Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara bangsa Indonesia, sebagai ideologi bangsa
Indonesia, dan ditetapkan sebagai nilai-nilai bernegara, berpemerintahan, dan
bermasyarakat. Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan perbuatan harus di
jiwai dan dilandasi pancasila.Namun, pada kenyataannya masih banyak pemuda
berperilaku menyimpang dari nilai-nilai pancasila bahkan ada pula beberapa
pemuda yang tidak mengenal dan mengetahui bunyi butir pancasila. Jika butir
pancasila saja tidak diketahui, bagaimana mereka bisa memaknai dan menerapkan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana bisa bangsa Indonesia akan maju jika para pemudanya saja tidak
menanamkan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. sedangkan
pancasila merupakan dasar negara bangsa indonesia. Padahal lahirnya pancasila
dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Maka dari itu sudah seharusnya jika
nilai-nilai dalam pancasila perlu dijunjung tinggi, perlu pahami, diamalkan dan
tidak hanya sekedar dihafal. Jika bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghargai perjuangan para pahlawannya. Maka kita sebagai pemuda generasi
penerus bangsa harus mampu menghargai para pejuang pancasila.

Lahirnya pancasila mengukirkan sejarah tersendiri bagi bangsa Indonesia.


Sejarah bangsa yang harus tersampaikan dari generasi ke generasi. Saat ini banyak
para pemuda yang lupa akan sejarah lahirnya pancasila. Sehingga membuat
mereka acuh terhadap Pancasila. Dari problematika-problematika yang ada ini,
mahasiswa sebagai power of change ( Pembawa perubahan bangsa) harus mampu
bertindak untuk melakukan aksi nyata. Pancasila harus ditegakkan demi kejayaan
bangsa ini. Mahasiswa memilki peran tersendiri dalam permasalahan ini.
Mahasiswa sebagai pelopor bangsa harus peka terhadap situasi yang ada. Mereka
harus mampu mengambil peluang dalam setiap permasalahan yang ada khususnya
permasalahan dalam penegakan pancasila. Peran mahasiswa dalam hal ini adalah
menggerakkan semua lapisan masyarakat Indonesi baik yang muda ataupun yang

1
tua agar sadar Pancasila. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai gerakan sadar
pancasila untuk Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana sejarah pancasila?
1.2.2 Bagaimana pancasila dan pergerakan mahasiswa tahun 1966?
1.2.3 Bagaimana pandangan mahasiswa terhadap pancasila saat ini?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan pancasila
1.3.2 Untuk mempelajari sejarah pancasila dan gerakan mahasiswa tahun
1966
1.3.3 Untuk mengetahui perbedaan pandangan mahasiswa dulu dan
sekarang terhadap pancasila
1.3.4 Untuk membangkitkan semangat mahasiswa dengan cara mengulas
sejarah lampau

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pancasila


Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang dinamai Ir Soekarno
pada tanggal 1 juni 1945, yang kemudian pada tanggal tersebut dikenang sebagai
hari lahirnya Pancasila. Pancasila terdiri dari dua kata gabungan yaitu panca yang
berarti lima dan sila yang berarti dasar,jadi pancasila bermakna lima aturan
tingkah laku yang penting. Sejarah pembentukan pancasila semestinya
berhubungan dengan perjuangan rakyat Indonesia. karena pada saat itu bangsa
Indonesia masih dibawah kuasa penjajah. Kisah awal perjuangan berdirinya
pancasila diawali dari pembentukan BPUPKI ( badan penyelidik usaha usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 28 Mei 1945, dan melakukan
siding pertama tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Pada masa persidangan ada 3
tokoh yang terlibat yaitu Muh. Yamin (29 Mei 1945), Soepomo(31 Mei 1945),
dan Soekarno (1 Juni 1945). Selain BPUPKI, ada Panitia Sembilan yang
membantu bahas dasar Negara yang dikenal dengan “Piagam Jakarta”. Panitia
Sembilan mengadakan rapat tanggal 22 juni 1945, pada rapat tersebut mendapat
berbagai kendala dari beberapa pihak, namun akhirnya menghasilkan kesepakatan
rumusan dasar Negara sebagai berikut:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan; dan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada proses pengesahaan pancasila, dibentuk panitia PPKI pada tanggal 7


agustus 1945. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus
1945, dirasa Negara yang baru merdeka ini memerlukan dasar Negara sebagai

3
landasan. Maka dari itu sehari setelah kemerdekaan, panitia PPKI
mengadakan sidang untuk menyempurnakan rancangan Pembukaan Hukum
Dasar dan rancangan Undang Undang Dasar. Pada sidang ini terdapat
beberapa revisi mengenai persoalan piagam Jakarta dan undang undang dasar
berdasarkaan kesepakatan bersama. Salah satu revisi terhadap Piagam Jakarta
yaitu: “………dengan berdasar kepada Ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam Bagi pemeluk-pemeluknya”, diganti “……..
dengan berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa,…..”. revisi ini atas usul Bung
Hatta setelah sebelumnya disepakati dengan beberapa tokoh islam diluar
sidang. Dari salah satu sila pancasila yang sudah direvisi, dihasilkan susunan
pancasila yang sah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa;


2. Kemanusiaan yang adil dan beradap;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan; dan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.2 Sejarah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/ Pemuda Tahun 1966


Persatuan Indonesia merupakan sila ke 3 yang diterapkan oleh mahasisiwa
tahun 1966 untuk pembangkit semangat yang memiliki arti menumbuhkan
sikap mahasiswa untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut
memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta
loyal terhadap s e s a m a warga negara. Mulai akhir tahun 1965,
Indonesia menghadapi aksi demonstrasi G 30 S, pada saat itu Indonesia terpuruk
dari berbagai luka politik, ekonomi, dan dampak yang disebabkan oleh peristiwa
G 30 S 1965 masih menjadi trauma berkepanjangan bagi bangsa Indonesia. Dari
peristiwa tersebut pemuda dan Mahasiswa ikut andil dalam perjuangan
mendirikan orde baru. Gerakan ini disebut angkatan 66, sebagai awal kebangkitan
gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-gerakan
mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Gerakan angkatan 66 tersebet membentuk

4
Kesatuan Aksi Mahasisiwa Indonesia (KAMI) pada tanggal 25 Oktober 1965
yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil
dipertemukan oleh Mentri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayor
Jendral dr. Syarief Thayeb, di antaranya adalah PMKRI, HMI, PMII, Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sekretariat Bersama Organisasi Lokal
(SOMAL), SEMMI, GERMAHI, IMM, Mahasiswa Pancasila (Mapancas), dan
Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI). Tujuan pendirian KAMI agar aktivis
mahasisiwa Indonesia dapat menggalang aksi dan melancarkan demonstrasi
menuntut pembubaran PKI. Sejarah lahirnya KAMI berkaitan dengan peristiwa
penculikan dan pembunuhan terhadap enam jendral dan satu perwira pertama oleh
gerombolan Gerakan 30 S (G 30 S) yang dengan cepat berimbas terhadap sosial
politik di tengah kehidupan bangsa Indonesia, termasuk kelompok mahasiswa
saat itu.

Tanggal 10 Januari 1966, KAMI mengadakan seminar mengenai masalah


ekonomi Indonesia di Universitas Indonesia yang disebut aksi Tritura. Tampil
sebagai pembicara antara lain Jendral A. H. Nasution, Letnan Jendral Soeharto,
Syarief Thayeb, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Adam Malik, Subchan
Zaenuri Echsan. Saat itu Himpunan Mahasisiwa Indonesia (HMI) melahirkan
pemikiran pada aspirasi rakyat yang dikenal dengan Amanat Penderitaan Rakyat
dan memperjuangkan berbagai keluhan, tuntutan, dan hati nurani rakyat. Dalam
seminar ini rakyat mengajukan 3 tuntutan yang mendasar kepada pemerintah
yaitu:

1). Bubarkan PKI beserta ormasnya.


2). Turunkan harga dan perbaiki sandang pangan.
3). Perombakan dan pembersihan kabinet Dwikora dari unsur PKI.

Ketiga tuntutan diatas dapat dilaksanakan oleh KAMI dengan baik. Sejak
dicetuskannya Tritura, aksi-aksi demonstrasi mahasiswa berkembang semakin
membesar dan intens, menjadi semakin bermakna dengan dukungan penuh rakyat
dan Angkatan Bersenjata. Aksi-aksi Tritura yang diperjuangkan mahasiswa secara

5
konsisten sejak awal Januari 1966 akhirnya terbukti menjadi semacam kata sandi
bagi berbagai perubahan politik mendasar di tanah air sepanjang pertengahan
tahun 1960, termasuk suksesi kepemimpinan nasional dari Soekarno ke Soeharto.
Perjuangan angkatan 66 telah meluas dan melebar dari sekadar penghancuran
komunisme di Indonesia, bukan sekadar masalah permukaan dan ringan, tetapi
sudah masuk ke dalam perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan KAMI dalam
angkatan 66 mengalami suka duka, pahit manis, berhadapan dengan kekuatan,
berhadapan dengan kekuatan penguasa militer yang memihak Soekarno (Orde
Lama) dan PKI. Dalam perjuangan ini satu persatu berguguran demi membela hak
hak rakyat Indonesia. Mereka semua dicatat dengan tinta emas dalam sejarah
sebagai pejuang yang membela hak-hak rakyat dan diangkat sebagai pahlawan
Ampera, dan rakyat Indonesia tidak akan pernah melupakan perjuangan
mereka. Taufik Ismail, seorang tokoh angkatan 66 dari kalangan penyair,
mengabadikan suasana kedukaan itu dalam sajaknya yang sangat terkenal
"Sebuah Jaket Berlumuran Darah".

2.3 Pandangan Mahasiswa Terhadap Pancasila pada Era Globalisasi


Pancasila adalah dasar tertinggi bangsa Indonesia dimana nilai-nilai yang
terkandung di dalam rumusan pancasila mencakup seluruh aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara. Terutama mahasiswa sangat berperan penting dalam
kemajuan bangsa Indonesia. seperti kata bijak Soekarno” seribu orang tua bisa
bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”. Dari kalimat tersebut
pemudalah yang bisa mengguncangkan bangsa Indonesia untuk lebih Berjaya dan
bermartabat. M a h a s i s w a i t u l a h yang mampu membawa perubahan terhadap
masa depan bangsa. Mahasiswa dapat diartikan sebagai salah satu
elemen yang terus bercita-cita mewujudkan bangsa Indonesia ke depan
menjadi lebih baik dan menjadi negara y a n g b e r p r e s t a s i d a l a m s e g a l a
hal. Mahasiswa merupakan generasi penerus b a n g s a yang
sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita
p e n c e r a h a n kehidupan bangsa kita di masa depan. P e n e r a p a n s i l a - s i l a
p a n c a s i l a m e r u p a k a n h a l y a n g w a j i b dilakukan bagi tiap-tiap

6
mahasiswa Indonesia. Namun pada era ini pancasila hanya dijadikan
pajangan tanpa penerapan yang semestinya. Pancasila hanya dijadikan
bahan ajar pada sekolah maupun bangku kuliah tanpa ada nya greget
untuk menerapkan sila sila nya. Mungkin semua itu dikarenakan
pesatnya pengaruh pergaulan yang berdasar kekinian sehingga
mengikis kemauan pemuda untuk lebih mempelajari sejarah dan
menerapkan pancasila. Padahal Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih,
tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib
memikirkan dan mengembang tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-
nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran
mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi
kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan diluar kampus. Dan salah
satu perannya adalah sebagai pelopor kesadaran berbangsa dan bernegara. Maka
dari itu mahasiswa sendiri haruslah memiliki tekad yang kuat dan niat untuk
belajar, mengembangkan diri dan melihat keluar apa yang sedang terjadi pada
negerinya dan apa saja yang harus ia lakukan untuk bangsanya. Kesadaran
mahasiswa akan pentingnya kemerdekaan bangsa itulah yang dibutuhkan bangsa
Indonesia. maka dari itu perlu dibangkitkan semangat mahasiswa untuk
memajukan bangsa Indonesia. mahasiswa harus bisa menjadi pelopor terhadap
kesadaran berbangsa dan bernegara pemuda harus diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan sebagai transformator dan sebagai penerus perjuangan serta cita-cita
bangsa dengan menjadi pelestari Pancasila sehingga mewujudkan ketahanan
nasional yang tinggi. Menurut Rajasa (2007), generasi muda mengembangkan
karakter nasionalisme melalui tiga proses yaitu :

1. Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan


membangun karakter positifr bangasa melalui kemauan keras, untuk menjunjung
nilai-nilai moral serta menginternalisasikannya pada kehidupan nyata.

2. Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role model


dari pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan berinisiatif membangun

7
kesadaran kolektif denhgan kohesivitas tinggi, misalnya menyerukan penyelesaian
konflik.

3. Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan dan


berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam proses
pembelajaran dalam pengembangan karakter positif banmgsa sesuai dengan
perkembangan zaman.
dari karakter yang dikemukakan oleh rajasa dapat disimpulkan bahwa generasi
muda sebagai pilar bangsa memiliki peran yang sangat penting. Masa depan
bangsa tergantung dari para generasi muda dalam bersikap dan bertindak.
Menjunjung nilai-nilai moral yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Berbagai tantangan sudah dialamai bangsa Indonesia untuk menggantikan
ideologi Pancasila tidak menggoyahkan keyakinan kita bahwa Pancasila yang
cocok sebagai dasar negara dan sebagai ideologi sejati di negara Indonesia.

Mahasisiwa dan pemuda Indonesia harus bisa menjadi kebanggaan


bangsa Indonesia dalam situasi dan kondisi apapun. Karena Bangsa dapat maju
dari pemikiran dan tindakan pemuda. Kesadaran dan partisipasi pemuda sangat
dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. sadarlah wahai para mahasiswa, jadilah
pemuda yang kreatif, solutif dan inovatif demi kejayaan bangsa Indonesia, Bangsa
kita, tanah air Indonesia.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan isi diatas dapat disimpulkan bahwa pancasila merupakan
ideology bangsa Indonesia sebagai pedoman warga Indonesia termasuk para
pemuda. Sejarah lampau sangat penting untuk diulas saat ini, karena banyak
pemuda yang mengabaikan perjuangan pahlawan terdahulu. Seperti perjuangan
mahasiswa pada tahun 1966, himpunan mahasiswa Indonesia sangat berperan
penting dalam mensejahterakan hak hak rakyat Indonesia dibawah kuasa PKI,
dengan tekat dan semangat yang membara HMI dapat menuntaskan tuntutan
rakyat kepada pemerintah. Mahasiswa saat ini harus bangkit juga seperti
mahasisiwa terdahulu, meskipun banyak pengaruh dari luar, tetaplah pancasila
sebagai pedoman hidup. M a h a s i s w a i t u l a h yang mampu membawa
perubahan terhadap masa depan bangsa. Mahasiswa dapat diartikan sebagai
salah satu elemen yang terus bercita -cita mewujudkan bangsa Indonesia ke
depan menjadi lebih baik dan menjadi negara y a n g b e r p r e s t a s i d a l a m
segala hal. Mahasiswa merupakan generasi penerus b a n g s a
yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita
p e n c e r a h a n kehidupan bangsa kita di masa depan.

3.2 Saran
Saran saya, sebaiknya dalam masa pembelajaran di sekolah
maupun dikuliah, pancasila tidak hanya disampaikan secara teori, namun sekalian
diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pedoman bangsa Indonesia
jangan sampai tergeser oleh era globalisasi. Utamakan pancasila sebagai
pembangkit semanagat untuk menciptakan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai