Format Pengkajian
Format Pengkajian
A. Kasus
Annie adalah anak pertama Amanda dan Alan yang sudah lama dirindukan
kehadirannya didunia ini. Ketika dia dilahirkan dia tidak responsif, terkulai dan tidak mampu
untuk saat diberi makan. Prognosisnya buruk dan dia diprediksikan tidak akan bertahan hidup.
Ketika dia berumur beberapa minggu, orang tua nya membawanya pulang ke rumah dan
mereka diberitahu untuk memberinya kecintaan, karena dia akan berumur pendek. Faktanya,
perawat klinik mengatakan kepada Amanda bahwa itu akan lebih baik jika Annie menghilang
saja. Karena ternyata Amanda mempunyai radang selaput otak (viral meningitis) selama
B. Tinjauan Teori
Orang tua dengan anak yang didiagnosa dengan ketidakmampuan/disability saat lahir
atau dalam awal hidupnya, mulai belajar proses yang disebut dengan kehilangan “loss” anak
yang normal dan peran orangtua yang normal yang mereka harapkan. Profesional perawatan
kesehatan primer membutuhkan pemahaman terhadap kehilangan alamiah ini dan dampaknya
terhadap kehidupan keluarga dan masa depan orangtua. Saat didiagnosa adalah merupakan
waktu penuh emosional dan kebingungan yang sering juga adalah kecemasan yang tinggi.
Orangtua tidak akan pernah siap untuk mendengar berita yang traumatik tentang anak mereka
dan pendapat anggota keluarga, teman, para kenalan dan laporan media yang menambah
kebingungan mereka. Informasi akurat dan komprehensif tentang disability dibuat secepat
mungkin meliputi hasil positif dan negatif terhadap kerusakan dan disabillity. Sebaiknya
1. Chronic Sorrow
Kesedihan mendalam dirasakan oleh keluarga Amanda dan Alan karena Annie adalah anak
2. Loss
(idealnya) anak mereka bisa hidup dengan normal seperti anak yang lain, tetapi kenyataan
sejak lahir Annie sudah mempunyai keterbatasan yang disebabkan karena radang selaput
3. Trigger events
Annie sebagai anak yang diharapkan lahir tidak sesuai harapan. Ketika dia dilahirkan dia
tidak responsif, terkulai dan tidak mampu untuk saat diberi makan.
4. Management method
Secara internal pasangan ini menggunakan strategi koping untuk mengidentifikasi proses
berduka. Secara eksternal didapat dari dukungan keluarga lain atau praktisi perawatan
kesehatan. Perawat juga dapat membantu mengidentifikasi strategi koping secara personal.
a. Diagnosa keperawatan
Sedih kronis berhubungan dengan pengalaman sakit fisik kronik/ ketidakmampuan orang
yang signifikan.
b. Outcome
c. Intervensi
Identifiksi kehilangan
Anjurkan pasien untuk mengungkapkan memori tentang kehilangan baik masa lalu
dan sekarang
2) Hope instillation :
Informasikan pasien tentang situasi saat ini adalah bagian yang temporer
darurat
harapan
pendukung
3) Coping enhancement :
yang dialaminya
Bina hubungan dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan dan tujuan yang
sama
koping
Kenalkan klien dengan orang atau grup yang telah sukses dalam menyelesaikan
perasaan malu
Dukung klien untuk mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang
Bantu klien untuk menyederhanakan tujuan menjadi labih mudah untuk dilakukan
Bantu klien untuk mengkaji sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan
Kaji kesedihan klien dan kehilangan pekerjaannya akibat kondisi sakitnya dan atau
ketidakmampuannya
Kaji untuk mengklarifikasi adanya konsep yang salah pada klien
4) Counseling :
Bina hubungan saling percaya sebagai dasar rasa percaya dan perhatian
Tentukan tujuan
Tanya pada klien atau orang terdekat lainnya untuk mengidentifikasi apa yang
dapat atau tidak dapat mereka kerjakan terkait dengan kejadian ini
Kaji bagaimana perilaku keluarga terhadap klien terkait dengan penyakit yang
dialami
Gunakan tools pengkajian untuk membantu meningkatkan kesadaran diri klien dan
Jika memungkinkan, jangan membuat keputusan pada saat klien berada dalam
5) Emotional Support :
dialami
Berikan dukungan selama fase menolak, marah, tawar menawar dan menerima
Identifikasi adanya perasaan marah, frustasi dan amuk yang dialami klien
Berada bersama klien dan beri rasa aman dan nyaman selama periode cemas
Kurangi beban pikiran klien ketika klien berada dalam kondisi stress (jangan
6) Spiritual Support :
Gunakan komunikasi terapeutik untuk membina rasa percaya dan empati
Motivasi klien untuk berinteraksi dengan anggota keluarga, teman dan orang lain
kepercayaan
Sediakan alat pendukung spiritual seperti musik, bacaan atau radio, atau program-
program televise
Libatkan rohaniawan
Fasilitasi individu untuk melakukan meditasi, ibadah atau ritual dan tradisi
keagamaannya