Anda di halaman 1dari 15

ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI

Pendidikan

Dosen Pembimbing :

Yusran, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH : Kelompok 1


Nama :
Monika MS ( 160212020 )
Rachmat Adiputra ( 150212074 )
Riza Ulfa ( 160212097 )
Nurkasih ( 170212037 )
Mawar Dhiya ( 160212025 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI
BANDA ACEH
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi
bermacam nikmat-Nya yang tidak sanggup dihitung dengan alat secanggih
apapun, shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari alam Jahiliyah hingga ke alam
Islamiyah yang berpendidikan seperti yang kita rasakan sekarang ini. Dengan
perjuangan beliau dan para sahahabatnya kita bisa merasakan kehidupan yang
layak seperti saat ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Allah SWT


dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Yusran, S.Pd., M.Pd. sebagai
dosen pembimbing.

Dimana Tanpa seizin dari-Nya kami tidak akan mampu menyelesaikan


makalah kami ini tentang “Pendidikan” dimana untuk memenuhi tugas mata
kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi.

kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna,
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami
sangat mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah berperan
serta dalam mendidik kami dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat kami
susun secara rinci dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT. Senantiasa
meridhai kita semua.

Banda Aceh, 23 September 2019

Penyusun
1. PENGERTIAN PENDIDIKAN SECARA UMUM
Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik
dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan
pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan
kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif
bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan
keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya. Seperti yang tertera didalam UU
No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan
Negara.
Pendidikan adalah sebuah program yang mengandung komponen tujuan, proses
belajar mengajar antara murid dan gurunya sehingga, akan meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup dijaman sekarang ini pendidikan
sangatlah diperlukan karena pendidikan itu akan membawa kita tidak ketinggalan jaman
tetapi kita bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi kita.

2. PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI


Menurut H. Horne, Pendidikan merupakan faktor penting bagi masyarakat, demi
maju mundurnya kualitas masyarakat atau bangsa sangat bergantung pada pendidikan yang
ada pada rakyat bangsa tersebut. Seperti yang dikatakan oleh harahap dan poerkatja,
pendidikan adalah usaha yang secara sengaja dari orang tua yang selalu diartikan mampu
menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Yang dimaksud orang tua
tersebut adalah orang tua anak itu atau orang yang mempunyai kewajiban untuk mendidik
tersebut seperti guru, pendeta, dan seorang kiai. Pendidikan akan memberikan dampak positif
bagi para generasi muda dan juga pendidikan akan meyiapkan generasi yang baik dan bagus
bagi Negaranya. Maka dari itu para pendidik harus membutuhkan keuletan dan kesabaran
didalam mengajarnya.

Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Nasional Indonesia mengatakan


pendidikan tersebut adalah merupakan tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksud dari pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Menurut Heidjrachman dan Husnah (1997:77) pendidikan adalah suatu kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuaan umum seseorang termasuk di dalam peningkatan
penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-persoalan
yang menyangkut kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan dalam dunia
pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Notoadmodjo (2003:77),
kalau pendidikan formal dalam suatu organisasi merupakan suatu proses pengembangan
kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan

Para masyarakat mengartikan pendidikan adalah pengajaran yang di lakukan


disekolah yang mana sekolah tersebut sebagai tempat terjadinya pengajaran atau pendidikan
formal. Jadi pendidikan tidak seluruhnya terjadi disekolah tetapi pendidikan bisa jadi di
rumah yang mana orang tua yang menjadi gurunya

Pengartian mengenai pendidikan tersebut, dapat dilihat dari sisi beberapa titik sudut pandang
yang berbeda-beda antara dari titik sudut psikologis maupun titik sudut pandang sosiologis.
Terdapat banyak pengertian maupun definisi yang membahas mengenai pendidikan
tergantung dalam melihat pendidikan melalui titik sudut manapun. Akan tetapi dalam inti sari
mengenai pemaknaan konsep pendidikan mengarah pada satu tujuan yaitu suatu upaya yang
dijadikan proses dalam membina diri seseorang maupun masyarakat secara umum supaya
dapat menjembatani langkah-langkah dalam menjalani kehidupan sehingga bisa meraih hidup
yang diimpikan oleh semua orang yaitu menikmati kehidupan yang serba dilandasi
pegetahuan dan hidup sejahtera, semua kebutuhan terpenuhinya dengan munculnya ide
kreatif dan inovatif yang hanya bisa didapat dengan proses mengenyam pendidikan.

3. TUJUAN PENDIDIKAN
Secara umum, tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan dan mengembangkan
potensi di dalam diri para peserta didik. Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri
maka setiap anak bisa memiliki ilmu pengetahuan, kreativitas, sehat jasmani dan rohani,
kepribadian yang baik, mandiri, dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab.

Tujuan pendidikan juga disebutkan di dalam Undang-Undang Republik


Indonesia, diantaranya:
1. UU No. 2 Tahun 1985
Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi
pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggungjawab terhadap bangsa.
2. UU. No. 20 Tahun 2003
Menurut UU. No.20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
3. MPRS No. 2 Tahun 1960
Menurut MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang
berjiwa Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh
pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 945.

4. FUNGSI PENDIDIKAN

Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan diri, membentuk watak,


kepribadian, dan lain sebagainya agar peserta didik bisa manjadi pribadi yang lebih
bermartabat.

Fungsi pendidikan menurut para ahli :

1. Horton dan hunt


Menurut Horton dan Hunt (1996: 34-35), lembaga pendidikan dan kaitannya
dengan fungsi pendidikan adalah sebagai berikut:
 Untuk membangun dan mengembangkan minat atau bakat dalam diri seseorang demi
kepuasan pribadi dan juga kepentingan masyarakat lainnya.
 Untuk mempersiapkan semua anggota dalam masyarakat agar bisa mencari nafkah
sendiri.
 Untuk saling membantu dalam melestarikan kebudayaan dalam masyarakat.
 Untuk bisa menanamkan sebuah ketrampilan yang diperlukan pada keikutsertaan dalam
sebuah demokrasi.

2. David popenoe
Menurut David Popenoe, fungsi pendidikan adalah sebagai berikut:
 Untuk memindahkan kebudayaan dari generasi ke generasi.
 Agar lembaga pendidikan mengajarkan corak kepribadian.
 Untuk menjadi sumber-sumber ide sosial pada masyarakat.
 Untuk bisa mendidik manusia tentang peranan sosial.
 Untuk memastikan terjadinya interasi sosial dalam masyarakat.

5. JENIS-JENIS PENDIDIKAN

Terdapat tiga jenis pendidikan yang ada di Indonesia, yaitu Pendidikan Formal,
Pendidikan Non Formal, dan Pendidikan Informal.

1. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah jenis pendidikan yang terstruktur dan memiliki jenjang,
mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah
(SMP), pendidikan atas (SMA), dan pendidikan tinggi (Universitas).

Berikut ini adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan formal:

 Taman Kanak-kanak (TK)


 Raudatul Athfal (RA)
 Sekolah Dasar (SD)
 Madrasah Ibtidaiyah (MI)
 Sekolah Menengah Pertama (SMP)
 Madrasah Tsanawiyah (MTs)
 Sekolah Menengah Atas (SMA)
 Madrasah Aliyah (MA)
 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
 Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
 Perguruan Tinggi
 Akademi
 Politeknik
 Sekolah Tinggi
 Institut
 Universitas

2. Pendidikan Nonformal
Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang bisa
dilaksanakan secara berjenjang dan terstruktur. Jenis pendidikan ini bisa disetarakan dengan
hasil program pendidikan formal melalui proses penilaian dari pihak yang berwenang.

Berikut ini adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan non formal:

 Kelompok bermain (KB)


 Taman penitipan anak (TPA)
 Lembaga kursus
 Sanggar
 Lembaga pelatihan
 Kelompok belajar
 Pusat kegiatan belajar masyarakat
 Majelis taklim

3. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah jenis pendidikan yang berasal dari keluarga dan
lingkungan dimana peserta didiknya dapat belajar secara mandiri.

Beberapa yang termasuk di dalam pendidikan informal adalah;

 Agama
 Budi pekerti
 Etika
 Sopan santun
 Moral
 Sosialisasi

6. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN


DAN DI ERA GLOBALISASI.

1. Dampak positif dan negatif pendidikan dalam lingkungan :

Dampak positif:
a. Bagi siswa : Seorang siswa akan mengalami kemajuan yang pesat dalam hasil
belajarnya, jika semua lingkungan pendidikan saling mendukung satu sama lainnya,
umpamanya : Kesibukan belajarnya di sekolah diikuti dengan berpartisipasi dalam
komunitas belajar remaja, di luar sekolahnya, dan didorong dengan motivasi dan
fasilitas dari keluarganya, sehingga siswa dapat mengaplikasikan semua
pengetahuannya secara nyata.
b. Bagi masyarakat : Dengan banyaknya komunitas belajar remaja, dan kelompok
lainnya yang melaksanakan kegiatan yang bersifat positif dan konstruktif, maka
diprediksi angka kenakalan remaja akan menurun, bukan saja masyarakat akan lebih
tenang, tapi juga akan muncul calon tokoh masyarakat di masa depan dari remaja-
remaja yang berprestasi.

Dampak negatif :
a. Bagi siswa : Seorang siswa akan mengalami kesulitan belajar, jika semua
lingkungannya tidak saling mendukung satu sama lainnya, umpamanya : keluarganya
pecah/broken home dan urakan, lingkungan pergaulannya rusak dengan narkoba dan
dekadensi moral, dan pelajarannya dianggap kurang sesuai dengan tuntutan suasana
kerja, dan lain-lain. Jika pihak orang tua mengharapkan segalanya dari pendidikan
formal/sekolah adalah harapan yang kurang tepat, dan kemungkinan akan mengalami
kekecewaan, karena semua lingkungan pendidikan yang tidak saling mendukung, akan
menghambat hasil belajar yang maksimal dari setiap anak didik.
b. Bagi masyarakat : Masa remaja yang sedang mecari identitas diri, jika salah
pergaulan dalam lingkungannya, akan menyusahkan masyarakat. Misalnya Jika mereka
bergaul dengan kelompok pencandu narkoba, mereka akan menjadi pecandu
narkoba.jadi karena Tidak adanya kepedulian serta sikap tidak mau tahu, dan acuh dari
anggota masyarakat, terhadap kegiatan kelompok remaja, akan memperburuk situasi.
Sikap menyalahkan remaja juga bukan sikap yang bijaksana.

2. Dampak Positif dan Negatif Pendidikan di era Globalisasi

Dampak Positif:
Akan semakin mudahnya akses informasi.
a. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang professional dan
berstandar internasional dalam bidang pendidikan.
b. Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan Negara-
negarara lain seperti world skill competition.
c. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing.
d. Adanya perubahan struktur dan system pendidikan yang meningkatkan tujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan.

Dampak negatif:
Globalisasi pendidikan tidak selamanya membawa dampak positive bagi dunia
pendidikan, melainkan globalisasi memiliki dampak negative yang perlu di antisipasi,
dampaknya antara lain:
a. Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik modal.
b. Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang berdampak munculnya
“tradisi serba instant”.
c. Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan di dalam dunia pendidikan.
Akan semakin terkikisnya kebudayaan bangsa akibat masuknya budaya dari luar.

7. Pendidikan Karakter Melalui Penanaman Etika Berkomunikasi dalam al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan kepada umat manusia yang memerlukan alat komunikasi.


Karena di dalam Al-Qur’an itu sendiri ada tuntutan berkomunikasi khususnya ketika
berbahasa. Dalam berkomunikasi, Hasnan menyebutkan bahwa ajaran Islam memberi
penekanan pada nilai sosial, religius, maupun budaya.

Al-Qur’an menampilkan enam prinsip yang terkandung dalam ayat-ayatnya,


selain menunjukkan keagungan Allah SWT. prinsip itu juga dijadikan sebagai acuan untuk
pedoman bagaimana seharusnya manusia berkomunikasi Akan tetapi, kenyataannya masih
banyak Ummat Islam yang bertutur kata dan berbahasa tidak mempertimbangkan prinsip-
prinsip tersebut, jika enam prinsip tersebut diterapkan dengan baik dan konsisten dalam
setiap komunitas manusia, maka akan terbentuklah karakter manusia yang baik dan santun
serta membentuk pribadi yang berkarakter agar tercipta ketenangan dan kenyamanan
hidup bermasyarakat. Sebagaimana di jelaskan dalam salah satu hadist Nabi Muhammad
SAW. yang menyatakan bahwa : Muslim yang baik adalah jika Muslim lain merasa
tenteram dan selamat dari gangguan perkataan dan perbuatannya”.

Adapun Keenam prinsip etika dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut :

1. Qawl Sadida (QS. 4:9; 33: 70)


Qawl Sadida diungkapkan dalam al-Qur’an yang merupakan pembahasan tentang
konteks wasiat. Al-Maraghi melihat konteks ayat yang berkisar tentang para wali dan orang-
orang yang mendapat wasiat seharusnya mereka berkata dengan benar, jujur, dan amanah
maksudnya cara menyampaikan penuh dengan rasa kasih sayang.

2. Qawl Ma‘rufa (Q.S. 4:5, 8; 2:235; 23:32).

Secara etimologi ma‘ruf artinya nilai-nilai baik yang sudah diterima dan diakui oleh
masyarakat. Ucapan yang ma‘ruf adalah ucapan yang diterima sebagai sesuatu yang baik
menurut masyarakat dalam pandangan masyarakat lingkungan penutur. Dengan melihat
berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa qawl ma‘rufa adalah perkataan
yang baik, sopan, indah, halus, penuh penghargaan, menyenangkan, dan sesuai dengan kaidah
hukum maupun logika.

3. Qawl Baligha (Q.S 4:63)

Qawlan baligha diartikan sebagai ucapan yang fasih, terang, dan jelas maksudnya, tepat
tepat sasaran dengan tujuan yang dimaksud. Al-Maraghi mengaitkan qawl baligha dengan
arti tabligh sebagai salah satu sifat rasul (tabligh); yaitu menyampaikan ajaran wahyu
kepada umatnya. Nabi Muhammad Saw. diutus untuk menyampaikan pesan dengan perkataan
yang menyentuh hati sanubari mereka. Dengan melihat berbagai uraian di atas, maka qawl
baligha diartikan ucapan yang sampai pada tujuan pembicara, yaitu ungkapan yang tepat,
efektif, dan tembus pada hati dan pikiran lawan bicarannya.

4. Qawl maysura (QS. 17: 28)

Menurut bahasa, qawl maysura artinya perkataan yang mudah. Dilihat dari asbab al-
nuzul ayat ini, sebagaimana diriwayatkan oleh Sa’ad bin Mansur dari Ata’ Al-Khurasani,
ketika orang-orang dari Muzainah meminta kepada Rasulullah; Menjawab: ‘‘Aku tidak
mendapatkan lagi kendaraan untuk kalian”. Mereka berpaling dengan air mata berlinang
karena sedih dan mengira bahwa Rasul marah kepada mereka. Maka turunlah ayat ini sebagai
petunjuk kepada Rasulullah dalam menolak suatu supaya menggunakan kata-kata yang lemah
lembut, bersahaja, dan mudah dipahami oleh manusia.
berdasarkan arti qawl maysura di atas, baik dari segi Asbabunnuzul, kaitan teks maupun
konteks diatas dapat disimpulkan bahwa qawl maysura merupakan ucapan yang membuat
orang lain merasa jadi lebih mudah, dan tidak membuat pendengar kecewa disaat sang
pembicara memberikan optimisme pada lawan bicara. Mudah artinya bahasanya komunikatif,
sehingga mudah dimengerti lawan bicara dan mendorongnya untuk tetap mempunyai
harapan. Lunak artinya diucapkan dengan pantas atau layak. Sedangkan lemah lembut artinya
diucapkan dengan halus, sehingga tidak membuat orang lain kecewa atau tersinggung.
Dengan demikian, qawl maysura memberikan rincian operasional bagi tata cara pengucapan
bahasa yang santun.

5. Qawl layyina (QS. 20:40)

Dari segi bahasa qawl layyina berarti perkataan yang lemah lembut. Berkata layyina
adalah berkata dengan lemah lembut. Dengan demikian, yang dimaksud qawl layyina adalah
ucapan baik yang diungkapkan dengan lemah lembut, sehingga dapat menyentuh hati orang
yang diajak bicara. Dampak kelemahlembutan itu akan membawa isi pembicaraan yang
mudah mempengaruhi dan menggerakkan hati orang yang diajak bicara. Komunikasi yang
terjadi adalah komunikasi dua hati yang akan berdampak pada terserapnya isi ucapan oleh
orang yang diajak bicara. Akibatnya, ucapan itu akan memiliki pengaruh yang dalam, bukan
hanya pada sampainya informasi, tetapi juga pada berubahnya pandangan, sikap, dan perilaku
orang yang diajak bicara.

6. Qawl Karima (QS. 17:23)

Dari segi bahasa qawl karima berarti perkataan mulia. Perkataan yang mulia adalah
nilai isinya mulia dan diucapkan untuk menghargai dan menghormati orang yang diajak
bicara. Ucapan yang bermakna qawl karima berarti ucapan yang lembut berisi penghargaan,
pengagungan, dan penghormatan kepada orang yang diajak bicara. Sebaliknya, ucapan yang
menghinakan dan merendahkan orang lain merupakan ucapan yang tidak santun

8. Implementasi etika komunikasi dalam kehidupan


Enam prinsip komunikasi (berbahasa) menurut al-Qur’an sebagaimana
diungkapkan di atas, berdasarkan analisis para ahli tafsir mengandung pengertian bahwa al-
Qur’an mendidik dan membimbing manusia agar dalam kehidupan keseharian berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa yang santun.

Implementasi dari enam prinsip berbahasa tersebut bisa dijabarkan dan


dikembangkan pada nilai-nilai yang harus ada dalam berkomunikasi (berbahasa) di tengah-
tengah kehidupan masyarakat, yaitu niali-nilai: kebenaran, kejujuran, keadilan, kebaikan,
lurus, halus, sopan, pantas, penghargaan, khidmat, optimis, indah, menyenangkan, logis,
fasih, terang, tepat, menyentuh hati, selaras, mengesankan, tenang, efektif, lunak, dermawan,
lemah lembut, rendah hati.

Etika berbahasa yang didapat dari Al-Qur’a>n adalah sebagai berikut:

1. Benar, artinya betul (tidak salah); lurus,. Kebenaran yang bersumber dari manusia atau
masyarakat adalah kebenaran yang relatif, karena manusia atau masyarakat itu selalu
berkembang dan berubah. Kebenaran yang mutlak hanyalah bersumber dari Allah Yang
Maha Mutlak. Benar menurut manusia adalah kesesuaiaannya ucapan dengan
kenyataan (realita), sementara realita di kalangan manusia diartikan dalam pengertian
yang beragam. Karena itu, kebenaran menurut manusia akan beragam pula, maka untuk
mengukur kebenaran harus ada tolak ukur yang baku.
2. Jujur, artinya lurus hati, tidak curang. Bahasa yang jujur artinya ungkapan yang isinya
mengandung kebenaran, apa adanya, sesuai dengan data atau realita. Penyampaiannya
dilakukan dengan polos tanpa mempengaruhi atau memihak.
3. Adil, artinya tidak berat sebelah, tidak memihak, sepatutnya, tidak sewenang-wenang.
Bahasa yang adil adalah bahasa yang isinya sesuai dengan kemestiannya, tidak berat
sebelah atau mengandung subyektifitas tertentu.
4. Baik, artinya elok, patut, teratur, apik, rapi, beres, tidak ada celanya, berguna, tidak
jahat, tentang kelakuan budi pekerti. Bahasa yang baik adalah ungkapan bahasa yang
diungkapkan sesuai dengan kaidah bahasa, isinya menunjukkan nilai kebaikan dan
kebenaran, dan diucapkan sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Halus, artinya tidak kasar, (budi bahasa), sopan, beradab. Bahasa yang halus adalah
bahasa yang sesuai dengan tingkat dan derajat orang yang mengucapkan atau
mendengarkannya. Dalam bahasa Jawa terdapat istilah ngoko, kromo dan kromo-inggil.
6. Sopan, artinya hormat dengan ta‘zim, beradab, tahu adat, baik budi bahasanya, adat
istiadat yang baik, tata-krama, kesusilaan. Bahasa yang sopan adalah bahasa yang sisi
maupun cara pengungkapannya sesuai dengan norma masyarakat.
7. Pantas, artinya patut, layak, sesuai dengan, sepadan, sesuai benar. Bahasa yang pantas
adalah ungkapan bahasa yang sesuai dengan tingkat atau status orang yang
mengucapkan dan mendengarnya.
8. Optimisme, artinya sikap atau pandangan hidup yang dalam segala hal dipandang
kebaikannya saja. Bahasa yang optimis adalah ungkapan bahasa yang dilakukan dengan
gaya dan pilihan kata, sehingga orang lain memiliki harapan dan masa depan lebih baik.
9. Indah, artinya elok, bagus, benar, mahal harganya, sangat berharga. Bahasa yang indah
adalah ungkapan bahasa yang menarik, menyenangkan dan tidak membosankan
pendengarnya.
10. Menyenangkan, artinya menjadikan senang. Menyukakan hati, memuaskan hati.
Bahasa yang menyenangkan artinya ungkapan bahasa yang mengadung isi dan
disampaikan dengan gaya bahasa yang menyenangkan orang lain yang mendengarkan.
11. Penghargaan, artinya perbuatan (hal) menghargai, penghormatan, dan perhatian. Bahasa
yang mengandung penghargaan adalah ungkapan bahasa yang tidak merendahkan
orang yang diajak bicara, bahkan ia merasa diperhatikan, dihargai dan dihormati.
12. Khidmat, artinya melayani atau cara memberikan pelayanan dengan penuh hormat.
Bahasa khidmat adalah ungkapan bahasa yang mana isi dan gaya pengungkapannya
memberikan pelayanan kepada orang yang diajak bicara, dengan memberikan orientasi
dan perhatian penuh kepadanya.
13. Logis, artinya demikan seharusnya. Bahasa yang logis adalah ungkapan bahasa yang
isinya masuk akal dan disampaikan dengan cara yang wajar.
14. Fasih, artinya bersih dan baik (pemakaian bahasa); lancar, baik lafalnya. Bahasa yang
fasih adalah ungkapan bahasa yang diucapkan dengan kata-kata dan kalimat yang jelas,
terang, dan mudah dimengerti.
15. Terang, artinya jelas, tegas, sah, tidak meragukan, sudah terbukti kebenarannya, sudah
dimengerti benar, sudah ketahuan, sudah berketentuan. Bahasa yang terang adalah
ungkapan bahasa yang jelas, tidak mengandung penafsiran yang berbeda-beda bagi
yang mendengarnya.
16. Tepat, artinya kena benar, kepada sasarannya, persis, cocok, jitu, dan kena sasaran.
Bahasa yang tepat adalah ungkapan bahasa yang mengenai sasaran dan diungkapkan
dalam kata-kata dan kalimat yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
17. Selaras, artinya setara, sesuai, sepadan, sama keadaannya. Bahasa yang selaras adalah
bahasa yang sesuai baik isi maupun caranya dengan kenyataan.
18. Mengesankan, artinya meninggalkan bekas, memberi kesan. Bahasa yang mengesankan
adalah bahasa yang mampu memberi kesan pada pendengarnya.
19. Tenang, artinya tidak gelisah, tidak ribut, tidak kacau, tidak tergesa-gesa. Bahasa yang
tenang adalah ungkapan yang diucapkan sesuai dengan kondisi jiwa yang tenang,
karena itu ucapan tidak disampaikan secara terburu-buru atau tergesa-gesa.
20. Efektif, artinya ada efeknya (pengaruhnya, kesannya), manjur, mujarab, mempan.
Bahasa yang efektif adalah ungkapan bahasa yang singkat, jelas, tidak bertele-tele, dan
kena sasaran.
21. Lunak, artinya lembut, tidak kasar, tidak lekas marah, sabar, tidak terlampau keras
mempertahankan pendiriannya. Bahasa yang lunak adalah ungkapan bahasa yang
disampaikan dengan lemah lembut.
22. Dermawan, artinya pemurah hati, suka berderma, bersedekah, beramal. Bahasa yang
dermawan adalah ungkapan bahasa yang mengandung penghargaan kepada orang lain.
23. Lemah lembut, artinya tida keras, tidak keras hati, baik hati, peramah. Bahasa yang
lemah lembut adalah pengembangan dari bahasa yang halus dari segi cara
menuturkannya yang mengungkapkan kerendahan hati dan kasih sayang terhadap
lawan bicara, sehingga lawan bicaranya merasa dihargai dan diberi perhatian.
24. Rendah hati, artinya ungkapan bahasa yang menunjukkan kerendahan hati
pembicaranya, tidak sombong, dan takabbur.

9. KESIMPULAN

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik dibagian
rohani atau dibagian jasmani.

tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi di dalam diri
para peserta didik.

Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan diri, membentuk watak,


kepribadian, dan lain sebagainya agar peserta didik bisa manjadi pribadi yang lebih
bermartabat.

Terdapat tiga jenis pendidikan yang ada di Indonesia, yaitu Pendidikan Formal, Pendidikan
Non Formal, dan Pendidikan Informal.

Di Dalam ajaran Islam di ajarkan untuk memberi penekanan pada nilai sosial, religius,
maupun budaya.

10. DAFAR PUSTAKA

Haryanto, 2012: dalam artikel “pengertian pendidikan menurut para akhli


http://belajarpsikologi. com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/ diakes pada tanggal 9 april
2017
Muhibbin, syah. 2007. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. bandung. Pt. remaja
rosdakarya. Hal. 11
Benny Heldrianto, 2013: dalam jurnal “penyebab rendahnya tingkat pendidikan anak putus
sekolah dalam program
wajib belajar 9 tahun desa sungai kakap kecamatan sungai kakap kabupaten kubu raya”
https://seputarilmu.com/2019/02/lembaga-pendidikan.html
https://seputarilmu.com/2019/02/lembaga-pendidikan.html

https://www.perpusku.com/2016/06/lembaga-pendidikan-pengertian-jenis-fungsi.html

https://www.nesabamedia.com/pengertian-pendidikan/

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pendidikan.html

Dampak Positif dan Negatif Pendidikan di era Globalisasi,


http://avivaptrhmr.blogspot.com/2018/02/dampak-positif-dan-negatif-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai