Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

M DENGAN HIPERTENSI
DI RUANG DAHLIA RSUD UNGARAN

EKA OKTAVIANI BUDIARSIH


P1337420919076

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN HIPERTENSI


DI RUANG DAHLIA RSUD UNGARAN

Eka Oktaviani Budiarsih

Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners


Poltekkes Kemenkes Semarang
Korespondensi: ekaoktavianib@gmail.com
Latar Belakang : Hipertensi adalah keadaan tekanan darah seseorang yang
berada dalam tingkatan diatas normal yaitu peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90
mmHg
Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan
hipertensi meliputi pengkajian (analisa), membuat diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
Metode: Metode yang digunakan yaitu dengan pendekatan studi kasus pada
pasien hipertensi.
Hasil : Dari asuhan keperawatan didapatkan hasil klien yang mengalami
hipertensi rata-rata mengalami nyeri kepala dengan keluhan tambahan
berupa ketegangan pada leher atau tengkuk.Tindakan yang dilakukan yaitu
pengkajian nyeri secara komperensif, menggunakan numerical scale,
memberikan lingkungan yang terapeutik, mendiskusikan tentang penyebab
nyeri, melaksanakan program terapi analgetik baik oral maupun intra vena
sehingga perlu pemasangan akses vena, mengajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri, mengajarkan terapi relaksasi otot progresif untuk
mengurangi tekanan darah dan juga penatalaksanaan diet untuk menunjang
kesembuhan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. M
menggambarkan kondisi Ny. M sudah mulai membaik ditandai dengan nyeri
berkurang, leher tidak tegang lagi dan tidak pusing. Diharapkan klien
dapat memperhatikan pola makan, cara pencegahan, gaya hidup sehat
dengan baik. dalam untuk menurunkan tekanan darah pada klien dengan
masalah keperawatan nyeri.
Kesimpulan: Kerjasama antar tim kesehatan dan pasien/keluarga sangat
diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien, komunikasi
terapeutik akan membantu dalam intervensi, implementasi yang akan
diberikan. Pasien nyaman dengan tindakan yang diberikan karena dapat
mengurangi nyeri pinggang yang dirasakan.

Kata kunci : Hipertensi, Tekanan darah, Relaksasi otot progresif


ABSTRACT

NURSING CARE IN Mrs. M WITH HYPERTENSION


IN THE DAHLIA ROOM UNGARAN HOSPITAL

Eka Oktaviani Budiarsih

Applied Nursing and Professional Nursing Undergraduate Study Program


Health Polytechnic Ministry of Health Semarang

Correspondence: ekaoktavianib@gmail.com

Background: Hypertension is a state of a person's blood pressure that is


above normal levels, namely an increase in systolic blood pressure of more
than 140 mmHg and diastolic blood pressure of more than 90 mmHg
Purpose: To determine nursing care in patients with hypertension including
assessment (analysis), making nursing diagnoses, interventions,
implementation and evaluation of nursing.
Method: The method used is a case study approach in hypertensive patients.
Results: From nursing care, it was found that clients who had hypertension
had an average headache. The action taken is a comprehensive assessment
of pain, installing infusions, providing anti-pain medications, teaching the
principles of pain management, teaching progressive muscle relaxant
therapy to reduce blood pressure. After the nursing action taken on Mrs. M
described the condition of Mrs. M. It has begun to improve marked by
reduced pain, neck is not tense anymore and no dizziness. It is expected that
clients can pay attention to eating patterns, ways of prevention, healthy
lifestyles well. in order to reduce blood pressure in clients with pain nursing
problems.
Conclusion: Collaboration between the health team and the patient / family
is very necessary for the success of nursing care in patients, therapeutic
communication will help in the intervention, the implementation will be
given. The patient is comfortable with the action given because it can reduce
the felt back pain.

Keywords: Hypertension, blood pressure, Progressive muscle relaxant


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampai saat ini, hipertensi masih menjadi masalah kesehatan di
beberapa negara maju dan negara berkembang yang berkaitan dengan
pergeseran gaya hidup masyarakat yang cenderung tidak sehat. Penyakit
ini sering dijuluki dengan istilah The Silent Killer atau pembunuh diam-
diam karena kemunculannya yang sering tidak disadari dan tidak
memiliki gejala yang spesifik (Sari, 2017).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah pada dinding arteri
(Anies, 2018). Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua
yaitu hipertensi primer (hipertensi esensial) dan hipertensi sekunder
(hipertensi non esensial). Hipertensi primer bersifat idiopatik atau
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, walaupun sering dikaitkan
dengan faktor risiko pemicu hipertensi seperti gaya hidup, diet, tingkat
aktivitas, dan lain sebagainya. Hipertensi primer terjadi pada sekitar
90% penderita hipertensi (Kementerian kesehatan RI, 2014).
Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa hipertensi
merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia (World Health
Organization, 2013). Menurut Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VIII
(JNC VIII), diperkirakan 1,56 miliar orang dewasa penduduk dunia akan
mengidap hipertensi pada tahun 2025 mendatang (Bell, Twiggs, & Olin,
2015). Sementara itu sesuai dengan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas) tahun 2018 prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk umur ≥18 tahun sebesar 34,1%. Hasil
tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil
riskesdas tahun 2013 yaitu 25,8%. (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2018). Pada Provinsi Jawa Tengah sendiri penyakit
hipertensi masih menempati proporsi terbesar dari seluruh penyakit tidak
menular yang dilaporkan, yaitu sebesar 64,83%. Angka tersebut terus
meningkat jika dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 57,87% dan tahun
2016 sebesar 60,00% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2017)
Melihat komplikasi hipertensi yang cukup serius seperti
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner)
dan otak (stroke), maka dibutuhkan penatalaksanaan khusus untuk
mencegah timbulnya komplikasi dengan tujuan untuk mengontrol
tekanan darah yang dapat dilakukan secara farmakologis dan
nonfarmakologis. British Hypertension Society (2009) menyatakan
bahwa tekanan darah dapat dikontrol secara efektif melalui kombinasi
terapi farmakologis dan nonfarmakologis (Prabu, 2017).
Penatalaksanaan hipertensi dengan nonfarmakologis terdiri dari berbagai
macam cara modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah,
salah satunya yaitu menghindari stres dengan menciptakan suasana yang
menyenangkan bagi penderita hipertensi dan memperkenalkan berbagai
metode relaksasi yang dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya
dapat menurunkan tekanan darah (Wijaya & Putri, 2013). Relaksasi
sendiri merupakan suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk
mengurangi kecemasan atau ketegangan, dengan cara melatih otot-otot
dalam tubuh menjadi (Padila, 2013).
Salah satu teknik relaksasi yang terbukti dapat memberikan
dampak positif terhadap perubahan tekanan darah yaitu relaksasi napas
dalam. Relaksasi napas dalam merupakan suatu teknik relaksasi
pernapasan yang mudah dalam pelaksanaanya, tidak perlu mengeluarkan
biaya, dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Terapi relaksasi ini
dapat merelaksasikan otot tubuh terutama otot pembuluh darah dan
mempertahankan elastisitas pembuluh darah arteri, sehingga sangat baik
untuk di lakukan setiap hari oleh penderita hipertensi (Tawaang, 2013).
Selain intervensi dengan teknik relaksasi napas dalam, terdapat
intervensi relaksasi yang lain yaitu dengan teknik relaksasi otot
progresif.
Menurut Purwanto (2013) dalam Tyani (2015), Teknik relaksasi
otot progresif merupakan suatu aktivitas otot dengan pemusatan
perhatian, dengan mengidentifikasikan otot yang tegang kemudian
menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan rileks Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Tyani, dkk pada tahun 2015 menyatakan bahwa relaksasi otot
progresif efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi primer.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis
tertarik melakukan studi kasus Hipertensi pada Ny. M dalam judul
“Asuhan Keperawatan Pada Ny. M dengan Hipertensi di Ruang Dahlia
RSUD Ungaran”

B. Web of Caution
Terlampir
BAB II

LAPORAN KASUS KELOLAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN HIPERTENSI


DI RUANG DAHLIA RSUD UNGARAN

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : Senin, 25 November 2019
Pukul : 15.00 WIB
Ruang/RS : Dahlia / RSUD Ungaran
1. BIODATA
a. Biodata Pasien
Nama pasien : Ny. M
Umur : 45 tahun
Alamat : Ungaran Barat
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Tanggal Masuk : 24 November 2019
Diagnosa Medis : Hipertensi Grade II
Nomor Register : 246126
b. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 47 tahun
Alamat : Ungaran Barat
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan dengan Klien : Suami
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan pusing/sakit kepala
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh pusing. Pasien
sudah berobat ke Puskesmas namun kondisi pasien tidak kunjung
membaik. Kemudian pada tanggal 24 November 2019 pukul 17.30
WIB pasien dibawa ke IGD RSUD Ungaran oleh keluarganya. Saat
di IGD, pasien mengeluh pusing, TD = 170/100mmHg, N = 86x/m,
RR = 22x/m, S = 36,5oC, SpO2 97%. Di IGD pasien telah
mendapatkan terapi berupa infus RL 20 tpm, ketorolac 30mg IV,
Ranitidine 50 mg IV, Ondansentron 4mg IV. Setelah mendapatkan
terapi di IGD pasien dipindah ke bangsal ruang Dahlia untuk
mendapatkan perawatan yang lebih lanjut.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 6
bulan yang lalu namun tidak pernah rutin minum obat. Ini pertama
kalinya pasien dirawat di rumah sakit.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit seperti jantung, DM, dan Hipertensi.
Genogram :
Genogram :
Keterangan genogram :

: Laki-laki Meninggal

: Perempuan Meninggal

: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

: ada hubungan

: tinggal 1 rumah
4. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
a. Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan tidak pernah rutin minum obat hipertensi. Saat
dirinya sakit, pasien jarang memeriksakan ke tempat pelayanan
kesehatan. Jika dirasa kondisinya sudah parah, pasien baru berusaha
untuk mendatangi tempat pelayanan kesehatan untuk kesembuhan
penyakitnya.
b. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
1) Sebelum sakit
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi 3x sehari dengan
makanan yang dikonsumsi nasi, sayur dan lauk pauk seadanya,
terkadang buah-buahan. Pasien minum air putih 8 gelas / hari
dan biasanya diselingi dengan teh.
2) Pada waktu sakit
Pasien mengatakan pada saat sakit nafsu makan pasien menurun
dengan 1 porsi makanan tidak habis
Observasi :
A : Antropometri :
 Berat Badan : 53kg
 Tinggi Badan : 150cm
B: Biochemical tanggal 25 November 2019, 06.37 WIB :
 Kadar Hb : 11.3g/dL
 HT : 32.1%
 Trombosit :236/uL
 Leukosit : 8.21/uL
C: Clinical sign :
 Tugor kulit baik
 Rambut tidak kering
 Konjungtiva tidak anemis
 Capillary refill: < 2 detik
D: Diet :
Lunak
c. Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
1) Sebelum Sakit
Pasien BAB 1 kali per hari dan BAK 4-5 kali per hari tanpa
dibantu oleh orang lain.
Fecal : pasien mengatakan warna feses pasien yaitu kecoklatan,
berbau khas, dengan konsistensi lembek
Urine : pasien mengatakan warna urine pasien yaitu kekuningan
berbau khas dan 6-7
2) Pada waktu sakit
Setelah sakit pasien mengalami kesulitan dalam BAB.
Fecal: pasien mengatakan selama di rawat pasien belum BAB.
Urine: pasien mengatakan selama sakit pasien BAK 3-4 kali.
d. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
1) Sebelum sakit
Sebelum sakit keluarga mengatakan tidak ada keluhan dengan
kebiasaan tidurnya yaitu 7-8 jam/ hari. Kualitas tidurnya juga
baik, nonton TV adalah salah satu penghantar tidurpasien.
Biasanya pasien tidur pukul 21.00 WIB dan bangun pada pukul
04.30. Sebelum tidur pasien selalu membaca doa terlebih dahulu.
2) Pada waktu sakit
Pasien mengatakan selama dirawat pasien sulit tidur tidur karena
merasa pusing dan kurang nyaman
e. Pemenuhan Aktivitas dan Latihan
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan pasien selalu beraktivitas sehari-hari seperti
biasa yaitu membantu anaknya dalam merawat kebersihan rumah
2) Pada waktu sakit
Pasien mengatakan pada saat sakit seperti saat ini kegiatan
pasien dibantu oleh anaknya
f. Peran dan Hubungan
Pasien seorang ibu yang mempunyai 4 orang anak. Hubungan pasien
dengan keluarga sangat baik. pasien sangat dekat dengan anak-
anaknya.
g. Pola Presepsi, Kognitif, dan Sensori
Pasien mengatakan pasien bingung dengan keadaannya saat ini
namun ia merasa bahwa dirinya akan sembuh setelah menjalani
perawatan di rumah sakit. Pasien juga akan melakukan terapi sesuai
program yang sudah ditentukan oleh tenaga kesehatan
h. Pola Presepsi diri / Konsep Diri
1) Konsep diri yang ada pada pasien adalah baik.
2) Body image : Pasien tetap percaya diri dengan kondisi tubuhnya
saat ini
3) Identitas diri : Pasien mengetahui siapa dan ada apa dengan
dirinya saat ini.
4) Harga diri : Pasien dalam berinteraksi dengan keluarga cukup
baik.
5) Peran diri : Pasien adalah seorang istri dan ibu dari keempat
anaknya
6) Ideal diri : Pasien percaya bahwa kondisinya akan membaik dan
sehat seperti sebelumnya.
i. Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas dan Reproduksi
Pasien berjenis kelamin perempuan. Pasien sudah menikah dan
mempunyai 4 orang anak 3 laki-laki dan 1 orang perempuan.
j. Pola Mekanisme dan Koping
Pasien mengatakan bahwa selalu memusyawarahkan dengan
keluarga bila ada masalah. Pasien selalu berusaha meminta kepada
yang Maha Kuasa masalah penyakit yang dialaminya agar segera
membaik
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum sakit pasien masih menjalankan ibadah rutin sebagai
seorang muslim namun selama sakit pasien tidak menjalankan sholat
tetapi terus berdoa untuk kesembuhan penyakitnya ini.dan
keluarganya juga membantu untuk berdoa dan ibadah yang rutin.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1) Status Gizi :
TB : 155 cm
BB : 53 kg
2) Tanda – tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
N : 76 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,5 oC
3) Pengkajian Nyeri
P: Nyeri kepala
Q: Berdenyut-denyut
R: Kepala dan tengkuk
S: Skala nyeri 3
T: Hilang timbul
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Mata : Konjungtiva anemis (-), reflek terhadap cahaya
baik, pupil isokor
b) Telinga : Simetris, tidak ada serumen dan tidak terdapat lesi
pada daun telinga
c) Hidung : Bentuk simetris, Keadaan hidung bersih
d) Mulut : Keadaan mulut bersih, tidak ada karies gigi ataupun
gigi yang tanggal
e) Wajah : Warna kulit sawo matang, tidak terdapat benjolan.
f) Leher : Tidak terdapat lesi, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid
2) Thorax
a) Paru – paru
Inspeksi : expansi dada simetris, tidak ada bekas luka di area
dada.
Palpasi : pergerakan dinding dada sama, tactil fremitus
teraba ( untuk bagian kiri dan kanan suaranya sama).
Perkusi : seluruh lapang paru sonor
Auskultasi :vesikuler, tidak terdapat suara nafas tambahan
b) Jantung
Inspeksi : tidak terpasang kateter jantung, ictus cordis tidak
tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di IC ke 4
Perkusi :terdengar suara redup
Auskultasi : Suara jantung I,II reguler, Bunyi jantung I,II
lupdup
c) Abdomen
Inspeksi : perut datar, tidak ada luka/ bekas luka, tidak terdapat
ascites, tidak mengkilap, warna sama dengan kulit lainnya
Auskultasi : terdapat suara bising usus 13x/menit
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada tahanan di
vesika urinaria,dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi : terdengar bunyi timpani
d) Pemeriksaan fungsi serebral
Fungsi intelektual : Mampu orientasi waktu, tempat, orang
e) Pemeriksaan Motorik
Inspeksi :
1. Ektremitas atas : Terpasang infus RL 20tpm ditangan kiri.
Tidak ada plebitis. Tidak ada edema. Cappilary refill < 2
detik
2. Ekstremitas bawah : tidak terdapat kelemahan pada kaki,
mampu berjalan tanpa alat bantu berjalan, tidak terdapat
bekas trauma, tidak terdapat ekimosis, tidak terdapat
oedem
Palpasi : tidak terdapat oedem pada tangan maupun kaki
Pergerakan :
Kekuatan otot : 5 5

5 5
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 25 November 2019
Pukul : 06:37 WIB
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah Lengkap : 13.2-17.3
Hemoglobin 11.3 g/dL 3.8 – 10.6
Lekosit 8.21 10^3/uL 150 – 440
Trombosit 236 10^3/dL 40 – 52
Hematokrit L 32.1 % 4.4 – 5.9
Eritrosit 4.00 10^6/uL 80 – 100
MCV 80.3 fL 26 – 34
MCH 28.3 pg 32 – 36
MCHC 35.2 g/L

Hitung Jenis (diff) 0–3


Eosinofil 1.7 % 0–1
Basofil 0.2 % 28 – 78
Neutrofil 80.3 % 25 – 40
Limfosit L 12.8 % 2–8
Monosit 5.0 %
Golongan Darah O
Rhesus Faktor Positif
Tanggal : 25 November 2019
Pukul : 09:59 WIB
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
RUJUKAN
URINE
Urine Lengkap
Makroskopis
Warna Kuning Kuning muda
Kejernihan Jernih Jernih
Berat jenis 1.025 g/ml 1.015-1.025
PH/Reaksi <=5.0 4.8-7.4
Lekosit Eteserase trace /ul Negatif
Nitrit Positif Mg/dl Negatif
Protein 1+ Mg/dl Negatif
Bilirubin Negatif Mg/dl Negatif
Kebon Negatif Mg/dl Negatif
Glukosa Negatif Mg/dl Negatif
Urobilinogen Normal Mg/dl Negatif
Mikroskopis
Eritrosit 8-10 /LPB 0-2
Leukosit 7-10 /LPB 1-10
Sel Epitel 3-5 /LPK 1-12
Silinder Granuler /IPK Negatif
Kristal Negatif /LPB Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Lain-lain Jamur
7. TERAPI
1. Tanggal : 25 November 2019
No Nama Dosis Rute Keterangan
1. Infus RL 20 tpm Intra Untuk resusitasi cairan dan terapi
vena cairan rumatan
2. Ranitidin 50 mg / Intra Obat untuk mengurangi produksi
12 jam vena asam lambung atau nyeri
3. Amlodipin 1x10 mg p.o Obat untuk mengurangi tekanan
darah tinggi
4. Candesartan 1x16 mg p.o Obat penghambat reseptor
angiotensin II (ARB) yang
bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah
5. Omeprazole 2x40 mg p.o Obat untuk mengatasi asam
lambung atau tukak lambung
2. Tanggal : 26 November 2019
No Nama Dosis Rute Keterangan
Infus 1.
RL 20 tpm Intra Untuk resusitasi cairan dan terapi
vena cairan rumatan
2. Ranitidin 50 mg / Intra Obat untuk mengurangi produksi
12 jam vena asam lambung atau nyeri
3. Amlodipin 1x10 mg p.o Obat untuk mengurangi tekanan
darah tinggi
4. Candesartan 1x16 mg p.o Obat penghambat reseptor
angiotensin II (ARB) yang
bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah
5. Omeprazole 2x40 mg p.o Obat untuk mengatasi asam
lambung atau tukak lambung
3. Tanggal : 27 November 2019
No Nama Dosis Rute Keterangan
Infus 1.
RL 20 tpm Intra Untuk resusitasi cairan dan terapi
vena cairan rumatan
2. Ranitidin 50 mg / Intra Obat untuk mengurangi produksi
12 jam vena asam lambung atau nyeri
3. Amlodipin 1x10 mg p.o Obat untuk mengurangi tekanan
darah tinggi
4. Candesartan 1x16 mg p.o Obat penghambat reseptor
angiotensin II (ARB) yang
bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah
5. Omeprazole 2x40 mg p.o Obat untuk mengatasi asam
lambung atau tukak lambung
B. ANALISA DATA
1. DAFTAR MASALAH

Masalah
No Tgl/Jam Data Fokus Etiologi
Keperawatan
1 Senin DS : Agen injuri biologis Nyeri Akut
25/11/2019 Pasien mengatakan
kepalanya pusing
P: Nyeri kepala
Q: Berdenyut-denyut
R: Kepala dan tengkuk
S: Skala nyeri 3
T: Hilang timbul

DO :
- Klien tampak meringis
menahan nyeri
- Klien tampak berhati-
hati saat ingin
merubah posisi
- Klien tampak lemas
- TD : 150/100 mmHg
- Nadi : 76 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,50C
- SpO2 : 98%
2 Senin DS: Kurangnya Kurang
25/11/2019 - Klien mengatakan informasi pengetahuan
tidak tahu batas
normal tekanan
darahnya, diet
hipertensi dan
penyebab sakitnya saat
ini
- Selama klien
menderita hipertensi
klien jarang berobat
atau periksa secara
rutin kepelayanan
kesehatan.
- Klien tidak
mengetahui cara
mengontrol tekanan
darah tetap normal

DO:
- Klien tampak
kebingungan saat
ditanya mengenai
penyakitnya
- TD: 150/100 mmHg

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO NANDA NOC NIC


1. Nyeri akut Setelah dilakukan a. Manajemen nyeri
berhubungan tindakan keperawatan Aktifitas :
dengan agen selama 3x24 jam klien - Lakukan penilaian nyeri secara
injuri menunjukkan perbaikan komprehensif dimulai dari lokasi,
biologi. pada: karakteristik, dan penyebab
- Kontrol nyeri - Kaji ketidaknyamanan non verbal
Indikator : - Tentukan dampak nyeri pada
 Menilai faktor kehidupan sehari-hari
penyebab - Kurangi atau hapuskan faktor-faktor
 Monitor TTV yang mempercepat atau meningkatkan
untuk memantau nyeri (seperti ketakutan, fatique, sifat
perawatan membosankan, ketiadaan
 Menilai gejala pengetahuan)
nyeri - Ajarkan untuk menggunakan teknik
- Tingkat kenyamanan non farmakologis (hypnosis, relaksasi
Indikator : nafas dalam, kompres hangat)

 Melaporkan sebelum, sesudah dan jika

perkembangan memungkinkan selama puncak nyeri,

fisik sebelum nyeri terjadi atau meningkat

 Melaporkan dan sepanjang nyeri itu terjadi atau

perkembangan meningkat dan sepanjang nyeri itu

kepuasan masih terukur

 Melaporkan - Anjurkan untuk istirahat atau tidur

kepuasan dengan yang adekuat untuk mengurangi nyeri

tingkatan nyeri - Ajarkan terapi Relaksasi otot

- Tingkatan nyeri progressive untuk mengontrol tekanan


darah.
 Melaporkan nyeri
 Persen respon
tubuh b. Pemberian analgesik
 Frekuensi nyeri Aktifitas :
- Tentukan lokasi, karakteristik, mutu
dan intensitas nyeri sebelum
mengobati klien
- Periksa order medis untuk obat, dosis
dan frekuensi yang ditentukan
- Cek riwayat alergi obat
- Monitor tanda-tanda vital
2. Kurang Setelah dilakukan - Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
pengetahuan tindakan keperawatan keluarga
berhubungan selama 3x24 jam, klien - Jelaskan patofisiologi dari penyakit
dengan menunjukkan dan bagaimana hal ini berhubungan
kurangnya pengetahuan tentang dengan anatomi dan fisiologi, dengan
informasi proses penyakit dengan cara yang tepat
kriteria hasil: - Gambarkan tanda dan gejala yang
 Pasien dan keluarga biasa muncul pada penyakit, dengan
menyatakan cara yang tepat
pemahaman tentang - Gambarkan proses penyakit, dengan
penyakit, kondisi, cara yang tepat
prognosis dan - Identifikasi kemungkinan penyebab,
program pengobatan dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga - Sediakan informasi pada pasien
mampu melaksanakan tentang kondisi, dengan cara yang
prosedur yang tepat
dijelaskan secara - Sediakan bagi keluarga informasi
benar tentang kemajuan pasien dengan cara
 Pasien dan keluarga yang tepat
mampu menjelaskan - Diskusikan pilihan terapi atau
kembali apa yang penanganan
dijelaskan - Dukung pasien untuk
perawat/tim kesehatan mengeksplorasi atau mendapatkan
lainnya. second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
- Mengeksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan dengan cara
yang tepat.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal / Diagnosa Tindakan Keperawatan RESPON TTD
jam Keperawatan perawat
10/11/2019 Nyeri akut - Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif S : Pasien mengatakan sakit kepala
08.10 berhubungan dimulai dari lokasi, karakteristik, dan penyebab dan nyeri tengkuk
dengan agen O:
injuri biologi P: Nyeri kepala
Q: Berdenyut-denyut
R: Kepala dan tengkuk
S: Skala nyeri 4
T: Hilang timbul

08.30 - Kaji ketidaknyamanan non verbal S : Pasien mengatakan sakit kepala


dan nyeri tengkuk
O:
- Pasien tampak menahan nyeri
- Pasien tampak meringis
09.00 - Kurangi atau hapuskan faktor-faktor yang S : Pasien mengatakan sakit kepala
mempercepat atau meningkatkan nyeri (seperti bertambah saat banyak bergerak
ketakutan, fatique, sifat membosankan, ketiadaan O:
pengetahuan) - Pasien tampak bergerak dengan
hati-hati

10.00 - Ajarkan terapi Relaksasi otot progressive untuk S:


mengontrol tekanan darah - Pasien mengatakan mengerti
dengan terapi Relaksasi otot
progressive yang diajarkan.
- Pasien mengatakan sakit kepala
berkurang : Skala 3
O:
- Pasien tampak mencoba
melakukan terapi yang diajarkan
- TD : 180/100
11.40 - Monitor tanda-tanda vital S:-
O:
- TD : 180/100 mmHg
- Nadi : 86 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 360C
- SpO2 : 96%

12.00 - Periksa order medis untuk obat, dosis dan frekuensi S:-
yang ditentukan O:
- Injeksi: Ranitidin 50 mg / 12 jam
Oral :
- Amlodipin 1x10 mg
- Candesartan 1x16 mg
- Omeprazole 2x40 mg
12.15 - Cek riwayat alergi obat S : Pasien mengatakan tidak
memiliki riwayat alergi obat
O:
- Tidak tampak adanya tanda-tanda
alergi obat
10/11/2019 Kurang - Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga S : Pasien mengatakan tidak
08.20 pengetahuan mengetahui batas normal tekanan
berhubungan darahnya dan makanan yang tidak
dengan boleh dikonsumsi oleh penderita
kurangnya hipertensi.
informasi O:
- Pasien tampak bingung

08.40 - Jelaskan patofisiologi dari penyakit dengan cara S : Pasien mengatakan mengerti
yang tepat dengan penjelasan yang diberikan
perawat
O:
- Pasien tampak mampu mengulang
patofisiologi hipertensi dengan
singkat.

09.00 - Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul S : Pasien mengatakan mengerti
pada penyakit, dengan cara yang tepat tentang tanda dan gejala hipertensi
O:
- Pasien mampu mengulang
menyebutkan tanda dan gejala
hipertensi misalnya sakit kepala,
tengkuk terasa berat

10.00 - Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara S : Pasien mengatakan hipertensi


yang tepat yang diderita akibat gaya hidup
tidak sehat dan tidak kontrol rutin
O : Pasien tampak sedih
menceritakan kondisinya
11/11/2019 Nyeri akut - Anjurkan untuk istirahat atau tidur yang adekuat S:
09.00 berhubungan untuk mengurangi nyeri - Pasien mengatakan selama
dengan agen dirawat pasien sulit tidur karena
injuri biologi merasa pusing dan kurang
nyaman
- Pasien mengatakan akan mencoba
tingkatkan istirahat
O:
- Pasien tampak lelah

10.00 - Mengulangi terapi Relaksasi otot progressive yang S:


telah diajarkan untuk mengontrol tekanan darah - Pasien mengatakan telah
melakukan terapi Relaksasi otot
progressive yang diajarkan
- Pasien mengatakan sakit kepala
berkurang: Skala 2
O:
- Pasien tampak mengulang
melakukan terapi yang diajarkan
- TD : 170/100

11.40 - Monitor tanda-tanda vital S:-


O:
- TD : 170/90 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,50C
- SpO2 : 96%

12.00 - Periksa order medis untuk obat, dosis dan frekuensi S:-
yang ditentukan O:
- Injeksi: Ranitidin 50 mg / 12 jam
Oral :
- Amlodipin 1x10 mg
- Candesartan 1x16 mg
- Omeprazole 2x40 mg
11/11/2019 Kurang - Jelaskan tentang diet hipertensi S : Pasien mengatakan sudah
08.10 pengetahuan mengerti penjelasan mengenai diet
berhubungan hipertensi
dengan O : Pasien tampak mampu
kurangnya menyebutkan diet hipertensi secara
informasi singkat.

09.00 - Jelaskan cara mengontrol tekanan darah S : Pasien mengatakan telah


mengerti cara mengontrol tekanan
darah dengan diet hipertensi dan
cek rutin.
O : Pasien tampak mampu
menjelaskan cara mengontrol
tekanan darah
12/11/2019 Nyeri akut - Anjurkan untuk istirahat atau tidur yang adekuat S : Pasien mengatakan sudah bisa
09.00 berhubungan untuk mengurangi nyeri. istirahat
dengan agen O:
injuri biologi - Pasien tampak nyaman

9.30 - Evaluasi terapi Relaksasi otot progressive untuk S:


mengontrol tekanan darah. - Pasien mengatakan sudah
mencoba teknik relaksasi yang
diajarkan ketika sakit kepala itu
timbul
- Pasien mengatakan sakit kepala
berkurang : Skala 1
O:
- Pasien tampak mampu mengulang
terapi Relaksasi otot progressive
yang di ajarkan
- Pasien tampak tenang
- TD : 150/90

11.40 - Periksa order medis untuk obat, dosis dan frekuensi S:-
yang ditentukan O:
- Injeksi: Ranitidin 50 mg / 12 jam
Oral :
- Amlodipin 1x10 mg
- Candesartan 1x16 mg
- Omeprazole 2x40 mg
12.00 - Monitor tanda-tanda vital
S:-
O:
- TD: 150/90 mmHg
- Nadi: 78 x/menit
- RR: 20 x/menit
- Suhu: 36,40C
12/11/2019 Kurang - Diskusikan pilihan terapi atau penanganan S : Pasien mengatakan akan rutin
08.20 pengetahuan kontrol dan minum obat untuk
berhubungan menangani hipertensi yang
dengan dideritanya.
kurangnya O:-
informasi
08.30 - Mengeksplorasi kemungkinan sumber atau S : Pasien mengatakan dengan
dukungan dengan cara yang tepat. kehadiran keluarganya disini dia
merasa lebih baik
O:
- Pasien tampak senyum
- Pasien tampak mengobrol dengan
keluarganya
E. EVALUASI
Diagnosa Ttd
Tanggal Evaluasi
keperawatan
27/11/ 2019 Nyeri akut S:
berhubungan - Klien mengatakan sakit pada
dengan agen kepala dan berat di tengkuk sudah
injuri biologis berkurang
- Klien mengatakan skala nyeri 2
- Klien mengatakan adanya
perubahan dalam nafsu makan
dan minum
- Klien mengatakan nyaman saat
diberikan terapi relaksasi otot
progresif

O:
- Keadaan umum baik
- TD: 140/90 mmHg
- Nadi: 78 x/menit
- RR: 20 x/menit
- Suhu: 36,40C

A: Nyeri akut teratasi

P: Intervensi dihentikan
27/11/2019 Kurang S:
08.30 pengetahuan - Klien sudah tahu penyebab sakitnya
berhubungan saat ini
dengan - Klien mengatakan sudah memahami
kurangnya sedikit-sedikit tentang materi
informasi hipertensi
- Klien mengatakan sudah mengerti
cara mengontrol tekanan darah.
O:
- Klien tampak memperhatikan
penjelasan yang diberikan
- Klien mampu mengulang penjelasan
mengenai hipertensi, makanan yang
dikonsumsi dan cara mengontrol
tekanan darah
- TD: 140/90 mmHg

A: Kurang pengetahuan teratasi

P: Intervensi dihentikan
BAB III
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien Ny. M dengan


hipertensi di ruang Dahlia RSUD Ungaran Kabupaten Semarang yang
dilaksanakan dari tanggal 25 November 2019 sampai dengan 27 November
2019, pada sub bab ini penulis akan membahas hasil dari pelaksanaan
asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui pemecahan
masalahnya. Sesuai dengan tahap proses keperawatan penulis akan memulai
pembahasan hasil studi kasus dari pengkajian, menentukan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap pertama yang penulis lakukan di dalam
proses keperawatan. Pengkajian ini melalui pengkajian pola fungsional
menurut Gordon, pemeriksaan fisik dengan metode head to toe, dan
pengumpulan informasi atau data-data ini diperoleh dari wawancara
dengan pasien, keluarga pasien, melakukan observasi, catatan
keperawatan, dan pemeriksaan fisik.
Pasien mengeluh sakit kepala sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25 November 2019 pukul
15.00 WIB, Klien mengatakan masih pusing dengan P: nyeri kepala, Q:
berdenyut-denyut, R: kepala dan tengkuk, S: skala nyeri 4, T: hilang
timbul. Klien juga mengatakan lemas dan susah tidur. dilihat dari data
objektif, klien tampak meringis menahan sakit, klien tampak tidak rileks,
klien tampak berhati-hati saat ingin merubah posisi, mata tampak sayu,
klien tampak lemas. Setelah dilakukan pengukuran tanda-tanda vital
didapatkan hasil TD : 180/100 mmHg, nadi : 86 x/menit, RR : 20
x/menit, suhu : 36,30C, SpO2 : 96%.
Selain itu klien mengatakan klien jarang berobat atau periksa
secara rutin ke pelayanan kesehatan. Klien bingun dan bertanya tentang
kondisinya saat ini dan mengatakan tidak tahu batas normal tekanan
darahnya, diet hipertensi, penyebab sakitnya saat ini, dan cara
mengontrol tekanan darahnya.
B. Diagnosa Keperawatan
Data yang didapatkan dari hasil pengkajian kemudian
diidentifikasi, diolah, dianalisa dan dirumuskan dalam diagnosa
keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan penulis
pada Ny. M adalah Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
dan Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
C. Intervensi Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya
adalah menyusun rencana keperawatan. Dalam perencanaan ini, penulis
dapat menentukan tingkat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang
akan dicapai. Intervensi keperawatan menurut Nursing Interventions
Classification untuk mengatasi diagnosa Nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis adalah lakukan pengkajian nyeri, kaji
lokasi, karakteristik dan kualitas nyeri, latih tehnik relaksasi otot
progresif dan nafas dalam, dorong klien untuk mendiskusikan
pengalaman nyeri, dan libatkan keluarga dalam tindakan relaksasi otot
progresif.
Manajemen nyeri mempunyai beberapa tindakan baik secara
farmakologis maupun non-farmakologis. Prosedur secara farmakologis
dilakukan dengan pemberian analgesik (seperti paracetamol, tramadol,
ketorolac, dll) untuk mengurangi nyeri. Secara non-farmakologis dapat
dilakukan dengan relaksasi, teknik pernafasan, perubahan posisi,
massage, akupressure, terapi kompres panas atau dingin, hypnobirthing,
terapi musik dan TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation).
(Nurhayani & Rosanty, 2015).
Salah satu teknik relaksasi yang terbukti dapat memberikan
dampak positif terhadap perubahan tekanan darah yaitu relaksasi napas
dalam. Relaksasi napas dalam merupakan suatu teknik relaksasi
pernapasan yang mudah dalam pelaksanaanya, tidak perlu mengeluarkan
biaya, dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Terapi relaksasi ini
dapat merelaksasikan otot tubuh terutama otot pembuluh darah dan
mempertahankan elastisitas pembuluh darah arteri, sehingga sangat baik
untuk di lakukan setiap hari oleh penderita hipertensi (Tawaang, 2013).
Selain intervensi dengan teknik relaksasi napas dalam, terdapat
intervensi relaksasi yang lain yaitu dengan teknik relaksasi otot
progresif.
Menurut Purwanto (2013) dalam Tyani (2015), Teknik relaksasi
otot progresif merupakan suatu aktivitas otot dengan pemusatan
perhatian, dengan mengidentifikasikan otot yang tegang kemudian
menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan rileks. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Tyani, dkk pada tahun 2015 menyatakan bahwa relaksasi otot
progresif efektif dalam menurunkan tekanan darah dan membuat kondisi
rileks pada penderita hipertensi primer.
Sedangkan pada diagnosa kedua yaitu Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurang informasi, tindakan keperawatan yang telah
diberikan adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan
keluarga tentang penyakit hipertensi, diet khusus hipertensi, dan cara
mengontrol tekanan darah.
D. Implementasi Keperawatan
Dalam tahap pelaksanaan keperawatan penulis dapat
melaksanakan semua rencana keperawatan sesuai dengan perencanaan
yang telah di buat dan semua pelaksanaan keperawatan
didokumentasikan dalam catatan perkembangan keperawatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan ini tidak semua dilakukan oleh penulis
tetapi dibantu oleh perawat ruangan dan penanggung jawab pasien
sehingga walupun penulis tidak memantau perkembangan pasien selama
24 jam, penulis juga dapat mengikuti perkembangan pasien dengan
melihat catatan perawat ruangan dan catatan perkembangan pasien dari
dokter yang menangani.
Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis. Semua intervensi telah dilakukan sesuai kasus yaitu
melakukan pengkajian nyeri, mengkaji lokasi, karakteristik dan kualitas
nyeri, melatih tehnik relaksasi distraksi dan nafas dalam, mendorong
klien untuk mendiskusikan pengalaman nyeri, dan melibatkan keluarga
dalam tindakan relaksasi otot progresif. Sedangkan pada diagnosa kedua
yaitu Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi,
tindakan keperawatan yang telah diberikan adalah memberikan
pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit
hipertensi, diet khusus hipertensi, dan cara mengontrol tekanan darah.
Faktor pendukung dari tindakan keperawatan adalah adanya
kesenjangan yang baik antara penulis dan perawat ruangan dalam
melakukan tindakan keperawatan serta pasien yang kooperatif. Penulis
lebih melakukan pendekatan kepada pasien, melakukan pencatatan
tindakan yang telah dilakukan dan bekerja sama dengan perawat di
ruangan untuk melanjutkan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat dan mendokumentasikannya. Serta penulis melakukan
pendekatan dengan keluarga pasien agar keluarga ikhlas dalam merawat
dan menjaga keluarganya yang sedang dirawat.
E. Evaluasi
Pada tahap evaluasi merupakan tahap akhir dan alat ukur untuk
mengevaluasi keberhasilan pemberian asuhan keperawatan. Pelaksanaan
evaluasi yang penulis lakukan sesuai dengan teori yang menggunakan
metode SOAP karena dapat ditarik kesimpulan berhasil tidaknya asuhan
keperawatan yang diberikan berdasarkan pengkajian baik dari data
subjektif maupun data objektif sehingga dapat menganalisa kemudian
membuat perecanaan sesuai dengan hasil kesimpulan. Faktor pendukung
yang mempengaruhi keberhasilan Asuhan Keperawatan adalah adanya
kerjasama antara penulis dengan perawat dan penanggung jawab pasien
serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam memberikan
pengobatan, diet, dan pemeriksaan yang tepat. Kolaborasi antar tim
kesehatan sangat mempengaruhi kemajuan perkembangan kesehatan Tn.
S selama di rawat di ruang Dahlia RSUD Ungaran.
Setelah dilakukan asuhan kepeawatan selama 3 hari. Penulis
melakukan evaluasi pada tanggal 12 November 2019 pukul 13.00 WIB
dengan hasil klien mengatakan sakit pada kepala dan berat di tengkuk
sudah berkurang, klien mengatakan tidur 6 jam, klien mengatakan skala
nyeri 2, klien mengatakan nyaman saat diberikan terapi relaksasi otot
progresif, denyut-denyut di kepala sudah berkurang, klien mengatakan
sudah memahami sedikit-sedikit tentang penyakit hipertensi, klien
mampu mengulang penjelasan mengenai hipertensi, makanan yang baik
dikonsumsi dan cara mengontrol tekanan darah. Pengukuran tanda-tanda
vital : TD: 150/90 mmHg, nadi: 78 x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu:
36,40C.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut makan masalah keperawatan
nyeri akut dan kurang pengetahuan telah teratasi.

3.1 Analisa Kasus

Tekanan sistol (tekanan darah saat jantung menguncup) > 140 mmHg
dan tekanan daistol (tekanan darah saat jantung mengembang) > 90 mmHg
yang didapat dari dua kali pengukuran secara berurutan untuk menegakkan
diagnosis hipertensi (Anies, 2018). Hipertensi dibagi menjadi dua golongan
yaitu hipertensi essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau
genetik (90%) (M.Adib,2009).
Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi
yaitu: Sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja
keras atau mengangkat beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah
memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari,
telinga berdenging (tinnitus), vertigo, mual, muntah, gelisah (Ruhyanudin,
2007).
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi penatalaksanaan non farmakologis
dan penatalaksanaan farmakologis.
Tindakan yang dilakukan pada pasien yang nyeri dan kurang
pengetahuan dengan hipertensi adalah dengan cara menggunakan teknik
relaksasi (distraksi), memberikan informasi faktual mengenal diagnosis, dan
melibatkan keluarga untuk mendampingi klien untuk mempermudah klien
dalam pemberian asuhan keperawatan. (NANDA, 2012).
Pasien hipertensi selalu mengeluh sakit pada tengkuknya dan
mengalami pusing yang datang secara hilang timbul. Kadang-kadang klien
dengan hipertensi disertai dengan sulit tidur dan lemas pada tubuh atau
ekstremitasnya. Penderita hipertensi biasanya dapat mengenali keadaan ini
dan berusaha menghindari makanan yang mengandung garam. Pada hampir
sebagian besar pasien, hipertensi akan berkurang dan akhirnya berhenti
secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-
kadang dapat juga sampai beberapa tahun.
Pemeriksaan penunjang pada klien hipertensi adalah pemeriksaan fisik
secara menyeluruh, pemeriksaan retina, pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung, EKG untuk
mengetahui hipertropi ventrikel kiri, urinalisa (untuk mengetahui protein
dalam urin, darah, glukosa), foto dada dan CT scan (Muttaqin, 2009).
3.2 Analisa Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang dilakukan kepada Tn.S adalah berfokus


kepada tindakan untuk mengurangi nyeri terhadap penyakitnya. Tindakan
yang dilakukan pada pasien yang nyeri dengan hipertensi adalah dengan
cara menggunakan teknik relaksasi (distraksi), memberikan informasi
faktual mengenal diagnosis, dan melibatkan keluarga untuk mendampingi
klien untuk mempermudah klien dalam pemberian asuhan keperawatan.
Melalui kerja sama perawat dengan keluarga terhadap tindakan untuk
mengurangi nyeri pada pasien, maka keluarga juga diberitahu mengenai
masalah yang dialami pasien untuk mendapatkan pengetahuan. Keluarga
dan pasien diberitahu melalui pemberian pendidikan kesehatan tentang
hipertensi. Keluarga juga dapat menjadi pusat kontrol bagi pasien dalam
melakukan suatu aktivitas untuk mengurangi nyeri.
Tindakan relaksasi yang digunakan untuk meredakan nyeri pada
pasien dengan hipertensi adalah dengan memberikan tindakan keperawatan
distraksi mengunakan handphone yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan rasa nyaman klien ketika nyeri timbul yaitu dengan
mendengarkan musik. Intervensi lainnya yang diberikan kepada klien
dengan hipertensi adalah dengan memberikan pedidikan kesehatan tentang
nyeri, menganjurkan klien mengkonsumsi air mineral dan menganjurkan
klien untuk beristirahat dengan cara berbaring kurang/lebih setengah jam
sambil menutup mata dan fokus pada pernapasan. Dengan mengurangi
jumlah masukan sensorik yang diterima oleh tubuh, maka tubuh akan
mendapatkan kesempatan untuk rileks. Mempertahankan pemberian infus
RL 20 tpm, cairan intravena dan obat oral terus dilakukan pada pasien
dengan masalah hipertensi (NANDA, 2012).
Terapi Non farmakologis yang dapat digunakan untuk mengurangi
hipertensi adalah terapi herbal, perubahan gaya hidup, diit, kepatuhan dalam
pengobatan dan terapi relaksasi. Relaksasi merupakan tindakan tindakan
yang harus dilakukan pada setiap terapi anti hipertensi. Teknik relaksasi
yang dapat dilakukan seperti terapi musik klasik, meditasi, teknik napas
dalam dan terapi masase (Muttaqin, 2009). Salah satu terapi non
farmakologis yang dapat digunakan untuk mengurangi hipertensi adalah
terapi relaksasi otot progresif.
Selama pasien diberikan intervensi keperawatan, klien selalu di
pantau dan dikaji skala nyeri, kualitas dan intensitas nyeri. Memantau
respon pasien terhadap nyeri yang dialami dan memantau tanda-tanda vital
pasien juga terus dilakukan pada klien dengan hipertensi sehingga perawat
dapat mengetahui perkembangan keadaan klien setelah dan saat diberikan
intervensi keperawatan baik yang dilakukan pasien secara mandiri atau
dibantu oleh keluarga dan perawat pelaksana.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada Ny. M
dengan hipertensi di Ruang Dahlia RSUD Ungaran, maka penulis
membuat beberapa simpulan :
1. Setelah dilakukan pengkajian keperawatan pada klien hipertensi,
data-data yang penulis temukan pada dasarnya sama dengan data
yang di teori. Adapun data yang penulis temukan adalah klien
dengan gangguan rasa aman nyaman nyeri kepala, sulit tidur, dan
kurangnya pengetahuan.
2. Setelah dilakukan analisa data ditemukan 2 diagnosa keperawatan
prioritas yang muncul sesuai dengan teori Nanda (2018). Diagnosa
yang muncul dalam kasus dan sesuai dengan teori yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis dan kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
3. Rencana keperawatan yang dirancang terdiri atas observasi keadaan
klien, pemberian tindakan keperawatan mandiri, serta kolaborasi
dengan tim kesehatan lain dalam pemberian terapi.
4. Proses implementasi yang dilakukan menyesuaikan dengan
intervensi.
5. Pada evaluasi tentang hasil asuhan keperawatan selama 3 hari
didapatkan kesimpulan bahwa masalah nyeri dan kurang
pengetahuan teratasi.
F. Saran
Hasil memperlihatkan bahwa masalah sudah teratasi. Intervensi
dapat dilanjutkan dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan
kondisi yang sudah baik. Selain itu kerjasama antar tim kesehatan
dengan pasien dan keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan
asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami Dan Menghindari Hipertensi,


Jantung, Dan Stroke. Yogyakarta: Dianloka.

Anies. (2018). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey.


2012. Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth Edition.
Iowa : Mosby Elsavier

Jhonson,Marion. 2012. Iowa Outcomes Project Nursing Classification


(NOC). St. Louis ,Missouri ; Mosby
Kowalski, Robert. 2010. Terapi Hipertensi: Program 8 minggu Menurunkan
Tekanan Darah Tinggi. Alih Bahasa: Rani Ekawati. Bandung: Qanita
Mizan Pustaka
Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
System Kardiovaskuler. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press

Sutanto. 2009.Awas 7 Penyakit Degeneratif, Paradigma


Indonesia,Yogyakarta

NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses : Definitions &


Classifications 2012-2014. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Woc Hipertensi
    Woc Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Woc Hipertensi
    Rahul Aldika
    67% (3)
  • LK Ibs SC
    LK Ibs SC
    Dokumen12 halaman
    LK Ibs SC
    Siswa Listyo Dansa
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Belajar
    Jurnal Belajar
    Dokumen10 halaman
    Jurnal Belajar
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • LK Ibs Ca Mamae
    LK Ibs Ca Mamae
    Dokumen11 halaman
    LK Ibs Ca Mamae
    Siswa Listyo Dansa
    Belum ada peringkat
  • Cover Wocfraktur
    Cover Wocfraktur
    Dokumen1 halaman
    Cover Wocfraktur
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Woc CKR Fix
    Woc CKR Fix
    Dokumen2 halaman
    Woc CKR Fix
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Praktek
    Daftar Hadir Praktek
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir Praktek
    iffah
    Belum ada peringkat
  • DRK KMB
    DRK KMB
    Dokumen26 halaman
    DRK KMB
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Woc CKR Fix
    Woc CKR Fix
    Dokumen4 halaman
    Woc CKR Fix
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Woc Hipertensi
    Woc Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Woc Hipertensi
    Rahul Aldika
    67% (3)
  • Kuisioner Sri Umi
    Kuisioner Sri Umi
    Dokumen6 halaman
    Kuisioner Sri Umi
    Sreey Handayani
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Jematemesis
    Intervensi Jematemesis
    Dokumen6 halaman
    Intervensi Jematemesis
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Laparo
    Laparo
    Dokumen23 halaman
    Laparo
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • LK Frakturdocx
    LK Frakturdocx
    Dokumen20 halaman
    LK Frakturdocx
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus SNH
    Laporan Kasus SNH
    Dokumen24 halaman
    Laporan Kasus SNH
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Portofolio KMB Nakula
    Portofolio KMB Nakula
    Dokumen5 halaman
    Portofolio KMB Nakula
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Woc Ihd
    Woc Ihd
    Dokumen1 halaman
    Woc Ihd
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Woc HIV
    Woc HIV
    Dokumen1 halaman
    Woc HIV
    Nel-ha Dtya's
    89% (9)
  • Leaflet Hiv Aids
    Leaflet Hiv Aids
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Hiv Aids
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Laparo
    Laparo
    Dokumen23 halaman
    Laparo
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Woc DM
    Woc DM
    Dokumen1 halaman
    Woc DM
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Minggu 3 Colic Abdomen
    Minggu 3 Colic Abdomen
    Dokumen30 halaman
    Minggu 3 Colic Abdomen
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • LK Pneumonia Eka
    LK Pneumonia Eka
    Dokumen36 halaman
    LK Pneumonia Eka
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • LK Lengkap Appendictomy
    LK Lengkap Appendictomy
    Dokumen27 halaman
    LK Lengkap Appendictomy
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • LK DM Mawar
    LK DM Mawar
    Dokumen25 halaman
    LK DM Mawar
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Belajar
    Jurnal Belajar
    Dokumen10 halaman
    Jurnal Belajar
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • DRK KMB
    DRK KMB
    Dokumen25 halaman
    DRK KMB
    dwi kusuma
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Nutrisi
    Leaflet Nutrisi
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Nutrisi
    Chentya Babellswetzz
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Praktek
    Daftar Hadir Praktek
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir Praktek
    iffah
    Belum ada peringkat