1. Pengantar
Di dalam kehidupan manusia sehari-hari, manusia selalu dihadapkan oleh
berbagai macam masalah dari berbagai macam bidang. Masalah-masalah ini yang
dihadapi oleh manusia tingkat kesulitan dan kompleksitasnya sangat bervariasi, mulai
dari yang teramat sederhana dengan sedikit faktor-faktor / hal- hal berkaitan dengan
masalah tersebut dan perlu diperhitungkan sampai dengan yang sangat rumit dengan
banyak sekali faktor-faktor / hal-hal yang turut serta berkaitan dengan masalah
tersebut dan perlu untuk diperhitungkan.
Untuk menghadapi masalah-masalah ini, manusia mulai mengembangkan
sebuah sistem /cara yang dapat membantu manusia agar dapat dengan mudah mampu
untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Adapun pohon keputusan ini adalah
sebuah jawaban akan sebuah sistem/cara yang manusia kembangkan untuk membantu
mencari dan membuat keputusan untuk masalah-masalah tersebut dan dengan
memperhitungkan berbagai macam faktor yang ada di dalam lingkup masalah
tersebut.
Dengan pohon keputusan, manusia dapat dengan mudah melihat
mengidentifikasi dan melihat hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi
suatu masalah dan dapat mencari penyelesaian terbaik dengan memperhitungkan
faktor-faktor tersebut. Pohon keputusan ini juga dapat menganalisa nilai resiko dan
nilai suatu informasi yang terdapat dalam suatu alternatif pemecahan masalah.
Peranan pohon keputusan ini sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan
(decision support tool) telah dikembangkan oleh manusia sejak perkembangan teori
pohon yang dilandaskan pada teori graf. Kegunaan pohon keputusan yang sangat
banyak ini membuatnya telah dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai macam
sistem pengambilan keputusan.
2. Konsep
Pohon Keputusan Pohon Keputusan dapat didefinisikan : Menurut, Susan
Welch dan John C. Comer, yaitu : Suatu diagram yang cukup sederhana yang
menunjukkan suatu proses untuk merinci suatu masalah – masalah yang dihadapinya
kedalam komponen-komponen, kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan
beserta konsekuensi masing – masing alternatif.
Menurut, Azhar Kasim, Pohon Keputusan adalah : Model grafik yang
menggambarkan urut – urutan suatu putusan serta peristiwa-peristiwa yang terdiri dari
situasi keputusan yang berangkai.
Dari kedua definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa definisi dari pohon
keputusan adalah : “Merupakan alat bantu management dalam membuat keputusan
untuk berbagai permasalahan – permasalahan yang kompleks, memerlukan
serangkaian pemecahan masalah yang berurutan dalam suatu team kerja yang solid
atau baik.
Pohon keputusan tersebut dapat berupa bentuk Probabilitas atau deterministic.
Di dalam kedua bentuk tersebut juga dapat berbentuk tahap tunggal (Singe stage)
untuk suatu keputusan atau tahap ganda (multi stage) untuk banyak keputusan. Bentuk
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
MATERI 1
Pohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena
mudah untuk diinterpretasi oleh manusia.Pohon keputusan adalah model prediksi
menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki.Konsep dari pohon keputusan adalah
mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan.
Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya untuk mem-
break down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel sehingga
pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan. Pohon
Keputusan juga berguna untuk mengeksplorasi data, menemukan hubungan tersembunyi
antara sejumlah calon variabel input dengan sebuah variabel target. Pohon keputusan
memadukan antara eksplorasi data dan pemodelan, sehingga sangat bagus sebagai langkah
awal dalam proses pemodelan bahkan ketika dijadikan sebagai model akhir dari beberapa
teknik lain. Sering terjadi tawar menawar antara keakuratan model dengan transparansi
model. Dalam beberapa aplikasi, akurasi dari sebuah klasifikasi atau prediksi adalah satu-
satunya hal yang ditonjolkan, misalnya sebuah perusahaan direct mail membuat sebuah
model yang akurat untuk memprediksi anggota mana yang berpotensi untuk merespon
permintaan, tanpa memperhatikan bagaimana atau mengapa model tersebut bekerja.
Perusahaan “F” (tempat saya bekerja) sedang membuka beberapa lowongn kerja,
salah satu lowongan yang paling urgent adalah kebutuhan karyawan dari jurusan teknik yang
ada di salah universitas negeri di Malang, perusahaan F harus bersaing dengan perusahaan
bonafid lainnya dalam mendapatkan karyawan dari lulusan kampus tersebut. Ada beberapa
alernatif yang dipikirkan tim HRD dalam merekrut karyawan dari jurusan teknik kampus
tersebut untuk memenuhi kebutuhan karyawan.
MATERI 2
LINEAR PROGRAMMING
Linear programming merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam
pemecahan masalah pengalokasikan sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah
tersebut timbul apabila seseorang diharuskan memilih atau menentukan tingkat setiap
kegiatan yang dilakukanya, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang
sama sedangkan jumlahnya terbatas. Secara sederhana, dapat digambarkan sebuah contoh
keadaan bagian produksi suatu perusahaan yang dihadapkan pada masalah penentuan tingkat
produksi masing-masing jenis produk dengan memperhatikan batasan faktor-faktor produksi
seperti mesin, tenaga kerja, bahan baku, dan sebagainya untuk memperoleh tingkat
keuntungan maksimal atau biaya yang minimal. Dalam memecahkan masalah di atas linear
programming menggunakan model matematis. Sebutan linear berarti bahwa semua fungsi
matematis yang disajikan dalam model ini haruslah fungsi-fungsi linier. Kata programming
adalah perencanaan. Jadi linear programming mencakup perencanaan kegiatan-kegiatan
untuk mencapai suatu hasil yang optimal yaitu suatu hasil yang mencerminkan tercapainya
sasaran tertentu yang paling baik menurut model matematis diantara alternatif-alternatif yang
mungkin, dengan menggunakan fungsi linier.
Asumsi-asumsi Dasar dalam Linear Programming Untuk membentuk suatu model
linear programming perlu diterapkan asumsi-asumsi dasar, yaitu: 1. Linearity Fungsi obyektif
dan kendala haruslah merupakan fungsi linier dan variabel keputusan. Hal ini akan
mengakibatkan fungsi bersifat proporsional dan additif, misalnya untuk memproduksi 1 kursi
dibutuhkan waktu 5 jam, maka untuk memproduksi 2 kursi dibutuhkan waktu 10 jam. 2.
Divisibility Nilai variabel keputusan dapat berupa bilangan pecahan. Apabila diinginkan
solusi berupa bilangan bulat (integer), aka harus digunakan metoda untuk integer
programming. 3. Non negativity variable Nilai variabel keputusan haruslah tidak negatif (
0). 4. Certainty Semua konstanta (parameter) diasumsikan mempunyai nilai yang pasti. Bila
nilai-nilai parameternya probabilistik, maka harus digunakan formulasi pemrograman
masalah stokastik.
Ada empat kondisi utama yang diperlukan dalam penerapannya[1] : 1. Harus adanya
sumber daya yang terbatas 2. Ada suatu fungsi tujuan seperti memaksimalkan atau
meminimalkan 3. Harus ada linearitas 4. Harus ada keseragaman.