NOVEMBER 2017
OLEH:
C111 14 820
PEMBIMBING:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
: Senin, 4 Desember
2017
ABSTRAK
Andra Pratama Putra, Hubungan Status Gizi Terhadap Prestasi Akademik
Siswa/Siswi SD Inpres Tamalanrea VI Makassar, dibimbing oleh Agussalim
Bukhari.
(xi + Halaman + Tabel + Gambar +Lampiran)
Latar Belakang : Perlambatan pertumbuhan mulai terjadi pada periode usia 6-
24 bulan. Penyebabnya tak lain adalah pola makan yang semakin tidak
memenuhi syarat gizi dan kesehatan. Menurut Depkes 2009 berdasarkan laporan
nasional Risekesdas tahun 2007 status gizi penduduk umur 6 – 14 tahun,
berdasarkan standar WHO 2007 prevalensi nasional anak usia sekolah kurus
adalah 13,3% pada laki – laki dan 10,9% pada perempuan, sedangkan prevalensi
nasional usia sekolah berat badan lebih pada laki – laki 9,5% dan perempuan
6,4%. Padahal, setiap harinya dibutuhkan asupan gizi yang baik supaya anak-
anak ini memiliki pertumbuhan kesehatan dan perkembangan intelektual yang
baik, sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Metode Penelitian: Metode yang digunakan adalah analitik observasional
dengan desain penelitian cross-sectional. Data yang di ambil adalah data primer
dengan melakukan pengukuran status gizi dan tingkat prestasi terhadap sampel.
Data yang diperoleh diolah dengan metode uji korelasi.
Hasil Penelitian
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Anova (program SPSS versi
20.00) untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan tingkat prestasi
belajar berdasarkan IMT/U dengan nilai rata – rata rapor diperoleh hasil p =
0,172 ini menunjukkan bahwa nilai p lebih besar dari nilai 0,05 dan dengan
demikian H1 ditolak dan H0 diterima.
Pada anak yang memiliki prestasi baik dengan status gizi yang normal sebanyak
50 orang, lalu diikuti dengan status gizi gemuk sebanyak 15 orang, dan yang
berstatus gizi kurus sebanyak 10 orang. Sedangkan anak yang memiliki prestasi
kurang namun dengan status gizi yang normal yaitu sebanyak 12 orang, lalu
diikuti dengan status gizi kurus sebanyak 7 orang, dan yang berstatus gizi gemuk
sebanyak 6 orang.
Kesimpulan
Tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi. Prestasi tidak hanya
dipengaruhi oleh status gizi melainkan masih banyak faktor lain yang ikut
mempengaruhi contohnya faktor fisiologi (kesehatan jasmani), genetik,
psikologi anak, perkembangan otak anak, lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat di sekitar anak tersebut tinggal.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi preklinik di
serta bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak yang telah diterima penulis
yang terhormat :
3. Prof. Dr. dr. Haerani Rasyid, M.Sc, Sp.PD-KGH, Sp.GK dan Prof. Dr.
dr. Suryani As’ad, Sp.GK, M.Sc, selaku penguji atas kesedian,
keihklasan dan kesabaran dalam meluangkan waktunya untuk senantiasa
memberikan arahan, masukan, kritik dan saran kepada penulis untuk
kesempurnaan skripsi ini..
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bisa berkontribusi
dalam perbaikan upaya kesehatan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL ...................................................................................... i
PENGESAHAN USULAN PENELITIAN..................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ v
ABSTRAK.................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar 1
Belakang ............................................................................... 3
1.2 Rumusan 3
Masalah ........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16
2.1 Tinjauan teoritis ............................................................................... 17
2.1.1 Tinjauan Umum Mengenai Status gizi.............................................. 23
2.1.2 Tinjauan Umum Anak Sekolah Dasar.............................................. 24
2.1.3 Tinjauan tentang Prestasi Belajar ....................................................
2.2 Kerangka Teori.................................................................................
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN 25
HIPOTESIS 25
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 26
3.2 Definisi Operasional.........................................................................
3.3 Hipotesis........................................................................................... 27
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 27
4.1 Jenis penelitian................................................................................. 27
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 27
4.3 Populasi dan Sampel......................................................................... 28
4.4 Sumber Data 29
Penelitian...................................................................... 30
4.5 Cara Pengambilan 31
Data......................................................................
4.6 Tekhnik Pengolahan dan Penyajian
Data........................................... 35
4.7 Alur Penelitian...................................................................................
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian................................................................................. 42
BAB VI PEMBAHASAN 43
6.1Pembahasan................................................................................................
Tabel 2.1 Kebutuhan Zat Gizi Anak Menurut Kelompok Umur (AKG 2011)
Tabel 2.2 Contoh Penilaian Status Gizi dengan Melihat Tanda Klinik
Tabel 5.6 Tabel Silang Status Gizi Berdasarka IMT/U dengan Prestasi Belajar
\
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Masa
tua
Janin Dewasa
Siklus
Kehidupan
Bayi Remaja
Anak -
anak
Gambar 2.1 Siklus Kehidupan
(Dikutip dari kepustakaan 1)
Pada rentangan usia tersebut status gizinya ditentukan sejak usia bayi dan
balita juga ditentukan saat ini, dan akan menetukan status gizi pada usia
selanjutnya. Menginjak usia enam tahun anak sudah mulai menentukan pilihan
makanannya sendiri, tidak seperti saat balita lagi sepenuhnya tergantung pada
orang tua. Periode ini merupakan periode yang cukup kritis dalam pemilihan
makanan, karena anak baru saja belajar memilih makanan dan belum mengerti
makanan yang bergizi yang dapat memenuhi kebutuhan gizinya sehingga anak
memerlukan bimbingan orang tua dan guru. (Sediaoetama A D. 2008)
Kelompok 4 – 6 7 – 9 10 – 12 13 –
Umur th th th 15 th
L P L P L P
Energi (Kal) 1600 1850 2100 2050 2475 2350
Protein (g) 35 45 49 49 72 56
Vit. A (RE) 450 500 600 600 600 600
Vit. D(mcg) 15 15 15 15 15 15
Vit. E (mg) 7 7 11 11 12 12
Vit. K (mg) 20 25 35 35 55 55
Vit. B1 (mg) 0,8 0,9 1,1 1,1 1,2 1,2
Vit. B2 (mg) 0,7 1,0 1,1 1,1 1,3 1,5
Niasin (mg) 8 10 12 12 14 13
As. Folat (mcg) 200 200 300 300 400 400
Vit. B6 (mg) 0,6 1 1,3 1,2 1,3 1,2
Vit. B12 (mcg) 1,2 1,2 1,8 1,8 2,4 2,4
Vit. C (mg) 45 45 50 50 75 65
Kalsium (mg) 1000 1000 1200 1200 1200 1200
Fosfor (mg) 500 500 1200 1200 1200 1200
Magnesium (mg) 95 120 150 50 200 200
Besi (mg) 9 10 13 20 19 26
Yodium (mg) 120 120 120 120 150 150
Seng (mg) 5 11 14 12,6 18 15,4
Selenium (mcg) 20 20 20 20 30 30
Mangan (mg) 1,5 1,7 1,9 1,6 2,2 1,6
a. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu,
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan
pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
Tabel 2.2
b. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik (epidemic of night). (Supariasa, I Dewa Nyoman.
2002)
b. Statistik Vital
c. Faktor Ekologi
1. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar
untuk mencapai harapan-harapan.
2. Belajar memerlukan bimbingan, baik dari bimbingan guru maupun buku
pelajaran itu sendiri.
3. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga
diperoleh pengertian-pengertian.
4. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari
dapat dikuasainya.
5. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara
dinamis antara murid dengan lingkungannya.
6. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai
tujuan.
7. Belajar dikatakan berhasil apabila telah sanggup menerapkan kedalam bidang
praktek sehari-hari.
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, umumnya ditujukan dengan nilai yang
diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil dari proses kegiatan
belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar dapat dilakukan melalui proses
penilaian hasil belajar dengan menggunakan tes maupun evaluasi. (Zainul A.
Dan Nasution A. 1994)
Faktor Internal
1. Faktor Fisiologis Faktor Eksternal
1.1. Kesehatan 1. Faktor Lingkungan
1.2. Status Gizi Keluarga
2. Faktor Psikologis 1.1. Faktor Orang
2.1 Kecerdasan Tua
2.2 Bakat 1.2. Faktor Suasana
2.3 Minat Rumah
2.4 Motivasi 1.3. Faktor Ekonomi
2.5 Cara Belajar Keluarga
2. Faktor Lingkungan
Sekolah
2.1 Kurikulum
2.2 Program
Gambar 2.2 Kerangka teori
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL DAN
Prestasi Belajar
HIPOTESIS
Variabel Perancu
Faktor Internal
1. Faktor Kesehatan
2. Faktor Psikologis
FaktorGambar
Eksternal
2.3 Kerangka konsep
1. Faktor Lingkungan Keluarga
2. Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
Keterangan :
: variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
IMT:
( )
B. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam
mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian
ini dapat berupa angka atau huruf. Kriteria Objektif nilai rata – rata rapor :
≥7 : Baik
<7 : Kurang
3.3 Hipotesis
1. Hipotesis Null (H0) :
Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan tingkat prestasi siswa SD
Inpres VI Tamalanrea Makassar
2. Hipotesis Alternatif (Ha) :
Terdapat hubungan antara status gizi dengan tingkat prestasi siswa SD Inpres VI
Tamalanrea Makassar.
BAB IV
METODE PENELITIAN
a) Analisa Univariat
Analisa dilakukan pada tiap – tiap variabel penelitian untuk melihat
tampilan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap – tiap variabel yang diteliti.
b) Analisa Bivariat
Metode penelitian ini menggunakan uji statistik anova. Uji anova
digunakan untuk mengetahui apakah data sampel yang ada menyediakan bukti
cukup bahwa ada kaitan antara variabel – variabel dalam populasi asal sampel.
Pada analisa data uji anova dapat menggunakan program SPSS 20.00
for Windows. Aplikasi pengujian korelasi yang digunakan menggunakan uji
anova.
BAB V
3 Hasil Penelitian
Jumlah seluruh sampel yang memenuhi kriteria sampel adalah sebanyak 100
orang sampel yang terdaftar sebagai siswa kelas 4,5, dan 6 SD Inpres VI
Tamalanrea Makassar sampel laki – laki berjumlah 55 orang dan perempuan 45
orang.
Sampel yang diambil dari ketiga kelas masing – masing untuk kelas 4
berjumlah 37 orang, kelas 5 berjumlah 33 orang, dan kelas 6 berjumlah 30
orang.
1. Laki-laki 54 54
2. Perempuan 46 46
Berdasarkan tabel jenis kelamin di atas, yang paling banyak adalah jenis
kelamin laki-laki yaitu sebesar 54 orang (54%) dan jenis kelamin perempuan
1. Kurus 17 17
2. Normal 62 62
3. Gemuk 21 21
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel status gizi di atas, yang paling banyak adalah status gizi
normal yaitu sebesar 62 orang (62%), lalu diikuti status gizi gemuk sebesar 21
orang (21%), dan status gizi kurus sebesar 17 orang (17%). Rata – rata status
B. Prestasi Belajar
Untuk prestasi belajar pada penelitian ini menggunakan buku rapor yaitu
dengan melihat nilai rata – rata pelajaran untuk semester I. Berikut tabel
distribusi prestasi belajar
Tabel 5.3 Distribusi Prestasi Belajar berdasarkan Nilai Rata – rata Rapor
1. Baik 75 75
2. Kurang 25 25
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data sekunder
Berdasarkan tabel prestasi belajar di atas, yang paling banyak adalah prestasi
belajar baik yaitu sebesar 75 orang (75%) dan prestasi belajar kurang sebesar 25
orang (25%).
Berdasarkan tabel status gizi untuk tiap jenis kelamin di atas,paling banyak
status gizi normal dengan anak laki – laki yaitu sebanyak 32 orang sedangkan
anak perempuan lebih sedikit yaitu sebesar 30 orang. Status gizi kurus pada anak
laki – laki sebesar 8 orang sedangkan anak perempuan sebesar 9 orang. Status
gizi gemuk pada anak laki – laki yaitu sebesar 14 orang sedangkan anak
perempuan sebesar 7 orang.
Berdasarkan tabel jenis kelamin terhadap prestasi belajar di atas, yang paling
banyak adalah prestasi baik pada anak dengan jenis kelamin laki-laki yaitu
sebesar 48 orang sedangkan anak perempuan sebesar 27 orang. Untuk prestasi
kurang lebih banyak pada anak perempuan yaitu sebesar 19 orang sedangkan
anak laki-laki sebesar 6 orang.
Hubungan antara status gizi dan prestasi belajar perlu dilakukan tabel silang
dengan prestasi belajar. Berikut tabel silang dari kelompok status gizi dan
prestasi belajar.
Tabel 5.6 Tabel Silang Status Gizi Berdasarka IMT/U dengan Prestasi
Belajar
Status Gizi Prestasi Persentase Prestasi Persentase Total Total P
Kurang (%) Baik (%) (%) Value
Kurus 7 41 10 59 17 100
Normal 12 19 50 81 62 100 0,172
Gemuk 6 29 15 71 21 100
Sumber : Uji Anova
Selanjutnya pada penelitian ini dilakukan Uji Anova dan diperoleh hasil
p = 0,172 ini menunjukkan bahwa nilai p lebih besar dari nilai 0,05 dan dengan
demikian H1 ditolak dan H0 diterima.
BAB VI
PEMBAHASAN
Siswa kelas IV, V dan VI sekolah dasar pada umumnya berada pada umur antara
10-12 tahun. Kebutuhan energi golongan umur 10-12 tahun relatif lebih besar
daripada golongan umur 7-9 tahun, karena pertumbuhan lebih cepat, terutama
Sehingga dalam penelitian ini hanya memilih siswa kelas IV, V dan VI saja,
yang umurnya antara 10-12 tahun. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
antara siswa laki-laki dengan perempuan yang menjadi sampel dalam penelitian
ini, yaitu 54 siswa laki-laki dan 46 siswa perempuan. Jenis kelamin dapat
diperlukan antara laki-laki dan perempuan berbeda pula. Mulai umur 10-12
tahun, kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan. Anak laki-
laki lebih banyak melakukan aktivitas fisik sehingga membutuhkan energi lebih
memerlukan protein dan zat besi yang lebih banyak. (Cipto Mangunkusumo,
1990)
Untuk itu orangtua siswa sangat perlu memperhatikan kebutuhan gizi putra-
putrinya, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun yang berjenis kelamin
aktivitas putra-putrinya, sehingga dapat memberikan asupan zat gizi yang sesuai
untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar
proses belajar yang sedang dijalani putra-putrinya tidak mengalami gangguan
maupun hambatan.
Dalam penelitian ini indeks yang digunakan adalah berat badan menurut
tinggi badan, yang diperoleh dari hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan,
menurut tinggi badan merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi
2016/2017 dapat diketahui bahwa mayoritas sampel berada pada kategori status
gizi baik, yaitu sebanyak 62 siswa. Dalam keadaan normal, perkembangan berat
badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu.
Status gizi baik atau ada juga yang menyebutnya gizi normal, merupakan tingkat
kesehatan yang amat diidamkan, karena pada keadaan ini seseorang dapat
merasakan kenikmatan hidup jasmani dan rohani yang dimulai dari usia yang
bahwa sebagian besar sampel memiliki prestasi belajar baik, yaitu sebanyak 75
siswa (75%) dari total sampel dan sisanya sebesar 25 (25%) memiliki hasil
Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah penilaian dari
sekolah yangdilakukan oleh guru yang mengajar, penilaian diberikan pada siswa
yang diyakini, Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja
dan peduli terhadap lingkungan, berpikir secara logis, kritis dan kreatif, serta
hidup bersih, bugar dan sehat, memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa
versi 20.00) untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan tingkat
prestasi belajar berdasarkan IMT/U dengan nilai rata – rata rapor diperoleh nilai
p > 0,05 yaitu sebesar 0,168. Pada anak yang memiliki prestasi baik dengan
status gizi yang normal sebanyak 50 orang, lalu diikuti dengan status gizi gemuk
sebanyak 15 orang, dan yang berstatus gizi kurus sebanyak 10 orang. Sedangkan
anak yang memiliki prestasi kurang namun dengan status gizi yang normal yaitu
sebanyak 12 orang, lalu diikuti dengan status gizi kurus sebanyak 7 orang, dan
hubungan antara status gizi dengan tingkat prestasi anak kelas 4,5, dan 6 SD
Inpres VI Tamalanrea Makassar karena berdasarkan hasil uji chi square
didapatkan hasil nilai signifikan (p) > 0,005. Tidak adanya hubungan antara
kedua variabel ini dikarenakan banyaknya faktor lain yang ikut turut
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rani
Kartikasari dari Universitas Negeri Semarang yang meneliti status gizi dengan
antara status gizi dengan tingkat prestasi belajar. Sedangkan pada penelitian di
banyaknya faktor yang turut mempengaruhi baik dari faktor internal maupun
kembang anak. Selama berada dalam kandungan, anak tergantung pada zat gizi
yang
terdapat dalam darah ibu, sedangkan setelah lahir kebutuhan gizi anak
pola makan bayi yang salah merupakan penyebab kegagalan pertumbuhan anak
Perkembangan
otak anak paling cepat terjadi pada trimester ketiga kehamilan sampai bayi
berusia
delapan belas bulan. Setelah masa tersebut otak masih tumbuh, tetapi dengan
kecepatan yang semakin berkurang hingga usia 5 tahun. Oleh karena itu, orang
tua
harus memastikan bahwa pada masa tersebut kebutuhan gizi anak harus
terpenuhi
anak sebaiknya memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi yang meliputi
dengan selera dan pola makan anak sehingga dapat meningkatkan nafsu
dalam keadaan higienis. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang
dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu
ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul
konsekuensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari
Kualitas seorang anak juga dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses
gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi
ke dalam dua golongan yaitu faktor internal yang bersumber pada diri siswa dan
faktor eksternal yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor internal terdiri dari
internal sendiri yaitu karena sakit, anak yang kurang sehat dapat mengalami
hal tersebut penerimaan dan respon terhadap pelajaran berkurang, saraf otak
pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :
perhatian orang tua, keadaan ekonomi orang tua, hubungan antara anggota
gizi dengan tingkat prestasi belajar siswa kelas 4,5, dan 6 SD Inpres VI
1. Status gizi di atas, yang paling banyak adalah status gizi normal yaitu
sebesar 62 orang (62%), lalu diikuti status gizi gemuk sebesar 21 orang
(21%), dan status gizi kurus sebesar 17 orang (17%). Rata – rata status
2. Untuk prestasi belajar yang paling banyak adalah prestasi belajar baik
orang (25%).
Makassar, karena dengan melihat hasil dari uji anova nilai p = 0,172
4. Tidak ada Hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar. Prestasi
tidak hanya dipengaruhi oleh status gizi melainkan masih banyak faktor
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran –
1) Bagi Orangtua
makanan dengan menu gizi yang seimbang dan beragam. Makan makanan yang
beraneka ragam merupakan makanan yang mengandung unsur zat gizi yang
pagi karena sarapan merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik
anak.
3) Bagi Penulis
genetic, pola asuh orang tua dan lain sebagainya sehingga dapat saling
menunjang dan agar kita dapat mengetahui status gizi di seluruh wilayah
I. IDENTITAS
Garden
Agama : Islam
Statistics
imt Nilai JK
N Valid 100 100 100
Missing 0 0 0
Frequency Table
Imt
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurus 17 17,0 17,0 17,0
normal 62 62,0 62,0 79,0
gemuk 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Nilai
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 25 25,0 25,0 25,0
baik 75 75,0 75,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 54 54,0 54,0 54,0
perempuan 46 46,0 46,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
CROSSTABS
/TABLES=IMT BY JK
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 3,569 2 ,168
Likelihood Ratio 3,380 2 ,184
Linear-by-Linear Association ,558 1 ,455
N of Valid Cases 100
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 4,25.
ANOVA
Nilai
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,669 2 ,335 1,795 ,172
Within Groups 18,081 97 ,186
Total 18,750 99
DOKUMENTASI