Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/305777057

Miniatur Monitoring Kualitas Udara Menggunakan PLC

Conference Paper · January 2014

CITATIONS READS

0 780

3 authors, including:

Putri Madona
Politeknik Caltex Riau
10 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Penghematan Daya Pada Sensor Node Menggunakan Metode Pengaturan Waktu Kirim Data View project

Akuisisi Data Sinyal Photoplethysmograph (PPG) Menggunakan Photodioda View project

All content following this page was uploaded by Putri Madona on 20 September 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Miniatur Monitoring Kualitas Udara pada Kawasan Industri Kertas
Menggunakan PLC
Muhammad Fattah1), Iman Sopandri2), Putri Madona3)
1) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email: mu h a m m ad . fat ta h1 6 @ g ma i l.co m
2) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email: so p a nd ri i ma n @ g ma il. co m
3) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email: d ho na @p cr.ac. id

Abstrak – Pencemaran udara merupakan masalah yang sangat serius dan darurat untuk ditangani karena
udara adalah elemen dasar dan berpengaruh langsung terhadap kesehatan manusia. Salah satunya adalah
pencemaran udara oleh polutan yang timbul dari proses pengolahan atau hasil industri. Alat ini berguna untuk
memonitor kualitas udara di kawasan industri yang mendeteksi 3 (tiga) jenis gas polutan, yaitu : Nitrogen
dioxide (NO2), Carbon monoxide (CO), dan Sulfur dioxide (SO 2). Deteksi menggunakan sensor TGS2201
sebagai pendeteksi gas CO dan NO2 serta sensor MQ136 sebagai pendeteksi gas SO2. Data analog ditangkap
oleh sensor dikirim menuju Modul Analog PLC dan diproses dalam PLC Compact. Kadar udara ditampilkan
pada interface HMI dan monitor PC dalam satuan ppm. Setiap kualitas udara yang ditampilkan ditandai dengan
menyalanya lampu indikator berwarna hijau, kuning, dan merah. Dalam kondisi “bahaya” lampu merah
menyala diikuti dengan suara buzzer. Fan akan menyala otomatis untuk membuang polutan yang ada di dalam
ruangan. Interface menggunakan HMI dan monitor PC telah menunjukkan kadar gas dengan indikasi masing-
masing kondisi sesuai dengan miniatur. Pengiriman data dari miniatur ke interface HMI dan monior PC
berlangsung secara real time. Indikator menunjukkan kualitas udara aman, sedang, waspada, dan bahaya
sesuai dengan batas yang telah ditentukan.
Kata Kunci : PLC, TGS2201, MQ136, HMI, Monitor PC

Abstract - Air pollution is a very serious problem and the emergency to be handled because air is a basic
element and direct effect on human health. One of that is the air pollution by pollutants arising from industrial
process or results. Therefore, we need a tool to monitor the air quality in industrial areas. This tool used for
monitoring air quality in the industrial area that detects 3 (three) types of pollutant gases, such as: Carbon
monoxide (CO), nitrogen dioxide (NO2), and sulfur dioxide (SO2). Detection using sensors TGS2201 as CO and
NO2 gas detection sensor and sensor MQ136 as SO2 gas detection sensor. Analog data that captured by the
sensors send to the PLC Analog Module and processed in the Compact PLC. Air content displayed on the HMI
interface and PC monitor in units of ppm. Each air quality shown, marked by indicator green light, yellow
light, and red light. When condition in "danger" red light is blinking followed by the sound of the buzzer. Fan
will turn on automatically to dispose of pollutants in the room. HMI and PC monitor as an interface show the
consentration based on miniatur condition. Data transfering from miniatur to HMI and PC monitor occur in
real-time. Indicator show the air quality such as safe, medium, wary, and dangerous based on limitation that
was made before.
Keywords: PLC, TGS2201, MQ136, HMI, Monitor PC

1. PENDAHULUAN Pengukur Kualitas Udara Via Wireless


Pencemaran udara adalah suatu kondisi di (Hardware)”. Alat ini mengukur kualitas udara pada
mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi kawasan Politeknik Caltex Riau dengan menggunakan
oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang 3 (tiga) buah sensor yaitu, sensor SHT11, sensor gas
membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran TGS 2600, dan TGS 2602 yang peka terhadap Carbon
udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga monoxide (CO), Hydrogen sulfide (H2S), dan
daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang pengukuran temperatur suhu dan kelembaban. Adapun
mengandung zat di atas batas kewajaran. Hasil studi control yang digunakan adalah ATMega8535. Dari
yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal hasil pengujiannya didapat data ppm (part per million)
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan dari gas CO dan H2S.
Lingkungan, tahun 1999 pada pusat keramaian di 3 Tujuan yang ingin dicapai dari proyek akhir ini
kota besar di Indonesia menunjukkan gambaran adalah membangun sebuah sistem monitoring kualitas
sebagai berikut : kadar Carbon monoksida sebesar 600 udara pada kawasan industri yang mendeteksi gas
ppm, kadar Sulfur dioksida sebesar 100 ppm, dan polutan diantaranya, Carbon monoksida (CO),
kadar Nitrogen dioksida sebesar 4 ppm, dimana angka Nitrogen dioksida (NO2), dan Sulfur dioksida (SO2)
tersebut telah melebihi nilai ambang batas/standar dan menampilkannya dalam satuan kadar gas.
kualitas udara. Manfaat dari pembuatan proyek akhir ini
Penelitian sebelumnya telah dibuat oleh Arnold adalah untuk memantau kualitas udara pada kawasan
Julyus S. , mahasiswa Teknik Telekomunikasi industri sebagai peringatan dini terhadap pencemaran
Politeknik Caltex Riau G-9, dengan judul “Alat
udara yang dihasilkan oleh sebuah proses industri dari
pabrik.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Programmable Logic Controller (PLC)
Programmable Logic Controller (PLC) adalah Gambar 2.3 Program PWM dan Fungsi PWM pada
komputer elektronik yang mudah digunakan (user TwidoSuite
friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai
tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam.
2.3 Vijeo Designer
Vijeo Designer adalah aplikasi perangkat lunak
canggih yang memungkinkan untuk membuat Human
Machine Interface (HMI). Aplikasi ini menyediakan
semua peralatan yang dibutuhkan untuk merancang
sebuah proyek, dari akuisisi data ke penciptaan dan
tampilan gambar animasi.

Gambar 2.1 PLC Schneider TWDLCAE40DRF dengan


modul analog TWDAMM3HT

2.2 TwidoSuite
Twido Suite adalah software untuk
memprogram PLC Twido yang dibuat oleh Schneider Gambar 2.4 Aplikasi Vijeo Designer untuk pemrograman
Telemecanique. Software ini dapat digunakan untuk HMI
memprogram semua type PLC Twido Compact
(TWDLCAA10DRF, dll) dan Modular
(TWDLMDA40DTK, dll). Twido Suite juga dapat 2.4 Vijeo Citect
mensimulasikan program yang telah dibuat dengan Salah satu software SCADA yang terdapat di
Ladder Diagram seperti yang digambarkan pada pasaran adalah Vijeo™ Citect® yang diproduksi oleh
Gambar 2.2 di bawah ini : Telemecanique®. Software ini memiliki beberapa
kelebihan daripada software sejenis antara lain jumlah
driver untuk PLC yang cukup lengkap untuk semua
vendor PLC dan berkembang secara kontinyu untuk
memperbaiki kekurangannya tanpa harus mendesain
ulang software versi terdahulu. Fiturnya dapat dilihat
pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Tampilan simulasi pada TwidoSuite

Aplikasi TwidoSuite ini memiliki berbagai


macam fitur yang disediakan. Pada alat monitoring ini
digunakan beberapa fitur, sebagai berikut:

2.2.1 TIMER Gambar 2.5 Fitur Citect HMI/SCADA untuk pemrograman


Timer digunakan sebagai pengatur waktu pada PC
proses. Selain itu juga dapat digunakan sebagai
penunda waktu on/off. 2.5 Sensor TGS 2201
2.2.2 PULSE WIDTH MODULATION (PWM) Sensor TGS 2201 merupakan sensor gas
PWM digunakan untuk memberikan pulsa aktif pembuangan kendaraan bermotor. Terbagi menjadi 2
yang akan mengetur kecepatan putar dan pada alat ini yaitu diesel dan bensin. Sisa gas pembuangan diesel
digunakan untuk mengatur bukaan servo. Lebar pulsa yang terdiri dari NO dan NO2 dan dari bensin CO, H2,
yang dikeluarkan diatur dengan memberi nilai pada dan HC yang konduktivitasnya berubah-ubah
Preset (P) dan duty-cycle (R). tergantung pada konsentrasi gas di udara[1].
Konduktivitas dari sensor berubah sesuai dengan
konsentrasi di udara.
Tabel 3.3 Tabel Hasil Pengujian Sensor pada Kondisi Udara
Waspada
Jenis Pengujian ( Volt )
Gas Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
NO2 2,25 2,2 2,28 2,25 2,3
Gambar 2.6 Sensor TGS 2201 CO 2,2 2,15 2,4 2,14 2,21
SO2 1,3 1,35 1,3 1,4 1,44
2.6 Sensor MQ 136
MQ136 sensor gas memiliki sensitivitas yang Tabel 3.4 Tabel Hasil Pengujian Sensor pada Kondisi Udara
tinggi pada SO2, juga bisa digunakan untuk Bahaya
mendeteksi uap lain yang mengandung Sulfur. Ini Jenis Pengujian ( Volt )
memiliki sensitivitas rendah untuk gas mudah terbakar Gas Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
normal, yaitu dengan biaya rendah dan cocok untuk NO2 4,2 4,25 4,22 4,24 4,25
aplikasi yang berbeda. CO 3,1 3,15 3,18 3,2 3,25
SO2 3,39 3,3 3,33 3,32 3,35

Pengujian gas-gas uji dilakukan dengan


menggunakan asap kendaraan bermotor yang juga
mengandung ketiga gas uji. Pertama, rangkaian power
supply diaktifkan dan memastikan seluruh alat pada
Gambar 2.7 Sensor MQ-136 miniatur mendapatkan tegangan input dari power
supply sesuai tegangan yang diinginkan. Kemudian
Berikut ini gambar rangkaian sensor MQ 136 : mengaktifkan PLC dan HMI, dan melihat tampilan
PLC pada laptop dan HMI.Setelah semua komponen
telah diaktifkan dan dalam kondisi baik maka asap
kendaraan bermotor dapat dimasukkan ke dalam
ruangan monitoring. Tahap selanjutnya memasukkan
asap kendaraan bermotor kedalam miniatur ruangan
menggunakan selang penghubung agar asap tidak
menyebar keluar. Adapun range tegangan sensor
untuk kondisi udara aman yaitu :
Gambar 2.8 Rangkaian Sensor MQ-136
1. Sensor TGS 2201 untuk Gas NO2 yaitu < 1,16 Volt.
2. Sensor TGS 2201 untuk Gas CO yaitu < 1,1 Volt.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Sensor MQ 136 untuk Gas SO2 yaitu < 0,56 Volt.
Pada pengujian kondisi aman ini masing-
3.1 Pengujian Sensor TGS 2201 dan MQ-136 masing sensor mendeteksi di bawah range tegangan
Pengujian Sensor ini dengan menggunakan untuk kondisi aman. Dari data terlihat masing-masing
multitester untuk mengetahui berapa output tegangan sensor dibawah batas maksimum dari beberapa kali
sensor saat mendeteksi udara pada ruangan tertutup. pengujian. Kondisi udara yang aman ketika polusi
Berikut ini gambar pengujian sensor NO2, CO, dan udara yang ada di dalam ruangan masih bersih. Pada
SO2 pada kondisi udara aman, sedang, waspada dan saat kondisi aman ini ditandai dengan aktifnya lampu
berbahaya. hijau pada miniatur ruangan. Adapun range tegangan
sensor untuk kondisi udara sedang yaitu :
Tabel 3.1 Tabel Hasil Pengujian Sensor pada Kondisi Udara 1. Sensor TGS 2201 untuk Gas NO2 yaitu > 1,16V dan
Aman < 2,2V.
Jenis Pengujian ( Volt ) 2. Sensor TGS 2201 untuk Gas CO yaitu > 1,1V dan <
Gas Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 1,65V
NO2 1,18 1,22 1,32 1,3 1,25 3. Sensor MQ 136 untuk Gas SO2 yaitu > 0,56V dan <
CO 1,42 1,53 1,45 1,47 1,7 0,68V.
SO2 0,65 0,68 0,65 0,66 0,65 Pada pengujian kondisi udara tidak aman ini
terjadi karena sensor melewati range tegangan kondisi
Tabel 3.2 Tabel Hasil Pengujian Sensor pada Kondisi Udara udara aman dan mencapai range tegangan kondisi
Sedang udara sedang. kondisi tegangan maksimumnya. Dari
Jenis Pengujian ( Volt ) data yang didapat terlihat bahwa masing-masing gas
Gas Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 telah melebihi tegangan kondisi udara aman. Saat
NO2 0,66 0,63 0,65 0,67 0,68 kondisi udara sedang secara otomatis lampu indikator
CO 0,76 0,78 0,79 0,78 0,76 kuning untuk masiing-masing gas pada miniatur
SO2 0,51 0,55 0,53 0,5 0,55 ruangan akan aktif. Adapun range tegangan sensor
untuk kondisi udara waspada yaitu :
1. Sensor TGS 2201 untuk Gas NO2 yaitu > 2,2 V dan
< 3,2 V.
2. Sensor TGS 2201 untuk Gas CO yaitu > 1,65 V dan 0,2
× 400 = 16
< 2,5 V. 5
3. Sensor MQ 136 untuk Gas SO2 yaitu > 0,68 V dan 1,5
× 400 = 120
< 3,2 V. 5
Pada pengujian kondisi udara waspada ini 4
× 400 = 320
disebabkan karena sensor telah melebihi range 5
tegangan kondisi udara sedang. Dari data pengujian Karena RAW Scale yang digunakan dimulai dari 100,
Gas SO2, NO2 dan CO telah mencapai range tegangan maka:
kondisi Saat kondisi udara waspada ini secara 0,2𝑝𝑝𝑚 ≈ 100 + 16 ≈ 116
1,5𝑝𝑝𝑚 ≈ 100 + 120 ≈ 220
otomatis lampu indikator merah untuk masing-masing
4𝑝𝑝𝑚 ≈ 100 + 320 ≈ 420
gas pada miniatur ruangan akan aktif.
Cara diatas digunakan untuk semua perubahan data
Adapun range tegangan sensor untuk kondisi
dari ppm ke data analog, sehingga didapat data
udara berbahaya yaitu :
sebagai berikut:
1. Sensor TGS 2201 untuk Gas NO2 yaitu > 4,2 V.
2. Sensor TGS 2201 untuk Gas CO yaitu > 2,5 V
3. Sensor MQ 136 untuk Gas SO2 yaitu > 3,2 V. Tabel 3.1 Data Analog Sesuai dengan Batas Kualitas Udara
Pada pengujian kondisi berbahaya ini disebabkan Data Analog
Gas
oleh sensor mendeteksi polusi udara melebihi batas Aman Sedang Waspada Bahaya
maksimum range tegangan kondisi udara waspada. NO2 x ≤ 116 116 < x < 220 220 ≤ x < 420 x ≥ 420
CO x ≤ 110 110 < x < 165 165 ≤ x < 250 x ≥ 250
Saat kondisi udara berbahaya maka lampu indikator x ≤ 55 55 < x < 68 68 ≤ x < 320 x ≥ 320
SO2
merah untuk setiap gas akan menyala. Saat kondisi
berbahaya ini secara otomatis buzzer akan aktif dan 3.2.2 Indikator Bahaya
lampu merah akan menyala blink. Kondisi berbahaya Dalam section program indikator bahaya ini
ini akan mengaktifkan fan secara otomatis untuk terbagi atas 2 (dua) bagian (sub-section) program,
mengeluarkan polusi udara yang ada didalam ruangan, yaitu program Blinking Bahaya dan Reset Alarm
ketika udara kembali bersih maka fan akan mati secara Bahaya.
otomatis.
a. Blinking Bahaya
3.2 Pemrograman PLC
3.2.1 Data Sensor dan Lampu Indikator
Pada section ini merupakan program
pembacaan data analog menggunakan modul analog
TWDAMM3HT dari keluaran ketiga sensor
pendeteksi gas. Sensor pertama, gas NO2, dibaca
dalam alamat %IW1.0. Sensor kedua, gas CO, dibaca
dalam alamat %IW1.1. Sensor ketiga, gas SO2, dibaca
Gambar 3.1 Program Blinking Saat Bahaya
dalam alamat %IW2.0. Sensor ketiga memiliki alamat
berbeda karena menggunakan modul analog yang
kedua, terpisah dengan modul untuk sensor NO2 dan Program blinking (Gambar 3.1) ini digunakan
CO. Agar data analog ini dapat diolah, maka data ini untuk mengaktifkan SET ALARM_BAHAYA
dimasukkan ke dalam memori integer dengan alamat (%M107) dan BUZZER (%Q0.5). Program ini
%MWx. menggunakan dua buah timer jenis TON (Timer on-
Selain pembacaan data analog, pada section ini delay), artinya timer ini menunda waktu aktif. Masing-
juga dilakukan regulasi kondisi atas masukan nilai masing timer menggunakan waktu preset 1s, sehingga
analog sesuai dengan kondisi kualitas udara dari gas- waktu blinking tidak terlalu lama. Dapat dilihat pada
gas yang dideteksi. Penentuan regulasi ini Gambar 3.2 dibawah ini.
menggunakan compare block yang akan mengaktifkan
memori ketika memenuhi kondisi yang ditentukan.
Memori ini digunakan sebagai syarat untuk
mengaktifkan lampu indikator. Batas disetiap gas
memiliki nilai yang berbeda-beda. Cara yang
digunakan untuk mendapatkan nilai batas untuk setiap
kualitas udara adalah dengan membandingkan nilai
data analog yang masuk ke dalam PLC dengan
Gambar 3.2 Pengaturan Timer
tampilan kadar gas dalam ppm pada interface Vijeo
Citect. Adapun cara yang digunakan sebagai berikut:
Keluaran SET ALARM_BAHAYA (%M107)
𝑅𝐴𝑊 𝑆𝑐𝑎𝑙𝑒 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑜𝑔 𝑔𝑎𝑠 𝑁𝑂2 = 100 − 500
𝐸𝑁𝐺 𝑆𝑐𝑎𝑙𝑒 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑝𝑚 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = 0 − 5𝑝𝑝𝑚 digunakan untuk mengaktifkan indikator berbahaya
Data batas ppm yang digunakan dalam gas NO2 pada alarm interface Vijeo Designer dan Vijeo Citect.
adalah 0,2ppm, 1,5ppm, dan 4ppm, sehingga: RESET_ALARM (%M20) dipasang dalam kondisi
normally close bertujuan untuk memutus aliran dari
timer ke SET ALARM_BAHAYA (%M107) dan
BUZZER (%Q0.5). Penjelasan akan dipaparkan pada berdasarkan nilai Preset (P) dan Duty Cycle (R%)
poin selanjutnya. masing-masing.
Setelah dilakukan perhitungan secara teori dan
b. Reset Alarm Bahaya analisa berdasarkan praktik, maka didapat kombinasi
nilai P dan R berdasarkan besar lebar pulsa dan persen
error seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Kombinasi Nilai P dan R


Lebar
Time Duty
Pulsa Preset Periode
Posisi Base (P)
Cycle
Aktif (P.TB)
(TB) (R%)
Gambar 3.3 Program Reset Saat Bahaya (Ton)
0º 1,278ms 0,142ms 20 45% 2,84ms
22,5º 1,527ms 0,142ms 20 54% 2,84ms
Program reset alarm bahaya (Gambar 3.3) 45º 1,775ms 0,142ms 20 63% 2,84ms
menggunakan sebuah tombol RESET (%I0.0) untuk 62,5º 2,024ms 0,142ms 20 71% 2,84ms
mengaktifkan SET RESET_ALARM (%M20) yang 90º 2,272ms 0,142ms 20 80% 2,84ms
akan memutus hubungan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Sedangkan untuk menonaktifkan alarm Tabel 3.3 Persen Error Servo Antara Praktik dengan Teori
bahaya sendiri, menggunakan RESET Secara Teori Lebar Pulsa
Posisi % Error
(Ton) Aktif (Ton)
ALARM_BAHAYA (%M107). Reset ini diaktifkan
0º 1,5 ms 1,278ms 14,8%
dengan menekan tombol RESET (%I0.0) atau 22,5º 1,625 ms 1,527ms 6,03%
MEMORI_AMAN_P (%M2) aktif. Memori ini 45º 1,75 ms 1,775ms 1,43%
merupakan memori yang disusun paralel dari memori 62,5º 1,875 ms 2,024ms 7,95%
aman masing-masing gas. Sehingga jika salah satu gas 90º 2 ms 2,272ms 13,6%
kembali ke kondisi aman, maka alarm akan reset ke
kondisi awal. 3.2 Pemrograman Interface pada HMI
Alat ini menggunakan dua macam interface
3.2.3 PWM Fan
yaitu, HMI dan monitor PC. Pada kali ini akan dibahas
Program PWM ini digunakan untuk
interface pada HMI terlebih dahulu. Pemrograman
mengaktifkan fan sebagai pembersih ruangan dengan
HMI menggunakan aplikasi Vijeo Designer.
menghisap gas-gas polutan dalam ruangan. Section ini
terbagi atas 2 (dua) buah sub-section, yaitu 3.2.1 Login Sebagai Tamu
pengoperasian fan secara manual dan otomatis. Fan Program login ini menggunakan security
akan bekerja otomatis ketika kualitas udara bahaya dengan user level=1. Untuk user level tamu ini
dan akan mati ketika kualitas udara kembali aman. menampilkan panel login dan panel plant.
Pemrograman PWM ini menggunakan rumus yang
telah ditentukan pada aplikasi TwidoSuite dengan
menentukan nilai Preset dan %Duty Cycle. Selain
kedua variabel tersebut juga diperlukan pengaturan
time base untuk mendapatkan periode yang digunakan
pada program PWM tersebut. Untuk fan digunakan
alamat %PWM0 dengan time base=10s dan
Gambar 4.4 Panel Login dan Panel Plant
preset=50. Sedangkan nilai %Duty Cycle diatur
Pada panel Plant terdapat 3 (tiga) nomor pada
dengan cara manual dan otomatis.
bagian-bagian plant. Setiap nomor dapat dibuka
dengan menampilkan nama benda dan fungsi benda
3.2.4 PWM Valve
Section ini berisi program PWM yang pada industri kertas sendiri. Benda-benda itu adalah
mengoperasikan valve pada masukan gas menuju Recovery Boiler, Vacuum Evaporation, dan Stack.
ruangan. Alamat yang digunakan untuk valve ini Sebelum membuka gambar dan fungsi benda-benda
adalah %PWM1. Program PWM ini mengoperasikan ini, akan muncul popup setelah gambar disentuh.
valve dengan pergerakan 90º yang terbagi atas empat
3.2 Login Sebagai Perawatan
pergerakan yaitu, 25% (22,5º), 50% (45º), 75% (67,5
Untuk operasi HMI sebagai perawatan akan
º), dan 100% (90º). PWM ini juga menggunakan lebar
menampilkan data-data hasil proses deteksi gas
pulsa untuk menentukan besar pergeseran motor servo
polutan pada plant. Data ini mencakup bacaan data
yang dipasangkan (couple) dengan valve. Fungsi yang
analog dari sensor, indikator kualitas udara, panel
digunakan sama dengan PWM Fan diatas, namun
pembukaan valve, dan panel pembuangan untuk
pada PWM Valve ini menggunakan time
buangan gas. Sebelum masuk menggunakan akun
base=0,142ms. Ketika kontak masing-masing derajat
perawatan, terlebih dahulu pastikan HMI tidak dalam
aktif, maka PWM akan mengaktifkan pulsa
keadaan aktif dengan akun lain. Jika masih
menggunakan akun lain, maka keluarlah terlebih Gambar 3.9 merupakan tampilan Monitoring
dahulu sebelum kembali login dengan akun baru. Page pada PC ketika alat mendeteksi gas buangan.
Terdapat 3 (tiga) indikator jarum dan lampu indikator
kualitas udara untuk setiap gas yang diwakili.
Indikator akan berubah sesuai perubahan gas yang
dideteksi oleh sensor.

Gambar 3.6 Panel Monitoring dan Panel Valve Gas

Gambar 3.10 Tampilan Controlling Page

Gambar 3.10 merupakan halaman


Controlling Page yang berfungsi untuk
mengendalikan valve dan kecepatan putar fan. kendali
ini bisa dilakukan secara otomatis dan manual.
Pengoperasian interface ini tidak sulit, cukup dengan
Gambar 3.8 Panel Popup Saat Lampu Stop Menyala menekan tombol-tombol yang tersedia.

Panel monitoring akan menampilkan data


analog yang masuk ke PLC dari keluaran masing-
masing sensor. Data inilah yang akan diprogram pada
Vijeo Citect menjadi satuan kadar gas ppm dan
ditampilkan pada interface monitor PC. Selain data
analog, pada panel ini juga menampilkan lampu
indikator kualitas udara dan kualitas udara itu sendiri. Gambar 3.11 Tampilan Process Analyst
Data-data ini terhubung secara langsung pada ruangan
dimana pengujian pengukuran kualitas udara
dilakukan. Gambar 3.11 menampilkan grafik dari hasil
Panel valve gas ini merupakan tampilan untuk pembacaan sesnor terhadap gas yang dideteksi. Setiap
mengendalikan bukaan valve dengan penggerak motor gas diwakili oleh satu garis. Dari grafik ini dapat
servo. Pengaturan ini terbagi atas 5 (lima) posisi diamati respon perubahan kualitas udara.
bukaan yaitu, 0 %, 25%, 50%, 75%, dan 100%.
Panel pembuangan merupakan tampilan yang 4. KESIMPULAN
menampilkan kecepatan putar fan pembuangan dalam Dari hasil pengujian dan analisis sistem
satuan persen. Pada panel ini juga terdapat tombol monitoring kualitas udara ini, dapat ditarik kesimpulan
yang dapat mengatur jenis operasi fan otomatis atau sebagai berikut:
manual. Pada operasi manual, kecepatan fan dapat 1. Sensor TGS2201 dan MQ136 mendeteksi gas
diatur pada panel popup yang akan muncul ketika dengan respon yang cukup cepat, namun butuh
pengguna menekan tombol “Manual”. waktu lama untuk mengembalikan pembacaan
sensor ke kondisi kualitas udara aman.
3.3 Pemrograman Interface pada PC 2. Range pembacaan sensor gas CO pada
Interface pada PC menggunakan aplikasi Vijeo TGS2201 terlalu besar, sehingga hasil
Citect. Pada interface ini terdapat 3 (tiga) tampilan pembacaan dalam ppm pun menjadi besar.
untuk monitoring kualitas udara, yaitu Monitoring 3. Pembacaan gas SO2 menggunakan sensor
Page, Controlling Page, dan Process Analyst. MQ136 memiliki respon yang sangat cepat,
sehingga jika diamati pada grafik perubahan
sangat cepat terjadi.
4. Pengujian menggunakan emisi gas buang
kendaraan bermotor mengakibatkan waktu
deteksi yang dibutuhkan untuk membaca
kualitas udara dari aman ke berbahaya terlalu
cepat.
Gambar 3.9 Tampilan Monitoring Kualitas Udara Industri 5. Bukaan valve pada masukan gas pengujian
Kertas pada Monitor PC mempengaruhi kecepatan pembacaan kualitas
udara. Semakin kecil bukaan valve maka Data Konsentrasi Gas NO2, CO dan SO2 diambil
semakin lama pembacaan kualitas udara dari link http://www.depkes.go.id
mencapai kondisi stabil. Sebaliknya, semakin /downloads/Udara.PDF pada Bulan
besar bukaan valve maka semakin cepat
September 2013
pembacaan kualitas udara mencapai kondisi
Firaz. (2011). Vijeo Citect SCADA sebagai HMI
stabil.
Berbasis TCP / IP Multivendor Networking
6. Data yang didapatkan pada monitoring kualitas
PLC. Proyek Akhir Teknik Elektronika
udara ini menghasilkan data yang hampir sama
PENS-ITS : Surabaya.
disetiap pengujiannya, atau bisa dikatakan
Schneider Electric. (t.t). Diambil 16 Mei 2013 dari
presisi.
http://www.schneider-
electric.co.id/sites/indonesia/en/products-
DAFTAR REFERENSI services/
Setiawan, Iwan. (2006). Programmable Logic
Datasheet Type TGS 2201- For detection of Carbon
Controller (PLC) dan Teknik Perancangan
monoxide and Nitrogen dioxide diakses dari Sistem Kontrol. Yogyakarta: Penerbit Andi.
link http://www.datasheetarchive.com/TGS- Simangunsong, Arnold Julyus. 2011. Alat Pengukur
datasheet.html pada Bulan September 2013. Kualitas Udara Via Wireless (Hardware).
Datasheet Type MQ136 For detection of Sulfur Proyek Akhir Teknik Telekomunikasi PCR :
dioxide diakses dari linkhttp://www.datasheet Pekanbaru.
archive.com/MQ136 datasheet.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai