Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
ANGEL FITRIANA YEMIMA MARCELINA
AULIA PANCARANI NUSWANTARI
DESI ARISANDI
ERNA MILAWATI
FRISCA INDAH KUSUMA WARDANI
PUTRI IMANDA
RIMA NOR FADILLA
SALSABILLA APRILITA RIANDI
SRI UTAMI DARWIS
SURAEDAH IDRIS
WANDA ANNISA EDYSON

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Keluarga merupakan agen sosialisasi. Keluarga sebagai kumpulan orang


orang yang mempunyai hubungan erat mempunyai peran penting dalam proses
sosialisasi berbagai hal tentang kehidupan. Dukungan finansial dan emosional
diperlukan oleh anggota keluarga, dan hal inilah yang mempengaruhi mereka
dalam memutuskan membeli.

Selama ini terdapat anggapan bahwa ibu hanyalah sebagai istri yang tugasnya
mengurus suami dan anak-anak, sementara urusan besar diputuskan suami,
termasuk keputusan pengeluaran keluarga. Tetapi zaman sekarang, pandangan
seperti itu mulai tidak tepat karena sudah banyak perubahan yang terjadi pada
keluarga. Saat ini tidak hanya memutuskan apa yang ingin mereka beli untuk
keperluan pribadi tetapi juga sebagai penentu pembelian keluarga. Wanita sering
bertindak sebagai agen pembelian yang menginterpretasikan kebutuhan dan
keinginan dari anggota keluarga yang lain (Mark American Demographics,
Agustus 1993). Laki-laki malah tidak lagi menjadipengambil keputusan yang
mutlak dalam pembelian produk bagi keluarganya.

Yuswohady selaku Chief of Corporate & Strategy Practice Mark Plus & Co.
Mengatakan bahwa survei yang dilakukan oleh kantornya di 14 kota besar dengan
responden 2.000 orang ibu rumah tangga menunjukkan hasil yang sangat
menarik. Anak pun tidak kurang pengaruhnya dalam pembelian produk. Menurut
Wimalasiri, orang tua sudah mempersepsikan anak-anak mereka sebagai pemberi
pengaruh untuk berbagai variasi produk dan jasa. Hal ini dapat dikarenakan: (1)
Hanya memiliki sedikit anak; (2) Pasangan yang bekerja memperbolehkan Wina
Christina dan Indarini anak-anak mereka untuk membuat pilihan; (3) Dengan
adanya daya tarik media, anak-anak mempelajari banyak hal mengenai produk
dan jasa dan memiliki posisi untuk meyakinkan orang tua mengenai apa yang
bagus dan apa yang buruk (The Journal of Consumer Marketing, 2004). Jadi
pengambil keputusan pembelian bukan hanya suami atau individu tunggal,
namun juga beberapa individu dalam keluarga, atau semua anggota keluarga,

2
tergantung dari situasi pembelian yang dihadapi (Mark American Demographics,
Agustus 1993).

Kelas sosial seseorang juga membedakan proses pembeliannya. Menurut


Prasad (1975:42- 47), secara umum, kelompok kelas sosial rendah kurang
mempunyai informasi dan karena kebanyakan istrinya tidak bekerja, keputusan
pembelian seringkali hanya pada satu individu. Suami sebagai pencari nafkah,
atau istri sebagai pengelola keuangan. Konsumen kelas menengah lebih sering
berdiskusi mengenai kemampuan produk, manfaat produk, dan harga sebelum
melakukan pembelian. Sedangkan konsumen kelas atas lebih bersifat otonomi
karena suami danistri sama-sama memegang keuangan yang cukup dan harga
bukan faktor penting sehingga saling tidak mempermasalahkan pembelian.

2. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud pengambilan keputusan dalam keluarga?
b) Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam keluarga?
c) Bagaimana tipe pengambilan keputusan dalam keluarga?
3. Tujuan
Untuk proses pembelajaran, pengetahuan tentang proses pengambilan keputusan
dalam keluarga.

4. Manfaat

Menambah wawasan tentang pengambilan keputusan keluarga bagi penulis


maupun pembaca.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Menurut Simon dalam Turban, dkk (2005), pengambilan keputusan adalah


sebuah proses memilih tindakan diantara berbagai alternatif untuk mencapai suatu
tujuan atau beberapa tujuan. Dalam suatu kesatuan, pengambilan keputusan
merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi sebagai wujud untuk
pencapaian tujuan yang diharapkan. Sehingga pengambilan keputusan sangatlah
penting sebagai dasar untuk membangun rencana kedepan.

a) G.R terry pengambilan keputusan sebagai pemilihan alternative kegiatan


tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada.

b) Koont & O’Donnel pengambilan keputusan adalah pemilihan di antara


alternatif-alternatif mengenai suatu cara bertindak yang merupa-kan inti dari
perencanaan.

c) Theo Haiman “inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan,


suatu cara pemilihan bertindak, Suatu keputusan sebagai suatu cara bertindak
yang dipilih oleh pengelola sebagai suatu proses yang paling efektif untuk
mencapai tujuan dan memecahkan masalah”.

Jadi pengambilan keputusan adalah permulaan dari aktifitas manusia yang sadar dan
terarah, baik secara individu, kelompok atau institusional, sehingga pengambilan
keputusan menjadi aspek yang penting dalam suatu pengelolaan atau manajemen.

B. Pengambilan Keputusan Keluarga

Keluarga menggunakan produk meskipun orang biasanya membeli mereka.


Menentukan apa produk harus dibeli, yang ritel stopkontak untuk digunakan,
bagaimana dan kapan produk yang digunakan, dan siapa yang harus membelinya
adalah proses rumit yang melibatkan berbagai aktor atau peran.

C. Peran Perilaku

Keluarga dan kelompok lain menunjukkan apa yang sosiolog Talcott Parsons
disebut perilaku peran instrumental dan ekspresif.

4
Peran instrumental, juga dikenal sebagai peran fungsional atau ekonomi, melibatkan
keuangan, kinerja, dan fungsi lainnya yang dilakukan oleh anggota kelompok.
Ekspresif melibatkan peran pendukung anggota keluarga yang lain dalam proses
pengambilan keputusan dan mengekspresikan kebutuhan keluarga estetika atau
emosional, termasuk norma-norma keluarga menegakkan.

D. Peran individu Belanja Keluarga

Keluarga keputusan konsumsi melibatkan setidaknya lima peran didefinisikan,


yang dapat diasumsikan oleh pasangan, anak, atau anggota lain dari rumah tangga.
Kedua peran ganda dan beberapa aktor normal. Pemasar perlu berkomunikasi dengan
konsumen dengan asumsi masing-masing peran, mengingat bahwa anggota keluarga
yang berbeda akan mengasumsikan peran yang berbeda tergantung pada situasi dan
produk. Anak-anak, misalnya, pengguna sereal, mainan, pakaian, dan banyak produk
lainnya tetapi tidak mungkin pembeli. Salah satu atau kedua orang tua tersebut
menjadi penentu dan pembeli, meskipun anak-anak mungkin penting sebagai
influencer dan pengguna.

E. Peran Keluarga

Untuk keluarga berfungsi sebagai unit kohesif, peran atau tugas-seperti mencuci
pakaian, menyiapkan makanan, pengaturan meja makan, membuang sampah,
berjalan-jalan anjing harus dilakukan oleh satu atau lebih anggota keluarga. Dalam
masyarakat yang dinamis kita, dll peran yang terkait dengan keluarga yang terus
berubah.

F. Pengaruh pada Proses Keputusan

Bagaimana suami dan istri melihat pengaruh relatif mereka pada pengambilan
keputusan di seluruh tahap keputusan? Dan apa artinya ini bagi pemasar? Keputusan
bersama cenderung dibuat tentang liburan, televisi, kulkas, dan perabot ruang tamu.
Otonom pengambilan keputusan cenderung untuk hadir dalam pengambilan
keputusan tentang kategori yang termasuk perhiasan wanita s, pakaian pria rekreasi s,
cat indoor dan wallpaper, dan bagasi. Dengan memahami mana di peta ini? keputusan
untuk membeli produk tertentu jatuh, pemasar dapat menjadi untuk menentukan aspek
mana dari produk tertentu untuk mengiklankan kepada anggota rumah tangga yang
berbeda dan media yang akan mencapai anggota keluarga yang berpengaruh.

5
G. Pengaruh oleh Keputusan Tahap

Pasangan mengerahkan derajat yang berbeda jika pengaruh ketika melewati


tahapan yang berbeda dari proses pengambilan keputusan. Gerakan dari pencarian
informasi untuk keputusan akhir mungkin minimal dalam kasus keterlibatan rendah
banyak barang tetapi lebih jelas untuk barang yang berisiko atau memiliki keterlibatan
tinggi untuk keluarga. Gerakan yang paling menonjol untuk lemari es, mobil keluarga,
furniture ruang tamu berlapis, dan karpet atau permadani. Liburan mungkin adalah
yang paling demokratis dari keputusan pembelian keluarga s. Kampanye terpisah
mungkin bertepatan dengan kepentingan khusus, terutama untuk produk-produk
dengan siklus perencanaan yang panjang.

H. Pengaruh pekerjaan

Di masa lalu, pemasar mampu merujuk pada struktur kategori peran tradisional
untuk menentukan anggota keluarga yang paling mungkin untuk membeli produk
tertentu. Meskipun peran membeli tradisional masih berlaku, suami dalam
dual-pendapatan pernikahan mungkin bersedia untuk berhenti di toko kelontong untuk
mengambil beberapa barang, dan istri yang bekerja mungkin drop mobil keluarga di
bengkel untuk mengganti oli. Namun, pasangan kontemporer tidak cenderung
bergeser tanggung jawab bersama untuk membeli tradisional hanya satu pasangan,
tetapi mereka willingto berbelanja bersama-sama untuk item utama.

I. Pengaruh Gender

Seperti kesenjangan jender menyempit, suami dan istri semakin keputusan dibuat
bersama. Qualls mempelajari keputusan tentang keluarga liburan, mobil, pendidikan
anak-anak, perumahan, asuransi, dan tabungan. Sebelum studi menunjukkan bahwa
keputusan mengenai produk ini biasanya dilaporkan sebagai istri atau suami yang
dominan. Qualls menemukan sangat bahwa keputusan bersama sekarang norma untuk
produk ini, dengan 80 persen dari pendidikan anak-anak dan perumahan keputusan
dibuat bersama. Meningkatkan sumber daya perempuan dan pergeseran ke arah
egalitarianisme memproduksi pengambilan keputusan yang lebih bersama dalam
kategori produk dan pelayanan yang dirasakan berisiko tinggi.

6
J. Pola pengambilan keputusan :

a) Keputusan satu orang yang relatif memiliki kekuatan lebih besar dari orang
lain misalnya dalam keluarga ayah atau ibu yang lebih dominan.

b) Keputusan bersama yaitu keputusan antara suami dan isteri.

c) Seluruh anggota keluarga dengan kekuatan berimbang setiap orang memiliki


hak untuk mengeluarkan pendapat dan akhirnya keputusan di ambil
berdasarkan kesepakatan bersama.

K. Tipe pengambilan keputusan dalam keluarga :

1) Keputusan terprogram. Keputusan ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan dan


prosedur. Dalam hal ini kondisi yang dihadapi semuanaya dapat diketahui
dengan pasti.

2) Keputusan tidak terprogram.

3) Keputusan tidak terstruktur.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Keputusan yang dilakukan dengan tergesa-gesa seringkali merupakan keputusan


yang buruk.

B. Saran

Sebaiknya keputusan yang akan diambil didalam keluarga harus dirundingkan


terlebih dahulu dengan anggota keluarga yang lain karena jika tidak dirundingkan
terlebih dahulu dapat menimbulkan konflik atau masalah.Menciptakan keputusan
yang harmonis itu perlu, supaya menimbulkan keputusan yang positif dan
menguntungkan bagi seluruh anggota keluarga dan jangan mementingkan diri sendiri.

8
Daftar Pustaka

www.republika.co.id

https://dedeneur.wordpress.com/2012/10/08model-pengambilan-keputusan-keputusan
-tipe-tipe-pengambilan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemecahan-masalah/

Anda mungkin juga menyukai