Anda di halaman 1dari 37

PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

Rabu Pahing, 19 Maret 2014 14:35 WIB 139219


Oleh: Guppianto Susilo, SE, MM I. PENDAHULUAN Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan puskemas hendaknya tidak lagi menjadi
sarana pelayanan pengobatan dan rehabiliatif saja tetapi juga lebih ditingkatkan pada upaya
promotif dan preventif. Oleh karena itu promosi kesehatan (promkes) menjadi salah satu
upaya wajib di puskesmas. Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas
dalam memberdayakan pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas
agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan,
mencegah dan menanggulanginya. Dengan promosi kesehatan juga menjadikan lingkungan
puskesmas lebih aman, nyaman, bersih dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Promosi kesehatan dipuskesmas merupakan tanggung jawab bersama antara
petugas, pengunjung maupun masyarakat. Petugas puskesmas diharapkan menjadi teladan
perilaku sehat dimasyarakat dan melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat. Sedang para
pengunjung puskesmas yaitu para pasien dan keluarganya dapat menerapkan perilaku sehat
juga aktif menjadi penggerak atau kader kesehatan dimasyarakat. Upaya dimaksud juga
menjadi tangung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait untuk
memfasilitasi puskesmas agar dapat melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas. II.
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman Promosi Kesehatan
di Daerah, strategi dasar promosi kesehatan adalah (1) Pemberdayaan, (2) Bina Suasana dan
(3) Advokasi serta dijiwai semangat (4) Kemitraan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas, strategi promosi kesehatan di puskesmas juga mengacu pada strategi
dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran, kondisi puskesmas dan tujuan dari
promosi tersebut. III. SUMBER DAYA PROMOSI KESEHATAN Sumber daya utama yang
diperlukan untuk penyelengaraan promosi kesehatan di puskesmas adalah tanaga, sarana-
prasarana dan dana atau anggaran. Standar tenaga khusus promosi kesehatan di puskesmas
menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang
Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah adalah sebagai berikut: KWALIFIKASI JUMLAH
KOPETENSI UMUM SDM kesehatan minimal D3 kesehatan+minat & bakat dibidang promosi 1
orang 1. Membantu tenaga kesehatan lain merancang pemberdayaan kesehatan 2. Melakukan
binasuasana & advokasi Standar sarana-prasarana promosi kesehatan puskesmas minimal
sebagai berikut: NO JENIS SARANA-PRASARANA JUMLAH 1 Flipcharts & stand 1 set 2 LCD
Projector 1 buah 3 Amplifier & wireless microphone 1 set 4 Kamera foto 1 buah 5
Megaphon/Public Address System 1 set 6 Portable Generator 1 buah 7 Tape/casset
recorder/player 1 buah 8 Papan Informasi 1 buah Pada unsur pendanaan promosi kesehatan
puskesmas memang tidak ditentukan standarnya, tetapi puskesmas/dinas kesehatan
diharapkan menyediakan anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan promosi
kesehatan di puskesmas. IV. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI DALAM GEDUNG PUSKESMAS
Promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan
dilingkungan dan gedung puskesmas seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang
perawatan, laboratorium, kamar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas, dengan
perincian sebagai berikut: A. Di Tempat Pendaftaran Jenis informasi yang disediakan antara lain
adalah: 1. Alur pelayanan puskesmas 2. Jenis pelayanan kesehatan 3. Denah poliklinik 4.
Informasi masalah kesehatan yang menjadi issu pada saat itu 5. Peraturan kesehatan seperti;
dilarang merokok, dilarang meludah sembarangan, membuang sampah pada tempatnya dan
lain-lain. 6. Petugas memberikan salam dan sambutan yang menyenangkan pada pengunjung
puskesmas dengan baik. B. Di Poliklinik Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1.
Petugas meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan2 pasien tentang penyakit & obatnya.
2. Menyediakan berbagai media seperti lembar balik (flashcard), poster, gambar-gambar,
model anatomi dan brosur (leaflet). 3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster,
brosur, peutaran film, pemutaran radio, tape recorder dan media lain yang berisi penyakit dan
cara pencegahannya serta berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh dipuskesmas tersebut.
C. Di Ruang Pelayanan KB & KIA Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1. Petugas
meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan2 pasien tentang penyakit & obatnya serta
pelayanan2 lain yang berhubungan dengan bayi, anak, ibu hamil, ibu menyusui maupun alat
kontra sepsi. 2. Menyediakan berbagai media seperti lembar balik (flashcard), poster, gambar-
gambar, model anatomi dan brosur (leaflet) khususnya masalah penyakit pada bayi, anak dan
seputar kehamilan, persalinan dan lain sebagainya termasuk informasi tentang Keluarga
Berencanan (KB). 3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster, brosur, pemutaran
film, pemutaran radio dan media lain yang berisi penyakit dan cara pencegahannya serta
berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh dipuskesmas tersebut terutama penyakit pada
bayi dan anak, pentingnya memeriksakan kehamilannya secara teratur, tablet Fe bagi ibu
hamil, imunisasi lengkap bagi bayi, tumbuh kembang balita, KB dan lain sebagainya. D. Di
Ruang Perawatan Inap Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1. Di tempat tidur
Dilakukan oleh petugas di tempat tidur kepada pasien yang masih belum dapat atau masih
belum bisa meninggalkan tempat tidurnya, akan lebih efektif apabila menggunakan lembar
balik (flashcard) yang sedikit kalimatnya dan atau alat peraga yang tepat lainnya. 2.
Penggunaan bahan bacaan (biblioterapi) Dilakukan dengan peminjaman bahan2 bacaan dan
atau bedside health promotion dengan cara patugas membacakan bahan bacaan sambil
melakukan promosi kesehatan. 3. Penyuluhan berkelompok Dilakukan kepada pasien atau
keluarga dikumpulkan pada suatu tempat (misalnya aula) dengan maksud untuk meningkatkan
pengetahuan serta mengubah sikap dan perilaku sekaligus menjadi salah satu media sosialisasi
antar pasien. Kegiatan ini lebih bersifat menghibur, santai dan dapat diselingi rekreasi
(misalnya dihalaman puskesmas). Metode ini akan lebih efektif menggunakan alat peraga atau
media promosi yang bersifat menghibur seperti simulasi atau permainan. Media yang bisa
digunakan antara lain; flipchart, poster, standing banner,laptop, LCD projector dan lain
sebagainya. 4. Pemanfaatan ruang tunggu Ruang tunggu yang memadahi sangatlah cocok
untuk digunakan sebagai sarana untuk binasuasana bagi para pengunjung. Di dalam ruang
tunggu juga perlu disediakan berbagai media promosi seperti poster, brosur, pemutaran film,
pemutaran radio, TV dan media lain. 5. Pendekatan keagamaan Petugas kesehatan baik secara
mandiri ataupun melalui bantuan pemuka agama dapat mengajak pasien/keluarga untuk
berdo’a sesuai keyakinan agamanya, menyediakan bahan bacaan keagamaan, kitab suci dan
membimbing membacanya atau membuat acara keagamaan yang dilakukan secara personal
maupun kelompok. Frekwensinya bisa bersifat harian, mimgguan atau bulanan secara rutin. E.
Di Laboratorium Umumnya pengunjung diruang ini tidak terlalu lama menunggu, oleh kerena
itu jenis informasi yang disediakan harus bersifat swalayan (self service) seperti
poster/standing banner yang dapat di baca dan leaflet yang dapat diambil yang berisikan
informasi tentang pentingnya penegakaan diagnosis, manfaat screening kesehatan secara
berkala, jenis pelayanan maupun pola tarifnya dan lain sebagainya. F. Di Kamar Obat Jenis
informasi yang disediakan di ruang ini adalah poster/standing banner yang dapat di baca,
leaflet yang dapat diambil , pemutaran TV, tape recorder atau player yang berisikan informasi
tentang manfaat obat generik & keuntungan menggunakannya, kesabaran & kedisiplinan
menggunakan obat sesuai petunjuk dokter serta pentingnya Taman Obat Keluarga (TOGA). G.
Di Tempat Pembayaran Sebelum pasien/keluarga pulang sebaiknya seluruh petugas memberi
pelayanan yang hangat sebagai salam perpisahan, ucapan terima kasih maupun selamat jalan
semoga bertambah sehat serta jangan lupa sampaikan kapanpun membutuhkan pelayanan lagi
jangan ragu-ragu untuk datang lagi di Puskesmas anda. Akan lebih terkesan lebih baik apa bila
fase terminasi ini dimanfaatkan untuk promosi pelayanan dengan memberikan cindera mata
sederhana seperti, leaflet, kalender, buku saku, CD dan lain sebagainya yang bermanfaat bagi
kesehatan. H. Di Klinik Khusus Pada umumnya poliklinik khusus di puskesmas antara lain klinik
gizi, klinik sanitasi, klinik konsultasi remaja, klinik PHBS dan lain sebaginya. Oleh karena itu
promosi kesehatan yang paling efektif adalah berupa konseling dengan didukung oleh semua
media dan alat peraga diatas sesuai kebutuhan masing-masing pasien/klien seperti; lembar
balik, leaflet, poster, banner, buku saku, CD, pantoom, TV dan lain sebagainya. I. Di Halaman
Puskesmas Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1. Di tempat parkir Karena
tempat ini biasanya berupa lapangan parkir, sebaiknya promosi kesehatan bersifat umum
seperti himbauan ber-PHBS, larangan merokok, larangan menyalahgunakan Narkoba, bahaya
napza dan lain sebagainya dengan menggunakan media baliho/bilboard, spanduk dan media
serupa lainya. 2. Di taman puskesmas Taman puskesmas disamping diperlukan sebagai media
memperindah halaman dapat dijadikan sebagai model promosi kesehatan dengan memberikan
contoh-contoh Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan contoh tanaman bergizi seperti sayuran
dan buah-buahan (warung hidup) sekaligus diberikan penjelasan kandungan gizi maupun
manfaatnya. 3. Di dinding puskesmas Dinding puskesmas dapat dimanfaatkan untuk promosi
kesehatan dengan menggunakan poster dan media serupa lainnya yang ditata seindah dan
serapi mungkin (jangan terlalu banyak) yang berisi pesan-pesan umum tentang kesehatan dan
PHBS. 4. Di pagar puskesmas Pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu peringatan Hari
Kesehatan Nasional (HKN), hari tembakau, hari gizi dan lain sebagainya, pagar dapat
dimanfaatkan sebagai media promosi melalui pemasangan spanduk, rontek, umbul-umbul atau
bahkan murral, semuanya harus dipertimbangkan agar tidak merusak keindahan. 5. Di
kantin/warung kawasan puskesmas Di tempat ini sebaiknya pesan yang disampaikan berisikan
tentang makanan sehat, pesan gizi seimbang, keluarga sadar gizi dan PHBS dengan
menggunakan poster, neon box, leaflet, selebaran dan lain sebagainya. 6. Di tempat ibadah Di
tempat ibadah (seperti musholla) akan lebih tepat digunakan untuk menyampaikan informasi
seputar kesehatan rokhani (jiwa) dikaitkan dengan perintah-perintah agama dengan
menggunakan poster, neon box, leaflet, selebaran buku saku, bahan bacaan dan lain
sebagainya yang bersifat gratis. V. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI LUAR GEDUNG
PUSKESMAS Kegiatan ini berupa promosi kesehatan yang dilakukan dengan sasaran
masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan sebagai upaya untuk
meningkatkan PHBS dengan pengorganisaian masyarakat. Pelaksanaan promkes diluar gedung
dilaksanakan puskesmas bekerjasama dengan berbagai fihak potensial melalui metode
advokasi, binasuasana, gerakan pemberdayaan yang dijiwai semangat kemitraan dengan
kegiatan sebagai berikut: A. Promosi kesehatan melalui pendekatan individu B. Promosi
kesehatan melalui pendekatan kelompok (TP PKK, karang taruna, posyandu, SBH, majlis taklim
dan lain sebagainya) C. Promosi kesehatan melalui pendekatan organisasi masyarakat (ormas)
seperti kelompok kesenian tradisional dan lain sebagainya D. Penggerakan dan
pengorganisaian masyarakat melalui: 1. Kunjungan rumah 2. Pemberdayaan berjenjang 3.
Pengorganisasian masyarakat melalui Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI A. Pemantauan Kegiatan ini berfungsi untuk
mengetahui sejauhmana pencapaian pelaksanaan promkes dengan mekanisme; petugas
membuat catatan secara berkala yang dilaporkan kepada kepala puskesmas dan kunjungan
lapangan dibebepa lokasi terpilih. B. Evaluasi Evaluasi sebaiknya dilaksanakan pada setiap
tahap menejerial mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil sekurang-kurang pada tiap
pertengahan tahun dan akhir tahun dengan menggunakan indikator pada setiap tahapan. C.
Indikator Keberhasilan a. Indikator masukan 1. Adanya komitmen Kepala Puskesmas yang
mencerminkan dalam Rencana Umum Pengembangan promkes Puskesmas. 2. Adanya
komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana Operasional Promkes Puskesmas 3.
Adanya tenaga PKM sesuai dengan acuan dalam standar SDM promkes puskesmas 4. Adanya
tenaga PKM dan tenaga kesehatan lain dipuskesmas yang sudah dilatih 5. Adanya sarana dan
peralatan promkes puskesmas sesuai acuan dalam standar sarana promkes puskesmas 6.
Adanya dana di puskesmas yang mencukupi untuk penyelenggaraan promkes puskesmas. b.
Indikator proses 1. Dilaksanakannya kegiatan promkes didalam gedung (setiap tenaga
kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakan klinik khusus, pemasangan poster dan
lain-lain) dan atau frekuensinya 2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet,
spanduk dan lain-lain) masih bagus dan relevan 3. Dilaksanakannya kegiatan promkes di
masyrakat (kunjungan rumah & pengorganisasian masyarakat). c. Indikator keluaran 1. Semua
tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan promkes 2. Berapa banyak pasien/klien yang
sudah terlayani oleh berbagai kegiatan promkes dalam gedung (konseling, bibliografi dan lain-
lain) 3. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh puskesmas 4.
Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas dengan pengorganisasian
masyarakat 5. Puskesmas sebagai model institusi kesehatan yang ber-PHBS, yaitu dengan
puskesmas bebas rokok, lingkungan bersih, bebas jentik dan jamban sehat d. Indikator dampak
Indikator ini mengacu pada tujuan dilaksanakannya promkes dipuskesmas yaitu terciptanya
PHBS di masyarakat untuk semua tatanan. Tatanan yang dianggap mewakili untuk dievaluasi
adalah tatanan rumah tangga (dalam Kebijakan Nasional Promkes tahun 2010). Adapaun
indikator PHBS unruk 5 tatanan adalah sebagai berikut: 1. Tatanan Rumah Tangga 1) Persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan 2) Memberi bayi ASI ekslusif 3) Menimbang balita 4)
Menggunakan air bersih 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun 6)
Menggunakan jamban sehat 7) Memberantas jentik 8) Makan sayur buah 9) Melakukan
aktifitas fisik 10) Tidak merokok didalam rumah 2. Tatanan Institusi Kesehatan 1)
Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4)
Tidak merokok di Institusi Kesehatan 5) Tidak meludah sembarangan 6) Memberantas jentik
nyamuk 7) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun 3. Tatanan Institusi Pendidikan 1)
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
sekolah 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4) Olahraga yang teratur dan terukur
5) Memberantas jentik nyamuk 6) Tidak merokok di sekolah 7) Menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan setiap bulan 8) Membuang sampah pada tempatnya 4. Tatanan
Institusi Tempat Kerja 1) Tidak merokok di tempat kerja 2) Membeli dan mengkonsumsi
makanan dari tempat kerja 3) Melakukan olahraga secara teratur / aktivitas fisik 4) Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang
air kecil 5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja 6) Menggunakan air bersih 7)
Menggunakan jamban saat buang air kecil dan air besar 8) Membuang sampah pada
tempatnya 9) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan 5. Tatanan
Institusi Pasar 1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada
tempatnya 4) Tidak merokok di pasar 5) Tidak meludah sembarangan 6) Memberantas jentik
nyamuk 6. Tatanan Institusi Tempat Ibadah 1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan
jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di tempat ibadah 5) Tidak
meludah sembarangan 6) Memberantas jentik nyamuk 7. Tempat Makan (Rumah Makan) 1)
Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4)
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 5) Tidak merokok di tempat makan 6) Menutup
makanan dan minuman 7) Tidak meludah sembarangan 8) Memberantas jentik nyamuk 8.
Transportasi Umum 1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang
sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di angkutan umum 5) Tidak meludah sembarangan
VII. REFERANSI Pusat Promosi Kesehatan, 2013, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas, Kemenkes, Jakarta

KONSEP ADVOKASI DALAM PROMOSI KESEHATAN

KONSEP ADVOKASI DALAM PROMOSI KESEHATAN

A. PENGERTIAN
Kurang berhasil atau kegagalan suatu program kesehatan, sering di sebabkan oleh
karena kurang atau tidak adanya dukungan dari para pembuat keputusan, baik di tingktak
nasional maupun lokal (provinsi, kabupaten, atau kecamatan). Akibat kurangnya dukungan itu,
antara lain rendahnya alokasi anggaran untuk program kesehatan, kurangnya sarana dan
prasarana, tidak adanya kebijakan yang menguntungkan bagi kesehatan dan sebagainya. Untuk
memperoleh atau meningkatkan dukungan atau komitmen dari para pembuat kebijakan,
termasuk para pejabat lintas sektoral diperlukan upaya disebut advokasi.
Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap
seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan dibidang
hukum atau pengadilan. Sesorang yang sedang tersangkut perkara atau pelanggaran hukum,
agar memperoleh keadilan yang sesungguh-sungguhnya. Mengacu kepada istilah advokasi
dibidang hukum tersebut, maka advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh
pembelaan, bantuan, atau dukungan terhadap program kesehatan.
Menurut Wesbter Encyclopedia advokasi adalah "act of pleading for supporting or
recommending active espousal" atau tindakan pembelaan, dukungan, atau rekomendasi :
dukungan aktif.
Menurut ahli retorika ( Foss and Foss, et al : 1980) advokasi diartikan sebagai upaya
persuasi yang mencakup kegiatan : penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi
tindak lanjut mengenai sesuatu hal.
Menurut Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan
publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Dari beberapa catatan tersebut
dapat disimpulkan secara ringkas, bahwa advokasi adalah upaya atau proses untuk
memperoleh komitmen yang dilakukan secara persuasif dengan menggunakan informasi yang
akurat dan tepat.

B. PROSES DAN ARAH ADVOKASI

Proses advocacy(advokasi) di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program


kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi
global Pendidikan atau promosi kesehatan.
WHO merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi Promosi Kesehatan
secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yakni: 1. advocacy (advokasi), 2. Social Support (
dukungan sosial) dan 3. Empowerment (pemberdayaan masyarakat).
Strategi global ini dimaksudkan bahwa, dalam pelaksanaan suatu program kesehatan
didalam masyarakat, maka langkah yang di ambil adalah:
1. Melakukan pendekatan / lobi dengan para pembuat keputusan setempat, agar mereka ini
menerima dan "commited". Dan akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebijakan, atau
keputusan-keputusan untuk membantu atau mendukung program tersebut. Kegiatan inilah
yang disebut advokasi. Dalam kesehatan para pembuat keputusan baik di tingkat pusat
maupun daerah ini disebut sasaran tersier.
2. Langkah selanjutnya adalah mekakukan pendekatan dan pelatihan kepada tokoh masyarakat
formal maupun informal.
3. Selanjutnya petugas kesehatan bersama-sama tokoh masyarakat tersebut melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan, konseling, dan sebagainya, melalui berbagai kesempatan dan media.

Advokasi di artikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan.
Oleh karena itu, orang yang menjadi sasaran atau target advokasi ini para pimpinan suatu
organisasi atau institusi kerja baik di lingkungan pemerintah maupun swasta dan organisasi
kemasyarakatan di berbagai jenjang administrasi pemerintahan ( tingkat pusat, provinsi,
kabupaten, kecamatan dan kelurahan)
Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting sebab dalam advokasi merupakan
aplikasi dari komunikasi interpersonal, maupun massa yang di tujukan kepada para penentu
kebijakan (policy makers) atau para pembuat keputusan ( decission makers)pada semua
tingkat dan tatanan sosial.

ARUS KOMUNIKASI ADVOKASI KESEHATAN

Arus komunikasi advokasi Kesehatan. Komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan


memerlukan kiat khusus agar komunikasi tersebut efektif antara lain sebagai berikut:
1. Jelas (clear): pesan yang disampaikan kepada sasaran harus disusun sedemikian rupa sehingga
jelas, baik isinya maupun bahasa yang digunakan.
2. Benar (correct): apa yg disampaikan (pesan) harus didasarkan kepada kebenaran. Pesan yang
benar adalah pesan yang disertai fakta atau data empiris.
3. Kongkret (concrete): apabila petugas kesehatan dalam advokasi mengajukan usulan program
yang dimintakan dukungan dari para pejabat terkait, maka harus dirumuskan dalam bentuk
yang kongkrit (bukan kira-kira) atau dalam bentuk operasional.
4. Lengkap (complete): timbulnya kesalahpahaman atau mis komunikasi adalah karena belum
lengkapnya pesan yang disampaikan kepada orang lain.
5. Ringkas (concise) : pesan komunikasi harus lengkap, tetapi padat, tidak bertele-tele.
6. Meyakinkan ( convince) : agar komunikasi advokasi kita di terima oleh para pejabat, maka
harus meyakinkan, agar komunikasi advokasi kita diterima
7. Kontekstual ( contextual): advokasi kesehatan hendaknya bersifat kontekstual. Artinya pesan
atau program yang akan diadvokasi harus diletakkan atau di kaitkan dengan masalah
pembangunan daerah bersangkutan. Pesan-pesan atau program-program kesehatan apapun
harus dikaitkan dengan upaya-upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pemerintah
setempat.
8. Berani (courage): seorang petugas kesehatan yang akan melakukan advokasi kepada para
pejabat, harus mempunyai keberanian berargumentasi dan berdiskusi dengan para pejabat
yang bersangkutan.
9. Hati-hati ( contious): meskipun berani, tetapi harus hati-hati dan tidak boleh keluar dari etika
berkomunikasi dengan para pejabat, hindari sikap "menggurui" para pejabat yang
bersangkutan.
10. Sopan (courteous): disamping hati-hati, advokator harus bersikap sopan, baik sopan dalam
tutur kata maupun penampilan fisik, termasuk cara berpakaian.

Advokasi adalah suatu kegiatan untuk memperoleh komitmen politik, dukungan


kebijakan, penerimaan sosial, dan dukungan sistem dari para pembuat keputusan atau pejabat
pembuat kebijakan (WHO, 1989). Oleh karena itu, tujuan utama advokasi adalah memberikan
dorongan dan dukungan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan publik yang berkaitan dengan
program-program kesehatan.

C. PRINSIP DASAR ADVOKASI


Advokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan sosial,
untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan adanya
sistem yang mendukung terhadap suatu program kesehatan. Untuk mencapai tujuan advokasi
ini, dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan atau pendekatan. Untuk melakukan kegiatan
advokasi yang efektif memerlukan argumen yang kuat. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip advokasi
ini akan membahas tentang tujuan, kegiatan, dan argumentasi-argumentasi advokasi.

Dari batasan advokasi tersebut, secara inklusif terkandung tujuan-tujuan advokasi,


yakni: political commitment, policy support, social aceptance dan sistem support.
a. Komitmen politik (political comitment)
Komitmen para pembuat keputusan atau alat penentu kebijakan di tingkat dan disektor
manapun terhadap permasalahan kesehatan tersebut. Pembangunan nasional tidak terlepas
dari pengaruh kekuasaaan politik yang sedang berjal.
b. Dukungan kebijakan (policy support)
Dukungan kongkrit yang diberikan oleh para pemimpin institusi disemua tingkat dan disemua
sektor yang terkait dalam rangka mewujudkan pembangunan di sektor kesehatan. Dukungan
politik tidak akan berarti tanpa dilanjutkan dengan dikeluarkannya kebijakan kongkret dari
para pembuat keputusan tersebut.
c. Penerimaan Sosial ( social acceptance)
Penerimaan sosial, artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu program
kesehatan apapun hendaknya memperoleh dukungan dari sasaran utama program tersebut,
yakni masyarakat, terutama tokoh masyarakat.
d. Dukungan Sistem (System Support)
Adanya sistem atau organisasi kerja yang memasukkan uinit pelayanan atau program
kesehatan dalam suatu institusi atau sektor pembangunan adalah mengindikasikan adanya
dukungan sistem

D. METODE DAN TEHNIK ADVOKASI


Seperti yang diuraikan di atas, bahwa tujuan utama advokasi di sektor kesehatan
adalah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan para penentu kebijakan atau pembuat
keputusan di segala tingkat.
Metode atau cara dan tehnik advokasi untuk mencapai tujuan itu semua ada
bermacam-macam, antara lain:
1. Lobi Politik (political lobying)
Lobi adalah bincang-bincangsecara informal dengan para pejabat untuk menginformasikan dan
membahas masalah dan program kesehatan yang dilaksanakan
2. Serminar / Presentasi
Seminar / presentasi yang di hadiri oleh para pejabat lintas program dan sektoral. Petugas
kesehatan menyajikan maslah kesehatan diwilayah kerjanya, lengkap dengan data dan ilustrasi
yang menarik, serta rencana program pemecahannya. Kemudian dibahas bersama-sama, yang
akhirnya dharafkan memproleh komitmen dan dukungan terhadap program yang akan
dilaksanakan tersebut.
3. Media
Advokasi media (media advocacy)adalah melakukan kegiatan advokasi dengan mengumpulkan
media, khususnya media massa.
4. Perkumpulan (asosiasi) Peminat
Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau interes terhadap
permaslahan tertentu atau perkumpulan profesi, juga merupakan bentuk advokasi.

E. ARGUMENTASI UNTUK ADVOKASI


Secara sederhana, advokasi adlah kegiatan untuk meyakinkan para penentu kebijakan
atau para pembuat keputusan sedemikian rupa sehingga mereka memberikan dukungan baik
kebijakan, fasilitas dan dana terhadap program yang ditawakan.
Meyakinkan para pejabat terhadap pentingnya program kesehatan tidaklah mudah,
memerlukan argumentasi – argumentasi yang kuat. Dengan kata lain, berhasil tidaknya
advokasi bergantung pada kuat atau tidaknya kita menyiapkan argumentasi. Dibawah ini ada
beberapa hal yang dapat memperkuat argumen dalam melakukan kegiatan advokasi, antara
lain:
a. Kredibilitas (Creadible)
Kredibilitas (Creadible) adalah suatu sifat pada seseorang atau institusi yang menyebabkan
orang atau pihak lain mempercayainya atau meyakininya.
Orang yang akan melalukan advokasi (petugas kesehatan) harus Creadible. Seseorang
itu Creadible apabila mempunyai 3 sifat, yakni:
1) Capability (kapabilitas), yakni mempunyai kemampuan tentang bidangnya.
2) Autority ( otoritas), yakni adanya otoritas atau wewenang yang dimiliki seseorang berdasarkan
aturan organisasi yang bersangutan.
3) Integrity (integritas), adalah komitmen seseorang tehadap jabatan atau tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.

b. Layak (Feasible)
Artinya program yang diajukan tersebut baik secara tehnik, politik, maupun ekonomi
dimungkinkan atau layak. Secara tehnik layak (feasible) artinya program tersebut dapat
dilaksanakan. Artinya dari segi petugas yang akan melaksanakan program tersebut,
mempunyai kemampuan yang baik atau cukup.

c. Relevan (Relevant)
Artinya program yang yang diajukan tersebut tidak mencakup 2 kriteria, yakni : memenuhi
kebutuhan masyarakat dan benar-benar memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat.
d. Penting dan Mendesak (Urgent)
Artinya program yang diajukan harus mempunyai urgensi yang tinggi: harus segera
dilaksanakan dan kalau tidak segera dilaksanakan akan menimbulkan masalah

F. UNSUR DASAR ADVOKASI


Ada 8 unsur dasar advokasi yaitu:
1. Penetapan tujuan advokasi
2. Pemanfaatan data riset untuk advokasi
3. Identifikasi khalayak sasaran advokasi
4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
5. Membangun koalisi
6. Membuat presentasi yang persuasif
7. Penggalangan dana untuk advokasi
8. Evaluasi upayaadvokasi

G. PENDEKATAN UTAMA ADVOKASI


Ada 5 pendekatan utama dalam advokasi (UNFPA dan BKKBN 2002) yaitu:
1. Melibatkan para pemimpin
Para pembuat undang-undang, mereka yang terlibat dalam penyusunan hukum, peraturan
maupun pemimpin politik, yaitu mereka yang menetapkan kebijakan publik sangat
berpengaruh dalam menciptakan perubahan yang terkait dengan masalah sosial termasuk
kesehatan dan kependudukan. Oleh karena itu sangat penting melibatkan meraka
semaksimum mungkin dalam isu yang akan diadvokasikan.
2. Bekerja dengan media massa
Media massa sangat penting berperan dalam membentuk opini publik. Media juga sangat kuat
dalam mempengaruhi persepsi publik atas isu atau masalah tertentu. Mengenal, membangun
dan menjaga kemitraan dengan media massa sangat penting dalam proses advokasi.
3. Membangun kemitraan
Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan upaya jaringan, kemitraan yang berkelanjutan
dengan individu, organisasi-organisasi dan sektor lain yang bergerak dalam isu yang sama.
Kemitraan ini dibentuk oleh individu, kelompok yang bekerja sama yang bertujuan untuk
mencapai tujuan umum yang sama/hampir sama.
4. Memobilisasi massa
Memobilisasi massa merupakam suatu proses mengorganisasikan individu yang telah
termotivasi ke dalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang sudah ada.
Dengan mobilisasi dimaksudkan agar termotivasi individu dapat diubah menjadi tindakan
kolektif
5. Membangun kapasitas
Membangu kapasitas disini di maksudkan melembagakan kemampuan untuk
mengembangakan dan mengelola program yang komprehensif dan membangun critical
mass pendukung yang memiliki keterampilan advokasi. Kelompok ini dapat diidentifikasi dari
LSM tertentu, kelompok profesi serta kelompok lain.

H. LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI
Advokasi adalah proses atau kegiatan yang hasil akhirnya adalah diperolehnya dukungan
dari para pembuat keputusan terhadap program kesehatan yang ditawarkan atau diusulkan.
Oleh sebab itu, proses ini antara lain melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan (materi) atau instrumen
advokasi.
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi sangat tergantung dari metode atau cara advokasi. Cara advokasi yang
sering digunakan adalah lobbi dan seminar atau presentasi.
3. Tahap penilaian
Seperti yang disebutkan diatas bahwa hasil advokasi yang diharafkan adalah adanya dukungan
dari pembuat keputusan, baik dalam bentuk perangkat lunak (software) maupun perangkat
keras (hardware). Oleh sebab itu, untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan advokasi
dapat menggunakan indikator-indikator seperti dibawah ini:
a. Software (piranti lunak): misalnya dikeluarkannya:
- Undang-undang
- Peraturan pemerintah
- Peraturan pemerintah daerah (perda)
- Keputusan menteri
- Surat keputusan gubernur/ bupati
- Nota kesepahaman(MOU), dan sebagainya
b. Hardware (piranti keras): misalnya:
- Meningkatnya anggaran kesehatan dalam APBN atau APBD
- Meningkatnya anggaran untuk satu program yang di prioritaskan
- Adanya bantuan peralatan, sarana atau prasarana program dan sebagainya
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
A. Pengertian Kemitraan
Istilah kemitraan masih relatif baru di Indonesia. Namun pada kenyataannya praktik
kemitraan sudah terjadi sejak zaman dahulu di kehidupan masyarakat yang kita kenal dengan
istilah gotong-royong. Kemitraan merupakan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan baik
oleh individu maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja
sama formal antara individuindividu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Berikut ini merupakan beberapa pengertian kemitraan
secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi :
 Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua
pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ”partner”.
 Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan
yang saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai
kepentingan bersama.
 Kemitraan juga dapat diartikan sebagai upaya yang melibatkan berbagai komponen baik
sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai
tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing.
 Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk
bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung
bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing
secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan. (Ditjen P2L & PM, 2004).

B .Tujuan Kemitraan
Tujuan dan manfaat dibentuknya kemitraan adalah untuk mencapai hasil yang lebih baik,
dengan saling memberikan manfaat antar pihak yang bermitra. Selain itu tujuan kemitraan
antara lain yaitu
 Meningkatkan koordinasi/kerjasama baik itu lintas program maupun lintas sektor
 Meningkatkan komunikasi
 Meningkatkan kemampuan bersama dalam mengatasi masalah.
 Meningkatkan komitmen bersama.
 Meningkatkan percepatan pencapaian tujuan bersama dan tercapainya upaya kesehatan yang
efisien dan efrktif.

CC. Langkah-langkah Kemitraan


Beberapa langkah untuk menjalin kemitraan yaitu:
1. Penjajakan : Penjajakan perlu dilakukan dengan calon mitra kerja. Tahapan sebelum melakukan
penjajakan adalah identifikasi calon mitra kerja. Tujuan penjajakan ini yaitu untuk mencari
pihak-pihak yang memiliki potensi untuk mendukung program yang akan dilaksanakan.
2. Penyamaan persepsi : Penyamaan persepsi perlu dilakukan pertemuan awal guna menyamakan
persepsi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi agar keberhasilan mencapai tujuan bisa
dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Tujuan lain juga agar masing-masing mitra
memahami kedudukan serta tupoksi masing-masing secara terbuka.
3. Pembagian peran : Dalam mencapai tujuan kemitraan bersama, peran masing-masing mitra
beragam namun sama pentingnya. Oleh karena itu perlu dibicarakan secara terbuka dan bersama
sebelum menuangkan dalam kesepakatan tertulis.
4. Komunikasi intensif : Komunikasi intensif sangat diperlukan guna mengetahui perkembangan
program kemitraan yang sudah terjalin. Komunikasi antarmitra dapat dilakukan secara teratur
dan terjadwal. Permasalahan yang muncul dapat segera dipecahkan dengan cara ini.
5. Pelaksanaa : Pelaksanaan kegiatan haruslah dikerjakan sesuai dengan rencana yang telah
disepakati bersama. Pelaksanaan kegiatan ini juga harus dikomunikasikan secara intensif pada
waktu yang telah disepakati sehingga masalah yang dihadapi bisa segera dicari solusinya.
6. Monitoring dan evaluasi : Agar asas keterbukaan bisa dijaga, maka kegiatan ini juga disepakati
sejak awal. Hal ini mencakup cara monitoring dan juga evaluasi terhadap jalannya kemitraan
maupun dalam upayanya mencapai tujuan bersama. Bila dipandang perlu, hasil monev dapat
dipergunakan sebagai penyempurnaan kemitraan.

D. Prinsip-prinsip Kemitraan
Prinsip merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang
dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau
bertindak. Dalam membangun sebuah kemitraan terdapat tiga prinsip kunci yang perlu
dipahami dalam oleh masing-masing aggota kemitraan sehingga mampu mencapai tujuan
bersama (Notoatmodjo, 2012) yaitu:
a. Kesetaraan/persamaan (Equity)
Suatu individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus
merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang
disepakati, sehingga adanya kesetaraan “duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi”. Oleh
sebab itu dalam menjalin kemitraan asas demokrasi harus di junjung tinggi, tidak boleh satu
anggota memaksakan kehendaknya kepada anggota yang lainnya.
b. Keterbukaan (transparency)
Keterbukaan dimaksudkan adanya saling mengetahui terhadap kekurangan atau
kelemahan masing-masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Keterbukaan ada
sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini
akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan (mitra).
c. Saling Menguntungkan (mutual benefit)
Menguntungkan disini bukan selalu diartikan dengan materi atau uang, tetapi lebih
kepada non materi. Saling menguntungkan antar individu, organisasi atau institusi dapat dilihat
dari kebersamaan atau sinergi dalam mencapai tujuan. Kegiatan upaya promosi kesehatan akan
menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.

E. Landasan Kemitraan
1. Saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi (Structure)
Mejalin kemitraan merupakan suatu bentuk kerjasama yang untuk mencapai tujuan bersama,
sehingga diharapkan setiap anggota mitra memahami kedudukan, peran dan fungsinya masing-
masing sesuai dengan tanggungjawab.
2. Saling memahami kemampuan masing-masing (Capacity)
Saling memahami kemampuan masing-masing anggota. Hal ini perlu disadari walaupun dalam
kesetaraan. Bila nantinya masing-masing mitra diharapkan kontribusinya maka akan ada
perbedaan kuantitas maupun kualitas. Hal ini juga dianggap wajar karena prinsip kemitraan
adalah “mengambil bagian” dalam upaya pencapaian tujuan.
3. Saling Menghubungi (Lingkage)
Komunikasi yang baik sangat diperlukan dalam menjalin kemitraan. Karena dengan komunikasi
yang baik kita dapat membangun hubungan antara anggota mitra. Untuk itu, saluran komunikasi
dapat terpelihara terus dan tidak tersumbat di antara masing-masing anggota yang bermitra.
Diupayakan adanya “saling menghubungi” di antara anggota mitra, hal ini bisa dalam bentuk
pertemuan atau rapat kemitraan..
4. Saling Mendekati ( Proximity)
Dalam upaya pertemanan (friendship) kedekatan anggota mitra mutlak diperlukan. Dengan
demikian dibangun nilai “saling memahami” atau saling mengenal antara anggota mitra. Karena
dengan merasa dekat atau saling mengenal akan membuat kita lebih nyaman dalam bekerjasama
sama menjalankan tugas.
5. Saling membantu dan dibantu (Openes)
Pada dasarnya setiap individu, organisasi atau institusi tidak dapat bekerja sendiri. Apabila
terdapat rekan mitra kita yang memerlukan bantuan kita harus senantia ikut membantu. Untuk
itu, adanya sikap saling membantu sangat penting dalam menjalankan tugas, sehingga kegiatan
atau pekerjaan yang kita lakukan lebih efektif apabila dilakukan secara bersama-sama.
6. Saling Mendukung dan mendorong (Synergy)
Saling mendukung dan mendorong. Dalam beberapa hal bisa saja terjadi anggota mitra
mengalami kurang bersemangat. Namun ada juga anggota yang sangat antusias. Saat inilah
dibutuhkan upaya saling mendukung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan bersama.
7. Saling Menghargai (Reward)
Di antara anggota mitra seharusnya ada nilai saling menghargai dan toleransi serta memahami
suatu perbedaan agar persahabatan atau kemitraan dapat berlangsung lama dan bisa berhasil
mencapai tujuan bersama.

F F. Pilar-Pilar Kemitraan
Dalam mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan ada tiga institusi kunci organisasi atau
unsure pokok yang terlibat di dalamnya. Ketiga institusi tersebut yaitu:
1. Unsur Pemerintah. Unsur pemerintah terdiri dari berbagai pemerintah yang terkait dengan
dengan masalah kesehatan, antara lain kesehatan sebagai kuncinya, pendidikan, pertanian,
kehutanan, lingkungan hidup, industri dan perdagangan.
2. Dunia usaha atau unsur swasta (private sector) atau kalangan bisnis, contonya seperti : dari
kalangan pengusaha, industriawan, dan para pemimpin berbagai perusahaan. Salah satu
kemitraan dengan dunia usaha/ usaha dapat berbentuk bantuan uang yang berasal dari dana
corporate social responsibility (CSR). CSR merupakan suatu komitmen perusahaan untuk
membangun kualitas hidup yang lebih baik, yang bekerjasama masyarakat dan lingkungan
sosial dimana perusahaan itu berdiri.
3. Unsur organisasi non pemerintah/ Non Government Organization ( NGO). Unsur oraganisasi
non pemerintah meliputi dua unsur pokok yakni: a) unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
dan Organisasi Masa ( Ormas) termasuk yayasan bidang kesehatan. b) Organisasi profesi seperti
IDI, PDGI, IAKMI, PPNI dan lain sebagainya.
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu program perlu adanya menjalin
kemitraan baik dengan sektor pemerintah, usaha/swasta , organisasi non pemerintah/LSM
maupun masyarakat. Selain itu, dalam membangun Good Governance ketiga sektor tersebut
memiliki peran yang sangat penting. Sektor pemerintahan lebih banyak memainkan peranan
sebagai pembuat kebijakan, pengendalian dan pengawasan. Sektor swasta lebih banyak
berkecipung dan menjadi penggerak aktifitas di bidang ekonomi. Sedangkan sektor masyarakat
merupakan objek sekaligus subjek dari sektor pemerintahan maupun swasta, karena di dalam
masyarakatlah terjadi interaksi di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
G. Model dan jenis Kemitraan
Dari berbagai pengalaman pengembangan kemitraan di sektor kesehatan yang ada, secara umum
dikelompokan menjadi dua yaitu :
1 A. Model I
Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaring kerja
(networking) atau building linkages. Kemitraan ini berbentuk jaringan kerja saja. Masing-
masing mitra atau intitusi telah memiliki program tersendiri mulai dari perencanaannya,
pelaksanaannya hingga evalusi. Jaringan tersebut terbentuk karena adanya persamaan pelayanan
atau sasaran pelayanan atau karakteristik lainnya. Sifat kemitraan ini juga disebut koalisi.
Contohnya Koalisi Indonesia Sehat.
2 B. Model II
Model kemitraan model II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I. Hal ini
karena setiap anggota mitra memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap program atau
kegiatan bersama. Oleh sebab itu visi, misi, dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan
kemitraan direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi bersama. Contohnya Gerakan Terpadu
Nasional (GERDUNAS), Gebrak Malaria (Rollback Malaria).
Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy (2004), ada empat jenis atau tipe kemitraan
yaitu:
1. Potential Partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain tetapi belum bekerja
bersama secara lebih dekat.
2. Nascent Partnership
Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan tidak maksimal.
3. Complementary Partnership
Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat keuntungan dan pertambahan pengaruh melalui
perhatian yang besar pada ruang lingkup aktivitas yang tetap dan relatif terbatas seperti program
delivery dan resource mobilization.
4. Synergistic Partnership
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan masalah
pengembangan sistemik melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti advokasi dan
penelitian.

H. Syarat Kemitraan
Dalam menjalin kemitraan ada beberapa syarat diantaranya yaitu:
a. Kesamaan perhatian ( Common interest)
Dalam membangun kemitraan,masing-masing anggota harus merasa mempunyai perhatian dan
kepentingan bersama. Tanpa adanya perhatian dan kepentingan yang sama terhadap suatu
masalah niscaya kemitraan tidak akan terjadi. Sektor kesehatan harus mampu menimbulkan
perhatian terhadap masalah kesehatan bagi sektor-sektor lain non kesehatan, dengan upayaupaya
informasi dan advokasi secara intensif.
b. Saling percaya dan saling menghormati
Kepercayaan (trust) modal dasar setiap relasi/hub antar manusia, kesehatan harus mampu
menimbulkan trust bagi partnernya
c. Harus saling menyadari arti kemitraan
Saling menyadari pentingnya arti kemitraan Arti penting dari kemitraan adalah mewujudkan
kebersamaan antar anggota utk menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan
masyarakat pada khususnya, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penting
dilakukan advokasi dan informasi.
d. Harus ada kesepatan visi,misi, tujuan dan nilai yang sama
Kesepakatan Visi, misi, tujuan dan nilai Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu
disepakati bersama, dan akan sangat memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk
menanggulangi masalah kesehatan bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi
sampai petugas lapangan.
e. Harus berpijak pada landasan yang sama
Prinsip lain yang harus dibangun dalam kemitraan adalah bahwa kesehatan merupakan aspek
yang paling utama dalam kehidupan manusia. Sektor kesehatan harus mampu meyakinkan
kepada sektor lain bahwa “healtth is not everything, but without health everything is nothing”
disini Informasi dan Advokasi sangat penting.
f. Kesediaannya untuk berkorban
Dalam kemitraan sangat memerlukan sumber daya, baik berupa tenaga, sarana dan dana yang
dapat berasal dari masing-masing mitra, tetapi dapat juga diupayakan bersama. Disinilah
dibutuhkan pengorbanan dalam bentuk tenaga, pikiran, dana, materi, waktu dsb.

I I. Sistem Kemitraan
Menjalin kemitraan bukanlah suatu sebagai output atau tujuan, tetapi bukan sebuah proses, namun
adalah sebuah sistem. Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam menjalin kemitraan dapat menggunakan pendekatan sistem yaitu :
1. Input
Input sebuah kemitraan adalah jenis dan jumlah sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing
unsur yang menjalin kemitraan meliputi sumber daya manusia, sumber daya lainnya seperti
dana, sistem informasi, teknologi dan lain sebagainya.
2. Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya merupakan kegiatan-kegiatan untuk membangun
hubungan kemitraan. Kegiatan membangun kemitraan dapat dilakukan melalui sebuah
pertemuan dengan tahapan diantaranya:
a) penjajakan
b) sosialisasi/advokasi
c) di bangunnya kesepakatan
d) pertemuan mendalam dan penyusunan rencana kerja.
3. Output
Output yang dimaksud pada kemitraan yaitu terbentuknya jangringan kerja atau networking,
aliansi atau forum. Disamping itu pada output kemitraan juga terdapat penguraian tugas, fungsi
dan tanggungjawab masing-masing anggota mitra.
4. Outcome
Outcome adalah dampak dari kemitraan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, outcome kemitraan dapat dilihat dari indikator-indikator derajat kesehatan
masyarakat, yang merupakan akumulasi dampak dari upaya-upaya lain disamping kemitraan.
Contoh dari outcome kemitraan yaitu meningkatnya status gizi balita, meningkatnya cakupan asi
eksklusif di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Zulkarnain, Febri. 2017. Pelaksanaan Kemitraan Pemerintah Dan Swasta Dalam


Pengelolaan Sampah Di Kota Makassar. Universitas Hasanuddin Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi
Negara.
2.
Soekidjo, Notoadmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT Rineka
Cipta.
3.
Kuswanti. (2008). Gambaran Umum Kemitraan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Universitas Indonesia

Rahajeng, Septiani Dan Manaf Asnawi. 2015. Bentuk-Bentuk Kemitraan Pemerintah, Swasta
Dan Masyarakat Dalam Upaya Keberlanjutan Program Penataan Lingkungan
Permukiman Berbasis Komunitas (Studi Kasus: Kabupaten Kendal Dan Kota
Pekalongan). Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro, Semarang. Jurnal Pengembangan Kota (2015) ,Volume 3 No. 2
(112–119).
Http://Ejournal2.Undip.Ac.Id/Index.Php/Jpk.

Fatmawati.(2011). Kemitraan Dalam Pelayanan Publik : Sebuah Penjelajahan


Teoritik . Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar 90221.

Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC


18 Juli 2019 | Dilihat 15346 Kali
10
Apa itu TOSS TBC dan Gejalanya
TBC atau Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan karena adanya kuman
Mycobacterium Tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan. TBC
adalah penyakit infeksi yang menular dan juga dapat menyerang organ tubuh,
terutama paru-paru.
Penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah masalah kesehatan terbesar di dunia setelah HIV.
TBC harus ditangani dengan serius. Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO) di Indonesia kasus TBC mencapai angka 1.000.000 kasus. Dan jumlah kematian
akibat penyakit Tuberkulosis diperkirakan mencapai 110.000 kasus per tahun.
TOSS TBC itu sendiri merupakan singkatan dari Temukan dan Obati Sampai Sembuh
TBC.
Salah satu pendekatan untuk menemukan, mediagnosis, mengobati, dan
menyembuhkan pasien TBC, untuk menghentikan penularan TBC di masyarakat.
Langkah-langkah TOSS TBC juga perlu diketahui, yaitu:
1. Temukan gejala di masyarakat
2. Obati TBC dengan tepat dan cepat
3. Pantau pengobatan TBC sampai sembuh
Gejala Tuberkulosis (TBC) yang dapat Anda ketahui:
1. Batuk lebih dari 2 minggu.
2. Mengalami sesak pada pernafasan
3. Berkeringat di malam hari tanpa aktivitas
Jika anda menemukan gejala-gejala diatas, maka segeralah berobat ke Puskesmas atau
klinik terdekat untuk segera diperiksa lebih lanjut.
Kementerian Kesehatan memberi perhatian khusus untuk hal ini, karena jika
pengobatan TBC tidak dilakukan dengan tepat dan cepat, maka kuman-kuman TBC
akan menjadi kebal terhadap pengobatan biasanya disebut Tuberculosis Multi-drug
Resistant (TB MDR) atau Tuberculosis Extensively-drug Resistand (TB XDR).
Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa seluruh Puskesmas di Indonesia sudah
dapat memberikan Pelayanan Pengobatan TBC. Selain Puskesmas, Klinik, RS, serta
dokter swasta telah mampu memberikan pelayanan pengobatan TBC.
Sudah 7 dasawarsa terakhir, kurang lebih 300.000 pasien Tuberkulosis diobati dan
dilayani per tahunnya.
Success Rate pengobatan Tuberkulosis di Indonesia mencapai 90% pasien TB, yang
berarti 90% pasien penderita Tuberkulosis yang diobati dapat disembuhkan.

Pencegahan Stunting Pada Anak


28 Maret 2019 | Dilihat 37669 Kali
75

Pencegahan Stunting Pada Anak


Belakangan stunting sedang hangat diperbincangkan banyak orang, khususnya para
ibu. Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang
disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak
memadai.
Jumlah penderita stunting di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018 terus menurun.
Tetapi langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, apa sajakah caranya?
Simak selengkapnya berikut ini.
1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak
adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan
Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang
mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun
suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani
proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter
atau bidan.
2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman,
menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak
berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk
tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati.
Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan
makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan
yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu
berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan
fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya
ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut.
Konsultasikan dulu dengan dokter.
4. Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama
dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu
maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk
mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
5. Selalu jaga kebersihan lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit,
terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara
tak langsung meningkatkan peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard
Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan
gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari
paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Semoga informasi ini membantu para ibu mencegah stunting dan
meningkatkan kualitas kesehatan anak.
GERMAS - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
01 Desember 2017 | Dilihat 162255 Kali
112
GERMAS
GERMAS - Mengatasi masalah kesehatan masih menjadi sebuah tantangan serius di
Indonesia. Kini setidaknya masih ada triple burden atau tiga masalah kesehatan penting
terkait pemberantasan penyakit infeksi, bertambahnya kasus penyakit tidak menular
dan kemunculan kembali jenis penyakit yang seharusnya telah berhasil diatasi.
Perubahan pola hidup masyarakat yang makin modern menjadi salah satu
dasar GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dicanangkan oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga
demam berdarah dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak ditemui; kini telah
terjadi perubahan yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak menular seperti
diabetes, kanker dan jantung koroner.
Mengenal GERMAS - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
GERMAS adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya
hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih
sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat.
Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk memenuhi
kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman
yang layak huni. Ketiganya merupakan infrastruktur dasar yang menjadi pondasi
dari gerakan masyarakat hidup sehat.
Mengenal Makna Logo GERMAS

Logo GERMAS yang terkesan sederhana ternyata memiliki makna yang dalam;
mengetahui makna yang ada di balik logo tersebut dapat menjadi awal untuk lebih
memahami dan mengapresiasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang telah
dicanangkan sejak tahun 2015 lalu. Pada logo tersebut terdapat tiga buah bidang
dengan warna biru turqoise yang merupakan lambang dari 3 Pilar Program Indonesia
Sehat. Ketiga pilar tersebut adalah Penerapan Paradiga Sehat, Penguatan Pelayanan
Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Sedangkan bidang hijau terang dengan bentuk hati merupakan lambang dari semangat
universal dan tulus dari upaya membawa seluruh warga negara Indonesia untuk lebih
sehat tanpa memandang perbedaan suku bangsa, ras, strata sosial dan latar belakang
budayanya.
 Huruf K yang terdapat pada logo mewakili kata Kesehatan yang merupakan
bidang dari Kementrian yang bertanggung jawab atas GERMAS.
 Bagian logo berbentuk lima ujung pada sebuah bidang bulat mewakili lima
nilai Kemenkes; yaitu Pro rakyat, Responsif, Efektif dan Bersih serta
berlandaskan Pancasila.
 Sedangkan garis menyerupai busur panah melambangkan tujuan
dari Kemenkes Republik Indonesia berupa mewujudkan negara Indonesia yang
sehat.

Gambar Keuntungan GERMAS


7 Langkah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Setidaknya terdapat 7 langkah penting dalam rangka menjalankan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat. Ketujuh langkah tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan
pola hidup sehat dalam masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang
beresiko dialami oleh masyarakat Indonesia. Berikut ini 7 langkah GERMAS yang dapat
menjadi panduan menjalani pola hidup yang lebih sehat.
1. Melakukan Aktivitas Fisik
Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim
melakukan aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun berolah
raga. Kemudahan – kemudahan dalam kehidupan sehari – hari karena bantuan
teknologi dan minimnya waktu karena banyaknya kesibukan telah menjadikan
banyak orang menjalani gaya hidup yang kurang sehat. Bagian germas
aktivitas fisik merupakan salah satu gerakan yang diutamakan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.

2. Makan Buah dan Sayur


Keinginan untuk makan makanan praktis dan enak seringkali menjadikan
berkurangnya waktu untuk makan buah dan sayur yang sebenarnya jauh
lebih sehat dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa jenis makanan
dan minuman seperti junk food dan minuman bersoda sebaiknya dikurangi
atau dihentikan konsumsinya. Menambah jumlah konsumsi makanan dari
buah dan sayur merupakan contoh GERMAS yang dapat dilakukan oleh
siapapun.

Masalah selanjutnya adalah bagaimana cara mengatasi agar anak mau makan
buah dan sayur, untuk hal ini anda dapat mengaplikasikan jurus tips anak mau
makan buah dan sayur sebagai berikut yaitu salah satunya dengan
mengkreasikan makanan dari buah dan sayur dengan mengubahnya
menjadi tampilan yang menarik, contohnya dari karakter kartun yang disukai
anak menggunakan buah tomat dan sayur ketimun sehingga tadinya anak
susah makan buah dan sayur menjadi mau makan sayur dan buah

Adapun salah satu kampanye GERMAS adalah kampanye makan buah dan
sayur yang memberikan informasi betapa besarnya manfaat dan kenapa
harus makan buah dan sayur setiap hari. Karena anda harus memahami
pentingnya kenapa harus makan buah dan sayur setiap hari, berikut
adalah dampak akibat kurang makan buah dan sayur untuk kesehatan tubuh,
contohnya seperti permasalahan BAB, peningkatan risiko penyakit tidak
menular, tekan darah tinggi dan lainnya.

Dengan memahami pentingnya perilaku makan buah dan sayur, diharapkan


masyarakat dapat dengan lebih aktif untuk meningkatkan kampanye makan
buah dan sayur untuk tingkatkan kesehatan masyarakat di seluruh
Indonesia

3. Tidak Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi
kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup
sehat dan akan berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang –
orang di sekitarnya. Meminta bantuan ahli melalui hipnosis atau metode
bantuan berhenti merokok yang lain dapat menjadi alternatif untuk
menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol


Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok; baik
itu efek buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang di
sekitarnya.

5. Melakukan Cek Kesehatan Berkala


Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup
sehat adalah dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Diantaranya
adalah dengan melakukan cek kesehatan secara rutin dan tidak hanya datang
ke rumah sakit atau puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini memiliki manfaat
untuk dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan
lebih dini.
Ada beragam informasi media cek kesehatan yang memberikan tips cek
kesehatan secara berkala, apa saja sebenarnya jenis cek kesehatan
berkala yang dapat anda lakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan anda?
Berikut adalah beberapa contoh pengecekan yang bisa dilakukan.

o Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin
Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa
mendapatkan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya dapat
menentukan apakah berat badan dan tinggi badan Anda sudah
berada dalam kondisi ideal atau berisiko terkena penyakit tidak
menular (PTM)

o Cek Lingkar Perut Secara Berkala


Dengan melakukan Cek Lingkar Perut secara berkala anda bisa
mengontrol lemak perut, jika berlebihan dapat menyebabkan
penyakit seperti stroke, diabetes hingga serangan jantung

o Cek Tekanan Darah


Pengecekan Tekanan Darah dapat membantu anda mendeteksi
adanya risiko stroke, hipertensi hingga jantung

o Cek Kadar Gula Darah Berkala


Anda dapat mengetahui kadar glukosa dalam darah dengan jenis
pengecekan kesehatan berkala ini, hasilnya anda dapat mengetahui
potensi diabetes

o Cek Fungsi Mata Telinga

o Cek Kolesterol Tetap


Pengecekan Kolesterol terbagi tiga yaitu LDL (Kolesterol "Buruk"),
HDL (Kolesterol "Baik") dan Trigliserida

o Cek Arus Puncak Ekspirasi


Pengecekan ini adalah salah satu cek kesehatan dalam pengujian
fungsi paru, pengecekan ini biasa dilakukan pada penderita asma
atau penyakit lainnya untuk menilai kemampuan paru-paru

o Cek dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim


Pengecekan ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan berkala
seperti Test PAP SMEAR dan Test IVA
o Cek Sadari Periksa Payudara Sendiri
Lalu berikutnya dalam ragam cek kesehatan berkala yaitu dengan
pemeriksaan payudara sendiri.

6. Menjaga Kebersihan Lingkungan


Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan meningkatkan
kualitas lingkungan; salah satunya dengan lebih serius menjaga kebersihan
lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat
rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah. Langkah lain
yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna mengurangi resiko
kesehatan seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di
lingkungan sekitar.

7. Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat;
salah satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan
kotoran. Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko
penularan berbagai jenis penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.

Secara umum, tujuan GERMAS adalah menjalani hidup yang lebih sehat. Gaya hidup
sehat akan memberi banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas kesehatan hingga
peningkatan produktivitas seseorang. Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan
dari gaya hidup sehat adalah lingkungan yang bersih dan sehat serta berkurangnya
resiko membuang lebih banyak uang untuk biaya berobat ketika sakit.
PHBS
01 Januari 2016 | Dilihat 325089 Kali
175
Gambar Seputar PHBS Kesehatan
Gerakan PHBS Sebagai Langkah Awal Menuju Peningkatan Kualitas Kesehatan
Masyarakat
PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan pengertian
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi
sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang
kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan
pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun
masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada
berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah
pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih
dan sehat.
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin
anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas
perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.
Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka atau pimpinan
masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat dengan tujuan
kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada
tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar
lebih sehat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui
proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang
paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan
dan memenuhi standar kesehatan.
Beberapa Tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tempat
beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS yang dapat
menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan tentang perilaku hidup
bersih sehat :
 PHBS di Rumah tangga
 PHBS di Sekolah
 PHBS di Tempat kerja
 PHBS di Sarana kesehatan
 PHBS di Tempat umum
Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau
menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat
mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
 Manfaat PHBS Di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa,guru dan masyarakat
lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah
sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat, meningkatkan proses belajarmengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat
lingkungan sekolah menjadi sehat.
 Manfaat PHBS Di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan
mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di Rumah tangga antara lain,
setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena
penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas anggota rumah
tangga dan manfaat phbs rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa
untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi gizi
 Manfaat PHBS Di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu
dan mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan berperan dalam
menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja
mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan
produktivitas kerja dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif .
 Manfaat PHBS di Masyarakat
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan lingkungan
yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari
masyarakat.
Indikator PHBS Di Sekolah
PHBS Di Sekolah merupakan langkah untuk memberdayakan siswa,guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar bisa dan mau melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat dalam menciptakan sekolah yang sehat.
Contoh phbs di sekolah
 Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan,
 Mengkonsumsi jajanan sehat,
 Menggunakan jamban bersih dan sehat
 Olahraga yang teratur
 Memberantas jentik nyamuk
 Tidak merokok di lingkungan sekolah
 Membuang sampah pada tempatnya, dan
 Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk menciptakan
lingkungan yang sehat.
Tatanan PHBS Rumah Tangga
Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang bertujuan
memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu
menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif
pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah
tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat.
Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat dijadikan
acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktek perilaku hidup bersih dan sehat pada
tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga :
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu
dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan
peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat
mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan
bayi yang dilahirkan.

2. Pemberian ASI eksklusif


Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan
menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek perilaku hidup
bersih dan sehat pada tingkat rumah tangga.

3. Menimbang bayi dan balita secara berkala


Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi.
Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga
5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan
menyediakan kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat
memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.

4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih


Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri
sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat
tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
5. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.

6. Menggunakan jamban sehat


Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.

7. Memberantas jentik nyamuk


Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai
penyakit.

8. Konsumsi buah dan sayur


Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat
yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari


Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang
melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.

10. Tidak merokok di dalam rumah


Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan
bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam
rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.

Salah Satu Aktivitas PHBS - Cuci Tangan Pakai Sabun


Pentingnya Materi PHBS Di Setiap Tatanan
Selain PHBS dalam tatanan rumah tangga, masih terdapat tatanan lain yang tidak
kalah penting seperti PHBS di sekolah dan juga PHBS di tempat kerja. Keseluruhan
dari materi PHBS bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan individu dan
masyarakat yang terlibat pada setiap tatanan.
Sekolah yang sehat dengan anggota komunitas tingkat sekolah yang berperilaku hidup
bersih dan sehat dapat mencegah sekolah menjadi titik penularan atau sumber
berbagai penyakit. Demikian pula dengan PHBS di tempat kerja dimana keamanan dan
kesehatan menjadi sesuatu yang tidak kalah penting.
Perilaku hidup bersih dan sehat yang berasal dari implementasi materi PHBS dapat
menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Menjalankan
praktek indikator – indikator PHBS di berbagai tatanan dapat menjadi sebuah gerakan
untuk memasyarakatkan perilaku hidup bersih dan sehat dimanapun dan juga
kapanpun.
Hari Gizi Nasional (HGN) ke-60 Tahun 2020
20 Januari 2020 | Dilihat 8238 Kali
116

Hari Gizi Nasional (HGN) ke-60 Tahun 2020


HGN ke-60 - Pembangunan sumber daya manusia Indonesia salah satunya didukung
oleh pembangunan kesehatan masyarakat yang dapat memberikan manfaat dalam
jangka yang panjang dan berkelanjutan. Terpenuhinya gizi masyarakat pada periode
1000 HPK dan saat remaja berperan penting dalam pembangunan kesehatan.
Saat ini, Indonesia memerlukan remaja yang produktif, kreatif, dan kritis demi kemajuan
bangsa sehingga remaja yang sehat, kreatif dan memiliki pemikiran yang kritis dapat
memaksimalkan produktivitas. Remaja yang sehat itu juga tidak hanya dilihat dari fisik
saja, tetapi juga dari aspek kognitif, psikologis, dan sosial. Perkembangan saat remaja
dapat menentukan kualitas seseorang dalam menjadi individu dewasa.
Indonesia saat ini sedang dihadapi dengan masalah “triple burden” yaitu stunting dan
wasing masih tinggi, masalah gizi obesitas dan kekurangan zat gizi mikro juga menjadi
beberapa dari tantangan terbesar yang dihadapi di Indonesia.
Untuk itu dalam peringatan Hari Gizi Nasional ke-60 kali ini dapat menjadi salah satu
kegiatan yang dapat mengutamakan upaya bersama berbagai pemangku kepentingan
terhadap komitmen, kampanye, edukasi, akses pangan bergizi dan monitorign program
sehingga akan tercipta SDM yang sehat, cerdas, dan tangguh.
TEMA HARI GIZI NASIONAL (HGN) ke-60
Adapun tema yang diusung dalam kegiatan Hari Gizi Nasional ke-60 kali ini adalah:
“GIZI Optimal untuk Generasi Milenial”

SLOGAN HARI GIZI NASIONAL (HGN) ke-60


Sedangkan slogan yang digunakan untuk HGN ke-60 kali ini adalah:
“Ayo Jadi Milenial Sadar Gizi”

HASHTAG KAMPANYE HARI GIZI NASIONAL (HGN) ke-60


Yuk gunakan hashtag pada postingan media sosial kita untuk memeriahkan HGN ke-
60 dengan hashtag #milenialsadargizi dan #hgn60

TUJUAN HARI GIZI NASIONAL ke-60 (HGN 60) di Tahun 2020


Peringatan Hari Gizi Nasional ke-60 kali ini memiliki tujuan sebagai berikut:
 Meningkatkan pengetahuan generasi milenial untuk sadar gizi dan kesehatan
 Melakukan penyebarluasan informasi dan promosi kepada masyarakat tentang
pentingnya gizi optimal dalam mewujudkan pembangunan SDM berkualitas;
 Meningkatan peran media masa dalam kampanye gizi terhadap remaja
sebagai salah satu penanggulangan stunting
 Meningkatkan komitmen antara pemangku kepentingan baik sektor kesehatan
ataupun non-kesehatan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, swasta
dalam kesehatan dan gizi.

WAKTU PELAKSANAAN HARI GIZI NASIONAL ke-60 Tahun 2020


Adapun penyelenggaraan acara HGN ke-60 kali ini dilakukan sejak awal Januari hingga
pertengahan tahun 2020 di seluruh Indonesia.

KEGIATAN PELAKSANAAN HARI GIZI NASIONAL ke-60


Dalam memeriahkan acara kegiatan Hari Gizi Nasional Tahun 2020 kali ini dimana akan
dilaksanakan beragam kegiatan seperti:
 Lomba Fotografi Kesehatan sesuai tema HGN
 Lomba Dance Jingle Gizi Seimbang
 Lomba Memasak dengan tema “Sarapan Bergizi Berbahan Dasar Telur”
 Lomba Infografis
 Bazar Buah, Sayur, Ikan, dan Beras Fortifikasi
 Talkshow Radio kesehatan-Media Briefing/Temu Media
 Konseling Gizi, pemeriksaan kesehatan, senam bersama dan jalan sehat
 Seleksi Kegiatan Inovatif Terkait Gizi Remaja
 Gala Dinner Provinsi dan Pusat
 Talkshow dalam Rangka Peringatan HGN ke-60 Tahun 2020 yang sebagai
Acara Puncak HGN ke-60
 Kegiatan Bakti Sosial
Ayo dukung peringatan kegiatan Hari Gizi Nasional ke-60 Tahun 2020 kali ini dengan
tetap berperilaku hidup bersih dan sehat serta ajak milenial agar menjaga kesehatan
dan sadar gizi untuk masa depan Indonesia yang berkualitas.

Materi Terkait Hari Gizi Nasional ke-60 kali ini adalah sebagai berikut:
DESA SIAGA
28 Juni 2018 | Dilihat 49609 Kali
93

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Tujuan Desa Siaga


Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
 Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan.
 Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah,
kegawadaruratan dan sebagainya)
 Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatnya kemampuan dan
kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.
Ciri-Ciri Desa Siaga
1. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan
dasar ( dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik
bangunan, perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke
puskesmas )
2. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
3. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
4. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
Sasaran Pengembangan
Sasaran pengembangan desa siaga adalah mempermudah strategi intervensi, sasaran
ini dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
1. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan
hidup sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah
desanya
2. Pihak- pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu
dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan
perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh
perempuan dan pemuda, kader serta petugas kesehatan
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan memberi dukungan
kebijakan, peraturan perundang –undangan, dana, tenaga, sasaran, dll, seperti
kepala desa, camat, pejabat terkait, LSM, swasta, donatur, dan pemilik
kepentingan lainnya.
Kriteria Pengembangan
Dalam pengembangan desa siaga akan meningkat dengan membagi menjadi empat
kriteria.
1. Tahap bina. Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi
telah ada forum atau lembaga masyaratak desa yang telah berfungsi dalam
bentuk apa saja misalnya kelompok rembuk desa, kelompok pengajian, atau
kelompok persekutuan do’a.
2. Tahap tambah. Pada tahap ini, forum masyarakat desa talah aktif dan anggota
forum mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat , selain
posyandu. Demikian juga dengan polindes dan posyandu sedikitnya sudah
oada tahap madya.
3. Tahap kembang. Pada tahap ini, forum kesehatan masyarakat telah berperan
secara aktif,dan mampu mengembangkan UKBMsesuai kebutuhan dengan
biaya berbasis masyarakat.Jika selama ini pembiyaan kesehatan oleh
masyarakat sempat terhenti karena kurangnya pemahaman terhadap sistem
jaminan,masyarakat didorong lagi untuk mengembangkan sistem serupa
dimulai dari sistem yang sederhana dan di butuhkan oleh masyarakat misalnya
tabulin.
4. Tahap Paripurna,tahap ini,semua indikator dalam kriteria dengan siaga sudah
terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan seha tserta berperilaku
hidup bersih dan sehat.
Keberhasilan Program
Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari 4 kelompok
indikator, yaitu : indikator input, proses, output dan outcome (Depkes, 2009).
1. Indikator Input
 Jumlah kader desa siaga.
 Jumlah tenaga kesehatan di poskesdes.
 Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.
 Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.
 Tersedianya dana operasional desa siaga.
 Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.
 Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan yang
dijumpai dalam warna yang sesuai.
 Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita gizi
kurang, jumlah penderita TB, malaria dan lain-lain).
2. Indikator proses
 Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan
sebagainya).
 Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.
 Berfungsi/tidaknya poskesdes.
 Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.
 Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan
berbasis masyarakat.
 Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
 Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari masyarakat.
3. Indikator Output
 Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.
 Jumlah kunjungan neonates (KN2).
 Jumlah BBLR yang dirujuk.
 Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.
 Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.
 Jumlah balita yang mendapat imunisasi.
 Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
 Jumlah keluarga yang punya jamban.
 Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.
 Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.
 Adanya data kesehatan lingkungan.
 Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular tertentu yang
menjadi masalah setempat.
 Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.
4. Indikator outcome
 Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya.
 Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.
 Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
 Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.
Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-55 Tahun 2019, “Generasi Sehat, Indonesia Unggul”
Hari Kesehatan Nasional (HKN) berlangsung pada tanggal 12 November setiap
tahunnya. HKN Tahun 2019 ini adalah HKN yang ke-55 dengan tema “Generasi Sehat,
Indonesia Unggul”
Hari Kesehatan Nasional sendiri bertujuan untuk mengajak masyarakat agar memiliki
budaya hidup sehat dan meninggalkan kebiasaan atau perilaku yang kurang sehat.
Peringatan HKN biasanya disambut dengan beragam rangkaian kegiatan kesehatan
baik di pusat maupun daerah.
Seputar Logo

Logo memvisualisasikan manusia sedang mengangkat kedua tangan


yang menggambarkan gotong royong, bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
hasil yang didambakan.
Garis tengah yang memiliki makna perjalanan dari bawah menuju ke
atas. Yang bercerita mengenai alur menuju kesempurnaan (lingkaran), yang
mengartikan perjalanan menuju keberhasilan untuk mencapai kualitas sumber daya
manusia indonesia yang lebih sehat, produktif, mandiri, dan unggul.
Lingkaran mempunyai makna kesempurnaan, tidak terputus, tidak memiliki awal atau
akhir, memilki kualitas, dapat diandalkan, sesuatu yang sempurna, serta kehidupan.

Tujuan HKN 55
Momentum Hari Kesehatan Nasional ke-55 ini sebagai pengingat publik bahwa derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya akan terwujud, apabila semua
komponen bangsa, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, swasta berperan serta
dalam upaya kesehatan, dengan lebih memprioritaskan promotif-preventif dan semakin
menggalakkan serta melembagakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
Pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, akademisi dan
praktisi turut ambil bagian dalam peringatan HKN untuk mendukung pembangunan
kesehatan. Masyarakat semakin mengerti arti penting perilaku dan lingkungan sehat,
serta melakukan gerakan hidup sehat, baik di keluarga, tempat kerja, tempat-tempat
umum dan fasilitas lainnya.
Rangkaian Kegiatan HKN 55 di Pusat
Kegiatan HKN mengusung semangat untuk merangkul masyarakat, dunia usaha,
profesional, mitra, organisasi dan tokoh masyarakat. Dengan adanya rangkaian kegiatan
ini, diharapkan semua sektor akan semakin sadar pentingnya pembangunan kesehatan.
Pengabdian Masyarakat
Melayani masyarakat lewat pelayanan berupa deteksi dini penyakit Tidak Menular
(PTM), hepatitis dan kesehatan jiwa, bersih-bersih di tempat umum dan senam
bersama, diharapkan masyarakat semakin sadar untuk hidup berperilaku bersih dan
sehat (PHBS) dan senantiasa melaksanakan Germas.
Kegiatan Ilmiah
Menggelar seminar sehari, Disertasi Expo, pemilihan peneliti berprestasi di lingkungan
Kementerian Kesehatan serta Seminar Forum Bisnis dan Hak Asasi Manusia.
Olah Raga dan Lomba
Terdiri dari kegiatan eksternal dan internal Kementerian Kesehatan. Kegiatan eksternal
antara lain lomba klinik pratama sehat, green hospital serta FKTP Berprestasi yang
melibatkan K/L lain. Kegiatan internal menyajikan perlombaan di bidang olah raga dan
olahan kreasi makanan dan minuman dengan bahan utama daun kelor, serta lomba
akupresur mandiri di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Pameran dan Family Gathering
Pameran pembangunan kesehatan tahun ini akan dilaksanakan di ICE-BSD, Serpong,
Banten, merupakan pameran yang melibatkan lintas sektor, dunia usaha dan organisasi
masyarakat, yang saling bertukar informasi tentang pencapaian yang telah mereka raih
dalam membangun kesehatan.
Publikasi dan Penghargaan
Kegiatan publikasi dilakukan melalui media cetak, media elektronik dan sosial media.
Pemberian penghargaan sebagai wujud apresiasi pada pihak yang telah berjasa dan
berprestasi dibidangnya, diberikan saat gelar pameran pembangunan kesehatan dan
saat upacara. “Anugerah Menteri Kesehatan” merupakan penghargaan dari Menteri
Kesehatan kepada individu atau perorangan yang telah berperan dan berkontribusi luar
biasa dalam mendukung keberhasilan program pembangunan bidang kesehatan,
sehingga dapat menginspirasi dan memberikan daya guna bagi lingkungan sekitarnya.
Upacara dan Tabur Bunga
Mengenang jasa pahlawan terutama mereka yang berjasa di bidang kesehatan,
merupakan salah satu rangkaian kegiatan HKN ke-55. Upacara Peringatan HKN dan
tabur bunga di taman makam pahlawan akan meningkatkan semangat jiwa untuk
meneruskan perjuangan para pahlawan.
Acara Puncak
Memeriahkan 55 tahun HKN, akan diisi dengan kegiatan car free day, senam bersama,
karnaval, pesta kostum, bermain angklung, flash mob, kumpul bareng para komunitas,
panggung musik hingga doorprize. Kegiatan akan dilakukan tanggal 24 November
2019 di Lapangan Parkir Sarinah, Jakarta.
Rangkaian Kegiatan HKN 55 di Daerah
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh daerah sesuai dengan kondisi masing-masing yaitu
:
 Kegiatan Forum Ilmiah
 Kegiatan dalam Acara Puncak
 Kegiatan Pengabdian Masyarakat
 Kegiatan Pameran
 Kegiatan Olahraga dan Lomba
 Upacara Tabur Bunga
 Publikasi dan Penghargaan
Kegiatan HKN di daerah ini serentak dilakukan bersama dengan HKN di pusat pada
Selasa, 12 November 2019.
Anda dapat mengunduh media terkait Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 tahun
2019 melalui link berikut, link akan diupdate setiap ada rilis baru:

Anda mungkin juga menyukai