Anda di halaman 1dari 3

MENGUAK TABIR DAN PELUANG

(BIMBINGAN & KONSELING) BK

Membicarakan tentang BK tidaklah mungkin lepas dari steriotipe negatif


yang telah telanjur melekat di sebagian masyarakat tentang guru BK di sekolah,
seperti : BK adalah polisi sekolah, kerja BK adalah menangani anak bermasalah,
BK itu cuma guru pelengkap di sekolah, semua guru bisa jadi guru BK dan lain
sebagainya. Apakah steriotipe ini salah? menyoal benar salahnya ada satu hal
yang pasti salah, yaitu ‘apabila kita tidak mampu memanfaatkan peluang’ karena
sudah menjadi salah satu kunci utama meraih kesuksesan adalah dengan
mengetahui dan memanfaatkan peluang. Lalu bagaimana dengan peluang BK?
mari bersama kita menguak tabir yang menyelimutinya

BK adalah jurusan yang menjanjikan mudahnya mencari pekerjaan, bahkan


sebelum lulus
Berlebihankah pernyataan peluang ini, untuk menjawabnya mari kita
gunakan logika untuk mencermati data dan fakta dilapangan. Fakta bahwa proses
bimbingan & konseling adalah proses professional yang artinya hanya orang
dengan kualifikasi dan kompetensi tertentu yang boleh memberikanya, jika kita
berbicara lingkup sekolah sudah jelas undang-undang dan peraturanya hanya guru
BK yang diberikan ijin. Menariknya melihat data yang dipaparkan oleh ketua
umum ABKIN Prof. Mungin Eddy Wibowo “bahwa Indonesia membutuhkan
sekitar 129.000 konselor, jika satu konselor mengampu sebanyak 150 sampai 250
siswa di sekolah. Nyatanya, saat ini baru ada sekitar 33.000 konselor sehingga
Indonesia masih kekurangan guru bimbingan dan konseling (konselor)”. Data
tersebut adalah data untuk jenjang SLTP dan SMA minimal dan jumlahnya
semakin bertambah seiring pertambahaan angkatan pelajar dan sekolah baru yang
dibuka. Wow bukan? belum lagi kita berhitung pada jenjang dibawahnya SD dan
PAUD/TK peluang kerja sebagai guru BK semakin terbuka sangat lebar, sehingga
tidak mengherankan banyak yang belum lulus kuliah namun sudah bekerja
S1 BK fleksibel terhadap berbagai tuntutan profesi, sehingga peluang karir
alternatif terbuka lebar
Bagi orang yang berfikiran bahwa lulusan S1 BK hanya akan menjadi
guru BK mungkin bahasa gaulnya mereka ‘kurang piknik’. Mari sekali lagi kita
gunakan logika untuk mencermati data dan fakta dilapangan. Faktanya mata
kuliah BK umumnya memiliki komposisi 70% rumpun ilmu konseling dan
psikologi (teknik pemahaman individu, psikologi terapan, asesmen tes dan non
test, teori dan teknik konseling, dll) dan 30% rumpun ilmu pendidikan umum
lainnya. Bidang konseling sendiri memiliki banyak spesialisasi, seperti :
Konseling Pendidikan, Konseling Vokasional/Karir, Konseling Keluarga dan
Perkawinan, Konseling Agama, Konseling Rehabilitasi, Konseling Traumatik,
Konseling Industri, Konseling Kebutuhan Khusus, dll.
Data dilpangan juga mentereng, bahwa setidaknya berbagai profesi
peluangnya terbuka lebar untuk dimasuki lulusan BK
1. Guru BK (PNS atau swasta) adalah yang lazim diketahui, namun
peluang besarnya seperti yang diuraikan sebelumnya banyak yang tidak
tahu
2. Konselor/Terapis Profesional dengan menambah ilmu dan lisensi maka
lulusan BK dapat membuka praktik sebagai konselor/terapis professional
pada setidaknya empat aliran besar di dalam psikologi konseling
(Psikoanalisis, Behaviorisme, Eksistensial-Humanistik dan
Transpersonal), serta menurut zamannya dibagi menjadi 3 yaitu aliran
klasik, modern dan post modern. Bahkan Stephen Palmer (guru Besar
University of City, US) menjelaskan ada lebih dari 25 aliran konseling
terutama aliran post modern di seluruh dunia
3. Konselor di Lembaga Pemerintah dan Swasta selain menjadi konselor
profesinal lulusan S1 BK dapat juga bekerja sebagai konselor atau tenaga
penyuluh di Rumah Tahanan (Rutan), Pusat Rehabilitasi atau Crisis
Center, LSM & NGA, dll
4. Staf Human Resource Development (HRD) / General Affair (GA)
lulusan S1 BK dapat berkarir staf kantoran yang bergerak didunia
usaha/industri dalam dan luar negeri
5. Entrepreneur/Wira Usaha karir lulusan S1 BK tak melulu harus selalu
berkaitan dengan dunia pendidikan atau konseling, namun juga tetap bisa
menjadi seorang wirausaha. Kemampuan lulusan S1 BK dalam memahami
perilaku orang lain bisa menjadi modal menjadi pebisnis sukses dengan
cara memanfaatkan semua ilmu yang didapat di bangku kuliah untuk
merekrut karyawan, mengembangkan SDM hingga bekerja sama dengan
pihak lain.

Pada akhirnya dapat disimpulkan dua hal penting yaitu: Pertama bahwa
steriotipe negatif tentang BK dan karir masa depanya dimulai dari ketidaktahuan
seluk beluk dunia BK dan ketidakmampuan untuk menguak tabir potensinya
melalui analisa logis data dan fakta dilapangan. Kedua untuk beberapa tahun
mendatang penulis berdasarkan pengalaman dan analisa lebih lanjut berkeyakinan
BK merupakan salah satu pilihan tepat untuk mengembangkan potensi diri dan
menjadi gantungan karir dimasa depan

By Prasetyo Samandiman

For Kampret Julius xixixi…

Anda mungkin juga menyukai