Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 1 :

Rosdiyanah (2281170019)
Mimi Mas Nurika (2281170019)
Maulana Rifqi Asshidqi (2281170019)

ANALISIS PERAN KIMIA PANGAN DALAM PILAR KETAHANAN PANGAN

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Kimia pangan adalah studi mengenai proses kimia dan interaksinya dengan
komponen biologis dan non-biologis bahan pangan. Substansi biologis misalnya produk
daging, sayuran, produk susu, dan sebagainya. Mirip dengan biokimia dengan komponen
utamanya yaitu karbohidrat, lemak, dan protein namun juga mempelajari komponen lain
seperti air, vitamin, mineral, enzim, zat aditif, perasa, dan pewarna makanan. Ilmu ini juga
meliputi bagaimana suatu produk pangan mengalami perubahan akibat berbagai metode
pemrosesan makanan dan cara untuk meningkatkan maupun mencegah terjadinya perubahan itu.
Pengertian ketahanan pangan, tidak lepas dari UU No. 18/2012 tentang Pangan.
Disebutkan dalam UU tersebut bahwa Ketahanan Pangan adalah "kondisi terpenuhinya Pangan
bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup,
baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,
dan produktif secara berkelanjutan".
Ketahanan pangan memiliki empat pilar, yaitu: aspek ketersediaan(food availibility),
aspek stabilitas ketersediaan dan pasokan (stability ofsupplies), aspek keterjangkauan (acces to
supplies) dan aspek konsumsipangan (food utilization). Dengan kata lain apapun kondisinya,
pangan harus tersedia dalam jumlah yang cukup, baik dimusim panen maupunpaceklik,
terdistribusi merata kepelosok negeri, harga terjangkau oleh semuakalangan, aman serta bermutu
(Khudori, 2009). Jika salah satu dari pilar tersebut tidak terpenuhi, maka belum dapatdikatakan
memiliki ketahanan yang baik. Meskipun ketersediaan pangan cukup baik di tingkat nasional
maupun regional, namun bila akses individu untuk memenuhi pangan tidak merata, ketahanan
pangan masih dikatakan rapuh, walaupun ketersediaan dan aksesibilitas dapat dikatakan cukup,
tapijika stabilitas harga pangan tidak mampu terjaga, ketahanan pangandikatakan tidak cukup
kuat. Sehingga, aspek distribusi pangan dari sentraproduksi sampai ketingkat konsumen tidak
kalah penting dalam upayamemperkuat strategi ketahanan pangan. Aspek distribusi
mencakupeksistensi dan perubahan fungsi tempat, ruang dan waktu (Arifin, 2015).
Ketersediaan informasi ketahanan pangan yang akurat, komprehensif, dan tertata dengan
baik dapat mendukung upaya pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Informasi
ketahanan pangan sebagaimana tertuang dalam UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan PP
No. 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi mengamanatkan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya untuk membangun, menyusun, dan
mengembangkan Sistem Informasi Pangan dan Gizi yang terintegrasi

Anda mungkin juga menyukai