Disusun oleh :
20160320095
Masalah atau hazard yang sering terjadi pada perawat di RS PKU Muhammadiyah
Gamping antara lain dari biologis, ergonomis, fisik dimana dari biologis sendiri para
mahasiswa/i sudah melakukan pengkajian dan diperkuat dengan mendapati hasil bahwa ada
perawat yang tertular hepatitis B yang disebabkan oleh hazard fisik yaitu tertusuk jarum suntik
pasien atau penderita, namun terkait masalah biologis sudah ditanggulangi oleh pihak Rumah
Sakit dengan mengadakan skrining setiap 1 (Satu) tahun sekali dan juga mengadakan imunisasi
untuk hepatitis B, lalu untuk hazard ergonomis sendiri didapati oleh kelompok dimana perawat
melakukan posisi yang berulang sehingga berisiko terkena low back pain (LBP) atau
musculosceletal disorder lainnya.
Untuk rencana intervensi yang diajukan kelompok sendiri yang pertama ada advokasi
dimana advokasinya sendiri guna untuk mengadakan pelatihan atau pendidikan mengenai teknik
dan tata cara untuk mengatasi masalah terkait hazard ergonomis maupun menyarankan untuk
penggunaan shielding needles di RS PKU Muhammadiyah Gamping agar meminimalisir terjadi
KTD seperti tertusuk jarum.
Kelompok mengidentifikasi hazard yang ada di petugas gizi dan didapati oleh kelompok
bahwa terdapat potensi bahaya fisik dan ergonomi dan beberapa kecelakaan kerja yang sering
terjadi seperti tertusuk pisau, terpeleset, low back pain, dan terkena air panas.dan untuk petugas
gizi di RS PKU Muhammadiyah Gamping sendiri sudah di fasilitasi mengenai pelayanan
kesehatannya yaitu dnegan berobat secara gratis di RS tersebut.
Yang menjadi masalah utama pada petugas gizi ini menurut kelompok adalah low back
pain (LBP) dikarenakan para petugas lebih sering berdiri saat bekerja.
Untuk intervensi yang diambil dari kelompok adalah dengan cara sit stretching, yaitu
gerakan peregangan yang dilakukan dengan posisi duduk dan gerakannya cukup simpel dan
mudah yaitu gerakan membungkukkan badan sambil menekuk dan meluruskan kaki secara
bergantian, gerakan memiringkan badan dan menggerakkan salah satu tangan ke atas secara
bergantian ke kanan dan ke kiri, serta membungkukkan badan sambil menekuk kedua tangan
seperti memeluk kaki. Sit stretching ini dilakukan selama 5-10 menit disela-sela waktu bekerja
dengan 3 gerakan yang di ulang 3-5 kali setiap gerakan
Kelompok 2B : Hazard pada petugas parkir UMY
Hasil pengkajian kelompok didapati beberapa jenis masalah, seperti kelelahan sehingga
badan pegal-pegal karena tuntutan pekerjaan yang berat, terkait psikologis karena beban kerja
ketika ada komplain kehilangan, saluran pernafasan yang terganggu karena terpapar langsung
dengan debu, maupun terlindas ban motor ketika akan memperbaiki motor anak-anak yang
parkir sembarangan.
Kelompok mengangkat masalsh yang paling besar menurut kelompok yaitu ergonomis
karena terlalu lama pada posisi yang sama dan karena berpindah pindah lokasi untuk memantau
kendaraan.
Kelompok memutuskan untuk memberikan inovasi berupa Kaos Infrared yang nantinya
seperti kaos dalam yang fleksibel dan mudah digunakan sebelum memakai seragam. Fungsi dari
kaos infrared ini mengurangi keletihan dan pegal-pegal pada petugas parkir UMY dan juga
kelompok akan memberikan pendidikan kesehatan terkait pola sehat serta peregangan otot agar
tidak kaku, dimana kelompok juga mendaptkan jurnal terkait pengaruh back massage terhadap
low back pain dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk mengetahui apakah
back massage berpengaruh terhadap low back pain, dan ternyata hasil dari penelitian tersebut
signifikan dimana memang berpengaruh dari back massage terhadap low back pain.
Hasil pengkajian kelompok didapati bahwa ternyata pada petugas laundry mengalami
hazard yang lebih cenderung ke ergonomis dan psikososial, dimana hazard ergonomisnya antara
lain nyeri punggung (low back pain) akibat kegiatan berulang-ulang seperti mendorong,
mengangkat beban, dan mendistribusikan linen bersih menuju ke bangsal, atau menjemput linen
kotor dengan berat hampir ratusan kilogram, dan hazard psikososialnya vertigo yang muncul
akibat keletihan kerja, dan adanya tekanan berat ketika aktivitas jam kerja yang padat.
Masalah yang di dapat kelompok mengambil inovasi Penggunaan Lift Table Laundry
Cart di rumah sakit, yang dapat diberlakukan bagi petugas laundry untuk mengangkut dan
mendistribusikan linen dari ruang laundry ke bangsa-bangsal, ataupun dari membawa linen kotor
dari bangsal menuju ke ruang laundry.
Dan terkait intervensi yang didasar jurnal untuk mengatasi hazard ergonomis adalah
melaksanakan kegiatan penyuluhan terkait dengan posisi ergonomis yang tepat saat bekerja,
gangguan kesehatan yang muncul akibat masalah ergonomis, dan edukasi terkait dengan
dekorasi ruangan pekerjaan untuk mencegah atau mengurangi risiko masalah kesehatan akibat
posisi ergonomis yang salah saat bekerja sedangkan, hazard psikososial melakukan kegiatan
skrining test, konseling serta edukasi bagaimana manajemen stress yang baik.
Kelompok 3B : Hazard pada Pengrajin Gerabah
Hasil pengkajian yang dilakukan kelompok didapatkan hazard yang paling sering ditemui
adalah ergonomis, dimana para pekerja merasakan pegal-pegal yang disebabkan oleh posisi
duduk yang terlalu lama dan juga melakukan gerakan yang berulang-ulang atau monoton. Dari
hasil yang didapatkan kelompok sepakat untuk mengatasinya dengan cara memberikan promosi
kesehatan terkait dengan posisi ergonomis dan juga mengajarkan bagaimana cara peregangan.
Dari beberapa hazard atau masalah yang ditemui pada petugas CS, kelompok
menyimpulkan bahwa masalah prioritasnya terletak pada hazard ergonomis yaitu low back pain.
Sehingga kelompok memberikan intervesi Medula Spinalis Belt (MSB) / Sabuk medula Spinalis
dan pada sabuknya akan dipasang sinar inframerah/Infra Red berdasarkan beberapa jurnal
penelitian dengan hasil dapat mengurangi low back pain.
Tidak tersedianya tempat atau area khusus untuk pekerja yang merokok, sehingga pekerja
yang merokok tersebut merokok dimana saja.
o Implemetasi yang akan dilakukan yaitu : memberikan edukasi kepada pemilik
mebel agar memberikan tempat khusus untuk pekerja yang merokok dan
memberikan edukasi juga kepada pekerja untuk merokok ditempat yang telah
ditentukan oleh pemilik mebel agar tidak mengganggu pekerja yang lain.
Kurangnya pengetahuan APD terkait dengan APD yang baik, karena di mebel tersebut
masih ada pekerja yang menggunakan APD sesuai kemauan pekerja tersebut seperti
menggunakan sleyer sebagai masker.
o Implementasi yang akan dilakukan yaitu : kami akan melakukan promosi
kesehatan kepada pekerja mebel dan pemilik mebel terkait APD yang baik,
manfaat APD, Bahaya tidak menggunakan APD, dan cara pemakaian APD yang
benar.
Kurang adanya kotak P3K yang lengkap. Menurut pemilik mebel, beliau hanya
menyediakan P3K seperti betadine dan handiplass saja.
o Implementasi yang akan kami lakukan yaitu : kami akan melakukan penyuluhan
kepada pemilik mebel untuk menyiapkan kotak P3K yang lengkat agar ketika
terjadi kecelakaan kerja dapat segera ditangani dan kami juga akan memberikan
pendidikan kesehatan kepada pekerja maupun pemilik mebel terkait dengan cara
penangan luka yang baik.
Tidak adanya rambu-rambu keselamatan seperti tanda untuk evakusai dan lainnya.
o Implementasi yang akan dilakukan yaitu : memberikan edukasi tentang
pentingnya ramu-rambu keselamatan di tempat kerja seperti rambu-rambu jalur
evakuasi dan lainnya.
Kurangnya pencahayaan ditempat kerja. Jadi, kondisi lingkungan disana menurut kami
terlalu gelap dan berdekatan dengan ternak sapi atau kambing di belakang.
o Implementasi yang akan dilakukan yaitu : kami akan melakukan edukasi kepada
pemilik mebel untuk memberikan pencahayaan tambahan untuk tempat kerja agar
dapat mengurangi kecelakaan kerja.
Terdapat kebisingan sehingga mengganggu pekerja.
o Implementasi yang akan dilakukan : kami akan melakukan promosi kesehatan
tentang pentingnya penggunaan APD kepada pekerja.
Terdapat hazard ergonomis yaitu posisi yang monoton pada pekerja yaitu posisi duduk
secara terus menerus tanpa adanya senderan kemudian menunduk secara terus menerus
dan jongkok secara terus menerus.
Implementasi yang akan dilakukan yaitu : kami akan memberikan promosi kesehatan
kepada pekerja terkait pentingnya streatching dan cara steatching baik untuk pekerja agar
ketidak terjadi gangguan nyeri otot pada punggung bawah, bahu, dan betis.
Kelompok 6A : Hazard pada Petugas Radiologi
Hasil pengakajian didapatkan masalah yag pertama hazard ergonomis dimana petugas
menjangkau keatas dan menangani beban diatas ketinggian bahu, dan Penggunaan APD
khususnya apron dapat menyebabkan pegal pada area pundak karna berat dari apron itu sendiri
yang kurang lebih 5kg, dan yang kedua hazard psikososial dimana beban kerja yang banyak
dikarenakan jumlah pekerja yang sedikit akan membuat petugas mempunyai banyak pekerjaan
dan kurangnya waktu istirahat dapat menyebabkan kurang gizi.
Dari hazard yang sudah ditetapkan kelompok, kelompok membuat 2 inovasi dari hal
preventif dan rehabilitasi. Preventif yang diambil dari kelompok adalah terkait dengan apron
yang terlalu berat untuk dapat dimodifikasi menjadi lebih ringan dengan model seperti jas hujan
sehingga dapat lansgung menutupi bagian kepala, dan juga meningkatkan minat terkait
penggunaan APD tersebut, sedangkan dari sisi rehabilitasi dikarenakan penggunaan apron yang
sangat berat maka petugas sering mengeluhkan sakit punggung sehingga kelompok memberikan
inovasi pembuatan spray cabai dengan jahe yang dari hasil penelitian dapat jadi sediaan farmasi
dan juga dapat menjadi alat relaksasi karena sensasi hangat yang diberikan di tubuh.
Masalah yang ditemui disini adalah kurangnya rasa kesadaran terhadap pentingnya
penggunaan APD yang ditunjukkan dari hasil pengkajian dimana hampir seluruh pegawai
mengatakan bahwa sudah bekerja lama sehingga mengetahui potensi bahaya, namun tidak
dipungkiri jika terjadi kelalaian otomatis pegawailah yang akan menerima risikonya, sehingga
kelompok memberikan inovasi PPE Detector, dimana kamera ini berfungsi untuk mendeteksi
ketika ada yang praktik ataupun melakukan analisis dan tidak menggunakan APD maka akan ter-
potret dikamera dan terkirim dokumentasi ke bagian coordinator Lab dan juga alarm diruangan
tersebut akan berbunyi dan hanya akan berhenti ketika pegawai menggunakan APD kembali,
maka sangat signifikan untuk membuat pegawai menggunakan APD ketika akan melakukan
praktik, dan juga intervensi yang dilakukan adalah promosi kesehatan pda pegawai yang ada di
Lab terkait dengan penggunaan APD.
Kelompok 7A : Hazard pada guru SD
Hasil pengkajian kelompok didapatkan hasil bahwa terjadi hazard psikososial dimana
guru mengalami beban kerja ketika murid sulit diatur dan tekanan beban menjelang UN dan lain-
lain.
Hasil pengkajian kelompok didapatkan hasil prioritas hazard yang dialami adalah
keletihan dan stress karena saat kelompok melakukan pengkajian banyak data yang terkaji
mengenai masalah tersebut.
Inovasi yang diberikan kelompok merupakan senam dangdut yang dilakukan 1 (Satu)
minggu sekali selama 30 menit untuk menenangkan badan serta meningkatkan kondisi pekerja,
sesuai dengan jurnal yang didapatkan kelompok dimana musik dapat menurunkan tingkat stress
yang terjadi.
Dari hasil pengkajian kelompok didapatkan hasil bahwa prioritas hazard yang dialami
adalah psikososial karena jika stress teratasi maka akan semangat dan tidak mengganggu kinerja
masing-masing.
Kelompok mengatasi masalah dnegan manajemen stress dengan cara PINTAR (pijat anti
stress dengan aromaterapi lavender), dikarenakan pijat sendiri dapat bermanfaat bagi kebugaran
dan dapat mengatasi stress.
Berikut prosedur program pijat anti stress menggunakan aromaterapi lavender. Pijat
dilakukan selama 10 menit.
Oleskan dan ratakan aromaterapi lavender pada kedua telapak tangan
kemudian mulai gerakan meluncur menggunakan ibu jari dari pusat telapak
tangan kearah jari dengan memberikan sedikit tekanan dimulai dari jari
kelingking
Genggam tiap jari dengan sedikit tekanan
Lakukan gerakan memutar atau seperti membuka tutup botol dari arah bawah
keatas pada tiap jari
Terakhir lakukan gerakan meluncur di sela-sela jari sampai pergelangan
tangan
Dari hasil pengkajian kelompok didapatkan 2 (dua) hazard, yang pertama hazard fisik
dimana petugas dapat terkena paparan radiasi karena terpapar elektronik lebih lama dan juga
yang kedua hazard ergonomis dimana menyebabkn low back pain.
Dari hazard yang didapatkan, kelompok berinovasi dengan smart reminder system suatu
aplikasi pengingat yang dilengkapi infrared, dimana para pekerja admin yang selama berjam-jam
berada di depan layar akan diingatkan setiap 20 menit sekali untuk melakukan beberapa exercise:
Jika tadi di kelompok 3A petugas Laundry Rumah Sakit, untuk kelompok ini membahas
tentang petugas laundry rumahan.
Masalah yang diambil yaitu tidak adanya kesadaran petugas dalam penggunaan APD
seperti masker dan sarung tangan. Karena ketika petugas laundry bekerja banyak terpapar zat
kimia seperti methanol yang terkandung dalam pewangi atau parfum laundry serta terpapar
aroma yang tidak sedap dari pakaian kotor. Kelompok berinovasi Penggunaan Masker Aroma
Terapi “MERAPI GALAU”.
Untuk mengatasi masalah kelompok berinovasi sekaligus melalukan intervensi dengan membuat
“SIKASion”. SIKASion adalah sandal yang mengandung ion negative yang antara lain manfaat
nya baik untuk memperlancar aliran darah,produksi serotonin, mengurangi nyeri otot dan
meningkatkan sistem metabolisme tubuh.
Setelah dilakukan pengkajian kepada petugas kebersihan yang ada di lingkungan kampus
UMY, disimpulkan bahwa terdapat potensi bahaya fisik, biologi, kimia, dan ergonimi yang
sering terjadi seperti terpapar cahaya matahari terlalu lama, menemukan hewan seperti ular,
terpapar zat kimia, dan terpapar debu, posisi tubuh yang tidak tepat dan monoton.