Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Islam


Istilah ekonomi berasal dari kata Latin “ecos” dan “nomos”. Dari istilah bahasa Arab
berasal dari kata “qa sha da”, sehingga dalam Al-Qur’an dijumpai kata yang berakar dari qa
sha da, dalam surat dan ayat:
1. Kata qashid: surat Lukman ayat 19 yang berarti sederhana.
2. Kata qashdu: surat an-Nahl ayat 9 yang berarti jalan lurus/stabil.
3. Kata qaashidan: surat at-Taubah ayat 42 yang berarti keinginan atau kebutuhan.
4. Kata muktashidun: surat Lukman ayat 32 yang berarti jalan lurus, dan surat Faathir
ayat 32 yang berarti pertengahan.
5. Kata Muqtashidatun: surat al-Maidah ayat 66 yang berarti golongan pertengahan.
Definisi Ekonomi islam menurut beberapa ahli berbeda. Beberapa ahli mendefinisikan
Ekonomi Islam sebagai suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas dalam lingkup
syariah.Berikut definisi Ekonomi Islam dari beberapa ahli:
1. Menurut M.Nejatullah Siddiqi: Ekonomi Islam adalah Pemikir Muslim yang
merespon terhadap tantangan ekonomi pada masanya.
2. Menurut Syed Nawab Heider Naqvi: Ekonomi Islam merupakan representasi
perilaku Muslim dalam suatu masyarakat Muslim tertentu.
3. Menurut M. Akhram Khan: Ekonomi Islam bertujuan untuk mempelajari
kemenangan manusia yang dicapai melalui pengorganisasian sumber daya alam
yang didasarkan pada kerjasama dan partisipasi.
4. Menurut M.A. Mannan: Ekonomi Islam merupakan suatu studi sosial yang
mempelajari masalah ekonomi manusia berdasarkan nilai-nilai islam.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam. Titik tekan ilmu Ekonomi Islam adalah
bagaimana Islam memberikan pandangan dan solusi atas berbagai persoalan ekonomi yang
dihadapi umat manusia secara umum.
Dengan demikian dapat disimpulkan Ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi
yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an,
Sunnah, Ijma’, dan Qiyas. Pada hakikatnya ekonomi islam adalah pembaharuan nilai-nilai
islam dalam ekonomi dan dimaksudkan untuk menepis anggapan bahwa islam adalah agama
yang hanya mengatur persoalan ubudiayah atau komunikasi vertikal antara manusia dengan
Allah. Ilmu ekonomi islam dalam didefinisikan sebagai suatu cabang pengetahuan yang
membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber-
sumber daya.

B. Tujuan Ekonomi Islam


Tujuan ekonomi Islam adalah maslahah (kemaslahatan bagi umat manusia). Yaitu
dengan mengusahakan segala aktivitas ekonomi demi mencapai kemaslahatan bagi manusia,
atau dengan menghindarkan diri dari segala hal yang membawa mafsadah (kerusakan) bagi
manusia.
Tujuan Ekonomi Islam adalah sebagai berikut:
1. Menunaikan salah satu bentuk ibadah.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya tidak kamu keluarkan satu nafkahpun yang
kamu cari dijalan Allah, melainkan kamu diberi pahala karenanya, sekalipun nafkah
tersebut kamu berikan untuk istrimu.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
2. Menegakkan keadilan sosial dan keadilan ekonomi dimasyarakat.
3. Menghapuskan kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
maksimal.
4. Mewujudkan kestabilan antara barang dan nilai mata uang.
5. Mewujudkan kepatuhan masyarakat terhadap undang-undang.
6. Mewujudkan keharmonisan hubungan antarbangsa dan memastikan kekuatan
pertahanan negara.
Apabila kita kaji dalam Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul sebagai sumber inspirasi maka
tujuan ekonomi dalam Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Membangun kehidupan umat manusia yang adil dan merata, dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada umat manusia untuk berkreasi dalam rangka
meningkatkan taraf hidupnya.

2
2. Mewujudkan kehidupan ekonomi yang serasi, bersatu, damai dan maju dalam suasana
kekeluargaandengan sesama umat manusia, serta menghilangkan nafsu menguasai,
menumpuk harta dan menindas yang lemah.
3. Membangun peradaban ekonomi yang tidak menimbulkan kerusakan di bumi.
4. Membangun kehidupan ekonomi umat manusia yang makmur dan selalu mendorong
untuk lebih maju
dengan jalan untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas.
5. Membangun kehidupan ekonomi umat manusia yang stabil dengan jalan mencegah
inflasi, depresi dan stagnasi.
6. Membangun kehidupan ekonomi yang merdeka dan menumbuhkan sikap
kebersamaan.
7. Mewujudkan kehidupan ekonomi umat manusia yang mandiri, tanpa adanya
ketergantungan dengan kelompok tertentu yang berkuasa.

ْ َ‫اْل َ ب َ ي ْ َن د ُو ل َ ة ً ي َ ك ُ و َن ََل ك‬
‫ي‬ ْ ‫ِم ن ْ ك ُ مْ غْ ن ِ ي َ ا ِء‬

Artinya: “Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu.”.
(Q.S. Al-Hasyr: 7)

C. Prinsip Dasar Ekonomi Islam

1.Prinsip Halal dan Haram

Pada prinsipnya halal dan haram yang ditetapkan dalam islammencakup


seluruh manusia,tanpa terkecuali, bukan hanya bagi kalangan muslim saja. Sudah
banyak ilmu pengetahuan yang menyikapi hal-hal mengenai keharaman sesuatu yang
ternyata memang tidak baik dari segi medis kesehatan dan lain lain ketika
dikonsumsi oleh manusia. Ada beberapa prinsip yang dipaparkan:

a. menghalalkan dan mengharamkan sesuatu hanya milik allah.

b. mengharamkan yang halal atau sebaliknya sama dengan perbuatan syirik

c. apapun yang menyebabkan kepada yang haram, termasuk haram.

3
d. hal yang haram harus dijauhi.

2.Prinsip Pertengahan

Yaitu nilai pertengahan atau nilai keseimbangan. Pertengahan yang adil


merupakan ruh dari ekonomi islam. Dan ruh ini merupakan perbedaan yang sangat
jelas dengan sistem ekonomi lainnya. Ruh dari sistem kapitalis sangat jelas dan
nampak pada pengkultusan individu, kepentingan pribadi dan kebebasannya hampir-
hampir bersifat mutlak dalam pemilikan, pengembangan dan pembelanjaan harta. Ruh
sistem ekonomi komunis tercermin pada prasangka buruk terhadap individu dan
pemasungan naluri untuk memiliki dan menjadi kaya

Ciri khas pertengahan ini tercermin dalam keseimbangan yang adil yang
ditegakkan oleh islam diantara individu dan masyarakat, sebagaimana ditegakkannya
dalam berbagai pasangan lainnya , seperti dunia-akhirat, jasmani-rohani, idealisme
fakta dan lainnya.

3.Prinsip Kebebasan

Kebebasan berusaha bagi setiap individu akan menciptakan mekanisme pasar


dalam perkonomian. karena itu, mekanisme pasar adalah keharusan dalam islam,
dengan syarat tidak ada distorsi (proses pendzaliman). Potensi distorsi dikurangi
dengan penghayatan nilai keadilan. Penegakan nilai keadilan dalam ekonomi
dilakukakan dengan melarang semua mafsadah (segala yang merusak), riba
(tambahan yang didapat secara zalin), gharar (ketidakpastian), tadlis (penipuan), dan
maysir (perjudian, orang mendapat keuntungan dengan merugikan orang lain).

4.Prinsip Keadilan

Mewujudkan keadilan ekonomi diantara individu didalam masyarakat. Dalam


sistem ekonomi islam, keadilan sosial harus di realisasikan agar tidak terjadi
kesenjangan antar individu atau antar sekelompok didalam masyarakat. Islam tidak
menginginkan adanya ketimpangan taraf ekonomi yang terlalu jauh. Konsep ini
melahirkan, pemberian peluang kerja yang sama dengan setandar penggajian yang
tidak timpang. Islam tidak menghendaki adanya individu yang memonopoli sektor
tertantu sehingga peluang individu lain tertutup.

4
Keseimbangan dan keadilan harus diperhatikan karena jika hal tersebut
terjadi maka terlalu banyak dampak negatif yang berpotensi lahir. Konflik-konflik
yang muncul pada masyarakat, kebanyakan karena tidak adanya keadilan atau
keseimbangan bidang ekonomi. Di indonesia, di indonesia hal ini nampaknya harus
mendapatkan perhatian besar karena senang atau tidak demikianlah fakta-fakta yang
kita saksikan.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah ekonomi berasal dari kata Latin “ecos” dan “nomos”. Dari
istilah bahasa Arab berasal dari kata “qa sha da”, sehingga dalam Al-Qur’an dijumpai
kata yang berakar dari qa sha da, Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari
perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam.
Titik tekan ilmu Ekonomi Islam adalah bagaimana Islam memberikan pandangan dan
solusi atas berbagai persoalan ekonomi yang dihadapi umat manusia secara umum.
Tujuan ekonomi Islam adalah maslahah (kemaslahatan bagi umat manusia). Yaitu
dengan mengusahakan segala aktivitas ekonomi demi mencapai kemaslahatan bagi
manusia, atau dengan menghindarkan diri dari segala hal yang membawa mafsadah
(kerusakan) bagi manusia.
prinsip dasar ekonomi Islam: prinsip halal dan haram, prinsip pertengahan, prinsip
kebebasan ekonomi, prinsip keadilan,

B. Saran
Kita hendaknya membuka mata, bahwasannya banyak orang-orang dari dunia
barat yang gencar mempelajari ilmu ekonomi islam. Dalam artian tidak acuh atau
kurang antusias terhadap geliat perkembangan maupun berbagai hambatan terhadap
pelaksanaan ekonomi Islam khususnya di Indonesia.
Dengan demikian, pada era yang modern seperti sekarang perlu ditekankan lagi
pentingnya Konsep Dasar Ekonomi Islam. Harus ada pemikiran-pemikiran yang lebih
maju dan berkembang untuk menjadikan ekonomi Islam yang modern, tapi tetap
berpedoman dengan Al-Qur’an dan Hadist.

6
DAFTAR PUSTAKA

Muhamad, Metodologi Penelitian Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta:Ekonisia, 2004).


Hidayat, Aat, Mengenal Sistem Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Insa Madani, 2009).
Karim, Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007).
http://suherilbs.wordpress.com (08 september 2018 13:30)
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=389789&val=6183&title=Relevansi%20
Prinsip%20Ekonomi%20Islam%20dalam%20Pembinaan%20Umat%20Islam%20Indonesia
(08 september 2018 13:40 )
http://www.google.com/amp/s/ceukkangupi.wordpress.com/2012/05/05/prinsip-islam-
menyangkut-halal-dan-haram/amp/?espv=1 (07 september 2018 11:25)
http://www.slideshare.net/mobile/emky84/mei-penggunaan-ekonomi-islam
(10 September 2018 13:20)

Anda mungkin juga menyukai