Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Konservasi (conservation) merupakan sebagai suatu usaha pengelolaan
yang dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam sehingga
dpt menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya secara berkelanjutan untuk
generasi manusia saat ini, serta tetap memelihara potensinya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi generasi generasi yang akan datang.
Konservasi sumberdaya alam adalah tanggung jawab semua umat di
muka bumi karena pengaruh ekologis dari berbagai upaya pembangunan tidak
terbatas oleh wilayah negara atau administratif. Upaya konservasi adalah bagian
integral dari pembangunan. Pembangunan yang dilakukan di negara manapun
terkait dengan kepentingan negara lain maupun kepentingan internasional.
Sebagai gambaran lain adalah adanya fenomena migrasi spesies yang melampaui
batas- batas wilayah administrasi negara dan berkembangnya perdagangan produk
hayati tingkat internasional. Ancaman terhadap ekosistem mempunyai ruang
lingkup internasional dan membutuhkan kerjasama internasional dalam
menghadapinya.
Kawasan konservasi mempunyai peran yang sangat besar terhadap
perlindungan keanekaragaman hayati. Kawasan konservasi juga merupakan pilar
dari hampir semua strategi konservasi nasional dan internasional yang berfungsi
sebagai penyedia jasa ekosistem, melindungi spesies yang terancam dan mitigasi
perubahan iklim. International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada
tahun 1978 kemudian mengklasifikasikan kawasan konservasi berdasarkan tujuan
pengelolaannya menjadi 10 kategori kawasan konservasi yang kemudian
disempurnakan di tahun 1994 menjadi 6 kategori.

1
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana kawasan konservasi di Indonesia (UU No. 5/1990) tentang
KSDAHE dan Peraturan Pemerintah No.68/98 revisi Peraturan Pemerintah
No. 28/2011 tentang pengelolaan KSU dan KPA ?
2. Bagaimana kawasan konservasi di dunia (IUCN) ?
1.3.Tujuan
1. Dapat memahami kawasan konservasi di Indonesia (UU No. 5/1990
tentang KSDAHE dan Peraturan Pemerintah No.68/98 revisi Peraturan
Pemerintah No. 28/2011 tentang pengelolaan KSU dan KPA.
2. Dapat memahami kawasan konservasi di dunia (IUCN).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definsi Kawasan Konservasi


Kawasan konservasi mempunyai peran yang sangat besar terhadap
perlindungan keanekaragaman hayati. Kawasan konservasi juga merupakan pilar
dari hampir semua strategi konservasi nasional dan internasional yang berfungsi
sebagai penyedia jasa ekosistem, melindungi spesies yang terancam dan mitigasi
perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature
(IUCN) pada tahun 1978 kemudian mengklasifikasikan kawasan konservasi
berdasarkan tujuan pengelolaannya menjadi 10 kategori kawasan konservasi yang
kemudian disempurnakan di tahun 1994 menjadi 6 kategori.
Merujuk kategorisasi kawasan konservasi oleh IUCN, pengukuhan
kawasan konservasi di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 1990. Pengukuhan kawasan konservasi di Indonesia
merupakan upaya konservasi sumber daya alam hayati yang dilakukan melalui
kegiatan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam dan ekosistemnya. Kawasan Konservasi di Indonesia meliputi
Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru. Kawasan
Suaka Alam disini meliputi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa dimana berperan
penting dalam usaha konservasi sumber daya alam hayati dan penyedia jasa
ekosistem yang tentunya bermanfaat luas bagi masyarakat.
2.2 Kawasan konservasi di dunia
Menurut IUCN (1994) kawasan dilindungi (protected area) adalah suatu
areal, baik darat dan laut secara khusus diperuntukan bagi perlindungan dan
pemeliharaan keanekaragaman hayati dan budaya yang terkait dengan sumber
daya alam tersebut, dan dikelola melalui upaya-upaya yang legal atau upaya-
upaya efektif lainnya. IUCN mengelompokan kawasan dilindungi terdiri atas 6
kategori yaitu :

3
1. Nature reserve / wilderness area (kawasan cagar alam / hutan belantara yang
ketat )
Cagar alam merupakan sebuah kawasan suaka alam yang memiliki
kekhasan (ciri tersendiri) pada tumbuhan serta juga ekosistem tertentu yang
harus dilindungi maupun dilestarikan dan juga perkembangannya yang
berlangsung dengan secara alami serta juga sesuai dengan kondisi aslinya.
Flora dan juga fauna yang terdapat didalamnya itu bisa digunakan sebagai
keperluan dimasa sekarang serta juga masa yang akan datang.
Cagar alam yang ketat (kategori IUCN Ia) atau kawasan hutan belantara
(kategori IUCN Ib) adalah kategori kawasan lindung tertinggi yang diakui oleh
Komisi Dunia untuk Kawasan Lindung (WCPA), sebuah badan yang
merupakan bagian dari Serikat Internasional untuk Konservasi Alam ( IUCN).
Wilayah kategori I ini adalah bentang alam alami yang paling ketat dilindungi .
Cagar alam yang ketat (IUCN Kategori Ia) adalah area yang dilindungi dari
semua kecuali penggunaan manusia ringan untuk melestarikan fitur geologis
dan geomorfis wilayah dan keanekaragaman hayati. Daerah-daerah ini sering
menjadi rumah bagi ekosistem asli yang padat yang dibatasi dari semua
gangguan manusia di luar studi ilmiah, pemantauan lingkungan, dan
pendidikan. Karena area-area ini dilindungi dengan sangat ketat, mereka
menyediakan lingkungan yang ideal dan murni yang dengannya pengaruh
manusia dari luar dapat diukur.
Cagar alam dan kawasan hutan belantara yang ketat adalah kawasan
lindung yang dibuat dan dikelola terutama untuk tujuan penelitian atau untuk
perlindungan kawasan hutan belantara yang luas dan belum terjamah. Tujuan
utama mereka adalah pelestarian keanekaragaman hayati dan sebagai area
referensi penting untuk pekerjaan ilmiah dan pemantauan lingkungan.
Kriteria kawasan cagar alam yaitu :
a. Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan serta satwa dan tipe
ekosistem
b. Mewakili formasi biota tertentu dan juga atau unit-unit penyusunnya

4
c. Mempunyai kondisi alam, baik biota ataupun juga fisiknya yang masih asli
serta tidak atau juga belum diganggu manusia
d. Mempunyai luas yang cukup serta juga bentuk tertentu supaya menunjang
pengelolaan yang efektif dan juga menjamin keberlangsungan proses
ekologis dengan secara alami
e. Mempunyai ciri khas potensi serta juga dapat merupakan contoh ekosistem
yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi.
Contoh cagar alam :
a. cagar alam kelam sintang
b. cagar alam arjuno lalijiwo
c. cagar alam pulau kaget
d. cagar alam kebun raya cibodas
e. cagar alam kepulauan karakatau, dll.
2. National park ( Taman nasional )
Sebuah organisasi internasional, Uni Internasional untuk Konservasi Alam
(IUCN), dan Komisi Dunia untuk Kawasan Lindung (WCPA), telah
mendefinisikan "Taman Nasional" sebagai jenis kawasan lindung Kategori II .
Taman nasional adalah taman yang digunakan untuk tujuan konservasi .
Seringkali itu adalah cadangan tanah alami, semi-alami, atau maju yang
dinyatakan atau dimiliki oleh negara berdaulat.
Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata,
dan rekreasi.
Kriteria Taman nasional yaitu :
a. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang
masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik
b. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh
c. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis
secara alami

5
d. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan,
zona rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan.
Contoh taman nasional :
a. TN Kelimutu
b. TN Kepulauan Seribu
c. TN Kepulauan Togean
d. TN Tanjung Puting
3. Natural monument ( Monumen/fitur alami )
Monumen atau fitur alami (IUCN Kategori III) adalah area yang relatif
lebih kecil yang secara khusus dialokasikan untuk melindungi monumen alam
dan habitat sekitarnya. Monumen-monumen ini bisa bersifat alami dalam arti
paling utuh atau memasukkan unsur-unsur yang telah dipengaruhi atau
diperkenalkan oleh manusia. Yang terakhir harus memiliki asosiasi
keanekaragaman hayati atau dapat diklasifikasikan sebagai situs sejarah atau
spiritual, meskipun perbedaan ini bisa sangat sulit untuk dipastikan.
Untuk dikategorikan sebagai monumen alam atau fitur oleh pedoman
IUCN, kawasan lindung dapat mencakup fitur geologi atau geomorfologi
alami, fitur alami yang dipengaruhi budaya, situs budaya alami, atau situs
budaya dengan ekologi terkait. Klasifikasi kemudian jatuh ke dalam dua
subkategori: mereka yang keanekaragaman hayati secara unik terkait dengan
kondisi fitur alami dan yang di mana tingkat keanekaragaman hayati saat ini
bergantung pada keberadaan situs keramat yang telah menciptakan ekosistem
yang pada dasarnya diubah.
Kriteria Natural monument yaitu :
a. Area tersebut harus mengandung satu atau lebih fitur yang sangat penting.
Fitur alami yang sesuai termasuk air terjun, gua, kawah , lapisan fosil, bukit
pasir dan fitur laut, bersama dengan fauna dan flora yang unik atau
representatif; fitur budaya yang terkait mungkin termasuk tempat tinggal
gua, benteng di puncak tebing, situs arkeologi, atau situs alam yang
memiliki signifikansi warisan bagi masyarakat adat.

6
b. Area harus cukup besar untuk melindungi integritas fitur dan lingkungan
yang terkait langsung.
Contoh Monumen alam :
a. Cono de Arita , sebuah monumen alam di Argentina
b. Bogusław Oak , sebuah monumen alami di hutan Polandia bernama
Puszcza Wkrzańska dekat Leśno Górne .

4. Habitat / Species management area (Area pengelolaan habitat / spesies)


Area pengelolaan habitat atau spesies (IUCN Kategori IV) mirip dengan
monumen atau fitur alam, tetapi berfokus pada area konservasi yang lebih
spesifik (walaupun ukurannya tidak selalu merupakan fitur yang
membedakan), seperti spesies atau habitat yang dapat diidentifikasi yang
membutuhkan perlindungan terus-menerus. daripada fitur alami. Kawasan
lindung ini akan dikontrol secara memadai untuk memastikan pemeliharaan,
konservasi, dan pemulihan spesies dan habitat tertentu — mungkin melalui
cara tradisional — dan pendidikan publik di kawasan tersebut didorong secara
luas sebagai bagian dari tujuan pengelolaan.
5. Protected landscape/seascape (Lansekap yang dilindungi / bentang laut)
Bentang alam terlindungi atau bentang laut terlindung (IUCN Kategori
V) mencakup seluruh daratan atau lautan dengan rencana konservasi alam yang
eksplisit, tetapi biasanya juga mengakomodasi serangkaian kegiatan yang
bertujuan mencari laba.
Tujuan utamanya adalah untuk melindungi daerah yang telah
membangun karakter ekologis, biologis, budaya, atau pemandangan yang
berbeda dan berharga. Berbeda dengan kategori sebelumnya, Kategori V
memungkinkan masyarakat sekitar untuk lebih banyak berinteraksi dengan
kawasan tersebut, berkontribusi pada pengelolaan berkelanjutan kawasan dan
terlibat dengan warisan alam dan budayanya.
Bentang alam dan bentang laut yang termasuk dalam kategori ini harus
mewakili keseimbangan integral antara manusia dan alam dan dapat
mempertahankan kegiatan seperti sistem pertanian dan kehutanan tradisional

7
pada kondisi yang memastikan perlindungan berkelanjutan atau restorasi
ekologis kawasan tersebut.
Kategori V adalah salah satu klasifikasi kawasan lindung yang lebih
fleksibel. Akibatnya, bentang alam dan bentang laut yang dilindungi mungkin
dapat mengakomodasi perkembangan kontemporer, seperti ekowisata , pada
saat yang sama mempertahankan praktik manajemen sejarah yang dapat
memperoleh keberlanjutan agrobiodiversitas dan keanekaragaman hayati
perairan.
6. Managed resources protected area (Kawasan lindung sumber daya yang
dikelola)
Kawasan lindung atau kawasan konservasi adalah lokasi yang menerima
perlindungan karena nilai-nilai alam, ekologis atau budayanya yang diakui.
Ada beberapa jenis kawasan lindung, yang bervariasi berdasarkan tingkat
perlindungan tergantung pada hukum yang memungkinkan masing-masing
negara atau peraturan organisasi internasional yang terlibat.
Istilah "kawasan lindung" juga mencakup kawasan lindung laut , yang
batas-batasnya mencakup beberapa wilayah lautan, dan kawasan lindung lintas
batas yang tumpang tindih dengan banyak negara yang menghapus perbatasan
di dalam kawasan untuk tujuan konservasi dan ekonomi. Ada lebih dari
161.000 kawasan lindung di dunia (per Oktober 2010) dengan lebih banyak
setiap hari, mewakili antara 10 dan 15 persen dari luas permukaan tanah dunia.
Sebaliknya, hanya 1,17% dari lautan dunia yang termasuk dalam ~ 6.800
Daerah Perlindungan Laut dunia.
Kawasan lindung dengan penggunaan sumber daya alam yang
berkelanjutan atau kawasan lindung sumber daya yang dikelola adalah
kawasan lindung di mana tujuannya adalah untuk melindungi dan melestarikan
keanekaragaman hayati dalam jangka panjang. IUCN mendefinisikan bidang-
bidang seperti Kategori VI.
Menurut IUCN, kawasan lindung dengan penggunaan sumber daya
alam yang berkelanjutan didefinisikan sebagai area yang melestarikan
ekosistem dan habitat, bersama dengan nilai-nilai budaya yang terkait dan

8
sistem pengelolaan sumber daya alam tradisional. Mereka umumnya besar,
dengan sebagian besar wilayah dalam kondisi alami, di mana sebagian berada
di bawah pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan dan di mana
penggunaan sumber daya alam non-industri tingkat rendah yang kompatibel
dengan konservasi alam dipandang sebagai salah satu tujuan utama daerah.

9
BAB III

PENUTUP

2.1. Kesimpulan
International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada tahun 1978
mengklasifikasikan kawasan konservasi berdasarkan tujuan pengelolaannya
menjadi 10 kategori kawasan konservasi yang kemudian disempurnakan di
tahun 1994 menjadi 6 kategori. Yaitu Nature reserve / wilderness area,
National park, Natural monument, Habitat / Species management area,
Protected landscape/seascape, dan Managed resources protected area.

10

Anda mungkin juga menyukai