Miharja, et al. Respon Pemberian Fitoestrogen dari Susu Kedelai terhadap Kualitas Sperma Mencit
*Email: fuad.jayamiharja@gmail.com
Abstract: This study using soy milk (Glycine max (L) Merr) were tested on mice (Mus musculus) male Balb-C. Through
the Anova test known that soy milk does not affect the reproductive organ weight and morfology of normal
sperm. Soy milk only affect the epididymis, viability, and motility of sperm. The content of phytoestrogens
contained in soy milk indicated disrupt hormonal communication system in the epididymis, causing disruption
of functional sperm maturation process. So that the resulting lack of mature sperm functional and low-energy,
which in turn affect the durability (viability), and the motility of sperm.
negatif terhadap kesuburan karena berpotensi disedot dan disemprotkan kembali secara berulang-
menggagalkan pembuahan. Senyawa genistein ini ulang (Wintaryati, 2003).
jika bereaksi dengan akrosom sperma akan
menyebabkan kerusakan dinding sel pada akrosom 2.1.2 Pengamatan Morfologi (Jumlah
sehingga akan membuat sperma mati dan Sperma Normal)
menurunkan fertilitas. Pengamatan morfologi dilakukan dengan membuat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preparat basah. Satu tetes suspensi semen diletakkan
pengaruh fitoestrogen susu kedelai (Glycine max (L) pada gelas objek, kemudian diberi satu tetes eosin Y
Merr) terhadap kualitas sperma mencit jantan (Mus 0.5% sebagai pewarna dan ditutup dengan gelas
musculus) strain Balb-C, serta mengetahui yang penutup lalu dikeringanginkan. Pengamatan
mampu kualitas sperma mencit. dilakukan dibawah mikroskop dengan pembesaran
1000x. jumlah sperma normal dinyatakan dalam
2. METODE persen dan dihitung dari 100 ekor sperma (Herlina et
al, 2008).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
laboratoris dengan menggunakan rancangan acak 2.1.3 Viabilitas
lengkap dan dilakukan di laboratorium farmasi klinis Satu tetes suspensi semen diletakkan pada gelas
- fakultas farmasi Universitas Jember. Kedelai yang objek, kemudian ditambah dengan satu tetes eosin Y
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari balai 0.5%. setelah 1-2 menit preparat diamati dibawah
penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi- mikroskop dengan pembesaran 400x. Sperma hidup
umbian (BALITKABI) banyuwangi. dihitung dari 100 ekor sperma dan dinyatakan dalam
Hewan coba yang digunakan adalah mencit persen (Herlina et al, 2008). Sperma yang tidak
jantan (Mus musculus) strain Balb-C dengan kisaran terwarnai adalah sperma yang viabel (hidup),
umur 2-3 bulan dengan berat badan 25-30 gram yang sedangkan yang terwarnai adalah sperma yang
diperoleh dari laboratorium farmasi klinis - fakultas nonviabel (mati) (Arsyad dan Hayati, 1994 dalam
farmasi Universitas Jember (Tabel 1). Kualitas Wintaryati, 2003: 14). Menurut Mesang-Nalley et al
sperma yang dianalisis adalah morfologi normal, (2007), sperma yang hidup tidak menyerap zat warna
viabilitas, dan motilitas. yang diberikan kepadanya, sedangkan sperma yang
telah mati akan menyerap zat warna dan ditandai
Tabel 1. Desain Eksperimen dengan warna kepala menjadi berwarna merah.
Toelihere (1981: 56), menyatakan bahwa kematian
Kelompo Jumlah Dosis Lama sperma akan diikuti dengan meningkatnya
k Mencit Perlakuan Perlakuan permeabilitas dinding sel, sehingga sperma yang telah
Kontrol 4 ekor 0 ml/0.025 mati dapat menyerap zat warna yang diberikan
P.I 4 ekor 0.2 ml/0.025 padanya
Setelah 7 hari,
P.II 4 ekor 0.4 ml/0.025 kauda
epididymis 2.1.4 Motilitas
P.III 4 ekor 0.6 ml/0.025 Menurut Moeloek (2006), motilitas sperma
dipotong dan
P.IV 4 ekor 0.8 ml/0.025 dilakukan ditentukan secara subjektif berdasarkan pergerakan
P.V 4 ekor 1.0 ml/0.025 pengamatan sperma. Pengamatan motilitas sperma dilakukan
dengan menggunakan larutan garam fisiologis 0,9%
Total 24 ekor sebagai pengencer. Jumlah sperma yang motil
dihitung atas dasar beberapa kategori berikut:
Kategori 0 = Sperma tidak bergerak sama sekali
2.1. Tahap Pengamatan Kategori 1 = Sperma yang bergerak sangat lambat
Kategori 2 = Sperma yang bergerak ke depan
2.1.1 Pembuatan Suspensi dengan kecepatan sedang, atau bergerak
Tahap pengamatan diawali dengan pembuatan zigzag dan berputar-putar
suspensi sperma dari epididimis. Epididimis bagian Kategori 3 = Sperma yang bergerak lurus ke depan
kiri dipotong dan diambil bagian kaudanya, kemudian Sperma pergerakan normal bila 60% atau lebih
dimasukkan dalam cawan petri yang telah berisi 1 ml sperma yang tampak termasuk kategori 2 dan kategori
larutan dapar phosphat buffered saline. Kauda 3, sebaliknya sperma dikatakan astenis apabila
epididimis kemudian dipotong-potong untuk persentase kategori 2 dan kategori 3 kurang dari 60%
mengeluarkan cairan sperma di dalamnya dengan (Azizah, 2007:26). Pengamatan motilitas dilakukan
menggunakan pipet, suspensi diaduk dengan jalan terhadap 100 sperma untuk tiap ekor mencit, dan
hasilnya dinyatakan dalam persentase (Soeharno,
1987: 119). Dalam hal ini kategori tidak digunakan penghambatan terhadap sekresi LH melalui umpan
dalam analisis dan datanya tetap dalam bentuk rasio balik negatif terhadap aksis hipothalamus-hipofisis.
(Wintaryati, 2003: 14). Aksi tersebut dapat menekan pembentukan
testosteron secara langsung pada sel leydig sehingga
3. HASIL DAN PEMBAHASAN terjadi gangguan keseimbangan hormonal.
3.1. Pengaruh Susu Kedelai (Glycine max 3.2. Pengaruh Susu Kedelai (Glycine max
(L) Merr) terhadap Jumlah Sperma (L) Merr) terhadap Viabilitas
Normal Mencit (Mus musculus) Sperma Mencit (Mus musculus)
Strain Balb-C Strain Balb-C
Tabel 2. Hasil Uji Anova Susu Kedelai (Glycine max (L) Berdasarkan data penelitian mengenai variasi dosis
Merr) terhadap Jumlah Sperma Normal Mencit (Mus susu kedelai (Glycine max (L) Merr) terhadap
musculus) Strain Balb-C terhadap viabilitas sperma, dapat dianalisis dengan
menggunakan analisis varian yang disajikan
Jumlah Rerata selengkapnya pada Tabel 3 berikut
Kuadr df Kuadr F P
at at Tabel 3. Hasil Uji Anova Susu Kedelai (Glycine max (L)
Antar Merr) terhadap Viabilitas Sperma Mencit (Mus musculus)
83,333 5 16,667 1,000 2,77
perlakuan Strain Balb-C
Dalam
300,000 18 16,667
perlakuan Jumlah Rerata
Total 383,333 23 Kuadr df Kuadr F P
at at
Berdasarkan Tabel 2, dapat dinyatakan bahwa Antar 21412,8 4282,5
5 30,433 2,77
Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan perlakuan 33 67
bahwa variasi dosis susu kedelai (Glycine max (L) Dalam 2533,00 140,72
18
Merr) tidak berpengaruh terhadap jumlah sperma perlakuan 0 2
normal mencit (Mus musculus). Hanya pada 23945,8
Total 23
perlakuan dengan dosis 1 mg/kg.bb ditemukan 33
kelainan bentuk pada ekor sperma berupa adanya
loop, sehingga reratanya menjadi 95,00 ± 10,00. Hal ini menunjukkan bahwa dalam variasi dosis
Terbentuknya sperma yang abnormal ini dapat susu kedelai (Glycine max (L) Merr) yang diberikan
disebabkan oleh penurunan kadar hormon testosteron menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan
akibat terganggunya sekresi LH, akibat adanya terhadap viabilitas sperma. sehingga dapat
tekanan pada pituitary gonadotropine oleh estrogen dilanjutkan dengan uji LSD dengan signifikansi 95 %
(Saidah, 2009). Menurut Biben (2012) adanya (α = 0,05).
estrogen menyebabkan penghambatan baik pada FSH
dan LH. Kondisi tersebut menyebabkan
0,6
Dosis Pemberian 0 mg/kg.bb 0,2 mg/kg.bb 0,4 mg/kg.bb 0,8 mg/kg.bb 1 mg/kg.bb
mg/kg.bb
0 mg/kg.bb 0 -21,0000* 60,0000* -61,0000* -18,0000* -31,5000*
0,2 mg/kg.bb 21,0000* 0 81,0000* 82,0000* 39,0000* 52,5000*
0,4 mg/kg.bb -60,0000* -81,0000* 0 1,0000 -42,0000* -28,5000*
0,6 mg/kg.bb -61,0000* -82,0000* -1,0000 0 -43,0000* -29,5000*
0,8 mg/kg.bb -18,0000* -39,0000* 42,0000* 43,0000* 0 13,5000
1,0 mg/kg.bb -31,5000* -52,5000* 28,5000* 29,5000* -13,5000 0
Berdasarkan hasil uji LSD (Tabel 4), dapat Estrogen dapat menjalankan aktivitasnya
dinyatakan bahwa antar perlakuan-perlakuan tersebut melalui interaksi dengan reseptor estrogen. Reseptor
hasilnya berbeda nyata. Viabilitas sperma pada estrogen merupakan molekul pengenal spesifik dari
kontrol dan dosis 0,2 mg/kg.bb menunjukkan sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek
perbedaan yang signifikan pada semua dosis biologisnya dan bersifat reversibel (Indah, 2004).
perlakuan. Dosis 0,4 mg/kg.bb menunjukkan Menurut Donnel et al (2001) dalam Saidah (2009),
perbedaan pengaruh signifikan pada semua dosis reseptor estrogen ditemukan pada testis, duktus
kecuali pada dosis 0,6 mg/kg.bb. Dosis 0,8 mg/kg.bb eferen, epididimis, hipothalamus, dan hipofisis.
menunjukkan perbedaan pengaruh signifikan pada Wiyasa et al, (2008), menyatakan bahwa senyawa
semua dosis kecuali pada dosis 1 mg/kg.bb. fitoestrogen dapat langsung berkaitan dengan
Viabilitas sperma dikatakan baik apabila 70% reseptor estrogen dan berkompetisi dengan estrogen
atau lebih sperma hidup (Soeharno, 1987). Kualitas endogen sehingga mampu memberikan efek
sperma motil dikatakan baik apabila 60% atau lebih estrogenik dan antiestrogenik.
menunjukkan pergerakan cukup baik dan sangat baik Adanya aktivitas estrogenik ini diperkuat
(kategori 2 dan kategori 3). Apabila sperma yang dengan pernyataan bahwa estrogen steroid alami
motil kurang dari 60% maka sperma disebut astenis yang paling kuat di dalam tubuh manusia adalah 17β
(astenozoospermia) (Soeharno, 1987). estradiol (Marks et al, 1996 dalam Handayani, 2003).
Nurlaeli et al (2005) menyatakan bahwa Wiyasa et al (2008) mengatakan bahwa fitoestrogen
pemberian estrogen atau zat yang bersifat estrogenik dalam kedelai memiliki aktivitas biologi dan struktur
dapat memberikan umpan balik negatif terhadap molekul menyerupai 17β estradiol. Ganiswara (1994)
poros hipothalamus-hipofisis sehingga mampu menyatakan bahwa sekresi estradiol paling banyak
menurunkan sekresi FSH dan LH. Akibatnya dan potensi estrogeniknya juga paling tinggi. Hal ini
produksi testosteron menurun, sedangkan kadar berdampak pada perubahan viabilitas sperma yang
estrogen bertambah dengan adanya paparan dihasilkan menjadi lebih rendah.
fitoestrogen dari susu kedelai yang masuk dalam
tubuh. Menurut Pradana (2008), genistein dan 3.3. Pengaruh Susu Kedelai (Glycine max
daidzein dalam kedelai mempunyai sifat estrogenik (L) Merr) terhadap Motilitas
(fitoestrogen). Selain itu testosteron dalam darah Sperma Mencit (Mus musculus)
diubah menjadi estrogen di berbagai jaringan yang Strain Balb-C
mengandung enzim aromatase (Marks et al, 1996).
Menurut Carreau et al (2007) aromatase adalah enzim
yang berperan dalam perubahan androgen menjadi Pada pengamatan kemampuan motilitas sperma ini,
data yang digunakan tetap dalam bentuk rasio.
estrogen.
120
100
80
0
60 1
40 2
3
20
0
Kontrol 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
mg/kg.bb mg/kg.bb mg/kg.bb mg/kg.bb mg/kg.bb
Berdasarkan data penelitian didapatkan bahwa kontrol. Namun, dosis perlakuan 0,4 mg/kg.bb dan
rata-rata motilitas pada dosis perlakuan 0,2 mg/kg.bb 0,6 mg/kg.bb menunjukkan bahwa rata-rata sperma
lebih tinggi pada semua kategori dibandingkan yang motil adalah sperma kategori 3 yang bergerak
with Altered Epydidimal Sperm Numbers and Retrieved from Jurnal bioscientiae, Vol. 4: 63-
Sperm Motility Parameters but without 70. http://bioscientiae.unlam.ac.id
Alterations in Sperm Production and Sperm Saidah, N. (2009). Struktur Epididimis Dan Kualitas
Morphology. Biology of Reproduction. Vol. 98 Spermatozoa Mencit Balb-C Setelah Pemberian
(64): 927-934 Diethylstilbestrol (DES) Sebagai Senyawa
Handayani, N. (2003). Pengaruh Pemberian Estrogen Sintetik. Unpublished Skripsi.
Estrogen (Estradiol Valerat) Per Oral Terhadap Universitas Jember
Jumlah Neutrofil PMN Pada Sediaan Jaringan Soeharno. (1987). Pedoman Analisis Sperma.
Gingival Mencit Balb-C Betina. Skripsi tidak Surabaya: Bagian Biologi Medik Fakultas
dipublikasikan. Universitas Jember Kedokteran Universitas Airlangga
Herlina, T., Julaeha, E., Supratman, U., Subarnas, A., Sinaga, ES. (2012). Pengaruh Isoflavon Kedelai
Sutardjo, S. (2008). Potensi Tumbuhan Terhadap Jumlah, Kecepatan dan Morfologi
Erythrina (Leguminosae) Sebagai Antifertilitas. Spermatozoa Tikus Putih Jantan (Rattus
Jurnal Kedokteran Maranatha Vol. 7 (2). Feb norvegicus). Unpublished Thesis Universitas
2008:110-114 Andalas. http://pasca.unand.ac.id/id/wp-
Indah, M. (2004). Mekanisme Kerja Hormon. Sumut: content/uploads/2011/09/pengaruh-isoflavon-
Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran kedelai-terhadap-jumlah-kecepatan-dan-
Kuntana, YP., Gani, YY., Alipin, K. (2009). Respon morfologi-spermatozoa-tikus-putih-jantan-
Pemberian Phytoestrogen Berasal dari Tepung rattus-norvegicus.pdf
Kedelai pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Toelihere, MR. (1981). Inseminasi Buatan pada
Luas Jaringan Interstitial, Spermatogenesis dan Ternak. Bandung: Angkasa
Kualitas Sperma. Retrieved from Utami, M. (2008). Pengaruh Paparan Senyawa
http://bionatura.unpad.ac.id/wp- Dioksin Terhadap Implantasi Blastosis Mencit
content/uploads/2014/10/3-yasmi-kuntana- Strain Balb-C. Jurnal Ilmu-Ilmu Biologi Bioma
perbaikan.pdf Vol. 3 No. 1. April 2008 (1-11)
Marks, DB., Marks, AD., Smith, CM. (1996). Wintaryati, VA. (2003). Pengaruh Ekstrak Biji
Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: Penerbit Papaya (Carica papaya L) terhadap Organ
Buku Kedokteran EGC Reproduksi dan Kualitas Spermatozoa Mencit
Mesang-nalley, M., Arifiantini, I. (2007). Viabilitas (Mus musculus) Balb-C Jantan. Unpublished
spermatozoa rusa timor (cervus timorensis) di Skripsi. Fakultas MIPA Universitas Jember
dalam pengencer tris kuning telur dengan Wiyasa, IWA. Norahmawati, E. Soehartono. (2008).
sumber karbohidrat berbeda yang disimpan pada Pengaruh Isoflavon Genistein dan Daidzein
suhu ruang. Retrieved from Jurnal ilmu Ternak Ekstrak Tokbi (Pueraria lobata) Strain Kangean
dan Veteriner (JITV), Vol. 12(4) (2007). Terhadap Jumlah Osteoblas dan Osteoklas
Http://peternakan.litbang.Deptan,go.id/?q=node Rattus norvegicus Winter Hipoestrogenik.
/36 Jurnal Obstetri dan Ginekologi Indonesia Vol.
Mochtar. R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri 32 (3) Juli 2008:148-152
Operatif, Obstetri Sosial. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Moeloek, N. (2006). Analisis Semen Manusia. Pertanyaan:
Retrieved from Cermin Dunia Kedokteran No. Apakah benar semakin tinggi dosis maka semakin
30.http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/16_An rendah viabilitas? (Mengoreksi pernyataan pada saat
alisisSemenManusia.pdf/16_AnalisisSemenMa presentasi)
nusia.pdf
Nurlaeli, A., Rusmiati., Santoso, HB. (2005). Jawaban:
Perlembangan Sel Spermatogenik Mencit (Mus Mengoreksi pernyataan pada saat presentasi:
musculus) Setelah Pemberian Ekstrak Kulit semakin tinggi dosis susu kedelai, tidak berbanding
Kayu Durian (Durio zibethinus Murr). Jurnal lurus terhadap viabilitas sperma viabilitas terendah
Berkala Penelitian Hayati. Vol. 35 (11): 77-79 pada dosis 0,4 dan 0,6
Pradana, S. (2008). Prospek dan Manfaat Isoflavon
sebagai Fitoestrogen bagi Kesehatan. Retrieved
from http://one.indoskripsi.com/ node/4671
Rusmiati. (2005). Pengaruh Ekstrak Kayu Secang
(Caesalpinia sappan) terhadap Viabilitas
Spermatozoa Mencit Jantan (Mus musculus).