Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Aspek Hukum Ekonomi dan Bisnis yang
Dibina oleh Ibu Della Ayu Zonna Lia, S.AB., M.AB
Oleh
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Aspek
Hukum Ekonomi dan Bisnis dengan topik pembahasan tentang “Hukum Atas Hak
Kekayaan Intelektual”. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Aspek Hukum Ekonomi dan Bisnis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang
atau sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang
berguna dan memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu
dilindungi, agar ide-ide cemerlang dan kreatif yang telah diciptakan tidak diklaim
atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu
dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif tersebut. Untuk tingkat internasional
organisasi yang mewadahi bidang HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) adalah
WIPO (World Intellectual Property Organization).
Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan,
penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka
dirasakan perlunya perlindungan hukum terhadap hak cipta. Perlindungan hukum
tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan iklim yang lebih baik
untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di bidang ilmu pengetahuan,
seni dan sastra di tengah-tengah
masyarakat Indonesia.
Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah
Undang-undang nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui
beberapa perubahan dan telah diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu
Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12
(dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya karya cipta, invensi di bidang
teknologi (hak paten) dan kreasi tentang penggabungan antara unsur bentuk,
warna, garis (desain produk industri) serta tanda yang digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan jasa (merek) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah
perlindungan hukum. Dengan kata lain Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
perlu didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya
lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah.
B. RUMUSAN MASALAH
C TUJUAN
PEMBAHASAN
Hak Cipta juga hak kekayaan immateril yang merupakan suatu hak kekayaan
yang objek haknya adalah benda tidak berwujud. 499 KUHPerdata memberikan
batasan tentang rumusan benda, yaitu tiap barang dan tiap hak yang dapat
dikuasai menjadi objek kekayaan (property) atau hak milik.
1. Buku, program computer, pamphlet, perwajahan (lay out) karya tulis yang
diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain.
2. Ceramah,kuliah,pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu.
3. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan pengetahuan.
4. Lagu atau music dengan atau tanpa teks.
5. Drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomime.
6. Seni rupa dalam segala bentuk.
7. Arsitektur.
8. Peta.
9. Seni batik.
10. Fotografi.
11. Sinematografi.
12. Terjemahan,tafsir,saduran,bunga rampai,database, dan karya lain hasil
pengalihwujudan.
1. Pewarisan.
2. Hibah.
3. Wasiat.
4. Perjanjian tertulis.
5. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
b. Hak Paten
Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Penemuan yang
dimaksud disini merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di
bidang teknologi dalam wujud suatu proses, hasil produksi, Penyempurnaan dan
pengembangan proses, dan penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.
Tidak semua hak paten dapat diberikan terhadap penemuan-penemuan
baru, seperti :
1. Proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau
pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, moralitas agama, ketertiban umum, dan keasusilaan.
2. Metode pemeriksaan, penawaran, pengobatan dan pembedahan yang
diterapkan terhadap manusia atau hewan.
3. Teori atau ilmu pengetahuan di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.
4. Semua makhluk hidup kecuali jasad renik.
5. Proses biologis yang esensial.
6. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan merek
yang sudah terkenal milik pihak lain.
7. Menyerupai nama, foto atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain
kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak.
Paten diberikan untuk invensi/penemuan yang baru dan mengandung langkah
pembaharuan serta dapat diterapkan dalam industri. Dikatakan invensi atau
pembaharuan jika penemuan ataun ide tersebut merupakan hal yang tidak dapat
diduga sebelumnya. Pada dasarnya pemberian paten dilandasi oleh motivasi
tertentu dan juga dimaksudkan untuk :
Paten tidak diberikan begitu saja tanpa adanya permohonan dari inventor.
Permohonan paten diajukan dengan membayar biaya kepada Direktorat Jendral,
penetapan mengenai biaya pengajuan permohonan paten selalu mempehatikan
keadaan dan keperluan yang mampu mendorong para penemu untuk mengajukan
permintaan paten sebagai penemunya. Permohonan juga harus memuat :
Hak paten juga memiliki jangka waktu atau tenggang waktu yang
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Paten Biasa
Paten dapat diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun
terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak
dapat diperpanjang
b. Paten Sederhana
Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 than terhitung
sejak tanggal penerimaan dan tidak dapat diperpanjang.
c. Hak Merek
Merek atau biasa dikenal dengan brand adalah penanda identitas dari
sebuah penanda identitas dari sebuah produk barang atau jasa yang ada dalam
perdagangan. Secara yuridis pengertian merek dalam Pasal 1 ayat 1 UU No 15
Tahun 2001 dijelaskan bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang dan jasa.
Mengenai tata cara perolehan hak merek, memperoleh hak merek bukan
berarti ijin untuk menggunakan merek itu sendiri. Siapapun berhak memakai
merek apapun, didaftar ataupun tidak sepanjang tidak sama dengan merek
terdaftar milik orang lain di kelas dan jenis barang dan jasa yang sama. Hanya
saja dengan merek terdaftar, si pemilik merek punya hak melarang siapapun untuk
menggunakan merek yang sama.
Menurut pasal 28 UU merek 2001 mengatur jangka waktu perlindungan
atas hak merek selama 10 tahun secara limitatif dengan waktu terhitung sejak
tanggal penerimaan. Dengan didaftarkanya merek, pemiliknya mendapat hak atas
merek yang dilindungi oleh hukum. Dalam pasal 3 UU merek 2001 dinyatakan
hak atas merek adalah hak eklusif yang diberikan leh Negara kepada pemilik
merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu
dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak
lain untuk menggunakanya.
Merek yang telah didaftar tadi diberikan perlindungan oleh negara kepada
pemilik, tapi tidak semua merek pendaftaranya diterima karena tidak terpenuhi
unsur-unsur penting dari pendaftaran merek. Menurut pasal 5 UU merek 2001
tidak dapat didaftarkan jika :
1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.
2. Tidak memiliki daya pembeda
3. Telah menjadi milik umum
2.3 Kesimpulan
Hak Kekayaan Intelektual atau disingkat “HKI” adalah hak yang timbul atas
hasil olah pikir manusia yang menghasilkan suatu produk yang juga berguna
untuk manusia. Secara umum dapat dikatakan bahwa obyek yang diatur dalam
HKI adalah karya-karya yang lahir karena kemampuan intelektual manusia. Oleh
karena itu hak-hak tersebut digolongkan ke dalam hak-hak atas barang-barang
yang tak berwujud. Digolongkannya hak-hak tersebut ke dalam hukum harta
kebendaan adalah karena hak-hak tersebut memililki sifat-sifat hak-hak
kebendaan dan dapat dimiliki secara absolut (hak mutlak). Ada beberapa macam
hak Intelektual yaitu, hak cipta, hak paten, dan hak merek. Berdasarakan
pengawasan Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual masih banyak terjadi
pelanggaran-pelanggaran HakI oleh masyarakat. hal ini terjadi karena masyarakat
menganggap hukuman yang diberikan ntuk pelanggaran HaKI terlalu ringan,
masyarakat melakukan pelanggaran guna mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya, dan masyarakat tidak perlu membayar pajak atas produksikepada
pemerintah.
2.4 Saran
Saran untuk masyarakat :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang HaKI agar perlindungan
akan HaKI bisa benar-benar ditegakkan.
2. Lebih menyadari akan pentingnya HaKI.
3. Tidak semena-mena mengakui karya atau ciptaan orang
lain.gh
DAFTAR RUJUKAN