Anda di halaman 1dari 36

DESINFEKSI, STERILISASI DAN

ANTISEPSIS DALAM CONTROL


INFEKSI
dr. A.A.A. Lila Paramasatiari, M.Biomed

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Warmadewa
LEARNING OBJECTIVE
• Menjelaskan prinsip pencegahan infeksi
• Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pencegahan infeksi
• Menjelaskan metode pencegahan infeksi (Disinfeksi,
Sterilisasi, Antiseptik)
• Mengidentifikasi komponen yang digunakan sebagai
antiseptik dan disinfektan
Referensi
1. Levinson W. 2008.Medical Microbiology and
Immunology. Edition 9th. Mc Graw Hill LANGE
2. Murray Patrick, Rosenthal K, Pfaler M. Medical
Microbiology. 2009. Edition 6th (79-83)
3. Tortora, Funke and Case. 2010. Microbiology. Edition
9th. Pearson Internasional (185-205)
Pencegahan Infeksi
• Suatu usaha yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya resiko penularan
infeksi mikro organisme dari lingkungan
Disinfeksi
• Disinfeksi adalah proses membebaskan
objek dari mikroorganisme patogen.
• Disinfeksi tidak merusak spora bakteri
• Tiga tingkat disinfeksi : high, intermediate
and low.
Kategori disinfektan

Kategori cara spektrum


disinfektan
Bakteri mikobakt virus jamur endospora
vegetatif eria

Rendah + - + + -

Menengah ++ ++ ++ ++ -

tinggi +++ +++ +++ +++ -


Sterilisasi
• Sterilisasi adalah membebaskan objek dari semua
mikroorganisme
• Keadaan→ steril
Antiseptik
• Proses menurunkan jumlah
mikroorganisme pada kulit, selaput lendir
atau jaringan tubuh lainnya dengan
menggunakan bahan antimikrobial
(antiseptik)
Kriteria pemilihan antiseptik
1. Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara
luas gram positif. Negatif, Tb, fungi, endospora)
2. Efektivitas
3. Kecepatan aktivitas awal
4. Efek residu
Aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam
pertumbuhan
5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit
6. Tidak menyebabkan alergi
7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.
Prinsip pencegahan Infeksi
1. Setiap orang harus dianggap dapat menularkan
penyakit karena infeksi dapat bersifat asimptomatik
2. Setiap orang harus dianggap berisiko terkena infeksi
3. Permukaan benda di sekitar kita, harus dianggap
terkontaminasi hingga setelah digunakan, harus
diproses secara benar.
4. Jika tidak diketahui apakah peralatan atau benda
lainnya telah diproses dengan benar maka semua itu
harus dianggap masih terkontaminasi.
5. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi
dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan
menerapkan tindakan-tindakan PI secara benar
Tindakan Pencegahan infeksi secara
umum
• Cuci tangan
• Sarung tangan
• Proses Instrumen
• Menangani alat-alat tajam
• Penanganan Sampah
FAKTOR-FAKTOR
• Jenis Material/Objek
• Jenis Mikroorganisme
• Jumlah Mikroorganisme
• Keadaan Lingkungan
• Potensi Resiko Infeksi
JENIS MIKROORGANISME
DAYA TAHAN MIKROORGANISME

PRIONS
ENDOSPORA
MYCOBACTERIUM
BAKTERI GRAM NEGATIF
FUNGI
VIRUS TANPA ENVELOPE
BAKTERI GRAM POSITIF
VIRUS DENGAN ENVELOPE
JUMLAH MIKROORGANISME
• Makin banyak jumlah mikroorganisme, makin
lama waktu yang dibutuhkan
• Pencucian dapat memperpendek waktu sterilisasi
dan disinfeksi
LINGKUNGAN
• Bahan organik tertentu ( Darah, Lemak,
Gula, Nanah) dapat mengurangi efektivitas
sterilisasi/ disinfeksi

POTENSI RISIKO INFEKSI


• Makin tinggi risiko infeksi yang
timbul→ makin kompleks risiko yang
dibutuhkanI
METODE

FISIK • PANAS
• FILTRASI
• RADIASI

KIMIA
EFEKTIVITAS PEMANASAN
PANAS
1. PANAS BASAH
• Koagulasi Protein
• Terdiri dari : <100OC (Pasteurisasi), 100OC
(Perebusan), >100OC (Uap tekanan tinggi)

• 2. PANAS KERING
FLAMMING :
• Lampu Bunsen
• Incineration
Oven udara panas
Objek metal, gelas
Pasteurisasi
• Bahan cair tidak tahan suhu tinggi
• Tidak merusak komposisi kimiawi
• Efektif terhadap bakteri M.bovis dan Salmonella
• HTST Pasteurisasi→ 72 C selama 15 detik
• UHT Pasteurisasi → dapat disimpan beberapa bulan
tanpa pedingi
Perebusan
• Air mendidih 100C
• Spora, M. Tuberculosis, prion masih hidup
• Murah, aman dan nyaman
Autoclave
• Uap tekanan tinggi
• Efektif membunuh bakteri, virus dan endospora
• Prion diperlukan waktu 6 kali lebih lama dibanding
endospora
• ENDOSPORA : 121oC 15 MENIT
• PRIONS : 121oC 90 MENIT
• Logam, kaca ( media kultur, alat IV, aplikator dsb)
FILTRASI
• Media yang sensitif panas: media kultur, enzym, vaccine
dan larutan antibiotik
•  pori 0,22 – 0,45 µ
• Bebas bakteri, belum tentu bebas virus
• Bahan: porselin, nitroselulosa
RADIASI
• Radiasi Ionik(Gamma, X-ray, elektron energi tinggi)
➢ Daya tembus besar
➢ Rusak struktur makromolekul→mutasi
➢ Industri farmasi( kateter, spuit, sarung tangan bedah)

• Radiasi Non ionik (Sinar UV)


➢ Kerusakan DNA
➢ Daya tembusnya kecil
➢ Rusak retina
➢ Ruang operasi, Laminar Hood
Metode Kimia
Persyaratan Ideal:
1. Spektrum luas
2. Kerjanya cepat
3. Aktif meski ada material organik
4. Non toksik
5. Ada aktifitas residual
6. Tidak korosif
7. Tidak berbau
8. Murah
MEKANISME KERJA
ALKOHOL
• Efektif membunuh bakteri dan jamur, TIDAK spora dan
virus nonenvelope
• Denaturasi protein
• Ethanol dan Isopropanol
• 70-95%
• Murah
• Cepat menguap → waktu kontak <<
PHENOLS
• Bisphenol
• Hexachlorophene→ lotion, prosedur bedah
• Tricosan→ sabun dan pasta
• Menghambat enzim
• Disinfektan lantai
• Efektifitas tidak dipengaruhi bahan organik
• Biguanid
•Chlorhexidine
•Kontrol mikroba pada kulit dan membran mukosa
HALOGEN
• Iodine
•Antiseptik
•Disinfeksi kulit dan pengobatan luka
•Iritasi<<
• Chlorin
• Gas/kombinasi dengan bahan kimia lain
• Disinfeksi air minum, permukaan, air limbah
• Ca(OCL)2→ alat makan dan susu di restauran
• NaOCL→disinfektan produksi susu, makanan dan sistem
hemodialisis
ALDEHID
• Formaldehid, glutaraldehid
• Sterilan
• Iritasi saluran nafas, kulit

GARAM METAL
Silver nitrat 1%→infeksi ophthalmia neonatal gonorhea
Silver sulfadiazin→krim topikal untuk luka bakar
PEROXYGEN
• Hidrogen peroxide, Paracetic acid
• Antiseptik, sterilan
• Gas
• Tidak tahan panas
• Toksik, karsinogenik
•Endospora, bakteri virus
Berdasarkan potensi risiko infeksi
Category Description Requirement
Critical Enters sterile body cavity Sterile

Semi-critical Contacts mucous High level


membranes, non-intact disinfection
skin

Non-critical Contacts intact skin Low level


disinfection
Tipe bakteri dan level disinfeksi
sterilization  Bacterial endospores
high level disinf  Mycobacteria
(tuberculosis)
 Non-lipid (small) viruses
(polio)
low level disinf  Fungi
 Vegetative bacteria
(Salmonella)
 Lipid viruses (Herpes,
HepB, HIV)
Non Critical Objek
• Ethyl or isopropyl alcohol 70-90%
• Chlorine 100ppm (1:500 dilution)
• Phenolic
• Iodophor
• Quaternary ammonium
Semicritical Objek
Critical Objek
• Glutaraldehyde (> 2.0%)
• Hydrogen peroxide-HP (7.5%)
• Peracetic acid-PA (0.2%)
• HP (7.5%) and PA (0.23%)
• Glut (1.12%) and Phenol/phenate (1.93%)

Anda mungkin juga menyukai