A. PENGERTIAN
Kurang berhasil atau kegagalan suatu program kesehatan, sering di sebabkan oleh
karena kurang atau tidak adanya dukungan dari para pembuat keputusan, baik di tingktak
nasional maupun lokal (provinsi, kabupaten, atau kecamatan). Akibat kurangnya dukungan itu,
antara lain rendahnya alokasi anggaran untuk program kesehatan, kurangnya sarana dan
prasarana, tidak adanya kebijakan yang menguntungkan bagi kesehatan dan sebagainya. Untuk
memperoleh atau meningkatkan dukungan atau komitmen dari para pembuat kebijakan,
termasuk para pejabat lintas sektoral diperlukan upaya disebut advokasi.
Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap
seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan dibidang
hukum atau pengadilan. Sesorang yang sedang tersangkut perkara atau pelanggaran hukum,
agar memperoleh keadilan yang sesungguh-sungguhnya. Mengacu kepada istilah advokasi
dibidang hukum tersebut, maka advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh
pembelaan, bantuan, atau dukungan terhadap program kesehatan.
Menurut Wesbter Encyclopedia advokasi adalah "act of pleading for supporting or
recommending active espousal" atau tindakan pembelaan, dukungan, atau rekomendasi :
dukungan aktif.
Menurut ahli retorika ( Foss and Foss, et al : 1980) advokasi diartikan sebagai upaya
persuasi yang mencakup kegiatan : penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi
tindak lanjut mengenai sesuatu hal.
Menurut Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan
publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Dari beberapa catatan tersebut
dapat disimpulkan secara ringkas, bahwa advokasi adalah upaya atau proses untuk
memperoleh komitmen yang dilakukan secara persuasif dengan menggunakan informasi yang
akurat dan tepat.
Advokasi di artikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan.
Oleh karena itu, orang yang menjadi sasaran atau target advokasi ini para pimpinan suatu
organisasi atau institusi kerja baik di lingkungan pemerintah maupun swasta dan organisasi
kemasyarakatan di berbagai jenjang administrasi pemerintahan ( tingkat pusat, provinsi,
kabupaten, kecamatan dan kelurahan)
Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting sebab dalam advokasi merupakan
aplikasi dari komunikasi interpersonal, maupun massa yang di tujukan kepada para penentu
kebijakan (policy makers) atau para pembuat keputusan ( decission makers)pada semua
tingkat dan tatanan sosial.
b. Layak (Feasible)
Artinya program yang diajukan tersebut baik secara tehnik, politik, maupun ekonomi
dimungkinkan atau layak. Secara tehnik layak (feasible) artinya program tersebut dapat
dilaksanakan. Artinya dari segi petugas yang akan melaksanakan program tersebut,
mempunyai kemampuan yang baik atau cukup.
c. Relevan (Relevant)
Artinya program yang yang diajukan tersebut tidak mencakup 2 kriteria, yakni : memenuhi
kebutuhan masyarakat dan benar-benar memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat.
d. Penting dan Mendesak (Urgent)
Artinya program yang diajukan harus mempunyai urgensi yang tinggi: harus segera
dilaksanakan dan kalau tidak segera dilaksanakan akan menimbulkan masalah
H. LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI
Advokasi adalah proses atau kegiatan yang hasil akhirnya adalah diperolehnya dukungan
dari para pembuat keputusan terhadap program kesehatan yang ditawarkan atau diusulkan.
Oleh sebab itu, proses ini antara lain melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan (materi) atau instrumen
advokasi.
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi sangat tergantung dari metode atau cara advokasi. Cara advokasi yang
sering digunakan adalah lobbi dan seminar atau presentasi.
3. Tahap penilaian
Seperti yang disebutkan diatas bahwa hasil advokasi yang diharafkan adalah adanya dukungan
dari pembuat keputusan, baik dalam bentuk perangkat lunak (software) maupun perangkat
keras (hardware). Oleh sebab itu, untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan advokasi
dapat menggunakan indikator-indikator seperti dibawah ini:
a. Software (piranti lunak): misalnya dikeluarkannya:
- Undang-undang
- Peraturan pemerintah
- Peraturan pemerintah daerah (perda)
- Keputusan menteri
- Surat keputusan gubernur/ bupati
- Nota kesepahaman(MOU), dan sebagainya
b. Hardware (piranti keras): misalnya:
- Meningkatnya anggaran kesehatan dalam APBN atau APBD
- Meningkatnya anggaran untuk satu program yang di prioritaskan
- Adanya bantuan peralatan, sarana atau prasarana program dan sebagainya
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
A. Pengertian Kemitraan
Istilah kemitraan masih relatif baru di Indonesia. Namun pada kenyataannya praktik
kemitraan sudah terjadi sejak zaman dahulu di kehidupan masyarakat yang kita kenal dengan
istilah gotong-royong. Kemitraan merupakan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan baik
oleh individu maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja
sama formal antara individuindividu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Berikut ini merupakan beberapa pengertian kemitraan
secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi :
Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua
pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ”partner”.
Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan
yang saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai
kepentingan bersama.
Kemitraan juga dapat diartikan sebagai upaya yang melibatkan berbagai komponen baik
sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai
tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing.
Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk
bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung
bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing
secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan. (Ditjen P2L & PM, 2004).
B .Tujuan Kemitraan
Tujuan dan manfaat dibentuknya kemitraan adalah untuk mencapai hasil yang lebih baik,
dengan saling memberikan manfaat antar pihak yang bermitra. Selain itu tujuan kemitraan
antara lain yaitu
Meningkatkan koordinasi/kerjasama baik itu lintas program maupun lintas sektor
Meningkatkan komunikasi
Meningkatkan kemampuan bersama dalam mengatasi masalah.
Meningkatkan komitmen bersama.
Meningkatkan percepatan pencapaian tujuan bersama dan tercapainya upaya kesehatan yang
efisien dan efrktif.
D. Prinsip-prinsip Kemitraan
Prinsip merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang
dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau
bertindak. Dalam membangun sebuah kemitraan terdapat tiga prinsip kunci yang perlu
dipahami dalam oleh masing-masing aggota kemitraan sehingga mampu mencapai tujuan
bersama (Notoatmodjo, 2012) yaitu:
a. Kesetaraan/persamaan (Equity)
Suatu individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus
merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang
disepakati, sehingga adanya kesetaraan “duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi”. Oleh
sebab itu dalam menjalin kemitraan asas demokrasi harus di junjung tinggi, tidak boleh satu
anggota memaksakan kehendaknya kepada anggota yang lainnya.
b. Keterbukaan (transparency)
Keterbukaan dimaksudkan adanya saling mengetahui terhadap kekurangan atau
kelemahan masing-masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Keterbukaan ada
sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini
akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan (mitra).
c. Saling Menguntungkan (mutual benefit)
Menguntungkan disini bukan selalu diartikan dengan materi atau uang, tetapi lebih
kepada non materi. Saling menguntungkan antar individu, organisasi atau institusi dapat dilihat
dari kebersamaan atau sinergi dalam mencapai tujuan. Kegiatan upaya promosi kesehatan akan
menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.
E. Landasan Kemitraan
1. Saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi (Structure)
Mejalin kemitraan merupakan suatu bentuk kerjasama yang untuk mencapai tujuan bersama,
sehingga diharapkan setiap anggota mitra memahami kedudukan, peran dan fungsinya masing-
masing sesuai dengan tanggungjawab.
2. Saling memahami kemampuan masing-masing (Capacity)
Saling memahami kemampuan masing-masing anggota. Hal ini perlu disadari walaupun dalam
kesetaraan. Bila nantinya masing-masing mitra diharapkan kontribusinya maka akan ada
perbedaan kuantitas maupun kualitas. Hal ini juga dianggap wajar karena prinsip kemitraan
adalah “mengambil bagian” dalam upaya pencapaian tujuan.
3. Saling Menghubungi (Lingkage)
Komunikasi yang baik sangat diperlukan dalam menjalin kemitraan. Karena dengan komunikasi
yang baik kita dapat membangun hubungan antara anggota mitra. Untuk itu, saluran komunikasi
dapat terpelihara terus dan tidak tersumbat di antara masing-masing anggota yang bermitra.
Diupayakan adanya “saling menghubungi” di antara anggota mitra, hal ini bisa dalam bentuk
pertemuan atau rapat kemitraan..
4. Saling Mendekati ( Proximity)
Dalam upaya pertemanan (friendship) kedekatan anggota mitra mutlak diperlukan. Dengan
demikian dibangun nilai “saling memahami” atau saling mengenal antara anggota mitra. Karena
dengan merasa dekat atau saling mengenal akan membuat kita lebih nyaman dalam bekerjasama
sama menjalankan tugas.
5. Saling membantu dan dibantu (Openes)
Pada dasarnya setiap individu, organisasi atau institusi tidak dapat bekerja sendiri. Apabila
terdapat rekan mitra kita yang memerlukan bantuan kita harus senantia ikut membantu. Untuk
itu, adanya sikap saling membantu sangat penting dalam menjalankan tugas, sehingga kegiatan
atau pekerjaan yang kita lakukan lebih efektif apabila dilakukan secara bersama-sama.
6. Saling Mendukung dan mendorong (Synergy)
Saling mendukung dan mendorong. Dalam beberapa hal bisa saja terjadi anggota mitra
mengalami kurang bersemangat. Namun ada juga anggota yang sangat antusias. Saat inilah
dibutuhkan upaya saling mendukung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan bersama.
7. Saling Menghargai (Reward)
Di antara anggota mitra seharusnya ada nilai saling menghargai dan toleransi serta memahami
suatu perbedaan agar persahabatan atau kemitraan dapat berlangsung lama dan bisa berhasil
mencapai tujuan bersama.
F F. Pilar-Pilar Kemitraan
Dalam mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan ada tiga institusi kunci organisasi atau
unsure pokok yang terlibat di dalamnya. Ketiga institusi tersebut yaitu:
1. Unsur Pemerintah. Unsur pemerintah terdiri dari berbagai pemerintah yang terkait dengan
dengan masalah kesehatan, antara lain kesehatan sebagai kuncinya, pendidikan, pertanian,
kehutanan, lingkungan hidup, industri dan perdagangan.
2. Dunia usaha atau unsur swasta (private sector) atau kalangan bisnis, contonya seperti : dari
kalangan pengusaha, industriawan, dan para pemimpin berbagai perusahaan. Salah satu
kemitraan dengan dunia usaha/ usaha dapat berbentuk bantuan uang yang berasal dari dana
corporate social responsibility (CSR). CSR merupakan suatu komitmen perusahaan untuk
membangun kualitas hidup yang lebih baik, yang bekerjasama masyarakat dan lingkungan
sosial dimana perusahaan itu berdiri.
3. Unsur organisasi non pemerintah/ Non Government Organization ( NGO). Unsur oraganisasi
non pemerintah meliputi dua unsur pokok yakni: a) unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
dan Organisasi Masa ( Ormas) termasuk yayasan bidang kesehatan. b) Organisasi profesi seperti
IDI, PDGI, IAKMI, PPNI dan lain sebagainya.
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu program perlu adanya menjalin
kemitraan baik dengan sektor pemerintah, usaha/swasta , organisasi non pemerintah/LSM
maupun masyarakat. Selain itu, dalam membangun Good Governance ketiga sektor tersebut
memiliki peran yang sangat penting. Sektor pemerintahan lebih banyak memainkan peranan
sebagai pembuat kebijakan, pengendalian dan pengawasan. Sektor swasta lebih banyak
berkecipung dan menjadi penggerak aktifitas di bidang ekonomi. Sedangkan sektor masyarakat
merupakan objek sekaligus subjek dari sektor pemerintahan maupun swasta, karena di dalam
masyarakatlah terjadi interaksi di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
G. Model dan jenis Kemitraan
Dari berbagai pengalaman pengembangan kemitraan di sektor kesehatan yang ada, secara umum
dikelompokan menjadi dua yaitu :
1 A. Model I
Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaring kerja
(networking) atau building linkages. Kemitraan ini berbentuk jaringan kerja saja. Masing-
masing mitra atau intitusi telah memiliki program tersendiri mulai dari perencanaannya,
pelaksanaannya hingga evalusi. Jaringan tersebut terbentuk karena adanya persamaan pelayanan
atau sasaran pelayanan atau karakteristik lainnya. Sifat kemitraan ini juga disebut koalisi.
Contohnya Koalisi Indonesia Sehat.
2 B. Model II
Model kemitraan model II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I. Hal ini
karena setiap anggota mitra memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap program atau
kegiatan bersama. Oleh sebab itu visi, misi, dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan
kemitraan direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi bersama. Contohnya Gerakan Terpadu
Nasional (GERDUNAS), Gebrak Malaria (Rollback Malaria).
Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy (2004), ada empat jenis atau tipe kemitraan
yaitu:
1. Potential Partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain tetapi belum bekerja
bersama secara lebih dekat.
2. Nascent Partnership
Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan tidak maksimal.
3. Complementary Partnership
Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat keuntungan dan pertambahan pengaruh melalui
perhatian yang besar pada ruang lingkup aktivitas yang tetap dan relatif terbatas seperti program
delivery dan resource mobilization.
4. Synergistic Partnership
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan masalah
pengembangan sistemik melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti advokasi dan
penelitian.
H. Syarat Kemitraan
Dalam menjalin kemitraan ada beberapa syarat diantaranya yaitu:
a. Kesamaan perhatian ( Common interest)
Dalam membangun kemitraan,masing-masing anggota harus merasa mempunyai perhatian dan
kepentingan bersama. Tanpa adanya perhatian dan kepentingan yang sama terhadap suatu
masalah niscaya kemitraan tidak akan terjadi. Sektor kesehatan harus mampu menimbulkan
perhatian terhadap masalah kesehatan bagi sektor-sektor lain non kesehatan, dengan upayaupaya
informasi dan advokasi secara intensif.
b. Saling percaya dan saling menghormati
Kepercayaan (trust) modal dasar setiap relasi/hub antar manusia, kesehatan harus mampu
menimbulkan trust bagi partnernya
c. Harus saling menyadari arti kemitraan
Saling menyadari pentingnya arti kemitraan Arti penting dari kemitraan adalah mewujudkan
kebersamaan antar anggota utk menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan
masyarakat pada khususnya, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penting
dilakukan advokasi dan informasi.
d. Harus ada kesepatan visi,misi, tujuan dan nilai yang sama
Kesepakatan Visi, misi, tujuan dan nilai Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu
disepakati bersama, dan akan sangat memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk
menanggulangi masalah kesehatan bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi
sampai petugas lapangan.
e. Harus berpijak pada landasan yang sama
Prinsip lain yang harus dibangun dalam kemitraan adalah bahwa kesehatan merupakan aspek
yang paling utama dalam kehidupan manusia. Sektor kesehatan harus mampu meyakinkan
kepada sektor lain bahwa “healtth is not everything, but without health everything is nothing”
disini Informasi dan Advokasi sangat penting.
f. Kesediaannya untuk berkorban
Dalam kemitraan sangat memerlukan sumber daya, baik berupa tenaga, sarana dan dana yang
dapat berasal dari masing-masing mitra, tetapi dapat juga diupayakan bersama. Disinilah
dibutuhkan pengorbanan dalam bentuk tenaga, pikiran, dana, materi, waktu dsb.
I I. Sistem Kemitraan
Menjalin kemitraan bukanlah suatu sebagai output atau tujuan, tetapi bukan sebuah proses, namun
adalah sebuah sistem. Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam menjalin kemitraan dapat menggunakan pendekatan sistem yaitu :
1. Input
Input sebuah kemitraan adalah jenis dan jumlah sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing
unsur yang menjalin kemitraan meliputi sumber daya manusia, sumber daya lainnya seperti
dana, sistem informasi, teknologi dan lain sebagainya.
2. Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya merupakan kegiatan-kegiatan untuk membangun
hubungan kemitraan. Kegiatan membangun kemitraan dapat dilakukan melalui sebuah
pertemuan dengan tahapan diantaranya:
a) penjajakan
b) sosialisasi/advokasi
c) di bangunnya kesepakatan
d) pertemuan mendalam dan penyusunan rencana kerja.
3. Output
Output yang dimaksud pada kemitraan yaitu terbentuknya jangringan kerja atau networking,
aliansi atau forum. Disamping itu pada output kemitraan juga terdapat penguraian tugas, fungsi
dan tanggungjawab masing-masing anggota mitra.
4. Outcome
Outcome adalah dampak dari kemitraan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, outcome kemitraan dapat dilihat dari indikator-indikator derajat kesehatan
masyarakat, yang merupakan akumulasi dampak dari upaya-upaya lain disamping kemitraan.
Contoh dari outcome kemitraan yaitu meningkatnya status gizi balita, meningkatnya cakupan asi
eksklusif di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rahajeng, Septiani Dan Manaf Asnawi. 2015. Bentuk-Bentuk Kemitraan Pemerintah, Swasta
Dan Masyarakat Dalam Upaya Keberlanjutan Program Penataan Lingkungan
Permukiman Berbasis Komunitas (Studi Kasus: Kabupaten Kendal Dan Kota
Pekalongan). Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro, Semarang. Jurnal Pengembangan Kota (2015) ,Volume 3 No. 2
(112–119).
Http://Ejournal2.Undip.Ac.Id/Index.Php/Jpk.
Logo GERMAS yang terkesan sederhana ternyata memiliki makna yang dalam;
mengetahui makna yang ada di balik logo tersebut dapat menjadi awal untuk lebih
memahami dan mengapresiasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang telah
dicanangkan sejak tahun 2015 lalu. Pada logo tersebut terdapat tiga buah bidang
dengan warna biru turqoise yang merupakan lambang dari 3 Pilar Program Indonesia
Sehat. Ketiga pilar tersebut adalah Penerapan Paradiga Sehat, Penguatan Pelayanan
Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Sedangkan bidang hijau terang dengan bentuk hati merupakan lambang dari semangat
universal dan tulus dari upaya membawa seluruh warga negara Indonesia untuk lebih
sehat tanpa memandang perbedaan suku bangsa, ras, strata sosial dan latar belakang
budayanya.
Huruf K yang terdapat pada logo mewakili kata Kesehatan yang merupakan
bidang dari Kementrian yang bertanggung jawab atas GERMAS.
Bagian logo berbentuk lima ujung pada sebuah bidang bulat mewakili lima
nilai Kemenkes; yaitu Pro rakyat, Responsif, Efektif dan Bersih serta
berlandaskan Pancasila.
Sedangkan garis menyerupai busur panah melambangkan tujuan
dari Kemenkes Republik Indonesia berupa mewujudkan negara Indonesia yang
sehat.
Masalah selanjutnya adalah bagaimana cara mengatasi agar anak mau makan
buah dan sayur, untuk hal ini anda dapat mengaplikasikan jurus tips anak mau
makan buah dan sayur sebagai berikut yaitu salah satunya dengan
mengkreasikan makanan dari buah dan sayur dengan mengubahnya
menjadi tampilan yang menarik, contohnya dari karakter kartun yang disukai
anak menggunakan buah tomat dan sayur ketimun sehingga tadinya anak
susah makan buah dan sayur menjadi mau makan sayur dan buah
Adapun salah satu kampanye GERMAS adalah kampanye makan buah dan
sayur yang memberikan informasi betapa besarnya manfaat dan kenapa
harus makan buah dan sayur setiap hari. Karena anda harus memahami
pentingnya kenapa harus makan buah dan sayur setiap hari, berikut
adalah dampak akibat kurang makan buah dan sayur untuk kesehatan tubuh,
contohnya seperti permasalahan BAB, peningkatan risiko penyakit tidak
menular, tekan darah tinggi dan lainnya.
3. Tidak Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi
kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup
sehat dan akan berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang –
orang di sekitarnya. Meminta bantuan ahli melalui hipnosis atau metode
bantuan berhenti merokok yang lain dapat menjadi alternatif untuk
menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
o Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin
Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa
mendapatkan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya dapat
menentukan apakah berat badan dan tinggi badan Anda sudah
berada dalam kondisi ideal atau berisiko terkena penyakit tidak
menular (PTM)
7. Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat;
salah satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan
kotoran. Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko
penularan berbagai jenis penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.
Secara umum, tujuan GERMAS adalah menjalani hidup yang lebih sehat. Gaya hidup
sehat akan memberi banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas kesehatan hingga
peningkatan produktivitas seseorang. Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan
dari gaya hidup sehat adalah lingkungan yang bersih dan sehat serta berkurangnya
resiko membuang lebih banyak uang untuk biaya berobat ketika sakit.
PHBS
01 Januari 2016 | Dilihat 325089 Kali
175
Gambar Seputar PHBS Kesehatan
Gerakan PHBS Sebagai Langkah Awal Menuju Peningkatan Kualitas Kesehatan
Masyarakat
PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan pengertian
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi
sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang
kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan
pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun
masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada
berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah
pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih
dan sehat.
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin
anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas
perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.
Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka atau pimpinan
masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat dengan tujuan
kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada
tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar
lebih sehat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui
proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang
paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan
dan memenuhi standar kesehatan.
Beberapa Tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tempat
beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS yang dapat
menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan tentang perilaku hidup
bersih sehat :
PHBS di Rumah tangga
PHBS di Sekolah
PHBS di Tempat kerja
PHBS di Sarana kesehatan
PHBS di Tempat umum
Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau
menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat
mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
Manfaat PHBS Di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa,guru dan masyarakat
lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah
sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat, meningkatkan proses belajarmengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat
lingkungan sekolah menjadi sehat.
Manfaat PHBS Di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan
mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di Rumah tangga antara lain,
setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena
penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas anggota rumah
tangga dan manfaat phbs rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa
untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi gizi
Manfaat PHBS Di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu
dan mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan berperan dalam
menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja
mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan
produktivitas kerja dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif .
Manfaat PHBS di Masyarakat
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan lingkungan
yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari
masyarakat.
Indikator PHBS Di Sekolah
PHBS Di Sekolah merupakan langkah untuk memberdayakan siswa,guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar bisa dan mau melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat dalam menciptakan sekolah yang sehat.
Contoh phbs di sekolah
Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan,
Mengkonsumsi jajanan sehat,
Menggunakan jamban bersih dan sehat
Olahraga yang teratur
Memberantas jentik nyamuk
Tidak merokok di lingkungan sekolah
Membuang sampah pada tempatnya, dan
Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk menciptakan
lingkungan yang sehat.
Tatanan PHBS Rumah Tangga
Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang bertujuan
memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu
menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif
pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah
tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat.
Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat dijadikan
acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktek perilaku hidup bersih dan sehat pada
tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga :
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu
dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan
peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat
mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan
bayi yang dilahirkan.
Materi Terkait Hari Gizi Nasional ke-60 kali ini adalah sebagai berikut:
DESA SIAGA
28 Juni 2018 | Dilihat 49609 Kali
93
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Tujuan HKN 55
Momentum Hari Kesehatan Nasional ke-55 ini sebagai pengingat publik bahwa derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya akan terwujud, apabila semua
komponen bangsa, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, swasta berperan serta
dalam upaya kesehatan, dengan lebih memprioritaskan promotif-preventif dan semakin
menggalakkan serta melembagakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
Pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, akademisi dan
praktisi turut ambil bagian dalam peringatan HKN untuk mendukung pembangunan
kesehatan. Masyarakat semakin mengerti arti penting perilaku dan lingkungan sehat,
serta melakukan gerakan hidup sehat, baik di keluarga, tempat kerja, tempat-tempat
umum dan fasilitas lainnya.
Rangkaian Kegiatan HKN 55 di Pusat
Kegiatan HKN mengusung semangat untuk merangkul masyarakat, dunia usaha,
profesional, mitra, organisasi dan tokoh masyarakat. Dengan adanya rangkaian kegiatan
ini, diharapkan semua sektor akan semakin sadar pentingnya pembangunan kesehatan.
Pengabdian Masyarakat
Melayani masyarakat lewat pelayanan berupa deteksi dini penyakit Tidak Menular
(PTM), hepatitis dan kesehatan jiwa, bersih-bersih di tempat umum dan senam
bersama, diharapkan masyarakat semakin sadar untuk hidup berperilaku bersih dan
sehat (PHBS) dan senantiasa melaksanakan Germas.
Kegiatan Ilmiah
Menggelar seminar sehari, Disertasi Expo, pemilihan peneliti berprestasi di lingkungan
Kementerian Kesehatan serta Seminar Forum Bisnis dan Hak Asasi Manusia.
Olah Raga dan Lomba
Terdiri dari kegiatan eksternal dan internal Kementerian Kesehatan. Kegiatan eksternal
antara lain lomba klinik pratama sehat, green hospital serta FKTP Berprestasi yang
melibatkan K/L lain. Kegiatan internal menyajikan perlombaan di bidang olah raga dan
olahan kreasi makanan dan minuman dengan bahan utama daun kelor, serta lomba
akupresur mandiri di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Pameran dan Family Gathering
Pameran pembangunan kesehatan tahun ini akan dilaksanakan di ICE-BSD, Serpong,
Banten, merupakan pameran yang melibatkan lintas sektor, dunia usaha dan organisasi
masyarakat, yang saling bertukar informasi tentang pencapaian yang telah mereka raih
dalam membangun kesehatan.
Publikasi dan Penghargaan
Kegiatan publikasi dilakukan melalui media cetak, media elektronik dan sosial media.
Pemberian penghargaan sebagai wujud apresiasi pada pihak yang telah berjasa dan
berprestasi dibidangnya, diberikan saat gelar pameran pembangunan kesehatan dan
saat upacara. “Anugerah Menteri Kesehatan” merupakan penghargaan dari Menteri
Kesehatan kepada individu atau perorangan yang telah berperan dan berkontribusi luar
biasa dalam mendukung keberhasilan program pembangunan bidang kesehatan,
sehingga dapat menginspirasi dan memberikan daya guna bagi lingkungan sekitarnya.
Upacara dan Tabur Bunga
Mengenang jasa pahlawan terutama mereka yang berjasa di bidang kesehatan,
merupakan salah satu rangkaian kegiatan HKN ke-55. Upacara Peringatan HKN dan
tabur bunga di taman makam pahlawan akan meningkatkan semangat jiwa untuk
meneruskan perjuangan para pahlawan.
Acara Puncak
Memeriahkan 55 tahun HKN, akan diisi dengan kegiatan car free day, senam bersama,
karnaval, pesta kostum, bermain angklung, flash mob, kumpul bareng para komunitas,
panggung musik hingga doorprize. Kegiatan akan dilakukan tanggal 24 November
2019 di Lapangan Parkir Sarinah, Jakarta.
Rangkaian Kegiatan HKN 55 di Daerah
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh daerah sesuai dengan kondisi masing-masing yaitu
:
Kegiatan Forum Ilmiah
Kegiatan dalam Acara Puncak
Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Kegiatan Pameran
Kegiatan Olahraga dan Lomba
Upacara Tabur Bunga
Publikasi dan Penghargaan
Kegiatan HKN di daerah ini serentak dilakukan bersama dengan HKN di pusat pada
Selasa, 12 November 2019.
Anda dapat mengunduh media terkait Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 tahun
2019 melalui link berikut, link akan diupdate setiap ada rilis baru: