Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PERLINDUNGAN

ANAK DI INDONESIA

AMALIA SENJA,S.KEP.,NS
PERLINDUNGAN ANAK

(Pasal 2, UU No.23, Tahun 2002, Tentang Perlindungan Anak)

 “Perlindungan anak” adalah segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi,
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi (UU/23/2002).
 Penyelenggaraan Perlindungan anak ber-asas-kan
Pancasila dan ber-landas-kan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta prinsip-
prinsip dasar KHA dalam mengakui, menghargai dan
melindungi ser ta meng implementasi-kan hak-hak
Anak.
 Perlindungan Anak Sejak dalam kandungan
s/d usia 18 tahun
 Seluruh negara-negara Internasional melalui Majelis Umum PBB
sepakat membentuk suatu Konvensi Hak Anak (KHA) yang disepakati
pada tanggal 20 November 1990 dengan maksud melindungi dan
memberikan pelayanan sosial untuk perkembangan jiwa anak agar
dapat kembali tumbuh dan berkembang secara wajar.
 Indonesia sebagai masyarakat internasional dan anggota PBB,
kemudian meratifikasi
 Konvensi Hak Anak (KHA) tersebut dengan mengeluarkan Keputusan
Presiden Nomor 36 tahun 1990. Keppres tersebut juga merupakan
bentuk dari perjanjian internasional pada
 Pada tanggal 26 Januari 1990 di New York, Amerika Serikat.
Selanjutnya disebutkan pula dalam pertimbangan Keppres Nomor 36
tahun 1990 itu bahwa pengesahan Konvensi Hak Anak
 (KHA) ini didasarkan kepada Surat Presiden Nomor 2826/HK/1990
tertanggal 22 Agustus 1990. Dengan demikian, proses ratifikasi yang
dilakukan Pemerintah Rebuplik Indonesia atas
 Konvensi Hak Anak (KHA) mengikuti prosedur yang diatur dalam
hukum nasional
 Setelah meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) kedalam
keppres tahun 1990,
 Pemerintah Republik Indonesia juga membuat aturan
Perundang-Undangan dan Keppes mengenai anak
diantaranya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995
Tentang Lembaga Pemasyrakatan, Undang-Undang Nomor
3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, Undang- Undang
Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (HAM),
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,
Keppres Nomor 87 Tahun 2002 Tentang rencana Aksi Nasional
Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak, Keppres Nomor 88
Tahun 2002 Tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Perdagangan Perempuan dan Anak, dan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang.
 Indonesia merupakan salah satu negara yang
mencantumkan anak dalam Konstitusinya. Hal ini
merupakan tongak sejarah perjuangan untuk memajukan
penyelenggaraan perlindungan anak. Untuk
menerjemahkan amanah konstitusi ini, pada tanggal 22
September 2002, pemerintah memberlakukan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
(UUPA).
PRINSIP

4 prinsip :

1. Prinsip Non Diskriminasi, (Non Discrimination)


2. Prinsip Yang Terbaik Bagi Anak, (best interest of the
child),
3. Prinsip Kelangsungan Hidup dan Perkembangan Anak
(survival and development),
4. Prinsip Penghargaan Terhadap Pendapat Anak (respect
for the views of the child),
4 Prinsip Dasar KHA
 Prinsip Non Diskriminasi, (non discrimination),
artinya semua hak yang diakui dan terkandung dalam
KHA harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa
pembedaan apapun. Prinsip ini merupakan pencerminan
dari prinsip universalitas HAM. (Pasal 2 KHA).

 Prinsip Yang Terbaik Bagi Anak, (best interest of the


child), artinya bahwa di dalam semua tindakan yang
menyangkut anak, maka apa yang terbaik bagi anak
haruslah menjadi pertimbangan yang utama. (Pasal 3
KHA)
Prinsip Kelangsungan Hidup dan
Perkembangan Anak (survival and
development), artinya harus diakui bahwa hak
hidup anak melekat pada diri setiap anak;
dan hak anak atas kelangsungan hidup dan
perkembangannya juga harus dijamin.
(Pasal 6 KHA)

Prinsip Penghargaan Terhadap Pendapat


Anak (respect for the views of the child),
maksudnya bahwa pendapat anak, terutama
jika menyangkut hal-hal yang
mempengaruhi kehidupannya, perlu
Prinsip yang terkandung dalam KHA:

• PRINSIP NON DISKRIMINASI


SEMUA HAK YANG DIAKUI DAN TERKANDUNG DALAM KHA HARUS
DIBERLAKUKAN KEPADA SETIAP ANAK TANPA PEMBEDAAN APAPUN.

• YANG TERBAIK BAGI ANAK


ARTINYA BAHWA DALAM SEMUA TINDAKAN YANG MENYANGKUT
ANAK, MAKA APA YANG TERBAIK BAGI ANAK HARUSLAH MENJADI PERTIMBANGAN
YANG UTAMA.

• KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERKEMBANGAN ANAK


ARTINYA BAHWA HAK HIDUP YANG MELEKAT PADA DIRI SETIAP ANAK
HARUS DIAKUI DAN BAHWA HAK ANAK ATAS KELANGSUNGAN HIDUP DAN
PERKEMBANGANNYA HARUS DIJAMIN.

• PENGHARGAAN TERHADAP PENDAPAT ANAK


MAKSUDNYA BAHWA PENDAPAT ANAK, TERUTAMA JIKA MENYANGKUT
HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPANNYA, PERLU DIPERHATIKAN DALAM
SETIAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
 Dalam bahasa hukumnya KHA merinci kewajiban Negara
Pihak untuk memenuhi 31 hak anak. Ketiga puluh satu hak
anak ini dikelompokkan ke dalam 5 kelompok. Pertama,
hak dan kebebasan sipil; Kedua, lingkungan keluarga dan
pemeliharaan alternatife; Ketiga, kesehatan dan
kesejahteraan dasar; Keempat, pendidikan, kegiatan
liburan dan budaya; dan Kelima, perlindungan khusus.
TUJUAN
PERLINDUNGAN ANAK
(Pasal 3, UU No.23, Tahun 2002, Tentang Perrlindungan Anak)

Perlindungan anak ber-tujuan untuk


menjamin terpenuhinya hak-hak anak, agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal, sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi demi
terwujudnya anak Indonesia yang
berkualitas, berakhlak mulia,
dan sejahtera.
HAK DAN KEWAJIBAN ANAK
UU no.23 tahun 2002

Pasal 4
Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara wajar sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan
diskriminasi.
Pasal 5
Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
kewarganegaraan.
Pasal 6
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan
berekspresi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.
Pasal 7
(1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan,
dan diasuh oleh orang tuanya
sendiri.
(2) Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin
tumbuh kembang anak, atau
anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau
diangkat sebagai anak asuh
atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 8
Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan
sosial sesuai dengan kebutuhan
fisik, mental, spiritual, dan sosial.
Pasal 9
(1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya.
(2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi
anak yang menyandang cacat
juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak
yang memiliki keunggulan
juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.
Pasal 10
Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima,
mencari, dan memberikan
informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan
nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
Pasal 11
Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,
bergaul dengan anak yang
sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan
tingkat kecerdasannya
demi pengembangan diri.
Pasal 12
Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi,
bantuan sosial, dan pemeliharaan
taraf kesejahteraan sosial.
Pasal 13

(1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau
pihak lain mana pun yang bertanggung
jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari
perlakuan:
a. diskriminasi;
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;
c. penelantaran;
d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;
e. ketidakadilan; dan
f. perlakuan salah lainnya.
(2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala
bentuk perlakuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan
hukuman.
 Bagaimana mengefektifkan penyelenggaraan perlindungan
anak? Jika mengacu pada UUPA, dalam rangka
meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan
anak, dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) yang bersifat independen.
 Tugas KPAI adalah melakukan sosialisasi ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi,
menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan,
pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak; dan memberikan
laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada
presiden dalam rangka perlindungan anak.
Terima kasih

&

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai