Anda di halaman 1dari 9

1

IMPLEMENTASI KOMPONEN TINGKAH LALU DALAM KEGIATAN


BIMBINGAN DAN KONSELING

No Pengetahuan Bidang Jenis Layanan Kegiatan Pendukung


Wawasan BK Bimbingan
1. Konsep Dasar BK Bimb. Pribadi Layanan Orientasi Aplikasi Instrumentasi
2. Fungsi BK Bimb. Sosial Layanan Informasi Himpunan Data
3. Landasan BK Bimb. Belajar Layanan PenempatanKonferensi/studi Kasus
dan pengukuran
4. Asas Bk Bimb. Karier Layanan Pembelajaran Kunjungan Rumah
5. Prinsip-prinsip BK Layanan KonselingAlih Tangan Kasus
Perorangan
6. Layanan Bimbingan
Kelompok
7. Layanan Konseling
Kelompok
A. Macam Kegitan Bimbingan dan Konseling Menurut Pola 17++

Keterangan:
Bidang Bimbingan dan Konseling
1. Bidang Pengembangan Pribadi
Merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan
masalah pribadiseperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan,
serta sebagai seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat
mengahadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya.
2. Bidang Pengembangan Hubungan Sosial
untuk mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggungjawab.
3. Bidang Pengembangan Kegiatan Belajar
untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
4. Biddang Pengembangan Karir
untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan.
5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga
2

Merupakan usaha bimbingan dalam memecahkan masalah keluarga untuk


mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah.
6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama
Agar mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan tentang keagamaan,dan dibantu dicarikan alternatif bagi pemechan
masalahnya yang berkenaan dengan keagamaan, serta agar siswa memiliki
pemahaman yang baik dan benar tentang ajaran agamanya,memecahkan
masalah yang berkaitan dengan agama dilingkungan sekolah,keluarga dan
masyarakat.
9 Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Layanan Orientasi
Layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan
yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu
pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik
dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat
dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
2. Layanan Informasi
Layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami
berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan
lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat
mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi,
sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang
memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan
pemahaman.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan
dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi,
program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar
peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap
3

potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk


pengembangan.
4. Layanan Penguasaan Konten
Layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok
dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan
kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan
pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
5. Layanan Konseling Perorangan
Layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan
langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan
yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling
perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang
dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan
advokasi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-
sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok
bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu
melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk
menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.
Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan
Pengembangan
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota
kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta
4

didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan


permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling
Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
8. Layanan Konsultasi
Layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9. Layanan Mediasi
Layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan
dan memperbaiki hubungan antar mereka.
5 Satuan Pendukung
1. Aplikasi Instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien),
keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas.
Pengumpulan data ini dapat dilakukan denagn berbagai cara melalui
instrumen baik tes maupun nontes.
2. Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan
peserta didik (klien). Himpunan data perlu dielenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
3. Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas
permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka
konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
4. Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk
memperoleh data, keteranang, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan ke
5

rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua
dan anggota keluarga klien yang lainnya.
5. Alih Tangan Kasus
Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang
dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari
satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat
dan amntap antara berbagi pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas
penanganan masalah tersebut (terutama kerjasama dari ahli lain tempat
kasus itu dialihtangankan)
6

B. Kompenen Tingkah Laku


Macam-macam komponen tingkah laku :
1. Pengamatan
Pengamatan merupakan proses menerima,menafsirkan,memberi arti
rangsangan yang masuk melalui alat indera.
2. Tanggapan
Merupakan hasil pengamatan yang merupakan gambaran atau lukisa
atau pesan dari pengamatan yang tersimpan dari jiwa.
3. Ingatan
Ingatan atau memori merupakan sebuah fungus kognisi yang
melibatkan otak dalam pengambilan informasi
4. Perasaan
Perasaan adalah keadaan individu sebagai akibat persepsi dari stimulus
internal maupun eksternal.
5. Emosi
Emosi merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas
dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta
berkaitan dengan perasaan yang kuat.
6. Pikiran
Pikiran adalah hasil berfikirnya manusia. Berfikir adalah proses
kognitif yang berlangsung antara stimulus dan respon.
7. Intelegency
Intelegency adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru
dengan menggunakan alat-alat berfikir menurut tujuannya.
8. Kemauan/konasi
Konasi/kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan
manusia, dapat diartikan sebagai aktivitas psikis yang mengandung usaha
aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan tujuan.
7

9. Motif dan Motivasi


Motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku
dikarenakan adanya kebutuhan – kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh
manusia. Sedangkan motivasi adalah ” pendorongan” suatu usaha yang
disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak
hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu.
10. Persepsi
Persepsi adalah proses menyimpulkan informasi dan menafsirkan
kesan yang diperoleh melalui alat indera.
11. Sikap
Sikap adalah kecenderuangan atau kesiapan untuk bertindak atau
bertingkah laku

C. Implementasi Komponen Tingkah Laku Dalam Kegiatan Bimbingan


dan Konseling
Dalam proses kegiatan bimbingan dan konseling pasti akan
menimbulkanm keseluruhan dari komponen tingkah laku. Macam-macam
kegiatan bembingan dan konseling yang dijabarkan dalam pola 17++ diatas
pastilah terdapat komponen tingkah laku, seperti yang dijabarkan sebagai
berikut:
1. Pengamatan
Ketika konselor dan klien bertemu maupun melakukan komunikasi
akan terjadi proses saling mengamati satu sama lain. Contoh pengamatan
dalam hal ini berupa; cara bepakaian, cara berbicara, dan cara memandang
satu sama lain. Dalam proses mengamati ini akan timbul suatu persepsi
bagi yang mengamati.
8

2. Tanggapan
Tanggapan akan terjadi setelah konselor dan klien saling melakukan
komunikasi. Contohnya ketika seorang klien menceritakan masalah yang
dialaminya kepada konselor, maka akan timbul tanggapan dari konselor,
dan sebaliknya klien akan menanggapi pernyataan dari konselor.
3. Ingatan
Konselor dan klien mengunakan ingatan masing-masing dalam proses
konseling. Contohnya ketika seorang klien menceritakan masalah yang
dialaminya kepada konselor, maka ia akan mengunakan ingatannya untuk
menceritakan masalahnya tersebut selain itu setelah selesai kegiatan
konseling secara otomatis klien akan menyimpan kegiatan konseling
dalam otaknya. Dan sebaliknya konselor juga akan mengingat apa yang
diceritakan klien kepadanya.
4. Perasaan dan Emosi
Dalam proses kegiatan konseling perasaan dan emosi akan muncul
dengan sendirinya. Contohnya ketika seorang klien menceritakan masalah
sedih yang dialaminya kepada konselor, maka dia akan meluapkan
segenap perasaan dan emosi yang dialaminya.
5. Pikiran dan Intelegensi
Dalam proses kegiatan konseling pikiran dan intelegensi konselor dan
klien sangat berpengaruh satu sama lain. Contohnya ketika seorang klien
telah selesai menceritakan masalah yang dialaminya kepada konselor,
maka konselor akan mulai berpikir dengan menggali intelegensinya untuk
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi klien.
6. Kemauan/Konasi
Proses konseling tidak akan terjadi ketika tidak adanya
kemauan/konasi dari konselor dan klien untuk melakukan proses
konselng. Contohnya ketika seorang konselor tidak memiliki kemauan
untuk membantu klien dalam memecahkan masalahnya maka proses
konseling tidak akan terjadi.
7. Motif dan Motivasi
9

Motif dan motivasi dalam proses bimbingan konseling sangat


membantu dalam mengatasi masalah klien. Misalnya seorang klien yang
tidak ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi
dikarenakan malas, maka konselor dapat memberikan motivasi agar
timbul motif bagi klien untuk kembali melanjutkan pendidikan.
8. Persepsi
Persepsi akan tibul pada masing-masing diri konselor dan klien dalam
proses konseling. Pesepsi akan berubah seiring dengan proses konseling.
Misalnya seorang klien akan mempersepsi seorang konselor berwatak
keras hingga klien tersebut takut, namun setelah terjadinya proses
konseling persepsi tersebut dapat berubah apabila konselor tersebut
bersikap ramah dan terbuka pada klien.
9. Sikap
Sikap akan timbul pada masing-masing diri konselor dan klien dalam
proses konseling. Contohnya ketika klien berbicara kepada konselor maka
konselor memilh bersikap diam mendengarkan.
D. Kesimpulan
Dalam kegiatan bimbingan dan konseling komponen tingkah laku
sangat bereran aktif, mulai dari sebelum, proses, hingga akhir kegiatan
konseling.

Anda mungkin juga menyukai