a) Terapi hemostatik
setelah serangan sering kali ditemukan. Hal ini disebabkan oleh masih
untuk mencegahnya (Saiful, 2008). Contoh obat yang digunakan adalah : eptacog
Pada penelitian keempat Mayer et al. (2008) terapi dengan rFVIIa pada
kasus ini terbukti dapat mengurangi hematoma, akan tetapi tidak meningkatkan
Obat anti koagulan dapat berperan sebagai faktor pemicu yang menjadikan
Implementasi dari hipotesis ini dalam terapi stroke hemoragik intraserebral yang
mungkin, juga terapi yang terkait dengan penangan faktor resiko yang mendasari
terjadinya stroke hemoragik intraserebral (Saiful, 2008). Pasien stroke hemoragik intraserebral
akibat dari pemakai wafarin harus
dan vitamin K. Pada pasien yang memang harus menggunakan antikoagulan maka
pemberian obat dapat dimulai pada hari ke 7-14 setelah terjadinya perdarahan
(Anonim 2007).
Pengatasan untuk masalah ini, pasien dapat diberikan nimodipin (Anonim, 2007).
b) Antifibrinolitik
yang sering dipakai adalah epsilon asam aminokaproid dengan dosis 36 gram/hari
Hipertensi sering kali dijumpai pada pasien dengan stroke akut. Bahkan
tekanan darah pada stroke iskemik akut sesungguhnya merupakan respon dari
jaringan otak yang bertujuan untuk meningkatkan tekanan perfusi otak, agar aliran
darah ke area penumbra pun akan meningkat. Diharapkan dengan berjalannyarespon tersebut
kerusakan di area penumbra tidak bertambah berat
manajemen hipertensi pada stroke akut, yaitu: (1) tanpa pemberian obat, (2)
hipertensi pada stroke hemoragik berbeda dengan stroke iskemik karena tekanan
a) Pada penderita dengan tekanan darah diastolik >140 mmHg (atau >110
b) Jika tekanan darah sistolik >220 mmHg dan /atau tekanan darah diastolik
c) Jika tekanan darah sistolik <220 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik
<120 mmHg, terapi darurat harus ditunda kecuali adanya bukti perdarahan
intraserebral, gagal ventrikel jantung kiri, infark miokard akut, gagal ginjal
akut, edema paru, diseksi aorta, ensefalopati hipertensi dan sebagainya.
a) Tekanan sistolik >230 mmHg atau diastolik >140 mmHg dapat diberikan
nitropruside
tekanan darah arterial rata-rata 130 mmHg dapat diberikan labetolol, esmolol, enalapril, atau
preparat anti hipertensi intravena lainnya yang
verapamil.
pemberian antihipertensi
hiperglikemianya. Kadar gula darah yang yang dianjurkan adalah 80-140 mg/dL.
Kadar gula yang terlalu rendah juga tidak diharapkan karena apabila kadar gula
darah terlalu rendah juga akan menimbulkan terjadinya penurunan kesadaran yang
terbentuknya asam laktat yang lebih banyak yang akan merusak jaringan otak itu
150-200 2
201-250 4
251-300 6
301-350 8
Tekanan intra kranial yang normal pada orang dewasa adalah 5-20 mmHg.
Tekanan intra kranial dapat meningkat karena beberapa sebab. Penyebab dapat
bersifat sementara saja, misalnya karena batuk dan bersin yang keras, mengejan
dengan kuat, atau hal lainnya yang menyebabkan tekanan dalam sistem vena
meningkat. Hal patologis yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan intra kranial
d. Hindari hipertermia
e. Jaga normovolemia
f. Pemberian osmoterapi (Anonim, 2007). Zat osmoterapi yang sering digunakan adalah manitol,
suatu obat osmotik
intravaskuler yang dapat menarik cairan dari jaringan otak yang mengalami
edema dan yang non edema (Gofir, 2009). Dosis manitol yang dianjurkan 0,25-
cepat dan berlanjut dengan menurunkan kenaikan intra kranial (Gofir, 2009).
a. Atasi suhu tubuh > 37.5°C dengan obat antipiretika, parasetamol 500 mg
penyebab kematian yang cukup sering pada pasien stroke. Hal ini biasanya terjadi
pada pasien dengan imobilisasi atau dengan kemapuan batuk yang menurun.
Pneumonia harus dipikirkan jika timbul demam setelah serangan stroke dan
(Setyopranoto, 2006).
Bangkitan kejang dan status epileptikus sering terjadi pada stroke akut.
dan dihentikan bila tidak ada kejang selama pengobatan (Anonim, 2007). Anggraeni, R., 2008,
Penatalaksanaan Medis Perdarahan Subarakhnoid Primer,
Anonim, 2003, Usia Muda Perlu Tahu Penyakit Stroke, Yayasan Stroke
Anonim, 2009, Informasi Spesialite Obat, Volume 44, Penerbit Ikatan Sarjana
Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley, P.C., 2004, Pharmaceutical Care
Djuanda. A., Sani, A., Azwar, A., Handaya., Almatsier, M., Setiabudy, R.,
Master, Indonesia
Fagan. S.C., and Hess, D.C., dalam Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Matzke, B.R.,
Conecticut, USASaid, U., 2004, Interaksi Hormonal Dan Kualitas Kehidupan Pada Wanita,
Palembang,
http://digilib.unsri.ac.id/download/INTERAKSI%20HORMONAL%20%
Yogyakarta
Soertidewi, L., 2007, Peran Unit Stroke Dalam Tata Laksana Stroke
Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi, A.A.P.,
Susilo, H., 2008, The Evidence Of Antiplatelets In The Primary And Secondary
Surabaya
Sutrisno, A., 2007, Stroke??? You Must Know Before You Get It!, Penerbit PT
Tirtawati, K., Zulkaida, A., 2008, Locus of Control Pada Insan Pasca Stroke Usia
Tugasworo, D., 2009, The Role Cilostazol In The Mangement Of Stroke And
Intracranial Arterial Stenosis, Makalah Simposium Nasional Otak danJantung ke-10, 127-131, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang
Wahjoepramono, E.J., 2005, Stroke Tata Laksana Fase Akut, Fakultas Kedokteran
Diponegoro, Semarang
Adams H.P Jr, del Zoppo G, Alberts M.J, et al. 2007. Guidelines for the early managment of adults with
ischemic stroke. A guideline from the American Heart Association ;38:1655–1711.
Christopher G. 2007. Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook of Clinical Neurology. 3rd Edition.
Philadelphia : Saunders.
Chung, Chin-Sang. 1999. Neurovascular Disorder in Textbook of Clinical Neurology editor Christopher
G. Goetz. W.B. New York : Saunders Company. p 10-3.
DiPiro, J.T., R.L. Talbert, G.C. Yee, G.R. Matzke, B.G. Wells, and L.M. Posey. 2008. Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach. Seventh Edition. McGraw-Hill Companies. New York. p. 376 – 379.
Goldstein LB, Adams R, Alberts MJ, et al. 2006. Primary prevention of ischemic stroke. A Guideline
from the American Heart Association/American Stroke Association Stroke Council ;37:1583–
1633.
Goldstein LB. 2007. Acute ischemic stroke treatment in 2007. Circulation 2007;116:1504–1514.
Harsono. 1996. Buku Ajar : Neurologi Klinis. Yogyakarta : Gajah Mada. 67.
Junaidi, I., 2004, Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke. Jakarta : PT Bhuana Ilmu
Populer Kelompok Gramedia.
Khaja AM, Grotta JC. 2007. Established treatments for acute ischemic stroke. Lancet 2007;369:319–
330.
Rumantir C.U. Gangguan Peredaran Darah Otak. Pekanbaru : SMF Saraf RSUD Arifin.
Sukandar, E.Y.,R. Andrajati, J.I. Sigit, I.K.Adnyana, dan A.A.P.Setiadi. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta
: ISFI Penerbitan.