Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini diselesaikan guna memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah. Makalah
ini tidak akan selesai tanpa dukungan dari pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah ini. Terima kasih kami ucapkan sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang sudah
membantu penyelesaian, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, maka dari itu kami
memohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyampaian, penyajian, penulisan maupun
kekurangan-kekurangan lainnya. Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
motivasi untuk para pembaca dan kami sendiri sebagai penulis. Kami juga berharap Ibu Guru
dapat mengkritik makalah kami sehingga nantinya kami dapat membuat makalah yang lebih baik
lagi.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................................i

Daftar Isi ...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................1

1.3 Tujuan .................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Biografi Jenderal Soedirman ..............................................................................................2

2.2 Peranan Jenderal Soedirman dalam Mempertahankan Kemerdekaan Bangsa Indonesia...2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................................5

3.2 Saran ...................................................................................................................................5

Daftar Pustaka ..........................................................................................................................6


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Panglima Besar Jenderal Soedirman merupakan salah satu pahlawan nasional yang sangat
berjasa bagi bangsa Indonesia, sehingga dapat dikategorikan sebagai tokoh yang memiliki nama
besar. Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman ini adalah pahlawan nasional Indonesia yang
berjuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia,
ia dicatat sebagai Panglima dan Jendral RI yang pertama dan termuda. Jenderal Soedirman tetap
berjuang memimpin pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan
pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah kehidupan Jenderal Soedirman?

2. Bagaimana peranan Jenderal Soedirman dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk:

- Mengetahui sejarah kehidupan Jenderal Soedirman

- Mengetahui peranan Jenderal Soedirman dalam mempertahankan kemerdekaan RI

- Menyelesaikan tugas mata pelajaran Sejarah


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Jenderal Soedirman

Jenderal Besar Soedirman merupakan pahlawan yang pernah berjuang untuk merebut
kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan pejajahan. Saat usianya masih yang masih relatif
muda yaitu saat berumur 31 tahun sudah menjadi seorang jenderal. Walaupun menderita sakit
paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda.

Soedirman dilahirkan pada tanggal 24 Januari 1916 di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan


Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Karsid Kartawiradji,
seorang mandor tebu pada pabrik gula di Purwokerto. Ibunya bernama Siyem, berasal dari
Rawalo, Purwokerto. Mereka adalah keluarga petani.

Soedirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh
pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa
di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan
tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang
dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu.
Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan
perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh
besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.

2.2 Peranan Jenderal Soedirman dalam Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Bangsa


Indonesia

Peranan Jenderal Soedirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia


antara lain sebagai berikut:
A. Tanggal 12 desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam menggempur dan
mengusir Inggris. Saat itu beliau masih berpangakt kolonel.

B. Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya melawan Belanda
dalam Agresi Militer Belanda II.

A. Soedirman Memimpin Pertempuran Ambarawa

Ketika Brigade Bethel mendarat di Semarang pada tanggal 19 Oktober 1945, selanjutnya
pasukan menuju Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Sekutu. Di Magelang

tentara Sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti TKR dan membuat
kekacauan. TKR, Resimen Magelang pimpinan M. Sarbini membalas tindakan tersebut dengan
mengepung tentara sekutu dari segala penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat
campur tangan Presiden Soekarno yang berhasil menenangkan suasana. Kemudian pasukan
Sekutu secara diam-diam meninggalkan kota Magelang menuju Ambarawa. Akan tetapi
Batalyon A. Yani, Suryosumpeno dan Kusen mengejar pasukan Sekutu tersebut. Satu batalyon
dari Divisi Purwokerto, dibawah Iman Adrongi menghadang gerakan Sekutu di Pingit. Sejak itu
pertempuran semakin meluas. Bala bantuan datang dari Banyumas, Salatiga, Surakarta dan
Yogyakarta. Dalam salah satu pertempuran, Letnan Kolonel Isdiman Suryokusumo, Komandan
Resimen TKR Banyumas yang merupakan tangan kanan Panglima Besar gugur. Sejak gugurnya
Letnan Kolonel Isdiman, Komandan Divisi V, Kolonel Soedirman merasa kehilangan perwira
terbaik dan ia langsung turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran. Pada tanggal 11
Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan
Laskar. Dalam rapat tersebut Kolonel Soedirman menjelaskan bahwa posisi lowan sudah makin
terjepit sehingga merupakan peluang yang tepat untuk menghancurkan lawan secepatnya dari
Ambarawa.

Tepat pukul 04.30 pagi tanggal 12 Desember 1945 serangan mulai dilancarkan. Pertempuran
segera berkobar di sekitar Ambarawa. Satu setengah jam kemudian, jalan yang menghubungkan
Ambarawa dengan Semarang sudah dikuasai oleh kesatuan-kesatuan TKR. Pertempuran
Ambarawa berlangsung sengit, Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang
menggunakan taktik “Supit Udang” atau pengepungan rangkap sehingga musuh benar-benar
terkurung. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya terputus sama sekali. Setelah
bertempur selama 4 hari 4 malam, akhirnya musuh mundur ke Semarang. Benteng pertahanan
yang tangguh jatuh ke tangan pasukan kita. Tanggal 15 Desember 1945, pertempuran berakhir.
Kemenangan gemilang di medan Ambarawa telah membuktikan kemampuan Soedirman sebagai
seorang panglima perang yang tangguh. Episode gemilang ini telah diabadikan dalam bentuk
Monumen Palagan Ambarawa dan diperingati setiap tahun oleh TNI AD sebagai Hari Infanteri
atau Hari Juana Kartika.

B. Soedirman Memimpin Perang Gerilya

Perkiraan TNI bahwa Belanda sewaktu-waktu akan menyerang RI, ternyata tidak meleset.
Belanda kembali melancarkan agresi militernya yang kedua. Pasukan Belanda menyerang
ibukota RI dan bergerak ke seluruh wilayah Republik pada tanggal 19 Desember 1948. Pada
jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta, dalam keadaan sakit Soedirman menghadap
Presiden dan melaporkan bahwa pasukan TNI sudah siap melakukan rencananya, termasuk
mengungsikan para pimpinan nasional. Jawaban Presiden mengejutkan Soedirman. Soedirman
dinasehati agar tetap tinggal di kota, untuk dirawat sakitnya. Panglima Besar Soedirman
menjawab tawaran Presiden dengan kata-katanya,” Tempat soya yang terbaik adalah di tengah-
tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder pemerintah TNI akan
berjuang terus”. Menghadapi Agresi Militer II Belanda, Jenderal Soedirman segera
mengeluarkan Perintah Kilat No. I/PB/D/48. Isinya, pada tanggal 19 Desember 1948 Angkatan
Perang Belanda telah menyerang kota Yogyakarta dan lapangan terbang Maguwo, Pemerintah
Belanda telah membatalkan persetujuan genjatan senjata, semua Angkatan Perang menjalankan
rencana untuk menghadapi serangan Belanda. Pada hari itu juga Jenderal Soedirman
meninggalkan Yogya dan memimpin Perang Gerilya yang berlangsung kurang Iebih tujuh bulan
lamanya. Dengan ditandu, ia melakukan perjalanan gerilya naik turun gunung, masuk hutan ke
luar hutan, berpindah-pindah tempat. Tidak jarang Soedirman mengalami kekurangan makanan
selama berhari-hari. Belum lagi penderitaannya karena pengejaran tentara Belanda yang ingin
menangkapnya. Ketika Belanda menyerbu Yogyakarta, para pemimpin militer Belanda ternyata
keliru memperhitungkan peranan Pemerintah Darurat RI (PDRI) dan Soedirman. Belanda hanya
memperhitungkan Soekarno-Hatta dan para politisi sebagai center of gravity dalam perang.
Belanda mengira bahwa dengan menduduki ibukota dan menangkap Soekarno-Hatta,.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jenderal Besar Soedirman merupakan pahlawan yang pernah berjuang untuk merebut
kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan pejajahan. Saat usianya masih yang masih relatif
muda yaitu saat berumur 31 tahun sudah menjadi seorang jenderal. Soedirman merupakan salah
satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan,
selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan
pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa,
dan negara. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima dan
Jendral RI yang pertama dan termuda. Jenderal Soedirman tetap berjuang memimpin pasukan
walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal
Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.

3.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah ini, kami berharap pembaca dapat termotivasi untuk melanjutkan
perjuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia, khususnya yang dibahas dalam makalah ini
adalah Jenderal Soedirman. Kita dapat melanjutkan perjuangan beliau dengan cara mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang
kita, menghormati para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan, menjaga ketertiban
dan keamanan di Indonesia, dan ikut serta menjaga dan mengharumkan nama Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai