kematian sel). Untuk itu dianjurkan melakukan
kompres dingin tidak lebih dari 30 menit.
Massase
 Massase kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan
ketegangan otot. Rangsangan masase otot ini dipercaya
akan merangsang serabut berdiameter besar, sehingga
mampu mampu memblok atau menurunkan impuls nyeri

Stimulasi electric (TENS)


 Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu
pemikiran adalah cara ini bisa melepaskan endorfin,
sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. Bisa dilakukan
dengan massase, mandi air hangat, kompres dengan
kantong es dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS/
transcutaneus electrical nerve stimulation). TENS
merupakan stimulasi pada kulit dengan menggunakan
arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar.
Akupuntur
 Akupuntur merupakan pengobatan yang sudah
sejak lama digunakan untuk mengobati nyeri.
Jarum – jarum kecil yang dimasukkan pada kulit,
bertujuan menyentuh titik-titik tertentu,
tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat
memblok transmisi nyeri ke otak.
Plasebo
 Plasebo dalam bahasa latin berarti saya ingin
menyenangkan merupakan zat tanpa kegiatan
farmakologik dalam bentuk yang dikenal oleh
klien sebagai “obat” seperti kaplet, kapsul, cairan
injeksi dan sebagainya.
2. Intervensi perilaku kognitif meliputi :
Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan
untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian
besar, yaitu :
1. Non Farmakologik intervention : Distraksi,
Relaksasi, Stimulasi Kutaneus
2. Farmakologi Intervention
Relaksasi
Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merelaksasikan keteganggan otot yang mendukung rasa nyeri. Teknik
relaksasi mungkin perlu diajarkan bebrapa kali agar mencapai hasiloptimal.
Dengan relaksasi pasien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.

Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan


beberapa keuntungan, antara lain :
 Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri
atau stress
 Menurunkan nyeri otot
 Menolong individu untuk melupakan nyeri
 Meningkatkan periode istirahat dan tidur
 Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
 Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyerI
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi
berikut :
 Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
 Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh
menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
 Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
 Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara
perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks.
Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran
pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
 Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut,
punggung dan kelompok otot-otot lain
 Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara
perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara
dangkal dan cepat.
Umpan balik biologis
 Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi
tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih kontrol volunter
terhadap respon tersebut. Terapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan
otot dan migren, dengan cara memasang elektroda pada pelipis

Hipnotis
Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.

Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang.
Distraksi visual (melihat TV atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar
musik), distraksi sentuhan (massase, memegang mainan), distraksi intelektual
(merangkai puzzle, main catur)
Beberapa teknik distraksi, antara lain :
 Nafas lambat, berirama

 Massage and Slow, Rhythmic Breathing

 Rhytmic Singing and Tapping

 Active Listening
Guided Imagery (Imajinasi terbimbing)
 Meminta klien berimajinasi membayangkan
hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini
memerlukan suasana dan ruangan yang
tenang serta konsentrasi dari klien. Apabila
klien mengalami kegelisahan, tindakan harus
dihentikan. Tindakan ini dilakukan pada saat
klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri
akut.

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Intranatal Rita
    LP Intranatal Rita
    Dokumen27 halaman
    LP Intranatal Rita
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • Metodologi Keperawatan
    Metodologi Keperawatan
    Dokumen57 halaman
    Metodologi Keperawatan
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Nyeri Makalah
    Manajemen Nyeri Makalah
    Dokumen10 halaman
    Manajemen Nyeri Makalah
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • LP Bayi Baru Lahir Rita
    LP Bayi Baru Lahir Rita
    Dokumen22 halaman
    LP Bayi Baru Lahir Rita
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • LP Antenatal
    LP Antenatal
    Dokumen25 halaman
    LP Antenatal
    nandha sari
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Dokumen5 halaman
    Tinjauan Pustaka
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • LP Asma Rita
    LP Asma Rita
    Dokumen13 halaman
    LP Asma Rita
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • Ekg Abnormal
    Ekg Abnormal
    Dokumen6 halaman
    Ekg Abnormal
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • Gagal Jantung
    Gagal Jantung
    Dokumen19 halaman
    Gagal Jantung
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • PDF
    PDF
    Dokumen177 halaman
    PDF
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • Gagal Jantung
    Gagal Jantung
    Dokumen19 halaman
    Gagal Jantung
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • Askep Uap
    Askep Uap
    Dokumen49 halaman
    Askep Uap
    Agung lestari
    Belum ada peringkat
  • 7531 20513 1 PB
    7531 20513 1 PB
    Dokumen8 halaman
    7531 20513 1 PB
    ritayuliantika
    Belum ada peringkat
  • Bab4
    Bab4
    Dokumen21 halaman
    Bab4
    Tina Maulida
    Belum ada peringkat