Tugas2 - Manlab - AP1 - Kelompok 1
Tugas2 - Manlab - AP1 - Kelompok 1
Oleh:
Nurma Purwati J3E118026
Analia Fonda N. J3E118030
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah memahami teknik identifikasi potensi bahaya
dan risiko serta memahami metode dan menganalisis derajat risiko bahaya kerja
yang digunakan dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko.
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Penilaian resiko
Kemungkinan
Konsekuensi
Risiko= PxS
Pengendali
Kegiata
No Bahaya Resiko an yang
n
diperlukan
2.2 Pembahasan
Laboratorium adalah suatu tempat untuk melakukan kegiatan praktikum,
penelitian-penelitian dan temuan teknologi-teknologi baru yang menunjang proses
belajar dan mengajar. Institusi-institusi pendidikan dan lembaga-lembaga penelitian
dan pengembangan memiliki laboratorium kimia yang berbeda-beda dalam desain,
fasilitas, teknik, penggunaan dan bahan kimianya. Dalam sudut pandang keselamatan
dan kesehatan kerja di dalam laboratorium, semua laboratorium memiliki bahaya dasar
yang sama akibat penggunaan bahan kimia dan teknik selama bekerja.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium, perlu dilaksanakannya
K3. Selain untuk mencegah terjadinya kecelakaan, pelaksanaan K3 akan menimbulkan
kondisi dan suasana yang nyaman. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
menerapkan system manajemen K3 dengan baik melalui penilaian risiko. Menurut
John Ridley (2008) cara pencegahan bahaya menggunakan konsep penilaian risiko
bertujuan untuk menghilangkan, mengurangi dan mengendalikan bahaya sebelum
terjadi kecelakaan yang dapat mengakibatkan cedera tubuh maupun kerusakan fisik
sarana laboratorium.
Rahmadiana, Anisa (2016) mengatakan penilaian risiko adalah proses
mengevaluasi tingkat tinggi rendahnya risiko dengan melihat hasil estimasi tingkat
keseringan terjadi dan tingkat keparahan, sehingga akan dapat diklasifikasi ke dalam
tingkat tidak ada bahaya, bahaya rendah, bahaya sedang, bahaya serius, atau bahaya
sangat tinggi. Dalam hal ini, proses penilaian risiko pada laboratorium kimia dapat
dilakukan dengan mengestimasi tingkat keseringan atau kekerapan terjadinya
kecelakaan atau sakit akibat kerja, harus memerhatikan seberapa sering praktikan
terpapar potensi bahaya. Kemudian, segera lakukan identifikasi terhadap bahaya
tersebut. Setelah dilakukannya identifikasi tingkat keseringan, selanjutnya membuat
estimasi dan keputusan tentang seberapa parah kecelakaan yang mungkin terjadi.
Setelah itu dilakukan penentuan tingkat risiko dari masing-masing bahaya yang telah
diidentifikasi dan dinilai. Kemudian harus dibuat skala risiko untuk menentukan
tindakan selanjutnya terhadap risiko yang sudah ada. Potensi bahaya atau bahaya
dengan tingkat risiko tinggi menjadi prioritas utama. Secara umum tindakan
pengendalian risiko terdiri dari eliminasi, substitusi, isolasi, pengendalian teknis (
Engineering ), administrative dan penggunaan APD ( Alat Pelindung Diri ).
Eliminasi adalah tindakan yang paling ideal dan harus diutamakan dalam upaya
pengendalian risiko. Hal ini berarti eliminasi dilakukan dengan upaya menghilangkan
sumber yang dapat menyebabkan bahaya. Substitusi diartikan dengan cara
menggantikan bahan ataupun alat yang berbahaya dengan bahan atau alat yang lebih
aman. Prinsip pengendalian ini adalah menggantikan sumber risiko bahaya dengan
sarana atau peralatan lain yang lebih aman atau lebih rendah tingkat risikonya. Isolasi
yaitu memisahkan suatu sumber bahaya dengan praktikan, misalnya dengan larangan
memasuki tempat kerja bagi yang tidak berkepentingan dan dengan cara memisahkan
atau menutupi unit iperasi yang berbahaya. Pengendalian teknis atau engineering
adalah usaha untuk menurunkan tingkat risiko dengan mengganti desain tempat kerja,
mesin, peralatan atau proses kerja menjadi lebih aman. Administrasi dapat dilakukan
dengan pembuatan dan penggunaan prosedur seperti SOP (standard operating
procedurs) sebagai langkah mengurangi tingkat risiko. Alat pelindung diri adalah
langkah terakhir yang dilakukan yang berfungsi untuk mengurangi keparahan akibat
dari bahaya yang ditimbulkan.
Pada laboratorium kimia di sekolah vokasi IPB, telah dilakukan identifikasi
bahaya seperti yang terdapat pada tabel di atas. Terdapat beberapa bahaya yang dapat
ditimbulkan dari kegiatan yang dilakukan di laboratorium kimia beserta dengan
penyebab, risiko dan pengendaliannya. Berdasarkan tabel di atas bahaya yang dapat
ditimbulkan yaitu berasal dari peralatan dan bahan yang digunakan ketika
melaksanakan praktikum. Bahaya dan risiko yang ditimbulkan dapat dikendalikan
dengan beberapa cara seperti tabel di atas, kebanyakan dari pengendalian yang
dilakukan menggunakan metode atau tindakan administrasi dan juga APD, namun ada
salah satu yang menggunakan tindakan isolasi dan juga rekayasa engineering. Hal ini
diharapkan dapat menyadarkan diri kita ketika bekerja di laboratorium untuk mencegah
atau menghindari terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan kerugian baik bagi
kita sendiri maupun orang lain.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Laboratorium merupakan suatu tempat yang di dalamnya terdapat alat dan
bahan-bahan yang dapat membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, bekerja di dalam
laboratorium harus berhati-hati dan lebih memperhatikan peraturan-peraturan yang
berlaku. Selain itu keselamatan dan kesehatan kerja harus selalu diperhatikan agar tidak
terjadi kecelakaan yang menyebabkan kerugian.
DAFTAR PUSTAKA
Imamkhasani.1998. MSDS, lembar Data Keselamatan Bahan Vol.1. Bandung: Pusat
Penelitian Kimia Lembaga.
John Ridley. 2008. Health and Safety in Brief. England : Elsevier Ltd
Moeller, R. (2007). COSO enterprise risk management : understanding the new
integrated ERM framework. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Moran, L. & Masciangioli, T. (2010). Keselamatan dan keamanan laboratorium kimia
(terjemahan). Washington DC: National Academy of sciences.
Rahmadiana, Anisa A. 2016. Hazard Identification and risk Assesment (HIRA) sebagai
upaya mengurangi risiko kecelakaan kerja dan risiko penyakit akibat kerja di bagian
produksi PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
Stoneburner, G., Goguen, A. & Feringa, A. (2002). Risk Management Guide for
Information Technology Systems. National Institute of Standards and Technology
Special Publication 800-30.
Tarwaka., 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3
di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.