NOMOR : 069/PAN/KK/RSI-N/VIII/2015
TENTANG : Panduan Kredensial Dan Re-Kredensial Keperawatan
PANDUAN
KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan, secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik
jumlah ( saat ini 1516 ), jenis maupun kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau
masalah kesehatan masyarakat, letak geografis, perkembangan IPTEK, peraturan serta
kebijakan yang ada. Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri dari berbagai jenis
pelayanan seperti: pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan penunjang medik yang
diberikan kepada pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri antara lain memiliki tubuh ilmu (body
of knowledge), pelayanan diberikan oleh perawat professional dan memiliki kode etika
profesi. Dalam UU RI No.36 2009 tentang Kesehatan, Pasal 63 dinyatakan bahwa
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengendalian,
pengobatan dan/atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan
keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pernyataan ini memperkuat bahwa
keperawatan sebagai profesi dan harus diwujudkan dalam memberikan pelayanan
keperawatan di fasilitas kesehatan diantaranya rumah sakit.
Sumber Daya Manusia Keperawatan di Rumah Sakit Islam Namira merupakan
tenaga kesehatan terbesar, memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift serta
merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui hubungan
professional pasien – perawat (nurse – client relationship). Perawat memiliki tanggung
jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dan keluarganya. Untuk itu diperlukan perawat yang kompeten, mampu
berpikir kritis, selalu berkembang serta memilki etika profesi sehingga pelayanan
keperawatan dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan
keluarganya.
Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan
kompetensi keperawatan. Proses kredensial merupakan salah satu cara profesi
keperawatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan
anggotanya. Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi), registrasi (pendaftaran),
pemberian sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi (Kozier Erb, 1990). Karena proses
kredensial praktik keperawatan di Indonesia belum ditata secara sempurna, maka dalam
penjelasan berikut akan diuraikan proses kredensial yang dilaksanakan baik di Amerika
maupun Kanada.
B. TUJUAN
Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan
yang memberikan asuhan keperawatan memiliki kompetensi dan kewenangan klinik yang
jelas, pengakuan dan penghargaan terhadap praktik klinik keperawatan yang berada di
semua level, pengembangan profesional diri melalui jenjang karier, dan penguatan dalam
proses rekrutmen tenaga keperawatan.
C. DASAR HUKUM
1. Undang - Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang - Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. PerMenKes No:HK 02.02/MENKES/148/1/2010 tentang Registrasi dan Praktek
Perawat
4. PermenKes No 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
5. Standar Profesi Keperawatan
6. KMK No. 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar profesi bidan
7. KMK No. 378/Menkes/SK/2007 tentang standar profesi perawat gigi
D. KEBIJAKAN
Direktur menetapkan bahwa setiap SDM keperawatan meliputi Perawat dan Bidan
yang bekerja Rumah Sakit Islam Namira :
1. Mengikuti Kredensial Keperawatan yang dilaksanakan oleh Komite Keperawatan
dalam hal ini sub komite kredensial
2. Mengikuti Re-Kredensial yang dilaksanakan setiap 3 tahun di Rumah sakit Islam
Namira.
3. Memiliki Ijasah pendidikan keperawatan / kebidanan yang dikeluarkan oleh
lembaga pendidikan tinggi keperawatan / kebidanan yang terakreditasi oleh
lembaga yang berwenang.
4. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) perawat / bidan yang dikeluarkan oleh
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI).
5. Memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) perawat/bidan yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah yang berwenang bagi SDM Keperawatan yang akan Re-kredensial.
6. Memiliki pelatihan keperawatan atau mandatory training
7. Jenjang Perawat Klinis (PK) adalah SDM Keperawatan yang bekerja dan
melakukan praktik keperawatan di RS dan di dibuktikan dengan Surat
Keputusan/ Surat Tugas dari Direktur RS.
8. Jenjang Perawat Manajer (PM) adalah penugasan yang terkait pelayanan
keperawatan dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari Direktur RS.
9. Jenjang Perawat Pendidik (PP) adalah penugasan yang terkait pendidikan
keperawatan dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari Direktur RS.
10. Jenjang Perawat Riset (PR) adalah penugasan yang terkait penelitian
keperawatan dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari Direktur RS.
BAB II
DEFINISI
A. PENGERTIAN
Kredensial Perawat adalah proses penilaian klinik terhadap staf perawat untuk
menentukan kelayakan diberikan penugasan klinis
Penugasan klinis adalah penugasan direktur rumah sakit kepada seorang staf
perawat untuk melakukan tindakan keperawatan di rumah sakit tersebut
berdasarkan daftar penugasan klinis yang telah ditetapkan
1. Sub Komite Kredensial dan tim ( Ketua Komite Keperawatan, Sub Komite Mutu
Profesi dan Sub Komite Etik dan Disiplin serta Mitra Bestari) melaksanakan
kredensial dengan menghadirkan tenaga perawat yang akan di kredensial beserta
daftar rincian kewenangan klinis yang telah diisi oleh perawat yang bersangkutan ]
2. Melakukan assesmen dan pemeriksaan :
Surat lamaran dan Curriculum vitae
Ijazah pendidikan keperawatan/kebidanan yang di legalisir
Surat tanda Registrasi (STR)
Foto Copy Sertifikat pelatihan/seminar terbaru
Surat keterangan sehat
2. Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan serta memberikan rekomendasi
kewenangan klinik kepada komite keperawatan.
3. Melakukan proses rekredensial jika masa berlaku surat penugasan klinik (SPK) habis
atau adanya permintaan khusus dari komite keperawatan.
Sub komite kredensial mempunyai kewenangan menilai dan memutuskan
kewenangan klinis yang adekuat sesuai kompetensi yang dimiliki setiap perawat sesuai
jenjang karir.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Proses Kredensialing
Adapun kegiatan dari proses kredensial adalah :
1. Perawat/ Bidan yang telah dinyatakan lolos dalam proses rekruitmen akan dilakukan
kredensial
2. Perawat/ Bidan mengajukan surat permohonan kredensial kepada Direktur dengan
melampirkan :
Surat lamaran dan CV
Ijazah
Surat Tanda Registrasi
Sertifikat pelatihan yang dimiliki
Surat keterangan sehat
3. Bagian kepegawaian melakukan pemeriksaan keabsahan berkas ijasah (primary
source verification) tenaga keperawatan yang bersangkutan
4. Direktur membuat surat permohonan kepada komite keperawatan untuk melakukan
kredensial
5. Komite keperawatan mendelegasikan proses kredensial kepada sub komite
kredensial
6. Sub Komite Kredensial dan tim ( Ketua Komite Keperawatan, Sub Komite Mutu
Profesi dan Sub Komite Etik dan Disiplin serta Mitra Bestari) melaksanakan
kredensial dengan menghadirkan tenaga perawat yang akan di kredensial beserta
daftar rincian kewenangan klinis yang telah diisi oleh perawat yang bersangkutan
7. Sub Komite Kredensial dan tim mengkaji setiap tindakan yang diajukan pemohon
8. Sub Komite Kredensial dan tim merekomendasikan sekelompok tindakan
keperawatan tertentu yang boleh dilakukan oleh pemohon
9. Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan praktik.
10. Hasil pengkajian oleh subkomite kredensial dan tim diajukan ke Komite
Keperawatan.
11. Komite Keperawatan memberikan rekomendasi kewenangan klinis staf keperawatan
yang bersangkutan kepada direktur
12. Direktur menerbitkan Surat Penugasan Klinis dengan lampiran Rincian Kewenangan
Klinis bagi staf keperawatan yang bersangkutan
B. Proses Re-Kredensialing
Adapun kegiatan dari proses rekredensial adalah :
1. Bagian kepegawaian melaporkan ke Direktur mengenai daftar nama staf
keperawatan yang habis masa penugasan klinisnya
2. Direktur menyetujui dilaksanakannya rekredensial.
3. Kepegawaian menyerahkan berkas administrasi kepada Komite Keperawatan
meliputi:
Surat keterangan sehat atau hasil medical cek up
STR yang masih berlaku
Sertifikasi terbaru
Kandidat rekredensial mengajukan permohonan kewenangan klinis kembali
kepada Direktur dengan mengisi formulir daftar kewenangan klinis yang telah
disediakan Rumah Sakit Islam Namira
4. Komite Keperawatan melakukan koordinasi dengan Subkomite kredensial untuk
dilakukan proses rekredensial.
5. Sub Komite Kredensial dan tim ( Ketua Komite Keperawatan, Sub Komite Mutu
Profesi dan Sub Komite Etik dan Disiplin serta Mitra Bestari) melaksanakan
rekredensial dengan menghadirkan tenaga perawat yang akan di kredensial beserta
daftar rincian kewenangan klinis yang telah diisi oleh perawat yang bersangkutan
6. Sub Komite Kredensial dan tim mengajukan rekomendasi penambahan atau
pengurangan kewenangan klinis staf keperawatan kepada ketua komite Medis
7. Hasil pengkajian oleh subkomite kredensial dan tim diajukan ke Komite
Keperawatan.
8. Ketua Komite Keperawatan meneruskan dan merekomendasikan kewenangan klinis
tersebut kepada Direktur untuk dijadikan Surat Penugasan Klinis
9. Direktur menerbitkan Surat Penugasan Klinis (SPK) dengan lampiran Rincian
Kewenangan Klinis (RKK) bagi staf keperawatan yang bersangkutan
C. METODE
Assessmen kompetensi
dilakukan Sub komite
kredensial dan tim
YA
tidak ya
tidak
Assessmen kompetensi
dilakukan Sub komite
kredensial dan tim
ya
tidak
pelaksanaan assesment
kompetensi
kompeten
2. Evaluasi
Re-kredensial dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali yang dilakukan oleh Sub Komite
Kredensial.
BAB IV
PENUTUP