Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN


ANTAR KABUPATEN/ KOTA DI JAMBI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan
Dosen Pembimbing : Dr. Yanizar, S.E., M.Si

Disusun Oleh:
Yelsi Netri
1810060201150

PRODI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SAKTI ALAM KERINCI
SUNGAI PENUH
2020
I. PENDAHULUAN Daya Manusia yang berkualitas serta
infrastruktur yang memadai untuk men-
Indonesia sebagai negara yang
jamin berjalannya proses pembangunan
memiliki wilayah yang sangat luas dan
yang baik. Ketiga komponen saling
sedang membangun, dituntut untuk
berkaitan dan mempengaruhi. SDM dan
melakukan yang terbaik untuk mencapai
infrastruktur merupakan penunjang bagi
tujuan pembangunan dalam waktu
pembagunan ekonomi dan secara timbal
sesingkat-singkatnya. Oleh karena itu,
balik, pembangunan ekonomi yang
diperlukan strategi pembangunan yang
berjalan baik akan semakin mempercepat
tepat dan terarah.
laju peningkatan kua-litas infrastruktur
Penerapan otonomi daerah dan
dan kualitas SDM suatu wilayah.
desentralisasi fiskal yang tertuang dalam
Berdasarkan hal tersebut, dapat
UU nomor 22 dan 25 tahun 1999 telah
dilihat bahwa pengukuran kinerja
mulai dilaksanakan mulai 1 Januari 2001.
pembangunan daerah tidak cukup hanya
Pelaksanaan otonomi daerah ini meru-
dilihat dari perkembangan ekonomi saja,
pakan babak baru dalam pembangunan
namun perlu indikator yang mencermin-
dan pemerataan daerah. Terlepas dari
kan ketiga komponen pembangunan
belum siapnya pemerintah daerah,
daerah secara komprehensif, yaitu
otonomi daerah diyakini merupakan cara
pembangunan ekonomi, Sumber Daya
terbaik untuk mendorong pembangunan
Manusia serta infrastruktur. Hal ini
daerah, dalam menggantikan sistem
diperlukan karena capaian pembangunan
pembangunan terpusat yang dinilai kurang
ekonomi yang tinggi seringkali tidak
bisa mempercepat pembangunan dan
disertai dengan capaian pembangunan
memperbesar ketimpangan pembang-
SDM dan infrastrutur yang tinggi pula
unan masing-masing daerah.
Berdasarkan pada kondisi dan
Dalam memperkecil ketimpangan
maka diperlukan indikator-indikator fenomena yang ada, maka penelitian ini
tambahan yang dapat dijadikan ukuran bertujuan: (1) Menyusun model untuk
keberhasilan pembangunan daerah secara mengukur kinerja pembangunan ekonomi
komprehensif, seperti ekonomi, sumber daya manusia, dan
1. Kualitas sumber daya manusia (SDM), infrastruktur di tiap kabupaten/kota di
semakin tinggi kualitas SDM suatu Provinsi Jambi. (2) Menganalisis
daerah maka kecenderungan perbandingan dan pemeringkatan kinerja
pendapatannya akan semakin tinggi pembangunan ekonomi, sumber daya
pula. Kualitas SDM penduduk dapat manusia, dan infrastruktur antar
ditinjau dari dua sisi, yaitu kualitas kabupaten/ kota di Provinsi Jambi. (3)
pendidikan dan kesehatan. Mengkategorikan kabupaten/ kota di
2. Ketersediaan prasarana atau infra- Provinsi Jambi menurut variabel kinerja
struktur, kegiatan sosial ekonomi pembangunan ekonomi, sumber daya
penduduk suatu wilayah mutlak manusia, dan infrastruktur; menguraikan
ditunjang oleh ketersediaan akses karakteristik pada tiap kategori tersebut;
transportasi, fasilitas pendidikan, serta menjelaskan implikasi kebijakan
kesehatan, dan perumahan. yang dapat diterapkan pada masing-
Ditambahnya indikator tersebut masing kategori.
merupakan upaya dalam melengkapi
II. METODE PENELITIAN
indikator yang selama ini digunakan
(pertumbuhan ekonomi). Tercapainya Data yang Digunakan
tujuan pembangunan tidak hanya bergan- Data yang digunakan adalah data
tung pada pembangunan ekonomi saja, sekunder runtun waktu (time Series)
tetapi juga harus didukung oleh Sumber selama Tahun 2009 – 2012 yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik dan analisis faktor bertujuan untuk
(BPS) Provinsi Jambi. Data merupakan meringkas data yang terdiri dari 21 indi-
data tingkat kabupaten/kota yang terdiri kator menjadi set-set variabel baru yang
dari 21 indikator yang dikelompokkan atas jumlahnya lebih sedikit agar lebih mudah
tiga kelompok data yaitu: dipahami dan dianalisis namun tidak
a) Kelompok indikator pembangunan mengorbankan informasi.
ekonomi (8 indikator): laju pertum- Untuk menjawab tujuan kedua
buhan ekonomi, PDRB perkapita, yaitu perbandingan dan pemeringkatan
persentase sektor sekunder dan tersier kinerja pembangunan ekonomi, SDM, dan
terhadap PDRB, persentase PDRB infrastruktur di tiap kabupaten/ kota di
kabupaten/kota terhadap provinsi, Provinsi Jambi digunakan analisis
persentase Pendapatan Asli Daerah deskriptif berdasarkan set variable-
(PAD) terhadap total penerimaan variabel baru yang terbentuk dari analisis
daerah, persentase rumah tangga yang sebelumnya. Penilaian posisi kinerja
memiliki pengeluaran perkapita tiap pembangunan daerah kabupaten/kota
bulan kurang dari Rp 200.000,-, serta secara relatif terhadap kinerja pembang-
persentase penduduk miskin. unan daerah menurut tiga aspek capaian
b) Kelompok indikator pembangunan kinerja pembangunan daerah.
Sumber Daya Manusia (5 indikator): Untuk menjawab tujuan ketiga yaitu
jumlah penduduk, Angka Harapan mengkategorikan kabupaten/ kota di
Hidup (AHH), Angka Melek Huruf Provinsi Jambi menurut indikator
(AMH), rata-rata lama sekolah, dan pembangunan ekonomi, SDM, dan infra-
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja struktur serta menguraikan karakteristik-
(TPAK). nya digunakan analisis gerombol/Cluster
c) Kelompok indikator pembangunan Analysis. Analisis gerombol digunakan
infrastruktur (8 indikator): persentase karena analisis ini dapat mengakomodasi
jalan yang berstatus baik, rasio pengelompokan observasi berdasarkan
sekolah terhadap murid Sekolah Dasar kesamaan karakteristik di antara observasi
per 1000 murid, persentase rumah tersebut. Selanjutnya observasi-tersebut
tangga yang memiliki jaringan diklasifikasikan ke dalam satu atau
telepon, persentase desa berlistrik, beberapa cluster (gerombol) sehing-ga
rasio fasilitas kesehatan terhadap objek-objek yang berada dalam satu
jumlah penduduk (per 1000 gerombol akan mempunyai kemiripan satu
penduduk), rasio tenaga kesehatan dengan yang lain.
terhadap jumlah penduduk (per 1000
penduduk), persentase rumah tangga III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang memiliki fasilitas buang air besar Kinerja Pembangunan Daerah
(BAB) sendiri, dan persentase rumah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
tangga yang menggunakan sumber air Berdasarkan analisis komponen
minum kemasan/leding. utama dan analisis faktor didapatkan
Metode Analisis Data bahwa:
Untuk menjawab tujuan penelitian a) Model pengukuran kinerja pembang-
pertama yaitu menyusun model untuk unan ekonomi kabupaten/ kota di
mengukur kinerja pembangunan ekono- Provinsi Jambi tersusun dari lima
mi, SDM, dan infrastruktur di tiap kabu- indikator awal yang memenuhi
paten/kota di Provinsi Jambi digunakan syarat, yaitu: besarnya PDRB
metode analisis komponen utama dilan- perkapita, persentase sektor tersier
jutkan dengan analisis faktor. Penggu- terhadap PDRB, persentase PDRB
naan rangkaian analisis komponen utama kabupaten/ kota terhadap provinsi,
persentase rumah tangga yang syarat, yaitu: persentase jalan yang
memiliki pengeluaran perkapita tiap berstatus baik, rasio sekolah terhadap
bulan kurang dari Rp 200.000,-, serta murid Sekolah Dasar per 1000 murid,
persentase penduduk miskin di suatu persentase rumah tangga yang
kabupaten/kota. Kemudian, terben- memiliki jaringan telepon, persentase
tuk dua faktor yang mewakili 74,878 desa berlistrik, rasio fasilitas
persen keragaman dari kelima kesehatan terhadap jumlah penduduk
indikator awal tersebut. (per 1000 penduduk), rasio tenaga
b) Model pengukuran kinerja pembang- kesehatan terhadap jumlah penduduk
unan sumber daya manusia kabupa- (per 1000 penduduk), dan persentase
ten/kota di Provinsi Jambi tersusun rumah tangga yang memiliki fasilitas
dari tiga indikator awal yang meme- buang air besar (BAB) sendiri.
nuhi syarat, yaitu: jumlah penduduk, Kemudian, terbentuk dua faktor yang
Angka Melek Huruf (AMH), dan mewakili 55,785 persen keragaman
rata-rata lama sekolah. Kemudian, dari ketujuh indikator awal tersebut.
terbentuk satu faktor yang mewakili Selanjutnya, dari faktor-faktor
67,349 persen keragaman dari ketiga tersebut diperoleh nilai skor faktor
indikator awal tersebut. kinerja pembangunan ekonomi,
c) Model pengukuran kinerja pembang- sumberdaya manusia dan infrastruktur
unan infrastruktur kabupaten/ kota di seperti diberikan pada Tabel 1:
Provinsi Jambi tersusun dari tujuh
indikator awal yang memenuhi
Tabel.1. Nilai Skor Faktor Hasil Analisis Faktor Variabel Kinerja Pembangunan Ekonomi

Skor Kinerja
No Kabupaten/Kota
Ekonomi SDM Infrastruktur
1 Kerinci -0,5739 0,1504 -1,4668
2 Merangin -0,5699 0,2349 -0,3180
3 Sarolangun -0,0020 -0,8485 0,0999
4 Batang Hari 0,3779 0,0628 0,4058
5 Muaro Jambi -0,7520 0,1348 0,7252
6 Tanjab Timur 1,2939 -1,9036 -0,0571
7 Tanjab Barat 0,0504 0,1980 0,0527
8 Tebo -0,7614 -0,6327 -0,6444
9 Bungo -0,2545 0,0640 -0,1019
10 Kota Jambi 1,3703 2,3668 1,2892
11 Sungai Penuh -0,1789 0,1730 0,0153

Kinerja Pembangunan Ekonomi begitu pula sebaliknya skor yang bernilai


Nilai rata-rata skor faktor untuk negatif menandakan bahwa skor variabel
sebelas kabupaten/kota di Provinsi Jambi kinerja pembangunan ekonominya
adalah nol. Hal ini berlaku untuk ketiga berada di bawah rata-rata.
variabel kinerja pembangunan. Pada Kota Jambi merupakan daerah
Tabel 1, kabupaten/kota yang skornya yang memiliki skor kinerja pembangun-
bernilai positif menandakan bahwa skor an ekonomi tertinggi yaitu sebesar
variabel kinerja pembangun-an 1,3703, yang disusul oleh Kabupaten
ekonominya berada di atas rata-rata, Tanjab Timur dengan skor sebesar
1,2939. Jika dibandingkan dengan Sektor pertanian sendiri termasuk ke
peringkat ketiga, yaitu Kabupaten dalam golongan sektor primer yang
Batanghari, selisih skor kinerja kemampuan menghasilkan nilai tambah-
pembangunan ekonomi kedua wilayah nya berada di bawah golongan sektor
tersebut dapat dikatakan sangat besar. sekunder dan tersier. Hal ini dapat
Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja diartikan, golongan sektor primer seperti
pembangunan ekonomi di Kota Jambi sektor pertanian cenderung menghasil-
dan Kabupaten Tanjab Timur relatif jauh kan nilai tambah yang lebih kecil, bahkan
lebih baik jika dibandingkan dengan jika kuantum produksi yang dihasilkan
kabupaten/ kota lain di Provinsi Jambi. lebih besar daripada hasil produksi
Perekonomian Kota Jambi sangat golongan sektor sekunder dan tersier.
menonjol dibanding kabupaten/ kota lain Pada konteks daya saing antar daerah,
di Provinsi Jambi dikarenakan statusnya umumnya suatu daerah yang
sebagai ibukota provinsi yang perekonomiannya berbasis pertanian
menjadikannya sebagai pusat kegiatan yang minim ditunjang teknologi akan
perekonomian. Kegiatan perekonomian lebih rendah perekonomiannya jika
di kota ini ditopang terutama oleh sektor dibandingkan daerah yang berbasis
perdagangan, hotel, dan restoran, di mana sektor sekunder maupun tersier.
nilai tambah yang dihasilkan sektor Hal yang sama juga terjadi di
tersebut hampir selalu lebih tinggi jika Kabupaten Muaro Jambi, di mana nilai
dibandingkan sektor lain seperti tambah perekonomiannya ditopang oleh
pertanian atau industri. golongan sektor primer, yaitu pertanian
Di sisi lain, menonjolnya (32,20 persen) dan sektor pertambangan
perekonomian di Kabupaten Tanjab dan penggalian (21,87 persen). Di
Timur ditopang terutama oleh pertam- samping itu, fakta bahwa letak Kabupa-
bangan minyak dan gas bumi. Pada tahun ten Muaro Jambi yang mengelilingi Kota
2012, sebesar 61,74 persen nilai tambah Jambi juga menyebabkan hilangnya
yang dihasilkan di Kabupaten Tanjab potensi nilai tambah di sektor
Timur disumbang oleh subsektor perdagangan, sektor keuangan, real estat
pertambangan minyak dan gas bumi. dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa,
Pertambangan minyak dan gas bumi karena sebagian penduduk Kabu-paten
dapat menghasilkan nilai tambah yang Muaro Jambi membawa pengha-silannya
relatif besar dalam waktu singkat. Namun untuk dibelanjakan dan diinvestasikan di
minyak dan gas bumi merupa-kan sumber lembaga keuangan yang berada di Kota
daya alam yang tidak terbarukan, Jambi.
sehingga tidak dapat terus-menerus
Kinerja Pembangunan Sumber Daya
diandalkan sebagai penopang utama
Manusia
dalam perekonomian daerah.
Pada Tabel 1, kabupaten/kota yang
Kondisi yang berlawanan terjadi
nilai skor faktor variabel kinerja
di Kabupaten Tebo dan Muaro Jambi.
pembangunan Sumber Daya Manusianya
Kedua kabupaten tersebut memiliki skor
berada di atas rata -rata (bernilai positif)
kinerja pembangunan ekonomi yang
adalah Kabupaten Kerinci, Merangin,
paling rendah jika dibandingkan dengan
Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjab Barat,
kabupaten/kota lain di Provinsi Jambi,
Bungo, Kota Jambi dan Sungai Penuh.
yaitu masing-masing sebesar - 0,7614
Kabupaten lainnya memiliki skor negatif,
dan -0,7520. Lebih dari separuh (50,68
atau dapat dikatakan kinerja pembangun-
persen) nilai tambah yang dihasilkan di
an Sumber Daya Manusianya berada di
Kabupaten Tebo pada 2012 berasal dari
bawah rata-rata.
sektor pertanian.
Selanjutnya Kota Jambi memiliki Kabupaten Kerinci, Merangin, Tanjab
skor kinerja pembangunan sumber daya Timur, Tebo dan Bungo memiliki skor di
manusia tertinggi yaitu sebesar 2,3668. bawah nol (negatif), atau dapat dikatakan
Jika dibandingkan dengan peringkat kinerja pembangunan infrastrukturnya
kedua dan ketiga, yaitu Kabupaten berada di bawah rata-rata.
Merangin dan Tanjab Barat, selisih skor Kota Jambi memiliki skor kinerja
kinerja pembangunan sumber daya pembangunan infrastruktur tertinggi,
manusianya dapat dikatakan sangat besar. yaitu sebesar 1,2892, disusul oleh Kabu-
Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja paten Muaro Jambi dengan skor sebesar
pembangunan ekonomi di Kota Jambi 0,7252. Hal ini dapat diartikan bahwa
relatif jauh lebih baik jika dibandingkan kinerja pembangunan ekonomi di Kota
dengan kabupaten/ kota lain di Provinsi Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi
Jambi. Penjelasan dari hal ini adalah relatif lebih baik jika dibandingkan
jumlah penduduk Kota Jambi yang dengan kabupaten/ kota lain di Provinsi
mencapai 17,19 persen dari keseluruhan Jambi. Status Kota Jambi sebagai ibukota
jumlah penduduk Provinsi Jambi pada provinsi, pusat perekonomian, dan pusat
tahun 2012 memiliki potensi besar dalam pemerintahan membuat Kota Jambi
hal ketersediaan tenaga kerja. Selain itu, mendapat prioritas dalam hal
lagi-lagi Kota Jambi diuntungkan dengan pembangunan infrastruktur, yang meli-
status sebagai ibukota provinsi yang puti ketersediaan jalan, jaringan telepon
menjadi-kannya memiliki fasilitas fixed line, listrik PLN, sekolah, fasilitas
pendidikan yang relatif lebih baik dan sanitasi, fasilitas dan tenaga kesehatan.
lebih mudah diakses. Sehingga AMH Tidak mengherankan jika fasilitas-
serta rata -rata lama sekolah penduduk fasilitas tersebut baik jumlah dan kuali-
Kota Jambi jauh lebih tinggi tasnya lebih baik dibanding kabupaten/
dibandingkan kabupaten/ kota lain di kota lain di Provinsi Jambi. Letak Kabu-
Provinsi Jambi. paten Muaro Jambi yang berbatasan
Kabupaten yang memiliki skor langsung dengan Kota Jambi menye-
kinerja pembangunan sumber daya babkan kabupaten tersebut ikut men-
manusia yang paling rendah di Provinsi dapatkan keuntungan dari perluasan
Jambi adalah Kabupaten Tanjab Timur infrastruktur dari ibukota provinsi.
yaitu -1,9036. Selisih antara kabupaten Kondisi yang sebaliknya terjadi di
ini peringkat di atasnya yaitu Kabupaten Kabupaten Kerinci, kabupaten ini
Sarolangun terbilang sangat besar. memiliki skor kinerja pembangunan
Artinya, Kabupaten Tanjab Timur sangat infrastruktur terendah di Provinsi Jambi,
tertinggal dalam hal kinerja pembangun- yaitu sebesar -1,4668. Selisih antara
an sumber daya manusia. Hal ini selaras kabupaten ini peringkat di atasnya yaitu
dengan kondisi Kabupaten Tanjab Timur Kabupaten Tebo terbilang relatif besar.
yang selalu memiliki AMH dan rata-rata Artinya, Kabupaten Kerinci sangat
lama sekolah terendah di Provinsi Jambi tertinggal dalam hal kinerja pem-
dalam periode 2009 sampai 2012. bangunan infrastruktur. Hal ini selaras
Kinerja Pembangunan Infrastruktur dengan kondisi pada tahun 2012, per-
Berdasarkan Tabel 1, kabupaten/ sentase jalan yang berstatus baik, per-
kota yang nilai skor faktor variabel kinerja sentase desa berlistrik, rasio tenaga
pembangunan infrastrukturnya berada di kesehatan terhadap penduduk, dan per-
atas rata -rata (bernilai positif) adalah sentase rumah tangga terdapat fasilitas
Kabupaten Sarolangun, Batang Hari, BAB di Kabupaten Kerinci berada di
Muaro Jambi, Tanjab Barat, Kota Jambi bawah angka rata-rata Provinsi Jambi.
dan Sungai Penuh. Sisanya, yaitu
Pemeringkatan Kinerja Pembangunan Merangin unggul pada peringkat kinerja
Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi pembangunan SDM jika dibandingkan
Jambi Kabupaten Sarolangun.
Secara keseluruhan, peringkat Peringkat terbawah kinerja
kinerja pembangunan ekonomi, SDM, dan pembangunan daerah secara keseluruhan
infrastruktur kabupaten/ kota di Provinsi di Provinsi Jambi berada di Kabupaten
Jambi dapat dilihat pada Tabel Tebo (peringkat 11) dan Kabupaten
2. Kota Jambi menempati peringkat Kerinci (peringkat 10). Kondisi Kabupa-
pertama, diikuti dengan Kabupaten Tanjab ten Tebo yang perekonomiannya paling
Barat. Jika ditingkatkan, Kabu-paten tertinggal serta minim infrastruktur
Tanjab Barat memiliki potensi untuk menyebabkan kualitas sumber daya
memiliki daya saing yang kuat karena manusianya pun menjadi tertinggal. Lain
memiliki potensi ekonomi yang relatif halnya dengan Kabupaten Kerinci,
besar, SDM yang berkualitas, serta kualitas sumber daya manusianya
infrastruktur yang dapat menunjang sebenarnya berada sedikit di atas rata-rata
kegiatan sosial ekonomi penduduk Provinsi Jambi. Namun letaknya yang
setempat. paling jauh dari ibukota provinsi dan
Kabupaten Merangin dan Saro- kondisi geografisnya yang dikelilingi oleh
langun sebenarnya memiliki peringkat Bukit Barisan menyebabkan
yang sejajar, namun setelah dibandingkan pembangunan infrastrukturnya menjadi
dari akumulasi skor ketiga komponen lebih tertinggal
kinerja pembangunan daerah terdapat
selisih tipis sebesar 0,0976. Kabupaten

Tabel 2. Peringkat Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Menurut Tiga Aspek Kinerja
Pembangunan Daerah dan Peringkat Secara Keseluruhan
Peringkat Kinerja Pembangunan
No Kabupaten/ Kota Total
Ekonomi SDM Infrastruktur
1 Kerinci 9 5 11 10
2 Merangin 8 2 9 6
3 Sarolangun 5 10 4 7
4 Batang Hari 3 8 3 3
5 Muaro Jambi 10 6 2 5
6 Tanjab Timur 2 11 7 8
7 Tanjab Barat 4 3 5 2
8 Tebo 11 9 10 11
9 Bungo 7 7 8 9
10 Kota Jambi 1 1 1 1
11 Sungai Penuh 6 4 6 4

Pengkategorian Kabupaten/Kota di /kota tersebut dapat didasarkan dari


Provinsi Jambi kinerja pembangunan ekonomi, sumber
Guna mempermudah perencanaan daya manusia dan infrastruktur.
program-program pembangunan, mem- Berdasarkan metode K-Means
permudah pengawasan dan evaluasi Cluster, dimana jumlah gerombol
pelaksanaannya, perlu dilakukan penge- ditentukan dari awal. Beberapa jumlah
lompokan kabupaten/kota di Provinsi gerombol awal dipilih untuk menentukan
Jambi menjadi beberapa kategori yang berapa jumlah yang paling optimal.
memiliki karakteristik homogen. Penge- Setelah melihat karakteristik yang ada
lompokan atau pengkategorian kabupaten pada tiap gerombol maka dipilihlah
empat gerombol sebagai jumlah yang anggota dalam satu gerombol (within
optimal. Terbentuknya empat gerombol cluster) memiliki karakteristik yang
tersebut dinilai paling baik, karena serupa/ homogen, seperti yang terlihat
gerombol satu dengan lainnya (between pada Tabel 3:
cluser) tersebut memiliki karakteristik
yang berbeda/heterogen, sedangkan
Tabel 3. Karakteristik Kabupaten/ Kota yang Menjadi Anggota dalam Tiap Gerombol
yang Terbentuk
Kabupaten/ Kota yang Menjadi
Gerombol Karakteristik
Anggota Gerombol
Gerombol I - Ekonomi Rendah a. Kab. Kerinci
(Kinerja Pembangunan Daerah - SDM Sedang b. Kab. Merangin
Rendah) - Infrastruktur Rendah c. Kab. Tebo
Gerombol II - Ekonomi Tinggi a. Kab. Tanjab Timur
(Kinerja Pembangunan Daerah Sedang - SDM Rendah
Cederung Tinggi) - Infrastruktur Sedang
- Ekonomi Sedang a. Kab. Sarolangun
- SDM Sedang b. Kab. Batanghari
Gerombol III - Infrastruktur Sedang c. Kab. Muaro Jambi
(Kinerja Pembangunan Daerah Sedang) d. Kab. Tanjab Barat
e. Kab. Bungo
f. Kota Sungai Penuh
Gerombol IV - Ekonomi Tinggi a. Kota Jambi
- SDM Tinggi
(Kinerja Pembangunan Daerah Tinggi)
- Infrastruktur Tinggi

Pada Tabel 3 terlihat bahwa Gerombol ini memiliki karak-


terdapat empat gerombol yang memiliki teristik kinerja pembangunan ekonomi
karakteristik yang berbeda. Gerombol I yang tinggi, kinerja pembangunan sumber
memiliki tiga anggota (Kabupaten daya manusia (SDM) rendah, dan kinerja
Kerinci, Merangin, dan Tebo), gerombol pembangunan infrastruktur sedang.
II memiliki satu anggota (Kabupaten Anggota dari gerombol ini adalah
Tanjung Jabung Timur), gerombol III Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
memiliki enam anggota (Kabupaten Berdasarkan karakteristik terse-but,
Sarolangun, Batanghari, Muaro Jambi, gerombol ini dinamakan gerombol dengan
Tanjung Jabung Barat, Bungo, dan Kota kinerja pembangunan daerah sedang
Sungai Penuh), dan gerombol IV memiliki cenderung tinggi.
satu anggota (Kota Jambi). Gerombol III
Gerombol I Gerombol ini memiliki karak-
Gerombol ini memiliki karak- teristik kinerja pembangunan ekonomi
teristik kinerja pembangunan ekonomi yang sedang, kinerja pembangunan
yang rendah, kinerja pembangunan sum- sumber daya manusia (SDM) sedang, dan
ber daya manusia (SDM) sedang, dan kinerja pembangunan infrastruktur
kinerja pembangunan infrastruktur ren- sedang. Anggota dari gerombol ini adalah
dah. Anggota gerombol adalah Kabu- Kabupaten Sarolangun, Batang-hari,
paten Kerinci, Merangin, dan Tebo. Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat,
Berdasarkan karakteristik tersebut, ge- Bungo, dan Kota Sungai Penuh.
rombol ini dinamakan gerombol dengan Berdasarkan karakteristik tersebut,
kinerja pembangunan daerah rendah. gerombol ini dinamakan gerombol kinerja
Gerombol II pembangunan daerah sedang.
Keenam anggota gerombol ini c. Model pengukuran kinerja pem-
tersebar dari wilayah timur sampai barat bangunan infrastruktur tersusun
Provinsi Jambi. Kabupaten/kota tersebut dari tujuh indikator awal: persen-
memiliki perbedaan dari segi pereko- tase jalan berstatus baik, rasio
nomian, SDM, maupun infrastruktur. sekolah terhadap murid Sekolah
Gerombol IV Dasar per 1000 murid, persentase
Gerombol ini memiliki karak- rumah tangga yang memiliki ja-
teristik kinerja pembangunan ekonomi ringan telepon, persentase desa
yang tinggi, kinerja pembangunan sumber berlistrik, rasio fasilitas kesehatan
daya manusia (SDM) tinggi, dan kinerja terhadap jumlah penduduk (per
pembangunan infrastruktur tinggi. 1000 penduduk), rasio tenaga
Anggota dari gerombol ini adalah Kota kesehatan terhadap jumlah pendu-
Jambi. Berdasarkan karakteristik tersebut, duk (per 1000 penduduk), dan
gerombol ini dinamakan gerombol dengan persentase rumah tangga dengan
kinerja pembangunan daerah tinggi. fasilitas buang air besar sendiri.
Wilayah Kota Jambi dikelilingi 2. Peringkat kinerja pembangunan
oleh Kabupaten Muaro Jambi dan berada daerah kabupaten/kota di Provinsi
pada ketinggian rata-rata 10 sampai 60 Jambi berdasarkan variabel ekonomi,
meter di atas permukaan laut. SDM, dan infrastruktur diurutkan dari
Karakteristik perekonomian Kota Jambi tinggi ke rendah adalah: Kota Jambi,
didominasi oleh sektor tersier, kemudian Kabupaten Tanjab Barat, Kabupaten
diikuti oleh sektor sekunder. Kinerja Batanghari, Kota Sungai Penuh,
pembangunan ekonomi, SDM, dan Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten
infrastrukturnya merupakan yang tertinggi Merangin, Kabupaten Sarolangun,
di Provinsi Jambi. Kabupaten Tanjab Barat, Kabupaten
Bungo, Kabupaten Kerinci, dan
KESIMPULAN DAN SARAN Kabupaten Tebo.
3. Terdapat empat kategori gerombol
Kesimpulan kabupaten/kota di Provinsi Jambi
1. Model pengukuran kinerja pembang- yang memiliki karakteristik yang
unan daerah kabupaten/kota di berbeda. Gerombol I terdiri dari
Provinsi Jambi, yaitu: Kabupaten Kerinci, Merangin, dan
a. Model pengukuran kinerja pem- Tebo memiliki karakteristik kinerja
bangunan ekonomi tersusun dari pembangunan daerah rendah, gerom-
lima indikator awal: PDRB perka- bol II yang beranggotakan Kabupa-ten
pita, persentase sektor tersier ter- Tanjung Jabung Timur memiliki
hadap PDRB, persentase PDRB karakteristik kinerja pembangunan
kabupaten/kota terhadap provinsi, daerah sedang cenderung tinggi,
persentase rumah tangga dengan gerombol III terdiri dari Kabupaten
pengeluaran perkapita perbulan Sarolangun, Batanghari, Muaro
kurang dari Rp 200.000,-, serta Jambi, Tanjung Jabung Barat, Bungo,
persentase penduduk miskin. dan Kota Sungai Penuh memiliki
b. Model pengukuran kinerja pem- karakteristik kinerja pembangunan
bangunan sumber daya manusia daerah sedang, dan gerombol IV yang
tersusun dari tiga indikator awal: beranggotakan Kota Jambi memiliki
jumlah penduduk, Angka Melek karakteristik kinerja pembangunan
Huruf (AMH), dan rata-rata lama daerah tinggi.
sekolah.
Saran 2. Bagi pemerintah provinsi, prioritas
1. Pengambilan kebijakan pembangunan pembangunan dapat diarahkan kepada
hendaknya disesuaikan dengan karak- kabupaten/kota yang peringkat kinerja
teristik capaian kinerja pembangunan pembangunan daerahnya rendah
masing-masing kabupaten kota, yaitu: terlebih dahulu, agar tercapai
a. Untuk anggota gerombol I, pemerataan pembangunan dengan tetap
mengoptimalkan anggaran untuk memperhatikan potensi masing-masing
membangun fasilitas perhubungan wilayah. Jika kesenjangan
untuk memudahkan pemasaran pembangunan antar kabupaten/ kota
produksi sektor pertanian yang dapat ditekan pada level yang rendah,
menjadi sektor utama dari ketiga maka akan lebih mudah dalam
kabupaten tersebut. Prioritas perencanaan pembangunan provinsi
selanjutnya adalah menambah dan secara keseluruhan.
memperbaiki fasilitas kesehatan dan 3. Bagi penelitian selanjutnya diharap-
pendidikan, termasuk tenaga kan dapat memasukkan indikator-
kesehatan dan pengajar. indikator pembangunan lain yang
b. Untuk anggota gerombol II, belum ada dalam penelitian ini.
difokuskan pada peningkatan kualitas Semakin banyak indikator yang
sumber daya manusia, terutama dari diteliti, diharapkan dapat menggam-
segi pendidikan agar penduduk barkan kinerja pembangunan daerah
setempat tidak hanya yang lebih komprehensif.
menjadi “penonton” dalam
pembangunan ekonomi yang sudah DAFTAR PUSTAKA
dapat dibilang tinggi. Abdullah, P., Alisjahbana, A.S., Effendi,
c. Untuk anggota gerombol III, N., Budiono, 2002. Daya Saing
pembangunan ekonomi, SDM, dan Daerah: Konsep dan Pengu-
infrastruktur hendaknya dilakukan kurannya di Indonesia, BPFE
secara bersamaan, karena ketiga UGM, Yogyakarta, hal 5-94.
aspek tersebut belum maksimal
Amaliyah, F., Wibawati, 2012, Penge-
capaiannya. Jika pembangunan
lompokan Kabupaten/ Kota di
ketiga aspek tersebut secara
Jawa Timur Berdasarkan Indi-
bersamaan tidak dapat dilakukan
kator Indonesia Sehat 2010,
karena keterbatasan anggaran, maka
Jurnal Sains dan Seni ITS, Vol. 1
prioritas pembangunan dilakukan
No. 1, Edisi Sept. 2012, hal 188-
untuk aspek yang paling rendah
193.
capaiannya sesuai skor dan
Amir, A; Junaidi, ; Yulmardi,. 2009.
peringkat masing-masing kabupaten/ Metodologi Penelitian Ekonomi
kota anggota gerombol ini. dan Penerapannya. IPB Press.
Bogor
d. Untuk anggota gerombol IV, Aryanto, R., 2011, Analisis Keman-dirian
diprioritaskan pada menekan Keuangan Daerah dan
tingkat kemiskinan dan kesenjangan Pertumbuhan Ekonomi Kabu-
sosial supaya tidak paten/Kota di Sumatera Selatan,
memicukriminalitasserta Jurnal ILMIAH, Vol. 3 No. 2,
meningkatkanpendapatan Edisi 2011, hal 1-13.
pemerintah daerah melalui Badan Perencanaan Pembangunan
optimalisasi pajak, retribusi dan hasil Nasional, UNDP Indonesia, 2010,
pengelolaan kekayaan daerah. Peningkatan Kinerja Pembangun-
an Daerah: Alat-alat Praktis dari
Indonesia, UNDP Indonesia, ______, 2014, Statistik Keuangan
Jakarta, hal 5-27. Daerah Provinsi Jambi 2012,
Badan Pusat Statistik (BPS), 2005, Badan Pusat Statistik Provinsi
Indikator Statistik Bidang Sosial Menurut Jambi, Jambi, hal 7-30.
Jenis dan Penggunaan-ya, Badan Pusat Constantin, D.L., 1999, Regional
Statistik, Jakarta. Badan Pusat Statistik Competition in Romania: Deter-
(BPS), 2010, Jambi minants and Policies, Paper
Dalam Angka 2010, Badan Pusat Prepared for the 39th European
Statistik Provinsi Jambi, Jambi. Congress of the Regional Science
_______,2010, Survei Sosial Ekono-mi Association, Dublin.
Nasional (SUSENAS) 2009, DiStefano, C., Zhu, M., Mindrila, D.,
Badan Pusat Statistik Provinsi 2009, Undestanding and Using
Jambi, Jambi. Factor Scores: Considerations
_______, 2011, Jambi Dalam Angka for the Applied Researcher,
2011, Badan Pusat Statistik Practical Assessment, Research
Provinsi Jambi, Jambi. and Evalua-tion, Vol. 14 Nomor
______, 2011, Statistik Daerah Provinsi 20, Edisi Oktober 2009, hal 1-11.
Jambi 2011, Badan Pusat Statistik Gustiar, R., 2010, Penggerombolan
Provinsi Jambi, Jambi. Kabupaten/Kota Di Provinsi
______, 2011, Survei Sosial Ekonomi Sumatera Utara Berdasarkan
Nasional (SUSENAS) 2010, Variabel Kinerja Pembangunan
Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah (Tesis S-2), UPT
Jambi, Jambi. Perpustakaan Unimed, Medan.
______, 2012, Jambi Dalam Angka 2012, Juanda, B; Junaidi. 2012. Ekonometrika
Badan Pusat Statistik Provinsi Deret Waktu; Teori dan Aplikasi.
Jambi, Jambi. IPB Press. Bogor
_______, 2012, Statistik Daerah Provinsi Mirza, D.S., 2012, Pengaruh Kemis-
Jambi 2012, Badan Pusat Statistik kinan,Pertumbuhan Ekonomi,
Provinsi Jambi, Jambi. dan Belanja Modal Terhadap
_______, 2012, Statistik Keuangan Indeks Pembangunan Manu-sia
Daerah Provinsi Jambi 2010, di Jawa Tengah Tahun 2006-
Badan Pusat Statistik Provinsi 2009, Economics Developmental
Jambi, Jambi, hal 4-27. Analysis Journal Unnes, Vol. 1
_______,2012, Survei Sosial Ekono-mi Nomor 1, Edisi November 2012,
Nasional (SUSENAS) 2011, hal 1-15.
Badan Pusat Statistik Provinsi Nurcholis, H., 2005, Teori dan Praktik
Jambi, Jambi. Pemerintahan dan Otonomi
______, 2013, Jambi Dalam Angka 2013, Daerah:, Grasindo, Jakarta, hal
Badan Pusat Statistik Provinsi 3-23.
Jambi, Jambi. Prahasta, E., 2002, Sistem Informasi
______,2013, Survei Sosial Ekonomi Geografis: Tutorial ArcView,
Nasional (SUSENAS) 2012, Penerbit Informatika, Bandung.
Badan Pusat Statistik Provinsi Ridhanie, A., 2012, Kinerja Pemerintah
Jambi, Jambi. Daerah Propinsi Kalimantan
______, 2014, PDRB Provinsi Jambi Selatan Terha-dap Kualitas
Menurut Lapangan Usaha Tahun Pembangunan Manusia, Jurnal
2009-2013, Badan Pusat Statistik Ilmu Politik dan Pemerintahan
Provinsi Jambi, Jambi. Lokal, Vol. 1 Nomor 2, Edisi Juli-
Desember 2012, hal 73-92.
Rustiono, D., 2008, Analisis Pengaruh Jurnal Ekonomi Studi
Investasi, Tenaga Kerja, dan Pembangunan, Vol. 1 Nomor 3,
Pengeluaran Pemerintah Terha- Edisi 2009, hal 157-168.
dap Pertumbuhan Ekonomi di Syahruddin, 2006, Desentralisasi Fiskal:
Propinsi Jawa Tengah (Tesis S-2), Perlu Penyempurnaan Kebijakan
Magister Ilmu Ekonomi dan Studi dan Implementasi yang Konsisten,
Pembangunan Univer-sitas Univer-sitas Andalas, Padang,.
Diponegoro, Semarang. Tan, S., 2012, Perencanaan Pembang-
Santosa, P.B., Rahayu, R.P., 2005, unan (Teori dan Implementasi
Analisis Pendapatan Asli Daerah pada Pembangunan Daerah),
(PAD) dan Faktor-faktor yang Fakultas Ekonomi Universitas
Mempengaruhinya dalam Upaya Jambi, Jambi.
Pelak-sanaan Otonomi Daerah di Tarigan, R., 2012, Ekonomi Regional:
Kabupaten Kediri, Jurnal Dina- Teori dan Aplikasi, Bumi Aksara,
mika Pembangunan, Vol. 2 No 1, Jakarta, hal 79-97.
Edisi Juli 2005, hal 9-18. Yuliarmi, NN. 2008. Pengaruh Produk
Santoso, H., 2002, Analisis Kebiijakan Domestik Bruto (PDB) dan Inflasi
Otonomi Daerah dan Kinerja Dalam Negeri Terhadap Nilai
Pembangunan Daerah: Kasus Impor Migas Indonesia Periode
Provinsi Kali-mantan Barat (Tesis 1993-2005.
S-2), Program Magister Peren- http://www.google.com. Diakses
canaan dan Kebijakan Publik tanggal 11 september 2008.
Fakultas Ekonomi Univer-sitas
Indonesia, Jakarta.
Sjafii, A., 2009, Pengaruh Investasi Fisik
dan Investasi Pembang-unan
Manusia Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Jawa Timur 1990-2004,
Journal of Indonesian Applied
Econo-mics, Vol. 3 Nomor 1, Edisi
Mei 2009, hal 59-76.
Soebagiyo, D., 2000, Disparitas
Pembangunan dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya: Studi
Kasus di Daerah Sumbagsel,
Jurnal Ekonomi Pembangunan,
Vol. 1, Edisi Juni 2000, hal 21-34.
Solihin, D., 2008, Pengukuran Kinerja
Pembangunan Daerah dalam
Pembangunan Wiayah Kawasan
Timur Indonesia (KTI) (Materi
Disampaikan pada Konsultasi
Regional PDRB 9 Juli 2008),
Bappenas, Manado.
Sumarsono, H., Utomo, S.H., 2009,
Deliberate Inflation pada
Kebijakan Desentralisasi Fis-kal
Jawa Timur dan Dampak-nya
Bagi Pertumbuhan Dae-rah,

Anda mungkin juga menyukai