Anda di halaman 1dari 18

SISTEM SIRKULASI

MAKALAH
(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Fisiologi Hewan yang diampu oleh
Dr. Djuna Lamondo M.Si)

Oleh

YULIANA ROBOT
NIM 432418024

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa memberikan
nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Sistem Sirkulasi“ dapat
diselesaikan dengan baik. Walaupun mungkin dalam penulisan masih ada kesalahan dan
kekeliruan namun penulis yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, mudah-
mudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran tuhan
yang maha esa. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan
usaha yang telah membantu saya dalam membuat makalah ini niscaya tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak penyusunan makalah ini tidak akan terwujud.
Penyelesaian makalah ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran, tenaga dan
moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih. Akhir kata,
penulis menyadari bahwa karya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga segala
kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan  demi penyempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 02 April 2020

Penulis
KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem Sirkulasi Terbuka Dan Tertutup.....................................................

.2 Fungsi Sistem Sirkulasi…………………………………………………..

2.3 Komposisi Darah........................................................................................

2.4 Jantung Hewan Dan Cara Kerjanya............................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Darah dapat diibaratkan sebagai sungai kehidupan dalam tubuh. Jika


kehilangan banyak darah, tentu dapat membahayakan, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Dalam hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk
melangsungkan metabolisme. Selain menghasilkan zat-zat yang berguna, proses
metabolisme juga menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makan dan oksigen serta hasil
metabolisme dan sisa-sisanya, diangkut dan diedarkan di darah. Hasil pencernaan
makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Sebaliknya, sisa sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh
menuju organ-organ pembuangan. Selain fungsi-fungsi diatas darah juga
berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, melakukan mekanisme pembekuan darah,
melawan bibit penyakit, mengatur pH tubuh, dan lain-lain.

Sistem sirkulasi darah terdiri dari sistem pembuluh darah (blood vascular
system) dan sistem pembuluh limfa atau getah bening (lymph vascular system).
Sistem pembuluh darah terdiri atas jantung yang memompa darah, arteri yang
membawa darah ke organ-organ dan jaringan-jaringan, kapiler, saluran kecil yang
bernastosom dan membelah diri untuk pertukaran zat antara darah dan jaringan,
dan vena yang mengembalikan darah ke jantung. Darah merupakan media
transport dari sistem sirkulasi. Sirkulasi merupakan lintasan yang kontinyu
merupakan sifat paling utama dari sirkulasi. Jumlah yang sama akan mengalir
melalui setiap bagian sirkulasi apabila jumlah tertentu darah dipompa oleh.

Sistem sirkulasi pada vertebrata dapat dilakukan melalui sistem sirkulasi


tertutup, yang juga disebut sebagai sistem kardiovaskuler. Pada vertebrata,
masing-masing kelas seperti pisces, amphibi, reptil, aves, dan mamalia tentu
memiliki perbedaan dalam sistem sirkulasinya. Misalnya jantung ikan yang
peredarannya tunggal, katak dengan peredaran darah ganda, jantung pada reptile
yang terdapat sekat tidak sempurna, dan lain-lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari sistem sirkulasi terbuka ?
2. Apa pengertian dari sistem sirkulasi tertutup ?
3. Apa saja komposisi darah ?
4. Apa fungsi dari sistem sirkulasi ?
5. Bagaimana jantung hewan dan mekanisme kerja jantung pada ikan,
katak, kura-kura dan buaya ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sistem sirkulasi terbuka.
2. Untuk mengetahui sistem sirkulasi tertutup.
3. Untuk mengetahui komposisi darah.
4. Untuk mengetahui fungsi dari sistem sirkulasi.
5. Untuk mengetahui jantung hewan dan mekanisme kerja jantung pada
ikan, katak, kura-kura dan buaya.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Sirkulasi Terbuka Dan Tertutup

Sistem sirkulasi tersusun atas berbagai komponen utama, yaitu jantung


pembuluh, dan cairan tubuh yang beredar (bersirkulasi). Jantung berfungsi
sebagai pompa penggerak cairan, sedangkan pembuluh berfungsi sebagai saluran
yang akan dilewati/dilalui oleh cairan yang beredar ke seluruh tubuh. Cairan yang
dimaksud dapat berupa darah, cairan limfe, atau hemolimfe, Sistem sirkulasi pada
hewan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem sirkulasi terbuka dan tertutup.
Sistem sirkulasi terbuka antara lain dapat ditemukan pada Moluska dan
Artropoda. Sementara, hewan yang mempunyai sistem sirkulasi tertutup
contohnya Annelida, Moluska jenis ephalopoda (oktopus dan cumi-cumi), dan

vertebrata (Isnaeni, 2006).

Gambar: Sistem sirkulasi terbuka pada Artropoda/Insekta. Anaka panah


menunjukkan arah aliran cairan tubuh.

Sistem peredaran terbuka merupakan sistem peredaran darah ke seluruh


tubuh yang tidak selalu melewati pembuluh darah. Peredaran darah yang mengalir
di dalam pembuluh darah disebut sistem peredarah darah tertutup. Sistem
peredaran darah dilengkapi dengan organ-organ seperti jantung dan pembuluh
darah. Sistem peredaran darah pada ikan melibatkan jantung dan pembuluh darah.
Jantung ikan terbagi menjadi dua ruang, yaitu atrium dan ventrikel. Pembuluh
darah yang berperan pada ikan adalah aorta ventralis, arteri brankial, vena
kardinalis anterior, dan vena kardinalis posterior (Abdurrahman, 2008). Volume
darah pada ikan dapat diidentifikasi dengan 2 arah. Pertama, osteichtis memilki
volume darah yang rendah dibandingkan vertebrata lain. Kedua, perkiraan volume
darah didasarkan pada pemakaian teknik. Indikator volume palsma biasanya
digunakan untuk mengukur besarnya volume darah (Brill et al., 1998). Sebagai
akibat dari tidak adanya pembuluh kapiler, sistem sirkulasi terbuka bekerja
dengan tekanan rendah. Dengan demikian, pada setiap kontraksi jantung, volume
darah yang dapat dikeluarkan dari jantung ke rongga tubuh hanya sedikit. Selain
itu, tekanan yang ditimbulkan oleh jantung untuk mendorong darah juga rendah
sehingga darah mengalir dengan lambat Hal ini menyebabkan jumlah sari
makanan yang dilepaskan ke sel tubuh terbatas, dan akibatnya aktivitas
metabolisme dalam tubuh pun terbatas. Kelemahan lain dari sistem sirkulasi
terbuka ialah hewan tidak dapat mengatur aliran darah secara tepat ke berbagai
organ yang berbeda (Isnaeni, 2006).

Sistem sirkulasi tertutup memiliki beberapa kelebihan apabila


dibandingkan dengan sistem sirkulasi terbuka. Pada sistem sirkulasi tertutup.
darah beredar dalam sistem pembuluh yang kontinu, didorong oleh kekuatan yang
berasal dari hasil kerja jantung. Sebagai motor penggerak, jantung bekerja dengan
melakukan gerakan memompa secara terus-me nerus sehingga tekanan dalam
pembuluh dapat dipertahankan tetap tinggi Hasilnya, darah yang keluar dari
pembuluh akan segera masuk kembali ke jantung dengan cepat. Selain itu, pada
hewan yang memiliki sistem ini, darah akan mengalir dalam pembuluh secara
langsung ke setiap sel tubuh. Hal ini menjamin adanya pasokan sari makartan
danoksigen dalam jumlah memadai ke tiap sel agar proses metabolisme dapat
terselenggara dengan baik. Apabila ada peningkatan aktivitas metabolisme
(misalnya sat me lakukan latihan fisik), vertebrata dapat meningkatkan jumlah
pasokan darah ke organ yang aktif (misalnya otot) dan mengurangi penyebaran
darah ke daerah yang kurang/tidak aktif (misalnya organ gastrointestinal). Organ
sirkulatori pada hewan yang memiliki sistem tertutup terdiri atas jantung dan
pembuluh darah, mulai dari pembuluth arteri, vena, arteriol, venula, hingga
jaringan kapiler (Isnaeni, 2006).

Gambar: Sistem sirkulasi tertutup pada hewan Vertebrata


(www.courses.lumenlearning.com)
Ada lima ciri spesifik dari sistem sirkulasi tertutup ini terutama pada
hewan tingkat tinggi yaitu:
1) Terdapat pemisahan fungsi dari masing-masing organ tubuh yang
termasuk ke dalam sistem sirkulasi. Sehubungan hal tersebut, terdapat
jantung yang merupakan pemompa darah dan darah dipompa ke arteri pada
level tekanan yang dipertahankan untuk tetap tinggi.
2) Terdapat sistem pembuluh arteri yang berperan sebagai reservoir tekanan
sekaligus mendorong darah ke kapiler.
3) Terdapat dinding kapiler darah yang sangat tipis sehingga memudahkan
perpindahan substansi dari darah dalam kapiler ke cairan jaringan di ruang
sel untuk selanjutnya memasuki sel.
4) Tekaan darah di kapiler tertentu ( di glomerulus pada ginjak vertebrata)
cukup tinggi sehingga memungkinkan berlangsungnya ultrafiltrasi di ginjal.
5) Terdapat sistem limfa yang penting dalam proses pengembalian cairan dari
ruang antar sel ke pembuluh darah (Santoso, 2009).
Pada kelompok vertebrata, sistem sirkulasi tertutup sangat jelas
memperlihatkan tingkatan kompleksitas organisasi struktural dan fungsionalnya
sesuai dengan tingkatan kelas dari pisces hingga mamalia sebagai bentuk paling
sempurna. Perbedaan –perbedaan pada mekanisme aliran darah yang spesifik
meliputi struktur ruang jantung, arah aliran darah, dan kerakter darah yang beredar
(Santoso, 2009).
Contoh hewan yang memiliki sistem peredaran darah tertutup yaitu pada
kelas vertebrata (misalnya ikan, katak, buaya, kadal, ular, biawak, ayam, mencit,
burung, kucing). Hewan yang memiliki peredaran darah terbuka yaitu pada
belalang, siput, kepiting, kalajengking, kelabang (Aryulina et al., 2004).
.2 Fungsi Sistem Sirkulasi

Menurut Isnaeni (2006), Secara garis besar sistem sirkulasi memiliki tiga
fungsi sebagai berikut.

1. Menjamin/memastikan terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari makanan dan


oksigen, serta pembuangan zat sisa metabolisme dari tubuh dengan segera.
2. Berperan penting dalam penyebaran panas tubuh.
3. Menyebarkan tekanan/kekuatan.

Sistem transpor pada hewan bervariasi, tergantung pada tingkat


perkembangan tubuh hewan. Protozoa bersilia yang hidup sesil ternyata mampu
menyelenggarakan sirkulasi cairan tubuh menggunakan khoanosit, sedangkan
Koelenterata melaksanakannya dengan cara mengalirkan air melalui saluran
khusus pada sistem gastrovaskuler yang bersilia. Sirkulasi cairan tubuh pada
beberapa moluska sangat tergantung pada arah gerakan silia, yang dapat
mengalirkan air (yang mengandung makanan) melalui rongga mantel. Di rongga
mantel, partikel makanan dikumpulkan dan ditelan. Sistem ini juga berfungsi
untuk menyediakan oksigen bagi insang. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem
sirkulasi berfungsi untuk mengangkut gas dan makanan Apabila diperhatikan,
vertebrata mempunyai saluran tertentu yang bersilia, misalnya saluran napas dan
saluran telur. Silia pada saluran napas berguna untuk mengeluarkan partikel zat
(debu atau makanan) yang masuk ke dalamnya. Sementara, silia dalam saluran
telur/tuba falopi berperan dalam pengangkutan ovum (telur) dari ostia vimbria ke
uterus. Jadi, jelas bahwa sistem sirkulasi merupakan bagian dari sistem transpor
sejati (Isnaeni, 2006).

2.3 Komposisi Darah


Darah tersusun atas plasma dan sel darah. Sel darah mencakup eritrosit,
leukosit, dan trombosit. Plasma darah mengandung sekitar 90% air dan berbagai
zat terlarut/tersuspensi di dalamnya (Isnaeni, 2006) Kandungan dalam plasma
darah adalah air, garam, dan protein plasma. Plasma atau cairan darah terdiri atas
90% air, 8% protein (terdiri dari albumin, hormon, globulin, protrombin dan
fibrinogen), 0,9% mineral (terdiri dari NaCl, natrium bikarbonat, kalsium, fosfor,
magnesium, dan besi), dan 0,1% bahan organik (glukosa, lemak, urea, asam urat,
asam amino, enzim, dan antigen). Air yang terkanddung di dalamnya berfungsi
untuk pelarut bagi zat-zat lain, garam untuk menyeimbangkan tekanan osmosis.

Tabel Komposisi Plasma Darah :


No Kandungan Plasma Darah Fungsi
1. Air Pelarut zat lain
2. Protein Memepertahankan keseimbangan
a. Albumin air pada darah dan jantung,
b. Globulin (alfa, beta, gamma) mengatur volume darah.
c. Protein penggumpal darah Membantu transportasi lemak,
vitamin, dan hormone
3. Garam-garam, seperti natrium, Mengatur permeabilitas
kalium, kalsium, dan asam lemah membrane sel
4. Nutrient, seperti glukosa, asam Digunakan oleh sel, makanan
amino, dan asam lemah cadangan
5. Hormon Mempengaruhi aktivitas hormon
yang dituju
6. Karbon dioksida Hasil respirasi sel yang dibawa ke
paru-paru untuk dibuang
7. Sampah nitrogen Hasil metabolisme yang akan
diekskresikan oleh ginjal
Sumber: Human Body, 2002
Menurut Isnaeni (2006), Plasma merupakan cairan komponen penyusun
darah yang memiliki komposisi sangat berbeda dari cairan intrasel. Plasma
mengandung ejumlah protein yang berperan sangat penting untuk menghasilkan
tekanan osmotik plasma. Tekanan osmotik plasma yang ditimbulkan oleh protein
disebut tekanan osmotik koloid.

Plasma darah mengandung protein dalam konsentrasi relatif rendah antara


1,0 mg/ml (pada Echinodermata, beberapa Moluska, dan Annelida) hingga 100-
150 mg/ml (pada cephalopoda besar yang memiliki banyak hemosianin pada
hemolimfenya). Pada burung dan mamalia, kadar protein plasma berkisar antara
30-75 mg/ml.

Volume plasma pada hewan yang memiliki sistem sirkulasi tertutup


tergantung pada keseimbangan antara laju filtrasi cairan/plasma dari kapiler
menuju ruang jaringan dan laju reabsorbsi filtrat tersebut Ada dua macam
kekuatan yang bekerja dalam proses pertukaran cairan tersebut yaitu tekanan
darah (tekanan hidrostatik) dan tekanan osmotik koloid (lihat Gambar 7.8). Dari
Gambar 7.8 dapat diketahui bahwa tekanan hidrostatik yang ditimbulkan oleh
darah mengendalikan kekuatan untuk filtrasi, sedangkan tekanan osmotik plasma
bekerja untuk reabsorbsi (yang arahnya berlawanan dengan arah filtrasi). Jadi,
protein dalam plasma merupakan bahan yang penting untuk menentukan besarnya
tekanar osmotik dalam plasma.

Kekuatan osmotik juga penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh


pada hewan invertebrata, yang mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Protein
plasma pada hewan vertebrata tingkat tinggi dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu fibrinogen, globulin, dan albumin. Fibrinogen bertanggung jawab dalam
proses pembekuan darah. Globulin bertanggung jawab dalam berbagai fungsi,
terutama yang berkaitan dengan reaksi kekebalan (immun) dan transpor molekul
tertentu seperti hormon, vitamin, dan zat besi. Sementara, albumin bertanggung
jawab mempertahankan volume plasma.

2.4 Jantung Hewan Dan Cara Kerjanya


1. Pisces (Ikan)
Alat sirkulasi darah ikan terdiri atas jantung dan Sinus Venosus. Jantung
terdiri atas dua ruangan yaitu atrium dan ventrikel. Jantung terletak di belakang
insang, yaitu di dalam rongga perikardium. Jantung ikan terdapat di dalam cavum
pericardii. Ia terdiri atas sinus venosus, atrium, ventriculus, dan bulbus
arteriousus. Jantung pada ikan terdiri atas 2 ruang yaitu : sebuah bilik (ventrikel)
dan sebuah seeambi (atrium) dan berisi darah yang tidak mengandung O 2. Jantung
terletak di bawah faring di dalam rongga perikardium, yaitu bagian dari rongga
tubuh yang terletak di anterior (muka). Selain itu, terdapat Sinus Venosus adalah
struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka
diruang depan jantung. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep untuk
menjaga aliran darah tetap searah. Proses sirkulasi darah bermula dari darah yang
kaya CO2 dari seluruh tubuh kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di
sinus venosus kemudian masuk ke atrium, dilanjutkan ke ventrikel dan dipompa
menuju insang melewati konus arteriosus. Di insang oksigen diikat dan CO2
dilepaskan, kemudian masuk ke aorta dorsalis dan diedarkan ke seluruh tubuh,
lalu kembali ke jantung melalui vena (Setiadi, 2007).

Gambar Bagian peredaran darah pada ikan


(Sumber: https://biologiklaten.wordpress.com/-sistem-tranport-pada-hewan-xi/
,diakses 9 Maret 2017)

2. Amphibi (Katak)
Jantung pada amphibi (misal; katak) memiliki tiga ruangan, yaitu satu
ventrikel dan dua serambi atau atrium kiri dan kanan. Ventrikel akan
memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah
melalui dua kali peredaran (pulmokutaneus dan sistemik) (Campbell, Reece, &
Mitchell, 2004).

Sistem peredaran darah katak termasuk sistem peredaran darah tertutup


dan ganda. Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri dan kanan serta
satu bilik. Darah dari seluruh tubuh yang telah banyak mengambil CO2 dari
jaringan mengalir ke sinus venosus dan kemudian masuk ke serambi kanan. Dari
serambi kanan, darah mengalir ke bilik, kemudian darah dipompa ke luar melalui
arteri pulmonalis. Selanjutnya darah mengalir melalui, arteri pulmonalis ke paru-
paru (di paru-paru terjadi pertukaran CO2 dan O2) menuju vena pulmonalis
kemudian ke serambi kiri. Lintasan peredaran darah disebut peredaran darah kecil.
Kemudian, darah masuk ke bilik dan mengalir melalui bilik ke konus arteriosus
kemuadian aorta ventralis lalu ke seluruh tubuh. Dengan demikian, peredaran
darah katak merupakan peredaran darah ganda, yaitu pertama darah dari jantung
menuju ke paru-paru kemudian ke jantung lagi, dan kedua darah dari tubuh
menuju dan diedarkan ke seluruh tubuh lagi (Setiadi, 2007).

Gambar: Sistem sirkulasi pada Amphibi


3. Reptil (Buaya dan Kura-Kura)
Reptilia mempunyai sirkulasi ganda, yaitu sirkuit sistemik dan sirkuit
pulmoner yang mengalirkan darah dari jantung ke jaringan pertukaran gas dalam
paru-paru dan kembali ke jantung. Pada suatu ordo reptilin, crocodilia, ventrikel
secara sempurna terbagi menjadi bilik kiri dan bilik kanan (Campbell, Reece, &
Mitchell, 2004).

Reptil juga memperlihatkan perbedaan antara kelompok buaya dengan


kura-kura atau penyu, kadal, dan ular. Pada kura-kura atau penyu, kadal dan ular,
jantungnya terdiri atas atrium kiri dan kanan juga ventrikel kiri dan kanan ( 4
ruang jantung) akan tetapi sekat atau septum antara ventrikel kiri dan kanan belum
jelas atau tidak ada sama sekali (Santoso, 2009).

Darah dari vena di seluruh tubuh masuk ke sinus vensosus yang kemudian
ke atrium kanan. Atrium kanan juga menerima darah dari vena coronaria. Setelah
itu darah akan menuju ventrikel kiri terus ke pulmonalis dan kapiler di pulmo
yang selanjutnya akan berkumpul di vena pulmonalis dan masuk ke atrium kiri.
Dari atrium kiri kemudian masuk ke ventrikel. Sebagian darah dari ventrikel akan
mengalir ke lengkung aorta kanan dan sebagian ke lengkung aorta kiri. Dari
lengkung aorta kanan sebagian menuju ke kepala dan sebagian lagi bersatu
dengan lengkung aorta kiri. Sedangkan darah dari lengkung aorta kiri akan
menuju hepar, ren, usus, dan dinding tubuh (Villee, dkk, 1998).
Gambar: Sistem sirkulasi pada penyu
Darah dari vena seluruh tubuh mengalir ke sinus vensosus selanjutnya
ke atrium kanan dan ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan tersebut akan
terbagi menjadi dua arah aliran berbeda yaitu 1). ventrikel kanan ke jantung
melewati atrium kiri, 2). ventrikel kanan ke aorta kiri dan bergabung dengan
aorta kanan. Darah yang terdapat di atrium kiri yang berasal dari vena
pulmonalis (pada arah aliran 1) akan menuju ke ventrikel kiri dan dipompa ke
aorta kanan yang sebagiannya akan menuju ke kepala sedangkan sebagian lagi
akan bergabung dengan darah dari aorta kiri menuju hepar, ren, usus, dan
dinding tubuh. Di dekat ventrikel kiri dan kanan terdapat hubungan antara aorta
kanan dengan perantara lubang yang disebut foramen panizae. (Santoso, 2009).
Gambar: Sistem sirkulasi pada buaya
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sistem sirkulasi tersusun atas berbagai komponen utama, yaitu jantung


pembuluh, dan cairan tubuh yang beredar (bersirkulasi). Sistem sirkulasi pada
hewan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem sirkulasi terbuka dan tertutup.
Sistem sirkulasi terbuka antara lain dapat ditemukan pada Molusca dan Antopoda.
Sementara hewan yang mempunyai sistem sirkulasi tertutup contoh Annelida,
Moluska jenis Cephalopoda (octopus dan cumi-cumi), dan vertebrata.

Darah tersusun atas plasma dan sel darah. Sel darah mencakup eritrosit,
leukosit, dan trombosit. Plasma darah mengandung sekitar 90% air dan berbagai
zat terlarut/tersuspensi di dalamnya. Kandungan dalam plasma darah adalah air,
garam, dan protein plasma.

Jantung hewan dan mekanisme kerjanya seperti pada jantung ikan terdiri
dari dua yaitu sebuah bilik (ventrikel) dan sebuah saerambi (antrium). Jantung
pada amphibi (misal; katak) memiliki tiga ruangan, yaitu satu ventrikel dan dua
serambi atau atrium kiri dan kanan. Reptil juga memperlihatkan perbedaan antara
kelompok buaya dengan kura-kura atau penyu, kadal, dan ular. Pada kura-kura
atau penyu, kadal dan ular, jantungnya terdiri atas atrium kiri dan kanan juga
ventrikel kiri dan kanan ( 4 ruang jantung) akan tetapi sekat atau septum antara
ventrikel kiri dan kanan belum jelas atau tidak ada sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, D. 2008. Biologi Kelompok Pertanian Dan Kesehatan. Bandung:


Grafindo Media Pratama.
Aryulina, D., Choirul, M., Syalfinaf, M. & Endang, W. W. 2004. Biologi 2.
Jakarta: Erlangga.
Brill, R. W. et al. 1998. Blood Volume, Plasma Volume and Circulation Time in a
Highenegy-Demand Teleost, The Yullowfin Tuna (Thunnus albacares).
The Journal Of Experimental Biology, Volume 201. Pp. 647-654.
Campbell, N. A., Reece, S. B., & Mitchell, L. G. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Santoso, Putra. 2009. Bahan Ajar Fisiologi Hewan. Padang: UNAND.
Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Villee, dkk. 1998. General Zoology. W. B. Saundres.

Anda mungkin juga menyukai