Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


PASIEN DENGAN HALUSINASI
Di Ruang Abimanyu RSJD dr. Arif Zainudin

Disusun Oleh :

No Nama NIM
1. Prihandoyo S 17613046
2. Salma Ghina T 17613075
3. Adelia Nur A 17613003
4. Eko Adytia 17613040
5. Anma Kristina T 17613029
6. Erliana Sotya A 17613037
7. Yopi Kartika R 17613086
8. Nina Nurfita 17612989
9. Niken Ayu A 17613038
10. Winda Nisma N 17613077

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2020

1. Latar Belakang

1
Pada pasien dengan gangguan jiwa dengan kasus skizofrenia,

biasanya akan berpengaruh pada perasaan, pikiran dan perilaku salah satunya

yaitu halusinasi. Halusinasi adalah penerapan tanpa adanya rangsang apapun

pada indera seorang pasien, yang terjadi dalam kehidupan sadar atau bangun,

dasarnya mungkin organik, fungsional, psikopatik ataupun histerik.


Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan
keperawatan dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek
psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi modalitas
yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis. Pengertian TAK stimulasi
persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang
mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya
memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif.
Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat TAK stimulasi
persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait
dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJD Surakarta sebagian
besar menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu diadakan terapi aktivitas
kelompok tentang halusinasi.

2
2. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi

a. Pengertian Halusinasi

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang

dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi

berupa suara, penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa

stimulus nyata (Budi Anna Keliat, 2011). Halusinasi adalah persepsi yang

salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak

sesuai dengan relitas/kenyataan seperrti melihat bayangan atau suara-suara

yang sebenarnya tidak ada. Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari

panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun

yang disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organic atau histerik

(Wijayaningsih, 2015).

b. Tujuan
1) Tujuan Umum :

Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai

kemampuan untuk menyelesaikan masalah halusinasi yang diakibatkan

oleh paparan stimulus kepadanya.

2) Tujuan Khusus :
a) Pasien dapat mengenal isi halusinasi
b) Pasien dapat mengenal waktu halusinasi
c) Pasien dapat mengenal frekuensi halusinasi
d) Pasien dapat mengungkapkan perasaan halusinasi
e) Pasien dapat mengungkapkan respon halusinasi
f) Pasien dapat meyebutkan cara mengatasi halusinasi
g) Pasien dapat menjelaskan keefektifan cara mengatasi

halusinasi

3
h) Pasien dapat menjelaskan cara mengatasi cara menghardik

halusinasi
i) Pasien dapat memperagakan menghardik halusinasi

c. Waktu dan tempat

Hari/tanggal : Sabtu, 1 Februari 2020

Jam : 13.00-13.30 WIB (30 menit)

Tempat: Ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin

d. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab
3) Bermain peran atau simulasi

e. Media dan Alat


1) Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK.
2) Whiteboard
3) Spidol
4) Formulir/jadwal kegiatan

4
f. Setting Tempat

F P

F
P
O
L P

O
CL F

F
P
P F

Keterangan gambar : L : Leader

CL : Co Leader

P : Pasien

F : Fasilitator

O : Observer

g. Pembagian Tugas

1) Leader :

a) Menyiapkan proposal kegiatan TAK


b) Memimpin jalannya TAK
c) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya TAK
d) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
e) Memimpin diskusi kelompok
f) Menetralisir masalah yang timbul dalam kelompok

2) Co leader
a) Mendampingi leader
b) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas

pasien.

5
c) Mengingatkan leader apabila kegiatan menyimpang dari

perencanaan yang telh dicapai


d) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking dalam proses

terapi
3) Fasilitator
a) Menyediakan fasilitas yang digunakan dalam kegiatan berlangsung
b) Memotivasi klien yang kurang aktif
c) Memfasilitasi dan memberikan stimulus pada anggota kelompok

untuk aktif mengikuti jalnnya terapi


4) Observer
a) Mengobservasi jalannya kegiatan
b) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien

selama kegiatan berlangsung


c) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,

proses hingga penutupan


5) Pasien
a) Kriteria pasien
1. Pasien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
2. Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori yang

tidak sesuai dengan realita

b) Proses seleksi
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK
h. Susunan Pelaksanaan
1) Susunan perawat pelaksaan TAK
a) Leader : M. Henry Dhany Saputra
b) CO Leader : Inggar Maharani
c) Fasilitator :
1. Ahmad Ghalib Nuladani
2. Anisa Putri Solekah
3. Kiki Cahya P.
4. Nindi Naralika F.D.
5. Yola Winda Widhiarta

d) Observer :

1. Muna Fitriana

6
2. Krisnadini Bunaini S.

e) Pasien :

1. Tn.D

2. Tn.B

3. Tn.F

4. Tn.R

5. Tn.K

2) Pasien peserta TAK sebagai berikut:

No Nama Masalah keperawatan


1. Tn. R Halusinasi pendengaran
2. Tn. J Halusinasi pendengaran
3. Tn. E Halusinasi pendengaran
4. Tn. M Halusinasi Pendengaran
5. Tn. A Halusinasi Pendengaran

3) Tata Tertib Dan Antisipasi Masalah

1) Tata tertib pelaksanaan

a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK

b. Peserta wajib hadir lima menit sebelum acara dimulai

c. Peserta berpakaian rapi, bersiha dan sudah mandi

d. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama

kegiatan TAK berlangsung

e. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, pserta

mengangkat tangan kanan dan berbicara setelang dipersilahkan oleh

pembimbing

f. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai

7
g. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK

belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota

untuk memperpanjang waktu TAK

2) Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK


a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk

menjawab sapaan perawat atau klien yang lain


b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
1) Panggil nama klien
2) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan

penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan

keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi


c. Bila ada klien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada

klien yang telah dipilih


2) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang

mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut


3) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan

tidak memberi peran pada permainan tersebut. (Eko prabowo,

2014: 243-245)

3. Proses Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi

a.. TAK Stimulasi Persepsi Mengenal Halusinasi

1. Tujuan
1) Klien mengenal halusinasi
2) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3) Klien mengenal frekuensi halusinasi
4) Klien mengenal perassan bila mengalami halusinasi
5) Klien dapat merespon halusinsasi
2. Setting
1) Kelompok berada diruang yang tenang
2) Klien duduk melingkar
3. Alat
1) Sound system

8
2) Spidol
3) Papan tulis (white borad)
4. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
5. Langkah – langkah kegiatan
1) Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan

perubahan sensori persepsi; halusinasi


b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta

hari ini
c. Kontrak :
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
b) Terapis menjelaskan aturan main: masing masing klien

memperkenalkan diri nama, nama panggilan, jika ada klien

yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada

terapis lama kegiatan 45 menit setiap klien mengikuti kegiatan

dari awal sampai akhir.


3) Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan).

Terapis meminta klien memperkenalkan nama dan nama

panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang berada di

sebelah kiri terapis, searah jarum jam.


b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan,

yaitu masing-masing klien membagi pengalaman tentang

halusinasi yang mereka alami dengan menceritakan :


a) Isi halusinasi
b) Waktu terjadinya
c) Frekuensi halusinasi
d) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.

9
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara

berurutan dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri terapis,

seterusnya bergiliran searah jarum jam.


d. Saat seorang klien menceritakan pengalaman hausinasi,

setelah cerita selesai terapis mempersilakan klien lain untuk

bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.


e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat

giliran.
f. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasiny, terapis

memberikan pujian.
4) Terminasi
a. Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota

kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi

segera menghubungi perawat atau teman lain .

c. Kontrak yang akan datang

a) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK

berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi.


b) Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan

tempat TAK berikutnya.


6. Evaluasi dan dokumentasi

ASPEK YANG DINLAI


Situasi Respon
NO NAMA Waktu Frekuensi Ketika Ketika
Isi Halusinasi
Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi
Timbul Timbul
Pasien
mengatakan Pasien
Malam 1x dalam Ketika
1. Tn.R mendengar menutup
hari sehari sendiri
Bisikan telinga
kuntilanak
2. Tn.N Pasien Setiap Sering Ketika Mematika

10
mengatakan
mendengar
Menonton sendiri dan n Tv dan
suara
Tv Nonton Tv Tidur
mengejek
seperti anjing
Pasien
mengatakan
mendengar Setiap Ketika Menghardi
1x dalam
3. Tn. E suara yang Habis pasien k dan
sehari
menyuruhnya Maghrib sedirian Shalat
untuk bunuh
diri
Pasien
mengatakan Ketika Bercakap-
ada Bisiskan Saat siang 2x dalam sedang cakap
4. Tn M
menyuruh dan sore sehari sendiri dan dengan
marah dan melamun orang lain
pukul tembok
Pasien
mengatakan
mendengar 5x daalm Ketika Menghardi
5. Tn. A Siang hari
bisikan sehari Sendiri k
menyuruh
bunuh diri

Petunjuk :

1. Tilis nama panggian lien yang kut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang
3. kemampuan mengenal halusinasi, meliputi isi, waktu, frekuensi,

situasi dan respon bila halusinasi timbul.


b. TAK Stimulasi Persepsi Menghardik Halusinasi
1. Tujuan
a) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan

mangatasi halusinansi .
b) Klien dapat memahami efektifitas halusinasi.
c) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi .
d) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
2. Setting
a. Klien duduk melingkar .
b. Kelompok di tempat yang tenang.
3. Alat
a. Sound system
b. Spidol

11
c. Papan tulis (white borad)
4. Metode
a) Diskusi
b) Tanya jawab
c) Stimulasi.
5. Langkah langkah kegiatan
1) Persiapan

a. mempersiapkan alat

b. mempersiapkan tempat pertemuan.

2) Orientasi

a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam .

b. Evaluasi/validasi:

a) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.

b) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi

c. Kontrak

a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

b) Terapis menjelaskan atusan main:

 Lama kegiatan 30 menit.


 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir.
 Jika akan meninggalkan kelompok ,klien harus

meminta izin

3) Kerja

a. Terapis meminta massing masing klien secara berurutan

searah dengan jarum jam menceritakan apa yang dilakukan jika

mangalami halusinasi dan apakah itu bisa mengatasi

halusinasinya.
b. Setiap selasai klien menceritakan pengalamanya,terapis

memberikan pujian dan mengajak peserta lain memberikan tepuk

tangan .

12
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan

menghardik halusinasi saat halusinasi muncul .


d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Terapis meminta masing masing klien memperagakan

menghardik halusinasi dimulai dari peserta disebelah kiri terapis

berurutan searah jarum jam sampai semua peserta mendapatkan

giliran
f. Terapis memberikan pujian dan megajak semua klien

bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan

menghardik halusinasi

4) Terminasi

a. Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah

dipelajari jika halusinasi muncul

c. Kontrak yang akan datang


a) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK

berikutnya
b) yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara lain
c) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK

13
6. Evaluasi dan Dokumentasi

Aspek yang dinilai


Menyebutka Menyebutka Menyebutka Memperagak
n cara n efektifitas n cara an
NO NAM mengatasi kefektifitas mengatasi menghardik
A halusinasi Cara halusinasi Halusinasi
dengan
menghardik

1. Tn.R √ √ √ √
2. Tn.J √ √ √ √
3. Tn.F √ √ √ √
4. Tn.M √ √ √ √
5. Tn.A √ √ √ √

4. Kesimpulan

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami

oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,

penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa stimulus

nyata.Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan

sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang

dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis. Pasien dengan halusinasi

diberikan TAK dengan tujuan pasien mengenali macam-macam halusinasi

dan cara menghardik halusinasi tersebut. Berdasarkan uraian diatas mengenai

halusinasi dan pelaksanaan asuhankeperawatan terhadap pasien, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagaiberikut :

1. Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi

ditemukan adanya perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan

pendekatan secara terus menerus, membina hubungan saling percaya yang

14
dapat menciptakan suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan yang diberikan.

2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan

halusinasi, pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai sistem

pendukung yang mengerti keadaaan dan permasalahan dirinya. Disamping

itu perawat / petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga

dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerja sama dalam

member perawatan pada pasien. Dalam hal ini penulis dapat

menyimpulkan bahwa peran serta keluarga merupakan faktor penting

dalam proses penyembuhan klien.

15
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, A. (2005). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta:EGC.

Budi Anna Keliat, S. M. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.


Jakarta:EGC.

Lilik. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wati. (2011). TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi. Universitas Sumatera Utara, 5-


14.

Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan


Jiwa. Jakarta: Trans Info Media

16

Anda mungkin juga menyukai