FARMAKOLOGI
Oleh:
Tingkat 1 Reguler 3
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat Taufik
Hidayah serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dari
mata kuliah Farmakologi yang berjudul “Pemberian Obat Parenteral” dengan lancar dan tepat
pada waktunya.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil
karya kami ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan kata. Maka
dari itu dengan mengharapkan ridha Tuhan Yang Maha Kuasa, kami sangat membutuhkan
kritik dan saran yang membangun dari anda semua demi untuk memperbaiki makalah kami
di masa yang akan datang. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua
pembaca dan dapat digunakan di dalam hal yang baik.Terima kasih.
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................1
1.3 Tujuan ................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemberian Obat Secara Parenteral .....................................................2
2.1.1 Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan .............................2
2.1.2 Pemberian Obat Via Jaringan SubKutan ...............................4
2.1.3 Pemberian Obat Via Intra Vena .............................................5
2.1.4 Pemberian Obat Via Intra Vena .............................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................10
3.2 Saran ..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang aman dan
akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping
yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat
tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.
Salah satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah sediaan steril berupa
larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih
dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir. Dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat
suntik.
Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang diinjeksikan atau
disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke dalam kompartemen tubuh yang paling
dalam. Sediaan parenteral memasuki pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu
kulit dan membran mukosa sehingga sediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi
mikroba dan bahan-bahan beracun dan juga harus memiliki kemurnian yang dapat diterima.
Tujuan disusunnya makalah mengenai cara pemberian obat secara Parenteral ini adalah :
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau infus.
Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute
pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus
(IC). Obat yang diberikan secara parenteral akan di absorbs lebih banyak dan bereaksi lebih
cepat dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga diketahui
bahwa pemberian obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi.
Resiko infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan tekhnik aseptic
dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada pemberian obat parenteral, obat
diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan kulit. Komplikasi yang sering terjadi
adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan obat yang diinjeksikan tidak sesuai dengan
tempat penusukan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi.
Keuntungan:
Kerugian:
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit. Intra kutan
biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang disuntikkan.
b. Tujuan
Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi alergi
jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di
2
bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian
ventral.
a) Tempat injeksi
b) Jenis spuit dan jarum yang digunakan
c) Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
d) Kondisi atau penyakit klien
e) Pasien yang benar
f) Obat yang benar
g) Dosis yang benar
h) Cara atau rute pemberian obat yang benar
i) Waktu yang benar
- Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal
adalah lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas.
f. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka
dan keatasan.
4. Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian
ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi
atau steril.
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
7. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
8. Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 15-
20 derajat di permukaan kulit.
9. Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
11. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat.
3
g. Daerah Penyuntikan :
o Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari
pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
o Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus deltoideus.
a. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan pada
daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dairi bahu, paha sebelah luar,
daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen).
b. Tujuan
Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan program
pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin
terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.
Tempat injeksi
Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan
Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi
Kondisi atau penyakit klien
Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat
Obat yang akan diberikan harus benar
Dosisb yang akan diberikan harus benar
Cara atau rute pemberian yang benar
Waktu yang tepat dan benar
– Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama, karena
tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.
– Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air
atau minyak.
4
Kapas alcohol dalam tempatnya
Cairan pelarut
Bak injeksi
Bengkok perlak dan alasnya
f. Prosedur kerja
a) Cuci tangan
b) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c) Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila
menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan.
d) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan. Setelah itu
tempatkan pada bak injeksi.
e) Desinfeksi dengan kapas alcohol.
f) Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan).
g) Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 45
derajat dari permukaan kulit.
h) Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan hingga
habis.
i) Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan
ke dalam bengkok.
j) Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta dosis obat.
k) Cuci tangan.
g. Daerah Penyuntikan :
Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah 1/3 bagian
dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus)
Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris)
Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)
a. Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana kubiti/vena
cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher), vena
frontalis/temporalis (kepala).
b. Tujuan
pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi langsung dan
masuk ke dalam pembuluh darah.
setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik lamanya.
Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
5
Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
Kondisi atau penyakit klien.
Obat yang baik dan benar.
Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
Dosis yang diberikan harus tepat.
Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.
– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan
endapan dengan protein atau butiran darah.
f. Prosedur kerja
a. cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada daerah
penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.
d. Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila obat dalam
bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.
e. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.
f. Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
g. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
h. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang akan
dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung daerah yang akan
dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan.
i. Ambil spuit yang berisi obat.
j. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke
pembuluh darah.
k. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan hingga habis.
l. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan lakukan masase
pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah digunakan di
masukkan ke dalam bengkok.
6
m. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
n. Cuci tangan.
a. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam
wadah cairan intra vena.
b. Tujuan
pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan efek
samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat ke
dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.
Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
Obat yang baik dan benar.
Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan
benar.
Dosis yang diberikan harus tepat.
Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat dan benar.
– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan
endapan dengan protein atau butiran darah.
f. Prosedur kerja
a. cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
d. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya penyuntikan
pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas kantung/botol infuse.
e. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran infuse.
7
f. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam kantong/botol
infuse/cairan.
g. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung cairan
dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
h. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di
dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
i. Periksa kecepatan infuse.
j. Cuci tangan.
k. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.
7) Daerah Penyuntikan :
a. Pengertian
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat
dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring),
dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).
b. Tujuan
Tempat injeksi.
Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
Kondisi atau penyakit klien.
Obat yang tepat dan benar.
Dosis yang diberikan harus tepat.
Pasien yang tepat.
Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.
– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan
parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
– kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di
bawahnya.
8
e. Alat dan bahan
f. Prosedur kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan
dalam bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan).
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
6. Lakukan penyuntikan :
Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan pasien untuk
berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.
Pada ventrogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau
telentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan
dalam keadaan fleksi.
Pada daerah dorsogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk tengkurap
dengan lutut di putar kea rah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan
diletakkan di depan tungkai bawah.
Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan cara, anjurkan pasien
untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
g. Daerah Penyuntikan :
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Memasukan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir atau menembus suatu atau lebih lapisan kulit
atau membran mukosa menggunakan alat suntik ( depkes RI 1994 ).
Obat dimasukan ke dalam kulit, di bawah kulit, kedalam otot dan ke dalam vena dan
pemberian ini lebih cepat diserap daripada melalui oral ( WHO 1998 ).
Jadi pemberian obat perenteral adalah pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukan
langsung kedalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot ataupun ke dalam vena.
Penyuntikan dilakukan dengan cara: 1) Intra cutan 2) Subcutan 3) Intra muscular 4) Intravena
5) Perbolus prinsip sama dengan intravena).
3.2 SARAN
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak
baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan
akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas
kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri
kita sendiri maupun oranglain.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kee, Joyce & R Hayes Evelyn.1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta :
EGC
Priharjo, Robert. 2000. Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta : EGC
11