PENDAHULUAN
1.1 Definisi
1.2 Etiologi
RDS sering ditemukan pada bayi prematur. Insidens berbanding terbalik dengan
usia kehamilan dan berat badan. Artinya semakin muda usia kehamilan ibu.
Semakin tinggi kejadian RDS pada bayi tersebut. Sebaliknya semakin tua usia
kehamilan, semakin rendah kejadian RDS (Asrining Surasmi, dkk, 2003).
PMH ini 60-80% terjadi pada bayi yang umur kehamilannya kurang dari 28
minggu, 15-30% pada bayi antara 32 dan 36 minggu, sekitar 5% pada bayi yang
lebih dari 37 minggu dan jarang pada bayi cukup bulan. Kenaikan frekuensi
dihubungkan dengan bayi dari ibu diabetes, persalinan sebelum umur kehamilan
37 minggu, kehamilan multi janin, persalinan seksio sesaria, persalinan cepat,
asfiksia, stress dingin dan adanya riwayat bahwa bayi sebelumnya terkena,
insidens tertinggi pada bayi preterm laki-laki atau kulit putih (Nelson, 1999).
1.3 patofisiologi
Bayi prematur lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya untuk
berfungsi sebagai organ pertukaran gas yang efektif. Hal ini merupakan faktor
kritis dalam terjadinya RDS. Ketidaksiapan paru menjalankan fungsinya tersebut
terutama disebabkan oleh kekurangan atau tidak adanya surfaktan.
Surfaktan adalah substansi yang merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps pada akhir ekspirasi dan mampu memohon sisa
udara fungsional (kapasitas residu fungsional ) (Ilmu Kesehatan Anak, 1985).
Surfaktan juga menyebabkan ekspansi yang merata dan jarang ekspansi paru pada
tekanan intraalveolar yang rendah. Kekurangan atau ketidakmatangan fungsi
sufaktan menimbulkan ketidakseimbangan inflasi saat inspirasi dan kolaps alveoli
saat ekspirasi tanpa surfaktan, janin tidak dapat menjaga parunya tetap
mengembang. Oleh karena itu, perlu usaha yang keras untuk mengembangkan
parunya pada setiap hembusan napas (ekspirasi), sehingga untuk bernapas
berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks yang lebih besar dengan
disertai usaha inspirasi yang lebih kuat. Akibatnya, setiap kali perapasan menjadi
sukar seperti saat pertama kali pernapasan (saat kelahiran). Sebagai akibatnya,
janin lebih banyak menghabiskan oksigen untuk menghasilkan energi ini daripada
ia terima dan ini menyebabkan bayi kelelahan. Dengan meningkatnya kekelahan,
bayi akan semakin sedikit membuka alveolinya, ketidakmampuan
mempertahankan pengembangan paru ini dapat menyebabkan atelektasis.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Bayi dan Penanggung Jawab
· Identitas Bayi
Nama bayi : By. “M”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 29 November 2012
BBL : 1800 gram
Med. Rec :679898
Agama : Islam
Alamat : Ogan Ilir
Pengkajian : 4 Desember 2012
Diagnosa : HMD grade II
· Identitas Penanggung Jawab
Nama Ibu : Ny. “M”
Umur Ibu : 34 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
4. Pengkajian Fisik
a. Refleks
1. Refleks menggenggam: Refleks menggenggam pada By. “M” (+) tapi lemah.
2. Refleks menghisap: Refleks menghisap (+) ditandai dengan meletakan tangan
pada mulut bayi, bayi menghisap jari, hisapan lemah.
3. Refleks rooting: Reflek rooting (-) ditandai dengan bayi tidak menoleh saat
tangan ditempelkan di pipi bayi.
b. Tonus otot
Gerakan bayi sangat lemah tetapi pergerakan bayi aktif ditandai dengan bayi
sering menggerek-gerakan tangan dan kakinya.
c. Keadaan umum dan TTV
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : Somnolent
Lingkar kepala : 33 Cm
Lingkar dada : 30 Cm
Panjang badan : 49 Cm
Berat badan : 3850 Gram
Suhu : 36 °C
Respiratory : 70 x/menit
Nadi : 132 x/menit
d. Kepala
Bentuk kepala Normochepal, lingkar kepala 33 cm, pertumbuhan rambut merata,
tidak ada lesi, tidak ada benjolan, fontanel anterior masih lunak, sutura sagital
datar dan teraba, gambaran wajah simetris terdapat larugo disekitar wajah dan
badan.
e. Mata
Mata simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, mata bersih tidak
terdapat sekret, mata bisa mengedip, bulu mata tumbuh, reflek kornea (+) reflek
terhadap sentuhan, reflek pupil (+) respon terhadap cahaya, replek kedip (+)
f. Telinga
Letak telinga kanan dan kiri simetris, lubang telinga bersih, tidak terdapat
serumen, tidak ada lesi, bentuk telinga baik, lunak dan mudah membalik, (
Cartilago car ) baik, terdapat rambut larugo.
g. Hidung
Hidung bentuk simetris, terpasang NGT, keadaan hidung bersih tidak terdapat
peradangan atau pembengkakan hidung.
h. Mulut
Bentuk bibir simetris, bibir terdapat bercak putih pada membran mukosa, refleks
hisap (+), reflek rooting (-).
i. Dada dan Paru-paru
Dada simetris ( Sama antara kiri dan kanan ), bentuk dada menonjol, PX terlihat
jelas.
j. Jantung
Nadi apikal 132 x/menit, bunyi jantung reguler BT1 + BT2, palapasi nadi
brakhialis (+) lemah, radialis (+) lemah, femoralis lemah dan nadi karotis (+)
k. Abdoment
Bentuk abdomen dan cekung pada bagian px, bising usus dapat terdengar
4x/menit, tali pusat belum putus, keadaan kering, tidak terdapat kemerahan, tidak
terdapat haluaran nanah, perut diraba lunak.
l. Genitalia
Lubang penis terdapat di gland penis, kedua testis dapat teraba pada scrorum.
m. Anus
Anus paten, ditandai dengan bayi sudah BAB, mekonium sudah keluar berwarna
hitam dan lembek
n. Punggung
Terdapat banyak rambut larugo, bentuk simetris, tidak terdapat ruam kemerahan
atau rush.
o. Ekstrimitas
Ekstrimitas dapat bergerak bebas, ujung jari merah muda/tidak sianosis, jumlah
jari komplit, kaki sama panjang, lipatan paha kanan dan kiri simetris, pergerakan
aktif
p. Kulit
Warna kulit merah seluruh tubuh, sianosis (-),tidak terdapat tanda lahir, Skin
Rush(-), Ikterik (-).
q. Eliminasi
Eliminasi BAK 6-8 x/hari, BAB 2-4 x/hari
r. Suhu
Suhu tubuh 36,2 oC
8. Therapy
· Ampicilin 3 x 100mg/ hari
· Amikasin 2 x 40mg/ hari
· Sibital 2 x 15mg/ hari
ANALISA DATA
N0 Data penunjang Etiologi Problem
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan belum terbentuknya zat sulfaktan
dalam tubuh
2. Resiko tinggi gangguan termoregulasi: hipotermi berhubungan dengan belum
terbentuknya lapisan lemak pada kulit.
3. Kecemasan ortu berhubungan dengan kurang pengetahuan ortu tentang
kondisi bayi
INTERVENSI
Suhu 37ﹾC
Bayi tidak
kedinginan
DX
o Observasi TTV
R: Klien terlihat
meringis
I: Memberikan
kesempatan kepada
keluarga untuk
mengungkapkan
perasaan
R: Keluarga mau
mengungkapkan
perasaannya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Kepada ibu hamil dianjurkan agar selalu menjaga kehamilannya dan memeriksakan
kehamilannya secara rutin kepada tenaga kesehatan agar dapat mengurangi penyakit kelainan
bawaan pada neonates dan apabila terdapat kelainan dapat di deteksi secara dini. Hindari
terjadinya kelahiran bayi premature karena bayi premature memungkinkan terjadinya
penyakit RDS terhadap bayi.