Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Nursing Center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi
yang ada secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk
memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing
Center memiliki karakteristik tertentu.(Suharyati, 2002).
Fisioterapi merupakan bagian intervensi fisik non-farmakologis dengan
tujuan utama kuratif dan rehabilitatif gangguan kesehatan. Fisioterapi atau Terapi
Fisik secara bahasa merupakan teknik pengobatan dengan modalitas fisik
(fisika). Beberapa modalitas fisik yang terdapat di pergunakan antara lain :
listrik, suara, panas, dingin, magnet, tenaga gerak dan air. Modalitas Fisika
dalam Kaitannya dengan Aplikasi Fisioterapi.
Secara garis besar, teknik fisioterapi banyak dipergunakan untuk
mengatasi cedera. Selain untuk mengatasi cedera, pada anak-anak teknik
fisioterapi banyak dipergunakan untuk mengatasi cerebral palsy, muscular
dystrophy, spina bifida, poliomyletis dan kelainan struktural lainnya. Gangguan
kesehatan pada orang dewasa yang sering memerlukan intervensi fisioterapi
meliputi gangguan neurologis paska stroke, gangguan persendian yang
dikarenakan cedera maupun gangguan imunitas.
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dari makalh ini
adalah
1. apa yang dimaksud dengan nursing center
2. apa yang dimaksud dengan fisioterapi
C. Manfaat
Sesuai latar belakang di atas maka manfaat dari makalah ini adalah
1. penbaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan nursing center
2. pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan fisioterapi
BAB II
PEMBAHASA

A. Nursing Center
1. Definisi Nursing Center
Nursing Center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan
dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada
secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk memandang
keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing Center memiliki
karakteristik tertentu.(Suharyati, 2002).
2. Karakteristik Nursing Center
Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri
utama Nursing Center adalah:
a. Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi
program pendidikan, pelayanan dan penelitian/pengembangan keperawatan.
Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan dan
penelitian keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas dalam setiap
langkah pengelolaan
b. Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan
seluruh potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya
kesadaran, keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi pelaksanaan
tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian yang dipandang sebagai
tanggung jawab bersama.
c. Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut,diperlukan
persamaan persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap keperawatan
komunitas baik eksternal maupun internal keperawatan komunitas.
d. Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui
membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh
anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan keperawatan baik dalam
teori maupun praktik.
e. Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari seluruh stake
holder yang terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakat melalui kolaborasi
berbagai sektor
3. Nursing Center sebagai Model Keperawatan Komunitas
Model adalah suatu ide/gagasan yang dijelaskan dengan menggunakan
simbol dan visualisasi fisik. Model konseptual keperawatan merupakan rancangan
terstruktur yang terdiri dari berbagai konsep yang memiliki hubungan spesifik dan
dapat digunakansebagai landasan dalam praktik keperawatan.
Nursing Center sebagai model keperawatan komunitas beranjak dari berbagai
asumsi dasar yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan dan penelitian pengembangan
keperawatan komunitas.
4. Tujuan Nursing Center
Tujuan merupakan pernyataan suatu kondisi atau situasi yang diharapkan
sebagai hasil akhir. Adapun tujuan umum Nursing Center adalah tercapainya
masyarakat sehat dengan indikator kemandirian keluarga melalui pelayanan,
pendidikan dan penelitian keperawatan yang berkualitas secara efektif dan efisien
Untuk dapat mencapai tujuan umum tersebut, maka Nursing Center memiliki
tujuan khusus sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan evidence
based.
b. Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dalam upaya kesehatan.
c. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam menurunkan morbiditas dan
mortalitas serta peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat.
d. Terselenggaranya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik.
e. Terselenggaranya penelitian keperawatan komunitas untuk peningkatan
kualitas layanan, pendidikan dan pengembangan ilmu keperawatan.
f. Terselenggaranya layanan informasi kesehatan masyarakat.
g. Meningkatkan kinerja tenaga keperawatan di puskesmas
5. Kriteria Nursing Center yang Baik
a. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan komunitas dan
kebutuhan belajar mahasiswa/peserta latihan secara terpadu.
b. Memberikan arahan pengkajian.
c. Memberikan arah dalam analisa dan perencanaan.
d. Memberikan arahan implementasi.
e. Memfasilitasi evaluasi.
f. Merupakan garis besar kurikulum suatu pendidikan (dalam hal ini pendidikan
keperawatan komunitas).
g. Representasi kerangka kerja penelitian untuk pengembangan teori
maupun praktik.
6. Sasaran Pelayanan Nursing Center
Sasaran kegiatan merupakan konsep yang jelas tentang siapa atau apa
yangdilakukan untuk mencapai tujuan. Untuk dapat mencapai tujuan Nursing
Center maka yang menjadi sasaran utama adalah peserta didik/pelatihan
keperawatan dan klien(individu, keluarga, kelompok khusus maupun masyarakat umum) dari
semua umur. Sedangkan yang dilakukan Nursing Center adalah kegiatan pelayanan,
pendidikan atau pelatihan dan penelitian pengembangan keperawatan
7. Peran Perawat dalam Nursing Center
Peran perawat merupakan deskripsi tentang apa yang dilakukan oleh perawat
di Nursing Center baik kepada klien maupun kepada mahasiswa keperawatan.
Perawatyang terlibat dalam Nursing Center baik yang berasal dari puskesmas maupun
institusi pendidikan mempunyai empat peran utama ialah sebagai:
a. Pemberi pelayanan kepada klien,
b. Pendidik keperawatan untuk mahasiswa/peserta pelatihan
c. Peneliti untuk pengembangan ilmu,
d. Praktik serta pengelola keperawatan.
Untuk dapat melakukan keempat peran dengan baik, diperlukan perubahan pola pikir
agar memandang pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan sebagai suatu
kesatuan yang utuh
8. Fokus Intervensi Nursing Center
Merupakan cara/alat utama untuk mencegah atau menghilangkan masalah. Dengan
kata lain fokus intervensi merupakan pengungkit yang dapat digunakan
untuk merubah penyebab situasi ke arah hasil yang diharapkan. Fokus
intervensi Nursing Center ada pada upaya memfasilitasi, advokasi, koordinasi serta
kolaborasi seluruh kegiatan Nursing Center untuk mencapai pelayanan dan
pendidikan keperawatan yang berkualitas
9. Konsekuensi
Penerapan suatu model keperawatan selalu diikuti berbagai konsekuensi
baik yang berkenaan dengan proses maupun hasil. Konsekuensi utama yang berkenaan
dengan proses pelaksanaan Nursing Center adalah perubahan sikap dan pola pikir yang
sangat mendasar dimana pemikiran tentangkeperawatan yang terkotak-kotak
(memisahkan antara pendidikan, pelayanan, dan penelitian) menjadi harus berfikir
sistem dengan melihat keperawatan sebagai suatukesatuan yang utuh antara
pendidikan, pelayanan dan penelitian-pengembangan.
Sedangkan konsekuensi yang berkenaan dengan hasil adalah kemungkinan
kegagalan di berbagai segi yang perlu diantisipasi dan direncanakan
cara penanggulangannya. Penyebab kegagalan utama diperkirakan karena
kurangnya komitmen dan sikap mental seluruh komponen yang terkait terhadap ide
dasar bahwa pendidikan dan pelayanan serta penelitian keperawatan merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Komitmen yang kurang dapat terjadi karena kurangnya keyakinan tentang
manfaat Nursing Center bagi dirinya/institusinya. Oleh karena itu, sosialisasi perlu
dilakukandengan baik kepada semua pihak yang terkait.
10. Tahap Pengembangan Nursing Center
` Karena Nursing Center merupakan hal yang baru, maka
pegembangan Nursing Center dilakukan mengikuti proses adopsi yang terdiri dari tahapan:
a. Initial /persiapan
Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi
tentangkonsep Nursing Center ke semua pihak terkait untuk memperoleh
komitmendan dukungan.
b. Beginning /awal
Dalam tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai faktor pendukung
pelaksanaan Nursing Center baik perangkat keras maupun perangkat lunak sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, pendidikan, dan penelitian keperawatan
c. Working /kerja
Nursing Center dalam tahap ini sudah dapat dimulai sesuai kesiapansumber dan
kebutuhan yang ada. Pada tahun pertama biasanya kegiatandifokuskan kepada
pelayanan dan pendidikan. Sedangkan kegiatan penelitian baru dapat dimulai setelah
kegiatan pelayanan dan pendidikan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh data dasar dari hasil pendataan/survei mawas diri yang dilakukan oleh
masyarakat didampingi oleh staf puskesmas, mahasiswa/peserta pelatihan dan
dosen.
d. Terminal
Dalam tahap terminal dilakukan evaluasi dan perbaikan/modifikasi sesuai hasil
tahap kerja yang telah dilakukan. Evaluasi dan modifikasi dilakukan baik terhadap
perencanaan maupun proses pelaksanaan hasil yang didapat. Dalam tahap terminal perlu
dilakukan bersama oleh semua pihak yang terkait (Pendidikan, Dinas Kesehatan,
Puskesmas, Pemda serta sektor lainnya).
e. Adoption
Nursing Center yang telah berlangsung beberapa waktu yang telahdievaluasi serta
dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, biasanya akan dikembangkan di
daerah lain. Pada tahap ini Nursing Center yang lama dapat melakukan
fungsi pendampingan dan bimbingan bagi Nursing Center yang baru memasuki tahap
persiapan dan awal.
11. Nursing Center di Puskesmas
`Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku merupakan unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.(Depkes RI, 2006)
Dari batasan tersebut puskesmas tidak mempunyai tanggung jawab
dalam penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan termasuk perawat. Hal ini
berbeda dengan keberadaan rumah sakit pendidikan yang mempunyai fungsi sebagai
pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan. Sementara itu surat keputusan Mentri
Kesehatan RI no 279/Menkes/SK/IV/2006 tanggal 21 April 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas,
perawat mempunyai 2 peran yaitu peran minimaldan peran ideal.
Peran minimal perawat meliputi:
a. Penemu kasus (case finder)
b. Pemberi pelayanan (care giver)
c. Pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator)
d. Koordinator dan kolaborator
e. Pemberi nasehat (counselor)
f. Panutan (role model )
Peran ideal meliputi semua peran minimal ditambah:
a. Peran sebagai manajer kasus
b. Konsultan
c. Pemodifikasi lingkungan
d. Peneliti
e. Advokat
Pemimpin/pembaharu Untuk dapat melakukan kedua peran tersebut perawat dituntut
untuk mampu:
a. Melakukan pengkajian baik terhadap individu, kelompok, keluarga maupun
masyarakat.
b. Mengajar klien dan mencegah terjadinya masalah kesehatan dan
memelihara serta meningkatkan status klien secara umum.
c. Mengelola kasus.
d. Memberikan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan.
e. Mengarahkan memotivasi klien untuk dapat menolong diri sendiri
dalam mengatasi dan mencegah masalah kesehatan.
f. Menjadi contoh peran dalam berperilaku hidup sehat.
g. Berfikir kritis dalam menganalisa berbagai kondisi yang ada di masyarakat
Menurut keputusan Mentri Kesehtan nomor 128/Menkes/SK/II/2004
puskesmas memiliki 3 fungsi utama yaitu:
a. Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b. Fungsi pemberdayaan masyarakat
c. Fungsi pelayanan kesehatan strata 1
12. Nursing Center sebagai Tempat Praktek Mandiri/Berkelompok Perawat
Ide penerapan Nursing Center sebagai model praktik mandiri muncul nkarena dua
alasan kuat yaitu:
a. Keperawatan sebagai profesi yang seharusnya melakukan pelayanan kepada
masyarakat dengan praktik keperawatan mandiri, ternyata di lapangan belum
ada.
b. Disahkannya UU praktik kedokteran membuat legalitas balai pengobatan yang
dilakukan oleh perawat menjadi tidak berlaku lagi
13. Operasionalisasi Nursing Center
Jenis kegiatan utama Nursing Center :
 Pelayanan keperawatan
 Pendidikan
 Penelitian
 Sistem informasi kesehatan
14. Kegiatan Nursing Center
Kegiatan Pendidikan
a. Bimbingan praktek mahasiswa keperawatan
b. Pelaksanaan ujian kasus mahasiswa
c. Bimbingan teknis perencanaan kegiatan puskesmas
d. Pelatihan-pelatihan kesehatan dan keperawatan
Kegiatan Penelitian
a. Penelitian kesehatan yang terkait dengan kasus-kasus yang dijumpai di Nursing Center
b. Penelitian mengenai manajemen kesehatan dan asuhan keperawatan
c. Bimbingan kegiatan penelitian bagi mahasiswa, tenaga puskesmas, dan dosen
Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan
a. Layanan penyediaan data kesehatan masyarakat
b. Layanan pengelolaan data kesehatan masyarakat (pengolahan dan analisisdata)
c. Penyebaran informasi hasil penelitian melalui jurnal ilmiah
d. Penyebarn informasi kesehatan melalui media massa
e. Pembuatan leaflet, brosur, dan CD yang berkaitan dengan promosi kesehatan
B. Fisioterapi
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Fisioterapi
Fisioterapi merupakan bagian intervensi fisik non-farmakologis dengan tujuan
utama kuratif dan rehabilitatif gangguan kesehatan. Fisioterapi atau Terapi Fisik
secara bahasa merupakan teknik pengobatan dengan modalitas fisik (fisika).
Beberapa modalitas fisik yang terdapat di pergunakan antara lain : listrik,
suara, panas, dingin, magnet, tenaga gerak dan air.
2. Penggunaan Teknik Fisioterapi
Secara garis besar, teknik fisioterapi banyak dipergunakan untuk
mengatasi cedera. Selain untuk mengatasi cedera, pada anak-anak teknik
fisioterapi banyak dipergunakan untuk mengatasi cerebral palsy, muscular
dystrophy, spina bifida, poliomyletis dan kelainan struktural lainnya. Gangguan
kesehatan pada orang dewasa yang sering memerlukan intervensi fisioterapi
meliputi gangguan neurologis paska stroke, gangguan persendian yang
dikarenakan cedera maupun gangguan imunitas. Beberapa kondisi lain yang
sering memerlukan intervensi fisioterapi meliputi nyeri punggung, gangguan otot
(strain), gangguan ligamen (sprain) dan asma.
Tujuan terapi pada fisioterapi sangat bervariasi tergantung oleh jenis
cedera ataupun gangguan fisik yang dialami. Pada kasus cedera, fisioterapi
dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot, mempercepat proses
penyembuhan, mengurangi rasa nyeri serta mengembalikan mobilitas dan
ketahanan kerja otot paska cedera. Fisioterapi pada gangguan fisik seperti
stroke, asma, cerebral palsy dan sebagainya bertujuan untuk meminimalisir
tingkat kesakitan (morbiditas) dengan jalan memperbaiki respon tubuh terhadap
penyebab gangguan tersebut dengan mempergunakan berbagai teknik
intervensi fisioterapi.
3. Alur Kerja Intervensi Fisioterapi
Idealnya, sebelum memulai program fisioterapi, keadaan klinis penderita
harus dinilai terlebih dahulu oleh dokter dengan berbagai pemeriksaan
penunjang. Dokter kemudian menegakkan diagnosis serta menentukan tujuan
fisioterapi kemudian merujuk penderita kepada ahli fisioterapi untuk menerima
intervensi fisioterapi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Ahli fisioterapi
kemudian akan menilai ulang diagnosis dan bila memungkinkan memeriksa
kembali riwayat medis (rekam medis) terutama yang menggambarkan
perjalanan penyakit serta riwayat pengobatan.
Pada kasus gangguan neuro-musculoskeletal, ahli fisioterapi kemudian
harus mengukur kekuatan, fleksibilitas, kapasitas gerak sendi, ketahanan fisik
dan postur. Pada tahap selanjutnya, ahli fisioterapi memilih teknik yang sesuai
dengan tujuan terapi, indikasi dan hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan pada
penderita. Teknik fisioterapi yang dipergunakan biasanya meliputi gabungan
beberapa teknik yang dianggap dapat menimbulkan kemanfaatan yang
sebesarbesarnya bagi penderita. Secara umum, exercise therapy merupakan
teknik yang paling sering dipergunakan diikuti dengan manual therapy,
sedangkan thermotherapy, cryotherapy, hydrotherapy, ultrasound therapy dan
electrotherapy dipergunakan sebagai terapi tambahan.
4. Teknik Fisioterapi
Beberapa teknik fisioterapi yang sering dipergunakan meliputi :
a. Exercise therapy (Terapi latihan).
Teknik fisioterapi ini merupakan teknik fisioterapi yang paling sering
dipergunakan terutama pada keadaan kronis. Pada penggunaannya, jenis,
frekuensi, intensitas dan durasi latihan ditentukan berdasarkan pemeriksaan
fisik. Jenis latihan yang dapat dilakukan berupa latihan isometric, isotonic,
aerobik maupun latihan akuatik.
b. Manipulation/ Manual therapy.
Berbagai teknik terapi manipulasi dapat dilakukan untuk menghasilkan
gerakan pasif. Teknik ini meliputi terapi gerak dan massage (pijat).
c. Thermotherapy (Heat therapy / Terapi Panas).
Thermotherapy merupakan terapi dengan menggunakan suhu panas
biasanya dipergunakan dengan kombinasi dengan modalitas fisioterapi yang
lain seperti exercise dan manual therapy. Coldtherapy (Terapi Dingin).
d. Electrotherapy
Electrotherapy merupakan terapi dengan mempergunakan impuls listrik
untuk menstimulasi saraf motorik ataupun untuk memblok saraf sensorik.
Salah satu jenis electrotherapy yang sering dipergunakan untuk pengobatan
adalah transcutaneous electro nerve stimulation (TENS).
e. Iontophoresis dan Phonophoresis
Ionthoporesis merupakan usaha memasukkan obat dalam jaringan
dengan mempergunakan bantuan arus listrik sedangkan phonophoresis
merupakan usaha memasukkan obat dalam jaringan dengan
mempergunakan bantuan ultrasound. Metode ini sering digunakan untuk
menangani nyeri leher, nyeri punggung dan radang sendi.
f. Traksi
Traksi merupakan prosedur koreksi neuro-muskulo-skeletal seperti patah
tulang, dislokasi dan kekakuan otot dengan mempergunakan alat yang
berfngsi sebagai penarik. Terapi ini juga sering mempergunakan beban.
Jenis Layanan Fisioterapi Secara garis besar, layanan fisioterapi meliputi
layanan fisioterapi musculoskeletal, kardiopulmoner dan integumentum.
Pada buku ini layanan fisioterapi terutama ditujukan pada terapi gangguan
musculoskeletal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nursing Center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi
yang ada secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk
memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing
Center memiliki karakteristik tertentu.(Suharyati, 2002). Nursing Center sebagai
model keperawatan komunitas beranjak dari berbagaiasumsi dasar yang berkaitan
dengan pelayanan, pendidikan dan penelitian pengembangan keperawatan komunitas.
Fisioterapi merupakan bagian intervensi fisik non-farmakologis dengan
tujuan utama kuratif dan rehabilitatif gangguan kesehatan. Fisioterapi atau Terapi
Fisik secara bahasa merupakan teknik pengobatan dengan modalitas fisik
(fisika).

Anda mungkin juga menyukai