Anda di halaman 1dari 14

SINOPSIS BUKU

1
Dr. Kusaeri, M.Pd
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Sebagai seorang pendidik, guru sering dihadapkan untuk mengambil keputusan


penting terkait siswa, seperti menentukan apakah seorang siswa perlu mengulang materi,
naik kelas, lulus ataukah tidak. Tentu saja bukan pekerjaan mudah untuk membuat
keputusan itu. Diperlukan pertimbangan yang matang agar diperoleh keputusan yang
benar dan tepat sehingga tidak merugikan siswa.
Untuk mendapatkan keputusan yang tepat, diperlukan informasi yang memadai
tentang siswa, seperti penguasaan mereka terhadap materi, sikap, dan perilakunya. Dalam
konteks inilah, penilaian memegang peran yang cukup penting. Dari sini pula, penilaian
diharapkan dapat memberikan umpan balik yang objektif tentang apa yang telah dipelajari
siswa serta bagaimana mereka belajar (Kusaeri & Suprananto, 2012).
Dengan demikian, bila guru mampu melakukan penilaian secara baik, dapat
dipastikan ia memiliki kemampuan mengajar yang baik pula. Uraian ini menandakan
bahwa bila seseorang ingin menjadi guru yang baik, maka harus memiliki pengetahuan
yang cukup tentang penilaian.

A. Pengetahuan tentang Penilaian yang Harus Dikuasai


Beberapa pengetahuan yang perlu diketahui dan dikuasai seorang guru terkait
penilaian. Pertama, guru harus mampu memilih prosedur penilaian yang tepat untuk
membuat keputusan pembelajaran. Kompetensi ini penting agar guru mengenal ruang
lingkup prosedur penilaian yang ada dan jenis informasi yang diberikan oleh prosedur
yang berbeda. Untuk melakukan penilaian dengan teknik tes, guru perlu mengenal konsep
reliabilitas dan validitas. Di samping itu, guru harus mampu membuat keputusan evaluatif
serta menentukan prosedur penilaian mana yang paling tepat. Agar dapat membuat
keputusan yang informatif terkait prosedur penilaian, guru perlu memiliki kemampuan
dalam menempatkan, menginterpretasikan dan menggunakan informasi secara teknis
berkaitan dengan teknik penilaian yang digunakan.
Kedua, guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan prosedur penilaian yang
tepat guna membuat keputusan pembelajaran. Untuk itu, perlu dimiliki kemampuan dalam
mengembangkan diri secara teknis mengenai prosedur penilaian yang memadai. Untuk
memenuhi hal ini, guru harus mengenal prinsip-prinsip dan standar mengembangkan
berbagai hal terkait teknik-teknik penilaian seperti mengkonstruk soal, menyusun pilihan

2
jawaban (option), menyusun penilaian untuk aspek sikap dan keterampilan beserta
pedoman penskoran (marking scheme) atau rubrik. Demikian pula, guru harus mampu
mengevaluasi kualitas instrumen yang dikembangkan.
Ketiga, guru harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan, melakukan
penskoran, serta menafsirkan hasil penilaian yang telah dibuat. Agar mampu memilih dan
mengembangkan prosedur penilaian yang baik, guru harus dapat menggunakan alat
penilaian secara tepat. Guru juga harus mampu menyekor secara reliabel dan akurat untuk
seluruh prosedur penilaian seperti tes tulis, penilaian sikap dan keterampilan. Guru perlu
memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan skor pada prosedur penilaian terstandar.
Dalam hal menginterpretasikan skor, guru juga dituntut agar memiliki pengetahuan praktis
tentang dasar-dasar statistik, seperti ukuran kecenderungan memusat (tendency central),
ukuran penyebaran (dispersi), korelasi dan konsep-konsep psikometri (seperti reliabilitas,
kesalahan pengukuran, validitas).
Keempat, guru harus memiliki kemampuan menggunakan hasil-hasil penilaian
untuk membuat keputusan-keputusan di bidang pendidikan. Mengingat guru memainkan
peranan penting dalam menggunakan informasi penilaian di sekolah, maka mereka harus
mampu menginterpretasikan hasil-hasil penilaian secara akurat dan menggunakannya
secara tepat. Guru perlu memahami dan dapat mendeskripsikan implikasi dan keterbatasan
hasil penilaian serta menggunakannya untuk meningkatkan prestasi anak didiknya.
Kelima, guru harus memiliki kemampuan mengembangkan teknik penilaian yang
valid dan menggunakan informasi penilaian. Penetapan nilai merupakan aspek penting
dalam pembelajaran. Guru harus mampu mengembangkan dan menerapkan prosedur-
prosedur yang fair dan valid untuk menetapkan nilai yang didasarkan pada kemampuan
siswa, penugasan atau pekerjaan rumah, dan berbagai prosedur penilaian yang lain.
Keenam, guru harus memiliki kemampuan mengkomunikasikan hasil-hasil
penilaian. Guru secara rutin harus menginterpretasikan dan melaporkan hasil-hasil
penilaian kepada siswa, orang tua siswa, dan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder). Oleh karena itu, guru harus dapat menggunakan istilah-istilah penilaian
secara benar, memahami format skor yang berbeda, menjelaskan makna dan implikasi dari
hasil penilaian. Dapat juga menjelaskan penilaian yang telah dibuat. Mereka juga harus
mampu mendeskripsikan kelebihan dan keterbatasan berbagai metode penilaian yang
berbeda (Kusaeri & Suprananto, 2012).

B. Memilih Teknik Penilaian yang Tepat


Seringkali dalam memilih prosedur penilaian, tanpa mempertimbangkan secara
serius kenapa memilih prosedur penilaian itu. Memang, kebutuhan untuk memberikan

3
nilai terhadap siswa itulah yang menjadi dorongan guru melakukan penilaian terhadap
siswa.
Sebenarnya, ada alasan penting lainya yang dapat memotivasi guru memilih
berbagai teknik penilaian. Misalnya, hasil penilaian digunakan untuk mengidentifikasi
aspek-aspek kesulitan siswa dalam pembelajaran, sehingga guru tersebut dapat
memberikan pembelajaran tambahan secara lebih efektif. Untuk itu, berikut disajikan
beberapa prinsip dalam memilih dan menggunakan penilaian agar bermakna.
Pertama, teknik penilaian yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Misalnya, guru ingin menilai “Bagaimana siswa memecahkan masalah dalam
pembelajaran bidang studi tertentu?” Atau, guru ingin menilai “Bagaimana siswa
menyampaikan pendapat atau menanggapi pendapat temannya dalam sebuah diskusi?”
Bila itu yang hendak dilakukan, berarti guru perlu memilih penilaian proses. Berbeda jika
guru ingin menilai kemampuan siswa dalam melakukan percobaan. Teknik penilaian yang
relevan tentunya tes kinerja. Hal itu perlu dipertimbangkan, sehingga teknik penilaian
yang dipilih bisa sepraktis dan seefisien mungkin. Walaupun aspek kepraktisan dan
efisiensi tidak boleh menjadi pertimbangan utama dan mengalahkan aspek lainya.
Kedua, tujuan pembelajaran yang akan dinilai harus jelas. Sebelum guru menilai
siswa, guru harus mengetahui jenis informasi apa yang dibutuhkan untuk menilai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan mereka. Karena informasi yang hendak dikumpulkan
memiliki kaitan dengan ketiga aspek tersebut. Sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
ingin dipelajari siswa itulah seringkali disebut dengan tujuan (sasaran) pembelajaran. Oleh
karena itu, semakin jelas dan spesifik tujuan pembelajaran yang dirumuskan, semakin
mudah guru untuk memilih teknik penilaian yang tepat.
Ketiga, teknik penilaian yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan siswa.Pemilihan penilaian yang tepat tidak hanya membantu siswa memperoleh
informasi tentang hasil belajar, namun juga sangat bermakna bagi mereka. Penilaian yang
tepat akan memberikan petunjuk kepada siswa sehingga sejak awal mereka dapat
mengetahui langkah konkrit yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Karenanya,
teknik penilaian yang dipilih harus memberi kesempatan kepada siswa untuk mengetahui
apa yang telah dicapai dan apa yang masih belum dicapainya. Oleh karenanya, guru harus
bisa memilih teknik penilaian yang memungkinkan guru dapat memberikan umpan balik
yang bermakna terhadap siswa.
Keempat, dalam menginterpretasikan hasil penilaian, guru harus mempertimbang-
kan kelemahan setiap teknik penilaian. Meskipun guru menggunakan jenis penilaian
tertentu, informasi yang diperoleh sebenarnya hanyalah sebagian saja yang dicapai siswa

4
dari target pembelajaran secara keseluruhan. Artinya, informasi yang diperoleh dari proses
penilaian memungkinkan ada kesalahan. Sejumlah faktor seperti kondisi fisik dan emosi
siswa juga membatasi tingkat akurasi informasi yang diperoleh. Sehingga, ketika membuat
keputusan yang didasarkan pada informasi hasil penilaian, sejumlah kelemahan atau
keterbatasan yang ada harus diperhitungkan.

C. Konsep Dasar Penilaian Autentik


Menurut Mueller (2006), penilaian autentik merupakan suatu bentuk penilaian
yang menuntut siswanya menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Stiggins (1994) bahwa penilaian autentik menekankan
keterampilan dan kompetensi spesifik, untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan
yang sudah dikuasai. Hal itu terungkap dalam cuplikan kalimat berikut: “Performance
assessment call upon the examinee to demonstrate specific skills and competencies, that is,
to apply the skills and knowledge they have mastered.” Wiggins (1993) menekankan hal
yang berbeda. Ia menekankan perlunya kinerja ditampilkan secara efektif dan kreatif.
Selain itu, tugas yang diberikan dapat berupa pengulangan tugas atau masalah yang analog
dengan masalah nyata.
Dengan demikian, penilaian autentik merupakan penilaian yang menuntut siswa
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikuasainya. Demonstrasi
pengetahuan dan keterampilan tersebut berasal dari tugas yang diberikan, dalam bentuk
masalah yang analog dengan masalah nyata.
Seperti apakah bentuk penilaian autentik? Penilaian autentik melibatkan dua
komponen, yaitu: tugas (task) yang diberikan kepada siswa dan sebuah kriteria penilaian
(rubrik). Suatu tugas dikatakan autentik apabila siswa diminta mengonstruk respon sendiri,
bukan hanya sekedar memilih dari yang tersedia dan tugas itu merupakan tantangan yang
mirip dengan realitas kenyataan sesungguhnya.
Marzano mengemukakan empat kriteria tugas untuk penilaian autentik: (a) tugas
tersebut bermakna baik bagi siswa maupun guru, (b) tugas tersebut menuntut siswa
menemukan dan menganalisis informasi sama baiknya dengan menarik kesimpulan
tentang hal tersebut, (c) tugas tersebut meminta siswa mengkomunikasikan hasil dengan
jelas, dan (d) tugas tersebut mengharuskan siswa untuk bekerja atau melakukan sesuatu.
Selanjutnya, rubrik merupakan alat pemberi skor yang berisi daftar kriteria untuk
suatu tugas (Zainul, 2001). Di dalam rubrik melibatkan komponen deskriptor. Deskriptor

5
digunakan untuk memperjelas aspek yang dinilai. Deskriptor juga membantu guru dalam
menilai agar lebih objektif dan konsisten.

D. Implementasi Penilaian Autentik


Dalam Kurikulum 2013, penilaian diarahkan untuk menangkap tiga aspek penting
yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Jadi, tidak hanya tes saja seperti yang
selama ini digunakan. Tes hanya dapat memotret aspek pengetahuan semata. Sikap dan
keterampilan siswa belum tersentuh sama sekali.
Untuk itu, Permendikbud nomor 66 tahun 2013 memberi rambu-rambu beragam
teknik penilaian yang dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas. Untuk menilai sikap
dapat digunakan teknik observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat dan jurnal.
Untuk menilai aspek keterampilan, dapat digunakan teknik penilaian kinerja, projek dan
portofolio. Sedangkan, untuk menilai aspek pengetahuan selain menggunakan tes, dapat
pula menggunakan tes lisan dan penugasan. Berikut, diuraikan contoh beberapa teknik
penilain yang dimaksud.
a. Penerapan Teknik Penilaian Unjuk Kerja, Produk, Antarpeserta Didik, dan
Observasi

KELAS : I (Satu)
Tema : Diriku
Subtema 1 : Aku dan Teman Baru

Pembelajaran 1

1. Indikator Pembelajaran
BAHASA INDONESIA
a. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap
b. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama panggilan
c. Menyebutkan nama temannya
PPKn
a. Menjalankan peraturan pada permainan
PJOK
a. Melakukan gerakan melempar
b. Melakukan gerakan menangkap
SBdP
a. Memberi hiasan pada kartu nama

2. Tujuan pembelajaran
Kegiatan 1
a. Setelah melakukan permainan lempar bola, siswa dapat memperkenalkan diri
dengan menyebutkan panggilan secara benar.

6
b. Setelah melakukan permainan lempar bola, siswa dapat memperkenalkan diri
dengan menyebutkan lengkap secara benar.
Kegiatan 2
a. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menghias kartu nama dengan
rapi.

3. Teknik Penilaian: Unjuk Kerja, Produk, Antarpeserta Didik, dan Jurnal.


a. Unjuk Kerja (pengamatan kegiatan peserta didik dalam melakukan tugas 
permainan lempar bola)
Langkah-langkah penilaian unjuk kerja;
1) Menentukan kriteria penilaian sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
(lihat indikator pencapaian)

Tugas 1: Permainan Lempar Bola


4 3 2 1
No Kriteria
Baik sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
1 Kemampuan Peserta didik Siswa mampu Siswa hanya Siswa belum
memperkenalkan diri mampu menyebutkan mampu mampu
(B. Indonesia) menyebutkan nama menyebutkan memperkenalkan
nama panjang panjang nama diri
dan nama panggilan
panggilan
2 Kemampuan Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa belum
menjalankan melakukan melakukan melakukan mampu melakukan
peraturan pada permainan permainan permainan sesuai permainan sesuai
permainan (PPKn) sesuai sesuai aturan, tetapi dengan aturan
dengan instruksi aturan tetapi dengan lebih dari lebih dari 3 kali
tanpa dengan 1
pengarahan 1 kali arahan kali arahan ulang
ulang ulang
3 Kemampuan Siswa mampu Siswa melempar Siswa melempar Siswa belum
melakukan gerakan melempar dan dan menangkap dan mampu melempar
melempar dan menangkap bola bola, tetapi 1-2 menangkap bola, dan menangkap
menangkap (PJOK) dengan akurat kali tetapi lebih dari 3 bola
(tidak meleset kali meleset
pernah meleset)

Rekapitulasi Penilaian
B. Ind PPKn PJOK
No Nama Siswa Perolehan Perolehan Perolehan Nilai
Nilai Akhir Nilai Akhir
Skor Skor Skor Akhir
1 Ahmad 3 75 4 100 3 75
2
dst …
b. Produk (menghias kartu nama)
Tugas 2: Menghias Kartu Nama (Penilaian SBdP)
Langkah-langkah kegiatan penilaian produk:
1) Menyiapkan rubrik penilaian produk
Rubrik Penilaian Produk

7
1
4 3 2
No Kriteria Perlu
Baik sekali Baik Cukup
Bimbingan
1 Perencanaan Bahan lengkap Memenuhi 4 Memenuhi 3 Memenuhi 2
(pensil, pensil bahan dari 5 bahan dari 5 bahan dari 5
warna/crayon/spidol, bahan bahan bahan
karton/kertas/
kardus,penghapus,
tali/peniti)
2 Proses kesesuaian langkah Memenuhi 2 dari Memenuhi 1 Tidak
Pembuatan kerja, Kerapian, 3 dari 3 memenuhi 3
kebersihan. Komponen Komponen komponen
3 Hasil Produk Memenuhi 5 Memenuhi 4 dari Hanya Hanya
komponen (nama 5 memenuhi 3 memenuhi 2
diri, gambar Komponen dari 5 komponen dari 5
atau foto diri, hiasan, komponen
pewarnaan,
dan bentuk yang
unik/menunjukkan
kreativitas )

2). Membuat rekapitulasi penilaian

Perolehan Skor
No Nama Siswa Jumlah Skor Nilai Akhir
Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
1 Ahmad 4 3 3 10 83
2
3
dst

c. Penilaian Sikap melalui Jurnal (percaya diri, disiplin dan bekerja sama).
Langkah-langkah penilaian sikap:
1) Menentukan sikap yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran (lihat KD 1
dan KD 2) disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan format jurnal harian sebagai catatan perkembangan sikap pada setiap
kegiatan pembelajaran

Format Jurnal Harian


No. Hari/Tanggal Catatan Pengamatan Tindak Lanjut
1 Kegiatan : ………………………
Hasil Pengamatan :
2 Kegiatan : ………………………
Hasil Pengamatan :
3 Kegiatan : ………………………
Hasil Pengamatan :
dst… Kegiatan : ………………………
Hasil Pengamatan :
Catatan:
 Hari/tanggal; diisi sesuai dengan hari dan tanggal kegiatan
 Catatan Pengamatan; diisi dengan kegiatan apa yang dilaksanakan dan catatan sikap
peserta didik yang masih perlu bimbingan

8
 Tindak lanjut; diisi dengan tindakan yang diberikan pendidik untuk meningkatkan sikap
peserta didik.
3) Pendidik melakukan pengamatan saat peserta didik melakukan unjuk kerja dalam
pembelajaran.
4) Hasil pengamatan didokumentasikan dalam jurnal harian pendidik.
Contoh pengisian jurnal harian:
No Hari/Tanggal Catatan Pengamatan Tindak Lanjut
1 Senin, 6 Okt 2014 Kegiatan : Permainan lempar bola Mendekati ketiga anak
Hasil Pengamatan: tersebut dan
3 orang peserta didik, yaitu Andi, Udin, memberikan
dan Maryam masih belum terlihat bimbingan serta
disiplin dan kerjasamanya. motivasi.
2 dst…

5) Hasil jurnal harian dilihat perkembangannya selama 1 minggu (satu sub tema).
Kemudian perkembangan akhir minggu dicatat ke dalam lembar penilaian sikap
mingguan (bukan hasil akumulasi harian).

d. Penilaian Sikap melalui Penilaian Teman Sejawat


Tugas 2: Menghias Kartu Nama
Langkah-langkah penilaian sejawat;
1) Menentukan kriteria penilaian yang akan dilakukan peserta didik untuk menilai
temannya  pada kegiatan ini siswa dapat menilai hasil produk temannya dengan
kriteria hasil produk terbaik (nama, hiasan, pewarnaan, bentuk) dengan arahan guru.
2) Menyiapkan alat penilaian  pada kegiatan ini pendidik menyiapkan format penilaian
dari karton besar yang dipampang di bawah karya dan alat penilaian berupa tanda
bintang/jempol.
3) Melakukan penilaian  siswa memberikan penilaian hasil karya temannya dengan
menempelkan tanda bintang/jempol.

Yuk tempelkan tanda bintang/jempol pada karya terbaik menurut pendapatmu!


No Nama Siswa Hasil Penilaian teman Jumlah Keterangan
1 Ahmad  4
2 Udin  5
3 Maryam  3
dst

4) Kemudian pendidik dan siswa menghitung jumlah penilaian. Yang terbanyak


mendapatkan tanda bintang/jempol diberikan penghargaan.

b. Penerapan Teknik Penilaian Projek dan Penilaian Diri

9
KELAS :4
Tema : Selalu Berhemat Energi
Subtema 1 : Macam-macam Sumber Energi

Pembelajaran 2
1. Indikator Pembelajaran
BAHASA INDONESIA
 Menyajikan laporan hasil percobaan dan pengamatan tentang sumber energi angin
dan
air serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
 Mempraktikkan teks instruksi tentang pembuatan kincir angin
IPA
b. Menjelaskan melalui tulisan laporan tentang pemanfaatan sumber energi angin dan
air dalam kehidupan sehari-hari
SBdP
c. Mendesain kincir air dan kincir angin sederhana menggunakan media kertas dan
plastik bekas, dan meningkatkan keterampilan menggunting, melipat, dan
menempel berdasarkan instruksi tertulis secara mandiri.
2. Tujuan Pembelajaran
d. Melalui percobaan dan pengamatan, siswa mampu membandingkan tentang
manfaat energi angin dan energi air serta pemanfaatan kincir air dan kincir angin
dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan data hasil percobaan.
e. Setelah percobaan membuat kincir air dan kincir angin, siswa mampu menyajikan
laporan hasil percobaan dan pengamatan tentang kincir air dan angin
menggunakan kosa kata baku dengan benar.
f. Dengan kegiatan membuat kincir air dan kincir angin, siswa mampu meningkatkan
keterampilan menggunting, melipat, dan menempel berdasarkan instruksi tertulis
secara mandiri.
g. Melalui tugas projek, siswa dapat membuat laporan tentang pemanfaatan sumber
energi angin dan air dalam kehidupan sehari-hari.

3. Teknik Penilaian: Projek dan Penilaian Diri


a. Projek (membuat laporan pemanfaatan sumber energi angin dan air dalam
kehidupan sehari-hari secara berkelompok ditugaskan dalam waktu 1 minggu).
Langkah-langkah penilaian projek
1) Menentukan rubrik penilaian perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan (disesuaikan
dengan kegiatan yang dilakukan)

Rubrik Penilaian Projek


4 3 2 1
No Kriteria
Baik sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
1 Perencanaan memuat jadwal Memenuhi 2 Memenuhi 1 Tidak memenuhi
pelaksanaan, aspek dari 3 aspek dari 3 aspek perencanaan
penentuan sumber, aspek aspek
pembagian tugas

10
2 Proses Pelaksanaan berjalan 2 aspek dari 3 1 aspek dari 3 Tidak memenuhi
Pelaksanaan sesuai rencana aspek berjalan aspek berjalan aspek perencanaan
sesuai rencana sesuai rencana
3 Pelaporan Sistematika penulisan Memenuhi 2 Memenuhi 1 Tidak memenuhi
benar, Penggunaan aspek dari 3 aspek dari 3 aspek
bahasa yang aspek aspek
komunikatif , isi yang
sesuai

2) Membuat rekapitulasi penilaian

Nama Perolehan Skor


No Jumlah Skor Nilai Akhir
Peserta Didik Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
1 Andi 4 3 2 9 75
2 Dst
3

b. Penilaian diri
Langkah-langkah penilaian diri:
1) Tentukan kompetensi atau aspek yang akan dinilai. sesuaikan dengan kompetensi
yang akan dikembangkan (lihat ruang lingkup pembelajaran, buku guru hal.3).
a) Pengetahuan: energi angin dan energi air, cara membuat kincir angin dan air,
laporan hasil percobaan
b) Keterampilan: kerja ilmiah, menulis, mendesain
c) Sikap: rasa ingin tahu, kerjasama, tekun, teliti
2) Tentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
Aspek Kriteria
Pengetahuan dapat menjelaskan lebih dari dua manfaat sumber energi angin dalam
kehidupan
dapat menjelaskan lebih dari dua manfaat sumber energi air dalam
kehidupan
dapat menjelaskan urutan cara membuat kincir angin secara runtut.
dapat menjelaskan urutan cara membuat kincir angin secara runtut.
Keterampilan dapat menyajikan laporan percobaan dengan tepat
dapat membuat kincir angin dengan baik
Sikap Rasa ingin tahu sangat tinggi
dapat bekerjasama dalam kelompok dengan baik
dapat bekerja dengan tekun
dapat bekerja dengan teliti

3) Rumuskan dalam fomat penilaian diri


Format Penilaian Diri

Nama Siswa : ______________ Hari/tanggal : ______________


Kelas : IV (empat)
Tema/Sub Tema : Selalu Berhemat Energi/Macam-macam sumber energi
Pembelajaran : 2
Beri tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu!

11
No Pernyataan Ya Tidak
Saya dapat menjelaskan lebih dari dua manfaat sumber energi
1
angin dalam kehidupan.
Saya dapat menjelaskan lebih dari dua manfaat sumber energi air
2
dalam kehidupan.
Saya dapat menjelaskan urutan cara membuat kincir angin secara
3
runtut.
Saya dapat menjelaskan urutan cara membuat kincir angin secara
4
runtut.
5 Saya dapat menyajikan laporan percobaan dengan tepat.
6 Saya dapat membuat kincir angin dengan baik.
7 Rasa ingin tahu sangat tinggi.
8 Saya dapat bekerjasama dalam kelompok dengan baik.
9 Saya dapat bekerja dengan tekun.
10 Saya dapat bekerja dengan teliti.

4) Meminta siswa untuk melakukan penilaian diri. Penilaian ini dilakukan setelah
siswa melakukan kegiatan pembelajaran.

c. Penerapan Penilaian Portofolio


Penilaian portofolio dapat dilaksanakan minimal setelah menyelesaikan satu tema
pembelajaran.
Adapun tahapan pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Menentukan kriteria portofolio yang sesuai dengan tema yang akan dilaksanakan.
Kelas : IV
Tema : Selalu Berhemat Energi
No Kriteria Portofolio
1 kumpulan catatan kemajuan belajar
2 kumpulan karya peserta didik yang mendukung proses berupa: laporan
projek/produk
3 kumpulan hasil tes dan latihan/tugas
4 catatan penilaian diri
5 catatan penilaian sejawat

b. Mengumpulkan dokumen portofolio yang sesuai dengan kriteria yang telah


ditentukan dalam satu folder masing-masing peserta didik.
c. Melakukan penilaian terhadap dokumen portofolio tersebut.

Penilaian Portofolio
Nama Peserta didik: Muti
Kelas : IV
Guru : Yenny

NO Kriteria Aspek SB B C K

1. Ada kumpulan catatan kemajuan belajar √

12
Ada kumpulan karya peserta didik yang
2.
mendukung proses berupa: laporan projek/produk

3. Ada kumpulan hasil tes dan latihan/tugas

4. Ada catatan penilaian diri

5. Ada catatan penilaian sejawat

Komentar Guru: Tindak Lanjut:


Penguasaan konsep Ananda Muti tentang energi mencapai Perlu lebih dibiasakan prilaku
ketuntasan. Kemampuan menyaji laporan sudah sangat baik jujur,disiplin, tanggung jawab,
dan sikap jujur,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan santun, peduli dan percaya agar
percaya diri mulai tampak. dapat berkembang dan membudaya.
Keterangan:
Sangat Baik (SB) : 5 kriteria terpenuhi
Baik (B) : 4 kriteria terpenuhi
Cukup (C) : 3 kriteria terpenuhi
Kurang (K) : ≤2 kriteria terpenuhi

E. Penutup
Demikian uraian singkat tentang penilaian autentik. Masih banyak hal yang belum
terakomodir dalam makalah yang sangat ringkas ini. Mudah-mudahan ada manfaatnya.
Contoh dan penjelasan lebih lanjut akan disampaikan dalam forum.

F. Daftar Bacaan
Kemendikbud, 2013. Panduan teknis penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan SD.
Kusaeri dan Suprananto, 2012. Pengukuran dan penilaian pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Marzano, R.J. dkk. (1994). Assessing student outcome:Performance assessment using the
five dimensions of learning model. Alexandria: Association for supervision and
Curriculum development.
Mueller, J. (2006). Authentics assessment. Diakses dari http://jonatan.muller.faculty.
noctrl.edu/toolbox/whaisist.htm. tanggal 2 November 2014.
Stiggins, R.J. (1994). Student-centered classroom assessment. New York: Mcmillan
College Publishing Company.
Wiggins, G. (1990). The case for authentic assessment. Diakses dari http://www.ed.gov/
databases/ERIC_digets/ed238611.html, tangga 9 November 2014.

13
Zainul, A. (2001). Alternative assessment: Applied approach mengajar di perguruan
tinggi. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk peningkatan dan pengembangan
aktivitas instruksional. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas.

14

Anda mungkin juga menyukai