PENDAHULUAN
1
Penetapan susunan organisasi serta pengisian jabatan dilakukan pada bulan Maret
tahun 1999 dan bulan Agustus 2001 berdasarkan Perda No. 13/1998 dan Perda No.
7/2001 serta pada tahun 2002 dirubah kembali dengan kenaikan eselon menurut
Perda No. 10/2002. Pada tahun 2008 melalui Perda No. 5 Tahun 2008 terdapat
perubahan atas susunan organisasi serta pengisian jabatan di seluruh Rumah Sakit
Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Bandung. Berdasarkan Perda No. 5
Tahun 2008 tersebut maka kedudukan RSUD Soreang merupakan SKPD di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung yang bertanggungjawab kepada Bupati
Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang
pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan
secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Sarana fisik/gedung RSUD Soreang terdiri dari (1) Gedung Perawatan
Terpadu yang digunakan untuk kegiatan Kamar Operasi, Intensive Care Unit,
Instalasi Gizi, Ruang Laundry, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Unit Bank Darah, (2) Gedung Manajemen
dengan lantai I digunakan untuk Instalasi Radiologi dan Instalasi Laboratorium serta
lantai dasar yang digunakan untuk IGD sedangkan lantai II dan III untuk kantor serta
(3) Gedung Pelayanan Kesehatan terpadu Terpadu untuk Pelayanan Kesehatan
Rawat Jalan.
Kegiatan pelayanan RSUD Soreang sesuai dilaksanakan melalui instalasi-
instalasi. Instalasi pelayanan kesehatan rujukan yang tersedia saat ini adalah :
1. Pelayanan Rawat Jalan :
Klinik kesehatan yang tersedia di RSUD Soreang meliputi :
Klinik Penyakit Dalam
Klinik Kesehatan Anak
Klinik Bedah
Klinik Obgyn (Kandungan dan Kebidananan)
Klinik Penyakit Saraf
Klinik Penyakit Kulit dan Kelamin
Klinik Rehabilitasi Medik
Klinik Mata
Klinik THT
Klinik Psikiatri
Klinik Gigi Mulut
Klinik DOTS
Klinik Khusus (Klinik Aster)
Klinik Umum
2
kelas I pada tahun 2002,dioperasionalkannya Ruang ICU pada tahun 2004 serta
penambahan kapasitas unit rawat inap kelas III secara kontinyu sejak tahun
2009 maka jumlah tempat tidur yang dapat dioperasikan sampai akhir tahun
2014 adalah 225 tempat tidur dengan rincian dibawah ini :
Tabel 1.1. Jumlah dan Fungsi Tempat Tidur Perawatan RSUD Soreang per SMF
Perincian Tempat Tidur Per-Kelas
Jenis Pelayanan / Ruang Jml Ruang
No Kelas Non
Rawat Inap TT Kls I Kls II Kls III Tindakan
Utama Kelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Penyakit Dalam 50 1 7 20 22
2 Bedah 15 1 2 4 8
3 Kesehatan Anak 41 1 2 12 26
4 Obstetrik 13 1 1 1 10 7
5 Ginekologi 6 1 1 4 3
6 Saraf 14 1 2 4 7
7 THT 5 1 1 3
8 Mata 3 3
9 Pelayanan Rawat Darurat 12 12 1
10 Isolasi 13 2 6 5
11 Wing IGD 25 25
SUB TOTAL 200 7 17 48 113 15 10
11 Perinatologi/Bayi 25 25
TOTAL 225 7 17 73 113 15 10
4. Pelayanan Penunjang
Pelayanan ini belum sepenuhnya dilengkapi dengan fasilitas sesuai standar
namun secara bertahap terus dilakukan perbaikan-perbaikan guna melengkapi
sarana prasarana penunjang kesehatan di RSUD Soreang. Pelayanan
penunjang yang ada di RSUD Soreang baik medis maupun non medis adalah
sebagai berikut.
a. Intensive Care Unit (ICU)
b. Instalasi Bedah Sentral
c. Instalasi Radiologi
d. Instalasi Patologi klinik (Laboratorium)
e. Instalasi Farmasi
f. Instalasi Unit Bank Darah
g. IPSRS
h. Unit SIM-RS
i. Unit Laundry
3
1.2.1 Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai RSUD Soreang yang pada awal berdirinya tahun 1996
hanya 47 orang, namun sampai dengan akhir tahun 2014 jumlahnya menjadi 408
orang dengan berbagai macam latar belakang profesi seperti dokter umum, dokter
gigi, dokter spesialis, paramedis keperawatan /non keperawatan, tenaga kesehatan
lainnya serta tenaga non kesehatan. Berdasarkan status kepegawaian terdiri atas
308 orang PNS dan 100 orang Pegawai Tidak Tetap Rumah Sakit. Uraian jumlah
SDM RSUD Soreang berdasarkan kelompok jabatan dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 1.2. Jumlah SDM RSUD Soreang berdasarkan Kelompok Jabatan
Jumlah
No Nama Jabatan PNS TKK Total
1 Tenaga Struktural 14 14
2 Tenaga Dokter Spesialis 19 1 20
3 Tenaga Dokter Umum 7 7
4 Tenaga Dokter Gigi 3 3
5 Tenaga Keperawatan 122 49 171
6 Tenaga Kebidanan 16 9 25
7 Tenaga Gizi 18 3 21
8 Tenaga Farmasi 8 3 11
9 Tenaga Laboratorium 7 5 12
10 Tenaga Bank Darah 4 4
11 Tenaga Radiologi 3 2 5
12 Tenaga IPSRS 9 1 10
13 Tenaga Fisioterapi 1 1 2
14 Tenaga Administrasi dan Teknis 72 25 97
15 Tenaga Laundry 6 1 7
Jumlah 309 100 409
4
Fungsi RSUD Soreang
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, RSUD Soreang mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan pelayanan medis dan penunjang medik serta non medis;
b. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan serta pelayanan
rujukan;
c. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif ketatausahaan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
5
Sub fungsi obat dan perbekalan kesehatan yang berhubungan dengan
penyediaan alat kedokteran, keperawatan dan sarana prasarana lainnya dalam
upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan rujukan di RSUD Soreang.
Sub fungsi pelayanan kesehatan perorangan yang berhubungan dengan
pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dan non kesehatan
yang bekerja di RSUD Soreang.
Sub fungsi kesehatan lainnya terutama dalam hal penyebarluasan informasi
kesehatan dan penyusunan program kesehatan.
Fungsi dan sub fungsi RSUD Soreang dalam melaksanakan fungsi kesehatan
tersebut dilaksanakan melalui program dan kegiatan baik dalam lokalitas
kewenangan, lintas SKPD dan kewilayahan.
6
Gambar 1.1. Struktur Organisasi RSUD Soreang Kabupaten Bandung
BERDASARKAN : DIREKTUR
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 25 Tahun 2009 tentang dr.H. Iping Suripto W, Sp.A,MH.Kes
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun
2008 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bandung BAGIAN TATA USAHA
Dedi Ruswandi, SH,MM
SATUAN PENGAWASAN INTERN SUB.BAGIAN UMUM & SUB.BAGIAN KEPEG & SUB.BAGIAN PROGRAM &
PERLENGKAPAN PENGEMBANGAN SDM KEHUMASAN
Ketua : dr.H. Marsudi, SpKJ
Sekretaris : Siti Mulyani, SE H. Asep Juanda, S.Sos Yofans Dwiaprihandijat, S.Sos,M.Si Mahendrawan Ismono, BSc
Anggota : 1. Cece Rachmat M, SKM
2. Dori Mustopa
BIDANG KEMEDIKAN BIDANG KEPERAWATAN BIDANG KEUANGAN
Drg. Gina Permatasari Hj.E. Susilawati, SKM,SKep,MSi Sukirwan, SE.AK
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI SEKSI SEKSI
YANMED & JANGMED PERAWATAN RAWAT INAP MOBILISASI DANA
KOMITE KEPERAWATAN KOMITE MEDIK
Leobinus Irawan W, S.Kep,NERS dr.H. Seno M.Kamil, SpPD dr. Deni Jaeni Nuh Ali Azkia, S.Kep Ika Sartika, BSc
Ka. IGD Ka. Inst. Ranap Ka. Inst. Rajal Ka. Inst. Lab Ka. Inst. Radiologi Ka. IBS Ka. Inst. Farmasi Ka. Inst. Gizi Ka. IPSRS
dr.Dik Adi Nugraha, dr. Diantinia, SpM Dian Verdiani, S.Kep dr.Hj. Jenny SW, SpPK dr. Yulia Halim, SpR dr.Henry Moesfairil, Sp.B Dra. Utari Kamawati Ade Sri Tita,SKM Koswara, BE
Sp.B
7
1.3 Dasar Hukum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) adalah sebuah laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan program yang telah dilaksanakan pada tahun
2013 di RSUD Soreang. Tujuan dari LAKIP ini adalah: (1) Memberikan gambaran
hasil kegiatan RSUD Soreang tahun 2014 dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan
Fungsinya berdasarkan Perencanaan Strategis, dan (2) Tersedianya bahan kajian
untuk pemantauan, evaluasi dan monitoring dalam satu tahun kegiatan yang dapat
digunakan untuk menyusun rencana kegiatan tahun berikutnya. Adapun dasar
hukum dalam penyusunan LAKIP RSUD Soreang Tahun 2014 adalah:
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1988 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
4. Keputusan Presiden RI Nomor 228/M/2001 tentang Pembentukan Kabinet
Gotong Royong.
5. Keputusan Presiden Nomor 163/M/1998 tentang Pengangkatan Kepala
Lembaga Administrasi Negara.
6. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah dua kali dirubah, terakhir
dengan keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002.
7. Keputusan Presiden RI Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan
Tugas Eselon I Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagai mana telah
dua kali dirubah, terakhir dengan Keppres No. 48 Tahun 2002.
8. Instruksi Presiden RI No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan.
9. Instruksi Presiden RI No. 9 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Pendayagunaan Aparatur Negara.
10. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
11. Keputusan Kepala LAN Nomor 1049A/IX/6/4/2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Administrasi Negara sebagaimana telah dirubah dengan
keputusan Kepala LAN Nomor 171/IX/6/4/2001.
12. Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sebagai salah satu Instansi perangkat pemerintahan yang dalam
kegiatannya dibiayai dari anggaran negara maka RSUD Soreang diwajibkan untuk
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai
laporan yang memuat tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
8
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan Lakip RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
disesuaikan dengan berbagai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam
penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dengan sistematika
penulisan di bawah ini.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum
1.2. Kondisi RSUD Soreang
1.2.1. Sumber Daya Manusia
1.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi
1.3. Dasar Hukum
1.4. Sistematika Penulisan
Lampiran
9
BAB II
RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
1
c. Meningkatkan pengelolaan manajemen RS secara professional
d. Meningkatkan kemitraan dengan institusi terkait dibidang pelayanan dan
pendidikan kesehatan
1
2.3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS RSUD SOREANG
Kinerja pelayanan kesehatan seperti halnya di RSUD Soreang Kabupaten
Bandung menjadi isu kebijakan yang makin strategis karena perbaikan kinerja
pelayanan kesehatan memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan
politik. Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja pelayanan kesehatan akan bisa
memperbaiki iklim investasi yang diperlukan untuk bisa segera keluar dari krisis
ekonomi yang berkepanjangan.
Tuntutan masyarakat akan perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik
memiliki implikasi yang luas terutama dalam memperbaiki tingkat kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah. Buruknya kinerja birokrasi selama ini menjadi salah
satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah. Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan kesehatan di RSUD
Soreang diharapkan akan memperbaiki citra RSUD Soreang di mata masyarakat
karena dengan kualitas pelayanan yang semakin baik, maka kepuasan dan
kepercayaan masyarakat bisa dibangun.
Dalam rangka mewujudkan perbaikan kinerja RSUD Soreang sebagaimana
yang diharapkan, pada tataran implementasinya dilakukan melalui tujuan-tujuan,
sasaran-sasaran, dan strategi yang direncanakan dengan cermat sehingga akan
memberikan arahan yang jelas kepada setiap anggota organisasi untuk dapat
mencapai kinerja pelayanan kesehatan secara efisien dan efektif.
Berdasarkan analisis pencapaian kinerja RSUD Soreang pada kurun waktu
2011-2015 yang dipadukan dengan berbagai faktor eksternal yang
mempengaruhinya serta dalam upaya menjunjung Visi dan Misi Pemerintah
Kabupaten Bandung yang terkait dengan pembangunan kesehatan dan Visi dan Misi
RSUD maka tujuan dan sasaran jangka menengah RSUD Soreang yang ingin
dicapai dalam sebagai perwujudan visi, misi, RSUD Soreang 2011-2015 adalah
sebagai berikut,
a. Meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan rujukan.
Sasaran :
1. Pengembangan produk pelayanan kesehatan yang tersedia
2. Pencapaian target kinerja pelayanan
3. Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan
b. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan
yang berkualitas.
Sasaran :
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
1
Dibawah ini dijabarkan implementasi dari Tujuan dan Sasaran Jangka
Menengah Pelayanan RSUD Soreang tahun 2011-2015.
Tabel 2.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan RSUD Soreang
Target Kinerja Sasaran
No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Meningkat- Meningkatnya BOR (82,01) (85,91) (85,98) (86,48) (85,00)
kan kualitas status LOS (3.73) (3.1) (3,31) (5,97) (3,00)
SDM yang kesehatan dan (-0,33)
berbudi gizi TOI (0,55) (0,53) (0,82) (0,55)
pekerti luhur, masyarakat
berbudaya
sunda dan
berlandaska
n iman dan
takwa
1
2.3.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran
Sasaran strategis RSUD Soreang merupakan penjabaran dari tujuan yang
telah ditetapkan secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu
yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5
(lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan
dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan
sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program,
kegiatan, dan alokasi sumber daya SKPD dalam kegiatan atau operasional
organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian
tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila seluruh sasaran yang
ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan strategis terkait juga akan
tercapai. Berikut dijabarkan Sasaran strategis dan Indikator kinerja yang ingin
dicapai pada kurun waktu lima tahun sampai dengan tahun 2015.
1
2.3.3. Penetapan Kinerja 2014
Indikator kinerja RSUD Soreang pada tahun 2014 ditetapkan dalam Program dan Kegiatan sebagai berikut seperti tabel 2.3.
15
Tabel 2.4 Indikator Kinerja RSUD Soreang Tahun 2014
Uraian REALISASI
Belanja Operasi
Belanja Pegawai Rp. 49.233.697.373,00
Belanja Barang dan Jasa Rp. 30.213.027.181,00
Sub Jumlah Rp. 79.446.724.554,00
Belanja Modal
Belanja Peralatan dan Mesin Rp. 1.909.164.500,00
Belanja Modal BLUD Rp. 1.311.412.860,00
Sub Jumlah Rp. 3.220.557.360,00
Jumlah Rp. 82.667.301.914,00
Belanja Tidak Langsung
Gaji dan Tunjangan PNS Rp. 14.530.591.519,00
Tambahan Penghasilan PNS Rp. 2.871.136.100,00
Sub Jumlah Rp. 17.401.727.619,00
Belanja Langsung
Belanja Pegawai dari APBD Rp. 12.000.000,00
Belanja Pegawai dari BLUD Rp. 31.819.969.754,00
Sub Jumlah Rp. 31.819.969.754,00
Jumlah Rp. 49.233.697.373,00
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Jasa Kantor (SKTM dan Jamkesda) Rp. 5.629.237.846,00
Belanja Perawat Kendaraan Bermotor Rp. 164.344.112,00
Beasiswa Beasiswa Pendidikan PNS Rp. 186.110.720,00
Belanja Barang & Jasa BLUD Rp. 24.233.334.503
Jumlah Rp. 30.213.027.181,00
Sumber Dana : APBD
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp. 1.909.164.500,00
BM Pengadaan Peralatan Kantor Rp. 28.600.000,00
BM Pengadaan Perlengkapan Kantor Rp. 366.668.500,00
BM Pengadaan Mebeulair Rp. 256.276.000,00
BM Pengadaan Peralatan Dapur Rp. 21.560.000,00
BM Penghias Ruangan Rumah Tangga Rp. 7.260.000,00
BM Alat-alat Studio Rp. 19.800.000,00
BM Alat-alat Kedokteran Rp. 1.200.000.000,00
16
Peralatan dan Mesin Rp. 50.441.000,00
Pengadaan Alat Besar Rp. 1.265.914.500,00
Pengadaan Alat-alat Darat Bermotor Rp. 5.398.820.895,00
Pengadaan Peralatan Kantor dan Rumah Tangga Rp. 138.885.072,00
Pengadaan Alat Studio dan Alat Komunikasi Rp. 26.098.855.967,00
Pengadaan Alat Kedokteran Rp. 3.951.527.592,00
Pengadaan Alat Laboratorium Rp. 8.800.000,00
Pengadaan Alat Persenjataan / Keamanan
Jumlah Rp. 36.913.245.026,00
Program dan kegiatan yang dilaksanakan RSUD Soreang pada tahun 2013 merupakan
bagian dari upaya pencapaian tujuan kinerja RSUD Soreang pada tahun kedua Rencana Strategis
RSUD Soreang 2011-2015. Penetapan kinerja 2012 untuk RSUD Soreang adalah sebagai berikut.:
17
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran kinerja dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014
adalah dasar bagi RSUD Soreang dalam menilai keberhasilan dan kegagalan dari
tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahun 2014. Pengukuran
dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian secara sistematik yang didasarkan
kepada indikator-indikator kinerja yang telah dicapai RSUD Soreang pada tahun
2008 berupa kegiatan-kegiatan yang berpengaruh terhadap pencapaian sasaran
dan tujuan yang akan dicapai pada tahun 2014 serta sasaran dan tujuan yang akan
dicapai RSUD Soreang berdasarkan Renstra RSUD Soreang 2011-2015
Tercapainya target
Tercapainya pendapatan fungsional Rp. 70.292.055.058 Rp. 82.667.301.914 117,61%
target kinerja
pelayanan Terlayaninya pasien
Kesehatan RS sesuai SPM 100% 99,42% 99,42%
Pengembangan
% SDM yang >20% dari jumlah
kualitas dan
melaksanakan seminar/ seluruh SDM yang 34,37% 171,87%
kuantitas
pelatihan/ bimtek ada
pelayanan
Peningkatan
sarana dan % capaian penetapan
prasarana lahan untuk relokasi RS 100% 100% 100%
penunjang
pelayanan
1
3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2014 RSUD Soreang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran Strategis I :
“Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Kesehatan Masyarakat”
Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan dan
kinerja Rumah Sakit :
Tahun
Standar Normal Barber
Indikator
Johnson
2011 2012 2013 2014
1
Tabel 3.3 Tabel Hasil Kegiatan Rawat Inap 2011 - 2014
Jumlah total kunjungan rawat jalan dan IGD tahun 2014 mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2013. Hal ini berkaitan dengan sistem rujukan berjenjang yang
mulai diterapkan januari tahun 2014.
Tabel 3.4 Hasil Kegiatan Rawat Jalan dan IGD RSUD Soreang 2010 - 2014
KLINIK 2010 2011 2012 2013 2014
Penyakit dalam 17.620 18.721 22.932 28898 27484
Anak 10.129 8.345 8.192 9211 6706
Bedah 5.499 5.398 6.966 11633 11519
Obsgyn 3.885 4.578 5.392 6283 6923
Mata 3.406 4.564 5.124 7232 6862
Gigi 3.633 4.248 4.234 4649 4562
THT 3.788 3.879 4.092 4485 4252
DOTS 2.016 1.840 2.074 2538 1813
Saraf 2.913 3.675 4.305 5093 6514
Psikiatri 587 891 1.725 2592 3069
Kulit dan Kelamin 3.040 2.910 3.140 2892 2861
Umum 1.183 1.134 997 1309 1318
Rehab Medik 491 1.048 1.410 2582 3364
Total Kunjungan Rawat Jalan 58.190 61.231 70.583 89397 87247
IGD 18.395 18.490 18.890 19322 19044
Total Kunjungan Rawat Jalan dan IGD 76.585 79.721 89.743 108719 106291
Sumber : bidang kemedikan
2
Sasaran Strategis II :
“Tercapainya Kualitas Kesehatan Rumah Sakit”
Tujuan dari sasaran strategis ini adalah capaian tingkat kinerja pelayanan kesehatan
RSUD Soreang pada kurun waktu satu tahun dengan indikator kinerja yaitu :
Nilai BOD dan COD pada Tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 hasilnya masih
dibawah nilai yang ditentukan oleh SKMen.Neg.Lingkungan Hidup No. KEP-
58/MENLH/1995 Lampiran 4 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah
Sakit, termasuk TSS dan PH masih dalam batas normal.
Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan RSUD Soreang
Target Kinerja Sasaran
No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Meningkatkan Baku mutu
Kesehatan Limbah cair
Lingkungan BOD 30,00 20,90 12,00 14,40
Rumah Sakit COD 80,00 36,96 27,50 29,25
TSS 50 14 18 18
PH 6-9 6,83 7,24 7,35
2
Tabel 3.3. Target dan Realisasi Kinerja pelayanan RSUD Soreang TA. 2014 sesuai SPM
No Jenis layanan Indikator Standar Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7
1 IGD 1. Kemampuan menangani life saving anak dan 100 % 100 % 100 % 100%
dewasa
2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat 24 jam 24 Jam 24 Jam 100%
3. Pemberian pelayanan kegawatdaruratan yang 100 % 90 % 100 % 100%
bersetifikat ATLS / BTLS / ACLS / PPGD
4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana Satu tim Satu tim Satu tim 100%
5. Waktu tanggap pelayanan Dokter di gawat ≤ 5 menit terlayani, setelah pasien ≤ 5 menit terlayani, setelah pasien + 3 menit terlayani, setelah pasien 100%
darurat datang datang datang
6. Kematian pasien ≤ 24 jam < 2 per seribu (pindah ke pelayanan < 3 per seribu (pindah ke pelayanan < 3 per seribu (pindah ke pelayanan 100%
rawat inap setelah 8 jam) rawat inap setelah 8 jam) rawat inap setelah 8 jam)
7. Tidak adanya pasien yang diharuskan
100 % 100 % 100 % 100%
membayar uang muka
2 Rawat Jalan 1. Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis 100 % Dokter Spesialis 95 % Dokter Spesialis 100 % Dokter Spesialis 105,26%
2. Ketersediaan Pelayanan Klinik Anak Anak Anak 80%
Klinik Penyakit Dalam Penyakit Dalam Penyakit Dalam
Klinik Kebidanan Kebidanan Kebidanan
Klinik Bedah Bedah Bedah
THT THT
Mata Mata
Saraf Saraf
Gigi & Mulut Gigi & Mulut
Kulit & Kelamin Kulit & Kelamin
DOTS DOTS
Orthopedi Rehabilitasi medik
Rehabilitasi medik Jiwa
Jiwa
Jantung
Tumbuh & kembang
22
No Jenis layanan Indikator Standar Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7
3. Jam buka pelayanan 08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja 08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja 08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja
100%
kecuali jumat 08.00 s/d 11.00 kecuali jumat 08.00 s/d 11.00 kecuali jumat 08.00 s/d 11.00
4. Waktu tunggu di rawat jalan < 60 menit > 90 % waktu < 2 jam < 60 menit 100%
5. Jumlah kunjungan - 63.939 kunjungan 70.583 kunjungan 110,39%
3 Rawat Inap 1. Pemberi pelayanan di Rawat Inap dokter spesialis dokter spesialis dokter spesialis 100%
perawat min pendidikan D3 dokter umum dokter umum
perawat min.D3 perawat min.D3
2. Ketersediaan pelayanan Rawat Inap Anak Anak Anak 69,23%
Penyakit Dalam Penyakit Dalam Penyakit Dalam
Kebidanan Kebidanan Kebidanan
Bedah Bedah Bedah
Mata Mata
THT THT
Saraf Saraf
Kulit dan kelamin Kulit dan kelamin
Orthopedi Rehabilitasi medik
Jiwa
Rehabilitasi medik
Jantung
Paru
3. Jam Visite Dokter Spesialis 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja 100%
4. Kejadian infeksi pasca operasi ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % 100%
5. Kejadian infeksi nosokomial ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % 100%
6. Kematian pasien >48 jam ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % 100%
7. Kejadian pulang paksa <5% < 25 % < 25 % 100%
8. Bed Occupancy Rate (BOR) 60-85% 60-85% 82,96 % 100%
9. Length of Stay (LOS) 6-9 hari 6-9 hari 3,06 hari 100%
10. Turn over internal (TOI) 1-3 hari 1-3 hari 0,67 100%
11. Neth Death Rate (NDR) < 25 / 1000 < 25 / 1000 9,13 100%
23
No Jenis layanan Indikator Standar Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7
12. Gross Death Rate (GDR) > 45 / 1000 > 45 / 1000 24,36 100%
13. Bed Turn Over (BTO) 40 – 50 kali 40 – 50 kali 93,75 53,33%
14. Hari Rawat Inap - 51679 hari 56777 hari 109,86%
4 Bedah Sentral 1. Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari ≤ 2 hari ≤ 2 hari 100%
2. Kejadian kematian di meja operasi ≤1% ≤1% 0 100%
3. Tidak ada kejadian operasi salah sisi 100 % 100 % 100 % 100 %
4. Tidak ada kejadian operasi salah orang 100 % 100 % 100 % 100 %
5. Tidak ada kejadian salah tindakan pada operasi 100 % 100 % 100 % 100 %
6. Tidak ada kejadian tertinggalnya benda asing 100 % 100 % 100 % 100 %
pada tubuh pasien setelah operasi
7. Komplikasi anesthesi karena overdosis, reaksi <6% <6% <6% 100 %
anestesi & salah penempatan endotracheal tube
5 Persalinan dan 1. Kejadian kematian ibu karena persalinan a. Pendarahan ≤ 1 % a. Pendarahan ≤ 1 % a. Pendarahan ≤ 1 % 100%
perinatologi b. Pre-eksampsia ≤ 30% b. Pre-eksampsia ≤ 30% b. Pre-eksampsia ≤ 30%
c. Sepsis ≤ 0,2 % c. Sepsis ≤ 0,2 % c. Sepsis ≤ 0,2 %
2. Pemberian pelayanan persalinan normal Dokter Sp.OG, Dokter umum terlatih Dokter Sp.OG, Dokter umum terlatih Dokter Sp.OG, Dokter umum terlatih 100%
(asuhan persalinan normal), Bidan (asuhan persalinan normal), Bidan (asuhan persalinan normal), Bidan
3. Pemberian pelayanan persalinan dengan Tim PONEK yang terlatih Tim PONEK yang terlatih Tim PONEK yang terlatih 100%
penyulit (dokter Sp.OG)
4. Pemberian pelayanan persalinan dengan Dokter Sp.OG, .Dokter Sp.A, Dokter Dokter Sp.OG, .Dokter Sp.A, Dokter Dokter Sp.OG, .Dokter Sp.A, Dokter 100%
tindakan operasi Sp.An Sp.An Sp.An
5. Kemampuan menangani BBLR <1500gr - 2500gr 100 % > 90 % 100 % 110%
6. Pertolongan Persalinan melalui seksio cesaria ≤ 20 % ≤ 20 % ≤ 20 % 100%
24
No Jenis layanan Indikator Standar Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7
7 Radiologi 1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto < 3 jam < 3 jam < 3 jam 100%
2. Pelaksana ekspertisi Dokter Sp.Rad Dokter Sp.Rad Dokter Sp.Rad 100%
3. Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen karena Kerusakan poto ≤ 2 % Kerusakan poto ≤ 2 % Kerusakan poto ≤ 2 % 100%
kerusakan foto
8 Lab. Patologi 1. Waktu tunggu hasil pelayanan Lab. ≤140 menit kimia darah & darah rutin ≤140 menit kimia darah & darah rutin ≤140 menit kimia darah & darah rutin 100%
Klinik 2. Pelaksanaan ekstertisi (Dokter Sp.PK) Dokter Sp.PK Dokter Sp.PK Dokter Sp.PK 100%
3. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil
100 % 100 % 100 % 100 %
pemeriksaan laboratorium
25
No Jenis layanan Indikator Standar Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7
15 Pengolahan 1. Baku mutu limbah cair sesuai standar : a. BOD < 30 mg/I a. BOD < 30 mg/I a. 20,90 mg/l a. 100%
Limbah b. COD < 80 mg/I b. COD < 80 mg/I b. 36,96 mg/l b. 100%
c. TSS < 30 mg/I c. TSS < 30 mg/I c. 14 mg/l c. 100%
d. PH 6-9 d. PH 6-9 d. 6,83 d. 100%
2. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai 100 % > 95 % 100 % 105 %
dengan aturan
17 Ambulance / 1. Waktu pelayanan ambulance / kereta Jenazah 24 jam 24 jam 24 jam 100%
kereta jenazah 2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance /
≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 15 menit 150%
Kereta Jenazah di RS
3. Response time pelayanan ambulance oleh Sesuai ketentuan daerah Sesuai ketentuan daerah Sesuai ketentuan daerah
100%
masyarakat yang membutuhkan
18 Pemulasaran Response time pelayanan pemulasaraan jenazah < 2 jam < 2 jam < 2 jam
100%
Jenazah
19 Pelayanan 1. Ketepatan waktu menanggapi kerusakan alat < 80 % < 80 % < 80 % 100 %
pemeliharaan 2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100 % > 80 % > 90 % 110 %
sarana rumah 3. Peralatan Lab.dan alat ukur digunakan dalam
sakit pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai 100 % > 80 % > 80 % 100 %
dengan ketentuan kalibrasi
20 Pelayanan 1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang 100 % 100 % 100 % 100 %
laundry 2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang
100 % 100 % 100 % 100 %
rawat inap
26
Sasaran Strategis III
“Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan”
Tujuan dari sasaran strategis ini adalah untuk meningkatkan kompetensi
SDM di RSUD Soreang, sehingga dalam tugas dan fungsinya memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat diharapkan dapat sesuai dengan standar
pelayanan kesehatan rumah sakit. Dari target indikator kinerja tahun 2014 sebesar
>20% SDM RSUD Soreang mengikuti berbagai kegiatan peningkatan
kompetensi seperti seminar, pelatihan dan bimbingan teknis, tercapai realisasi
sebesar 34,37% atau dengan kata lain dari jumlah seluruh SDM RSUD Soreang
sebanyak 416 orang, yang mengikuti berbagai kegiatan seminar, pelatihan dan
bimbingan teknis terkait dengan tupoksi masing-masing adalah sejumlah 143 orang.
Capaian kinerja dari sasaran strategis ini adalah 171,87%.
Sasaran Strategis IV
“Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan”
Indikator kinerja sasaran strategis ini pada tahun 2013 adalah % capaian
penetapan lahan untuk relokasi RS. Indikator tersebut ditetapkan karena
permasalahan Lokasi RSUD Soreang saat ini yang berada di pusat kota kecamatan
tepatnya berada di Jl. Alun-Alun Utara No.1 Desa pamekaran Soreang dengan
kondisi :
1. Berada di tengah kota Soreang yaitu berseberangan dengan Alun-Alun Soreang
yang sudah padat akan pemukiman dan berdekatan dengan pusat komersil dan
terminal sehingga menyulitkan pihak RSUD Soreang melakukan pengelolaan
lingkungan yang lebih baik serta dikhawatirkan akan sangat mudah dalam
penyebaran penyakit.
2. Kedekatan RSUD Soreang dengan pusat komersil dan terminal membuat akses
menuju rumah sakit kadang terganggu. Tingkat kebisingan di sekitar RSUD
Soreang cukup tinggi sehingga mengganggu ketenangan dan kenyamanan
pasien padahal idealnya setiap rumah sakit harus berada di wilayah yang
tenang dan merupakan area bersih.
3. Area yang terbatas (kurang dari 1 hektar) membuat pihak rumah sakit sulit
melakukan pengelolaan dan pengembangan terutama untuk meningkatkan
kapasitas pelayanan maupun penyediaan lahan parkir.
4. Lokasi RSUD Soreang cukup jauh dengan lokasi badan air penerima namun
pembuangan limbah cair selama ini masih menggunakan riull kota dan saluran
drainase jalan.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan lahan RSUD Soreang yang mengarah pada kebijakan relokasi lahan
baru merupakan isu strategis yang dipandang perlu untuk dikedepankan sebagai
bagian dari kebijakan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung di bidang
2
kesehatan. Sebagai solusi dari masalah diatas, Pihak Manajemen RSUD Soreang
menetapkan kebijakan untuk mengajukan usulan relokasi lahan RSUD Soreang ke
lokasi baru yang lebih representatif, sesuai standar kebutuhan RS tipe B namun
tetap mudah diakses oleh masyarakat pengguna jasa RS. Tujuan dari usulan
relokasi lahan ini adalah :
1. Menyediakan lahan baru RSUD Soreang yang seuai dengan standar kebutuhan
pengembangan RS dan RDTR Kabupaten Bandung.
2. Tersedianya lahan RS yang sesuai dengan skala kebutuhan pelayanan namun
tetap mudah diakses oleh masyarakat
3. Tersedianya lahan yang mendukung manajemen RS untuk selalu
mengembangkan rumah sakit secara optimal sehingga tetap dapat bersaing
sehat dengan pesaing-pesaing disekitarnya.
4. Tersedianya lahan RS yang jauh dari pemukiman padat penduduk sehingga
pihak manajemen RS lebih mudah untuk melakukan pengelolaan limbah dan
lingkungannya serta dapat memberikan ketenangan bagi pasien.
5. Dalam rangka mempersiapkan RSUD Soreang menjadi RS Tipe B sebagai
bagian dari kebijakan manajemen RSUD Soreang untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang lebih optimal dan berorientasi kepada
kepuasan pengguna jasa RS.
Bertitik tolak dari permasalahan dan kebijakan manajemen RS diatas maka
rencana kerja persiapan relokasi RSUD Soreang tahap I diarahkan pada pencapaian
output kegiatan yaitu Penetapan Lahan Baru Untuk lokasi RSUD Soreang.
Berdasarkan hasil Rapat Terpadu Rencana Pemindahan (Relokasi) RSUD
Soreang yang telah dilaksanakan antara pihak RSUD Soreang, Bappeda Kab.
Bandung, Dispertasih Kab. Bandung, Asisten III Bagian Administrasi Setda Kab
Bandung yang diwakili oleh Bagian Aset , Asisten I Bagian pemerintahan yang
diwakili Bagian Pemerintahan Umum, Bagian Hukum serta Dinas Kesehatan
disepakati bahwa RSUD Soreang akan direlokasi ke lahan milik Pemerintah
Kabupaten Bandung yaitu tanah persil 68/SV yang terletak di Desa Cingcin
Kecamatan Soreang dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Berdasarkan penilaian dari dinas Pertasih Kab. Bandung dapat diuraikan
beberapa kondisi tanah pada poin (2) diatas sebagai berikut :
Merupakan tanah datar yang beberapa bagiannya tedapat galian-galian bekas
usaha penduduk setempat namun pada prinsipnya lahan tersebut merupakan
lahan siap pakai.
Dari aspek kebutuhan, luas tanah tersebut sangat memadai untuk
pengembangan RS menjadi tipe B.
Tanah tersebut berada di area komplek perumahan, tidak bising, berada
disamping jalan utama sehingga sangat mudah diakses pengguna jasa
2
layanan RS maupun pihak RS sendiri dalam melaksanakan jasa tranportasi
kesehatan.
2. Berdasarkan RTRW tahun 2009 ditetapkan bahwa lahan tersebut digunakan
untuk kawasan pelayanan publik oleh karena itu kesepakatan untuk menetapkan
tanah persil 68/SV seluas 6,3, hektar yang terletak di Desa Cingcin Kecamatan
Soreang sebagai lahan relokasi dipandang cukup tepat karena RSUD Soreang
memiliki tupoksi sebagai lembaga penyedia jasa layanan publik di bidang
kesehatan.
3. Berdasarkan analisis yuridis dari Bagian Hukum Setda Kab. Bandung mengenai
status tanah pada poin (2) diatas disimpulkan bahwa tanah tersebut merupakan
tanah yang tercatat sebagai aset Pemerintah Kab. Bandung yang berbagai
prosedur kepemilikannya telah ditempuh sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Berdasarkan hasil penyusunan masterplan yang dilaksanakan Dinas Pertasih
Kab. Bandung tahun 2012 ditetapkan bahwa luas tanah yang disediakan untuk
relokasi RSUD Soreang di desa Cingcin tersebut adalah + 42.000 M2.
Pada akhir triwulan IV tahun 2012, Bupati Bandung menetapkan lahan untuk
relokasi RSUD Soreang dengan menerbitkan Keputusan Bupati Bandung No.
591.4/Kep.568-Pert/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Persetujuan
Penetapan Lokasi Pembangunan RSUD Soreang yang Terletak di Desa Cingcin
Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung Seluas + 42.000 M2 Atas Nama
Pemerintah Kabupaten Bandung CQ RSUD Soreang.
Pada tahun 2014 telah diselesaikan penyusunan detail engineering design
(DED) untuk bangunan A, B, T, C, D dan side development sebagai dasar
pelaksanaan pembangunan tahun berikutnya.
Dengan telah diterbitkannya Keputusan Bupati Bandung diatas maka tingkat
capaian kinerja dari sasaran strategis ini pada tahun 2014 adalah 100%.
2
Belanja pegawai BLUD digunakan untuk membiayai: gaji dan tunjangan pegawai
Non PNS/TKK (Tenaga Kerja Kontrak), jasa pelayanan kesehatan, biaya honorarium
kepanitiaan, biaya lembur pegawai dan biaya makan minum pegawai. Realisasi
belanja pegawai melebihi anggarannya karena adanya biaya jasa pelayanan yang
melebihi pagu anggaran, hal ini karena adanya kenaikan realisasi pendapatan.
c. Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal RSUD Soreang tahun anggaran 2014 sebesar
Rp.3.220.577.369,00 yang ditargetkan sebesar Rp.3.857.037.550,00
Realisasi belanja modal terdiri dari :
- Belanja Modal APBD : Rp. 1.909.164.500,00
- Belanja Modal BLUD : Rp. 1.311.412.860,00
---------------------------
Jumlah Belanja Modal : Rp. 3.220.577.360,00
d. Surplus / (Defisit)
RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014 mengalami Defisit sebesar
Rp.13.796.714.874,16 dari jumlah realisasi pendapatan sebesar
Rp.68.870.587.039,84 dan jumlah realisasi belanja sebesar Rp.82.667.301.914,00 .
3
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari hasil analisis kinerja diperoleh capaian kinerja sasaran RSUD Soreang
Tahun 2014 secara umum, dapat digambarkan bahwa capaian kinerja dari seluruh
indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan pada tahun anggaran 2014
dipandang cukup berhasil dengan tingkat capaian rata-rata kinerja mencapai
126,61%.
Pencapaian kinerja tersebut tercapai karena ditunjang bertambahnya dan
pengadaan peralatan kesehatan di klinik rawat jalan terutama klinik kandungan dan
kebidanan serta instalasi Laboratorium sebagai layanan unggulan.
.
4.2. PERMASALAHAN
a. Secara garis besar permasalahan yang dihadapi RSUD Soreang
adalah adanya ketimpangan antara cakupan pelayanan RSUD
Soreang yang cukup luas dan banyaknya minat masyarakat yang
membutuhkan jasa pelayanan kesehatan ke RSUD Soreang namun
belum dapat diimbangi dengan kecukupan sarana prasarana serta
kapasitas ruangan yang memadai. dan sesuai dengan standar karena
keterbatasan lahan di yang tersedia saat ini.
b. Luas tanah RSUD Soreang yang hanya 7381 M2 (kurang dari satu
hektar) sehingga berimplikasi langsung terhadap kapasitas pelayanan
yang tersedia. Keterbatasan lahan tersebut membuat RSUD Soreang
sulit melakukan pengembangan layanan yang tersedia. Hal tersebut
berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah kunjungan
masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan ke RSUD
Soreang.
3
4.3. TINDAK LANJUT
Dalam memecahkan masalah yang muncul dalam pelaksanaan berbagai
program dan kegiatan tahun 2014 pihak manajemen RS telah melakukan koordinasi
dengan dinas teknis terkait ( Dispertasih, BPLH, Bappeda ) Berdasarkan uraian
permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan lahan RSUD
Soreang yang mengarah pada kebijakan relokasi lahan baru merupakan isu
strategis yang dipandang perlu untuk dikedepankan sebagai bagian dari kebijakan
pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung di bidang kesehatan. Sebagai
solusi dari masalah diatas, dengan langkah-langkah kebijakan yang akan
dilaksanakan pada tahun 2015 sebagai berikut :
1. Melanjutkan proses persiapan relokasi dengan melaksanakan kegiatan
Pematangan Lahan dan Pembangunan Pondasi Pagar sekaligus sebagai
batas area RSUD Soreang.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui kegiatan akreditasi tahap
lanjut dan kegiatan Pengembangan RS menjadi RS tipe B serta berbagai
kegiatan untuk meningkatkan kompetensi pegawai.
3. Melakukan pemenuhan sarana-prasarana penunjang pelayanan kesehatan
baik medis maupun non medis dalam upaya mengoptimalisasi pelayanan
kesehatan di RSUD Soreang eksisting.
4. Peningkatan kapasitas SDM Kesehatan seperti tenaga medis dan non medis
melalui seminar, diklat teknis aparatur serta penjenjangan pendidikan formal
dari kualifikasi Diploma ke jenjang Strata 1 dan seterusnya, terutama tenaga
keperawatan yang melayani langsung kepada masyarakat.