Anda di halaman 1dari 4

ANEMIA APLASTIK

Defenisi

Anemia aplastik merupakan Anemia aplastik adalah kelainan


h e m a t o l o g i k y a n g ditandai dengan penurunan komponen selular pada darah tepi yang
diakibatkan oleh kegagalan produksi di sumsum tulang. Pada keadaan ini jumlah sel&sel
darah yang diproduksi tidakmemadai. Menderita mengalami pansitopenia, yaitu keadaan
dimana terjadi kekurangan jumlah sel darah merah, sel darahputih, dan trombosit.

Etiologi

- Idiopatik : Sebagian besar (50-70%) penyebab anemia aplastik tidak diketahui atau
bersifat idiopatik
- Faktor genetik : Kelompok ini sering dinamakan anemia aplastik konstitusional.
Pembagian kelompol pada faktor ini adalah :
 Anemia Fanconi
 Diskeratosis bawaan
 Anemia aplastik konstitusional tanpa kelainan kulit dan tulang
 Sindrom aplastik parsial : Sindrom blackfand-diamond, Trombositopenia bawaan,
agranulositosis bawaan
- Obat-obatan dan bahan kimia
Anemia aplastik dapat terjadi atas dasar hipersensitivitas atau dosis obat berlebihan. Obat
yang sering menyebabkan anemia aplastik adalah Kloramfenikol. Sedangkan bahan kimia
yang terkenal dapat menyebabkan anemia aplastik adalah senyawa benzene.
- Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anemia aplastik sementara atau permanen :
 Sementara : Mononukleosis infeksiosa, tuberculosis, influenza, bruselosis,
dengue.
 Permanen : Penyebab terkenal adalah virus hepatitis tipe non-A dan non-B. Virus
ini dapat menyebabkan anemia. Umumnya anemia aplastik pasca hepatitis ini
mempunyai prognosis yang buruk
- Radiasi : Hal ini dapat terjadi pada pengobatan penyakit keganasan dengan sinar x.
Peningkatan dosis penyinaran sekali waktu akan menyebabkan terjadinya
pansitopenia.Bila penyinaran dihentikan, sel-sel akan berproliferasi kembali. Radiasi
dapat menyebabkan anemia aplastik berat atau ringan.
- Kelainan Imunologis : Zat anti terhadap sel-sel hematopoetik dan lingkungan mikro dapat
menyebabkan aplastik.
- Anemia aplastik pada keadaan atau penyakit lain : Seperti leukemia akut, hemoglobinuria
nocturnal paroksimal, dan kehamilan dimana semua keadaan tersebut dapat menyebabkan
anemia aplastik.

Patofisiologi

Mekanisme terjadinya anemia aplastik diperkirakan melalui tiga faktor berikut ini :

1. Kerusakan sel induk


2. Kerusakan lingkungan mikro.
3. Mekanisme imunologis.

Skema patofisiologi anemia aplastik


kehancuran hematopoiesis stem sel ya n g dimediasi sistem imun
m u n gk i n m e r u p a k a n mekanisme utama patofisiologi anemia
aplastik. W a l a u p u n mekanismenya belum diketahui benar, tampaknya T
limfosit sitotoksik berperand a l a m m e n g h a m b a t p r o l i f e r a s i s t e m s e l d a n
m e n c e t u s k a n k e m a t i a n s t e m s e l . “Pembunuhan” langsung terhadap stem sel
telah dihipotesa terjadi melalui interaksi antara Fas ligand yang terekspresi pada sel T dan
Fas (CD95) yang ada pada stem sel,yang kemudian terjadi perangsangan kematian sel
terprogram (apoptosis).

Gejala klinis

Gejala klinis anemia aplastik terjadi sebagai akibat adanya anemia, leucopenia dan
trombositopenia. Gejala yang dirasakan berupa gejala sebagai berikut :

- Sindrom anemia : gejala anemia bervariasi mulai dari ringan sampai berat.
- Gejala perdarahan : Paling sering timbul dalam bentuk perdarahan kulit seperti petekie dn
ekimosis. Perdarahan mukosa dapat berupa epistaksis, perdarahan sub konjungtiva,
perdarahan gusi, hematemesis melena, dan pada wanita dapat berupa menorhagia.
perdarahan organ dalam lebih jarang dijumpai, tetapi jika terjadi perdarahan otak sering
bersifat fatal.
- Tanda-tanda infeksi dapat berupa ulserasi mulut atau tenggorokan, febris dan sepsis.
- Organomegali dapat berupa hematomegali dan splenomegali.

Pemeriksaan diagnostik

1. Sel darah
- Pada stadium awal penyakit, pansitopenia tidak selalu ditemukan.
- Jenis anemia adalah anemia nonmokromik normositer disertai retikulositopenia.
- Leukopenia dengan relative imfositosis, tidak dijumpai sel muda alam darah tepi
- Trombositopenia yang bervariasi dari ringan sampai dengan sangat berat.
2. Laju endap darah
Laju endap darah selalu meningkat.
3. Faal hemostatik
Waktu perdarahan memanjang dan retraksi bekuan menjadi buruk yang disebabkan oleh
trombositopenia.
4. Sumsum tulang
Hipoplasia sampai aplasia. Aplasia tidak menyebar secara merata pada seluruh sumsum
tulang, sehingga sumsum tulang yang normal dalam satu kali pemeriksaan tidak dapat
menyingkirkan diagnosis anemia aplastik. Pemeriksaan ini harus diulangi pada tempat-
tempat yang lain.
5. Lain lain
Besi serum normal atau meningkat, TIBC normal, dan HbF meningkat.

Daftar pustaka

Handayani, Wiwik & Haribowo, Andi Sulistyo. (2008). Buku ajar asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem hematologi. Jakarta : Medika Salemba

Anda mungkin juga menyukai