Dokumen
Dokumen
Elfrida Harlina
E-mail : lfridaharlin1st@gmail.com
Abstrak
Pendahuluan : Kepala ruangan memiliki kontribusi besar dalam pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) di ruang rawat. Akan tetapi belum semua kepala ruang dapat
melakukan fungsi dan perannya dalam pelaksanaan PPI. Artikel ini bertujuan menguraikan
fungsi dan peran kepala ruang dalam PPI di ruang Mawar RSUD Tugurejo Semarang. Metode:
Metode yang digunakan adalah studi kasus dan studi literatur. Responden yang digunakan
adalah kepala ruang Mawar dan 20 orang perawat. Hasil pengkajian dan analisis SWOT
diketahui fungsi dan peran karu dibutuhkan dalam pelaksanaan PPI. Di ruang Mawar kepala
ruang cukup melibatkan diri dalam pelaksanaan PPI. Hasil studi literatur menunjukkan peran
perawat sebagai staf kepala ruang di ruang rawat yang melakukan asuhan keperawatan kepada
pasien sangat berpeluang meningkatkan keberhasilan pengendalian infeksi. Belum terdapat
referensi yang menjelaskan secara langsung fungsi dan peran karu dalam PPI. Saran: Saran
untuk pihak manajer keperawatan RS agar meningkatkan fungsi kepala ruang sebagai manajer
terdepan di ruang rawat melalui dukungan dan fasilitas yang mendukung upaya tersebut.
Abstract
Introduction: The head of the room has a major contribution in the implementation of infection
prevention and control (PPI) in the ward. However, not all heads of rooms can carry out their
functions and roles in the implementation of PPI. This article aims to describe the function and role
of heads of rooms in PPI in the Mawar Hospital Tugurejo Hospital Semarang. Method: The method
used is case studies and literature studies. Respondents used were the head of Mawar room and 20
1
nurses. From the results of the SWOT assessment and analysis it is known that the function and role
of heads of rooms is needed in the implementation of PPI. In Mawar heads of rooms room, he was
quite involved in the implementation of PPI. The results of the literature study show the role of
nurses as heads of rooms staff in the care room that carries out nursing care to patients very likely
to increase the success of infection control. There is no reference that explains directly the function
and role of heads of rooms in PPI. Suggestion: Suggestions for the hospital nursing manager to
improve the function of heads of rooms as the foremost manager in the ward through support and
facilities that support these efforts.
Keywords: Function and Role, Head of Room, Implementation of PPI
2
layanan di rumah sakit. Menurut (Robbins, dan pengandalian infeksi secara
2013), fungsi manajer terdiri dari planning, keseluruhan dilakukan oleh TIM PPIRS
organizing, leading dan controlling. Peran sudah cukup baik. Akan tetapi. Peran
kepala ruangan terdiri dari peran kepala ruangan sebagai manajer di ruang
interpersonal, informational dan rawat belum melaksanakan peran dan
Decisional. Dalam hal ini manajer di ruang fungsinya dalam PPI di ruangan secara
rawat adalah kepala ruangan. optimal. Kepala ruangan hanya sebagai
supporting dan tidak ada uraian tertulis
IPCN adalah orang yang ditugaskan
apapun yang dilakukan kepala ruangan
dalam pelaksanaan PPI di Rumah sakit.
terkait fungsi dan perannya dalam
Tetapi dari garis komando dan peran kepala
pencegahan dan pengendalian infeksi.
ruangan khususnya sebagai negositaor
Tidak terdapat di ruangan dokumen khusus
lebih dekat dalam berkontribusi di ruangan
fungsi dan peran karu dalam PPI. Hal
sebagai manajer utama di ruang rawat
tersebut di atas yang mendorong penulis
dalam pelaksanaan PPI. Kontribusi kepala
ingin menerapkan konsep dan teori fungsi
ruangan dapat dilihat dalam fungsi dan
dan peran kepala ruangan dalam
perannya yang berpengaruh dalam
pelaksanaan PPI.
pelaksanaan PPI. Hal ini didukung dalam
penelitian (Rotti & Sjattar, 2014) bahwa METODE
terdapat hubungan antara fungsi
Studi kasus ini dilakukan di ruang Mawar
managemen kepala ruangan dengan
RSUD Tugurejo Semarang. Studi ini
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
dilakukan pada tanggal 23-27 Desember
infeksi di ruang rawat inap RSUP Prof R.D
2019 dengan menggunakan metode studi
Kandou Manado. Penelitian (Sofia,
kasus mulai dari pengkajian sampai dengan
Saragih, Rahayu, & Alvionia, 2014)
evaluasi, dan menggunakan studi literatur.
menjelaskan bahwa fungsi pengawasan
kepala ruangan belum efektif terhadap Pengkajian dilakukan di ruang rawat inap
5
kunci untuk semua profesional kesehatan, dan pengendalian infeksi sangat
termasuk perawat. Pencegahan infeksi berpengaruh pada kinerja perawat dalam
harus didukung oleh pemahaman tentang memberikan asuhan keperawatan kepada
bagaimana infeksi bisa menyebar dan pasien. Hal ini sesuai dengan (Anderson et
dengan mematuhi strategi yang al., 2014) dikatakan peran perawat
mempromosikan pengendalian infeksi. merupakan penentu dalam keberhasilan
pelaksanaan PPI.
Upaya pencegahan infeksi dengan cara
memutus rantai penularan infeksi Planning atau perencanaan merupakan
merupakan cara yang paling mudah untuk fungsi dasar dari manajemen keperawatan.
mencegah penularan penyakit infeksi, Perencanaan PPI di ruang rawat dipegang
tetapi hasilnya bergantung pada ketaatan oleh kepala ruangan. Perencanaan ini
petugas dalam melaksanakan prosedur diawali dengan merumuskan tujuan dan
yang telah ditetapkan. Kebersihan tangan rencana tindakan yang akan dilaksanakan,
merupakan cara yang paling mudah dan menentukan personal, merancang proses
lebih efisien dan dengan biaya paling dan hasilnya, memberikan umpan balik
efektif untuk mencegah infeksi di Rumah pada personal dan memodifikasi rencana
sakit (Avşar, 2015). Penelitian di Cina yang diperlukan (Swansburg, 2000).
dikatakan skrining bakteri resisten multi Hierarki dalam perencanaan terdiri dari
obat (MDRB) di ruang ICU sangat efektif perumusan, misi, filosofi, tujuan, sasaran,
dalam pencegahan dan pengendalian peraturan, kebijakan dan prosedur (Marquis
potensial infeksi yang di akibatkan & Huston, 2012).
penggunaan obat seperti antibiotik (Ren,
Organizing atau pengorganisasian adalah
Ma, Peng, Ren, & Zhang, 2014).
unit atau kesatuan sosial yang
Pelaksanaan fungsi dan peran manajer dikoordinasikan secara sadar yang terdiri
kepala ruangan sangat berpengaruh dari dua orang atau lebih yang berfungsi
terhadap peningkatan mutu ruang rawat atas dasar yang relatif terus menerus untuk
khususnya dalam upaya pencegahan dan mencapai suatu tujuan bersama atau
pengendalian infeksi. Hal ini didukung sekelompok tujuan (Robbins, 2013). Pada
hasil penelitian (Parmin, 2010) yang tahap pengorganisasian di ruang rawat
menunjukkan bahwa ada hubungan yang kepala ruangan sebagai manajer di unit
bermakna antara fungsi manajemen kepala ruang rawat berusaha agar semua unsur
ruangan terhadap peningkatan mutu dapat bekerjasama secara efektif untuk
layanan di rumah sakit. Upaya pencegahan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6
Ditahap ini pekerjaan ditetapkan, dibagi seperti motivasi, mengelola konflik,
dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan delegasi, komunikasi dan memfasilitasi
ruang rawat dalam PPI. Dalam (Pramann, kolaborasi (Marquis & Huston, 2012).
2010) dikatakan organisasi PPI adalah Kepala ruangan harus memiliki
orang yang paling berperan dalam PPI, kemampuan fungsi pengarahan. Dalam
dibantu dengan IPCN dan IPCLN secara (Garrett, 2015) dikatakan dibutuhkan
langsung di unit ruang keperawatan yang setidaknya satu orang yang bertanggung
langsung melakukan asuhan keperawatan jawab untuk mengawasi atau mengarahkan
kepada pasien. pelaksanaan PPI bekerjasama dengan
multidisiplin dan seseorang tersebut harus
Staffing atau ketenagaan meliputi
mengikuti pelatihan awal dan pelatihan
rekruitmen, wawancara, memperkerjakan
penyegaran teratur sesudahnya. Pengawas
dan mengorientasi staf, menyusun jadwal
kegiatan di ruangan adalah seorang kepala
staf, perkembangan staf, sosialisasi
ruangan yang langsung berhubungan
pekerjaan dan team building (Marquis &
dengan perawat yang melakukan asuhan
Huston, 2012). Staf keperawatan di ruang
keperawatan.
rawat adalah perawat termasuk kepala
ruangan. Kepala ruangan bertanggung Controlling atau pengendalian atau sering
jawab dalam mengatur sistem keperawatan disebut juga fungsi pengawasan merupakan
secara keseluruhan. Pimpinan seorang komponen terakhir yang dibutuhkan dalam
perawat (kepala ruangan) mencerminkan pelaksanaan fungsi kepala ruangan
perawatan yang diberikan dan mendukung khususnya dalam pelaksanaan PPI. Semua
bentuk penilaian kualitas pelayanan. fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa
Komitmen dan tanggung jawab yang besar fungsi pengawasan. Pada tahap
dari perawat sangat erat kaitannya dengan pengawasan kepala ruangan menilai
PPI (Dutra et al., 2015). Perawat harus standar pelaksanaan PPI, mengukur hasil
difasilitasi dalam mengembangkan diri pelaksanaan, dan tindakan koreksi terhadap
untuk meningkatkan pengetahuan yang up- hasil pelaksanaan berdasarkan standar yang
to- date dalam meningkatkan kualitas telah ditetapkan Rumah sakit. Fayol (1925)
perawatan (Crotty & Doody, 2015) dalam (Parmin, 2010) mendefinisikan
kontrol sebagai pemeriksaan mengenai
Coordinating atau pengarahan merupakan
apakah segala sesuatunya terjadi sesuai
fungsi yang amat penting dalam PPI.
dengan rencana yang telah disepakati,
Pengarahan adalah tahapan memerlukan
instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-
tanggung jawab sumber daya manusia
7
prinsip yang ditentukan yang bertujuan bicara saat mereka mewakili perawat
menunjukkan kekurangan dan kesalahan menghadapi pihak luar ruang rawatterkait
agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi. pelaksanaan PPI. Tiga peran pemimpin
berikut ini mendiskripsikan aspek
Peran antar pribadi (interpersonal roles)
informasional, yaitu peran sebagai monitor
kepala ruangan dituntut untuk menjalankan
(Monitor Role), peran sebagai disseminator
tugas-tugas yang sifatnya simbolik,
(Disseminator role), dan peran sebagai Juru
memiliki peran kepemimpinan, dan sebagai
bicara (Spokesman Role) (Robbins, 2013).
penghubung dalam pelaksanaan PPI.
Dalam (Tinoco et al., 2011)dijelaskan
Dalam peran interpersonal terdapat tiga
bahwa efek dan sumber informasi sangat
peran pemimpin yang muncul secara
dibutuhkan dalam mendapatkan informasi
langsung dari otoritas formal yang dimiliki
tentang PPI sesuai dengan adverse event.
pemimpin dan mencakup hubungan
Perawat sangat membutuhkan pengetahuan
interpersonal dasar, yaitu: peran sebagai
atau informasi tentang PPI dalam
yang dituakan (Figurehead Role), peran
melakukan asuhan kepada pasien untuk
sebagai pemimpin (Leader Role), dan peran
meminimalkan terjadinya penularan
sebagai penghubung (Liaison Role)
infeksi(Bai, 2015).
(Robbins, 2013).
Peran keputusan (decisional roles) kepala
“Di Amerika, peran pemimpin sangat
ruangan yaitu mampu membuat suatu
dibutuhkan dalam pelaksanaan pencegahan
pengembangan dan membuat sutu pilihan
dan pengendalian infeksi khususnya di
atau keputusan dalam PPI. Peran keputusan
ruang hemodialisa. Pimpinan perawat harus
diidentifikasi dalam empat peran yang
memantauan kerja perawat saat melakukan
dibutuhkan untuk membuat pilihan, yaitu:
hemodialisa supaya sesuai dengan protokol
melakukan peran sebagai wirausaha
atau acuan di unit hemodialisa sehingga
(entrepreneur), menangani gangguan,
dapat menurunkan infeksi nefrology (Kear,
(handler disturbance), penyedia sumber
2015).
daya (allocator resources), dan sebagai
Peran informasi (informational roles) negosiator (Robbins, 2013). Peran
kepalaruangan dalam pelaksanaan PPI keputusan seorang pemimpin dalam
adalah mengumpulkan informasi PPI di penyedia sumber daya bisa dilakukan
ruang rawat dan lembaga-lembaga di luar dengan pemberian kesempatan kepada
Rumah sakit, bertindak sebagai penyalur perawat untuk mengikuti pelatihan PPI. Hal
informasi kepada perawat dan menjadi juru ini didukung dalam (Moureau & Flynn,
8
2015) menjelaskan bahwa perawat perlu di pengawasan dan merupakan staf kepala
fasilitasi dengan pemberian pelatihan ruangan sehingga peran dan fungsi kepala
tentang desinfeksi yang tepat dalam ruangan sangat dibutuhkan dalam
prosedur keperawatan sehingga dapat pelaksanaan PPI di ruang rawat.
mengurangi terjadinya infeksi.
Optimalisasi pelaksanaan fungsi dan peran
Kesimpulan Dan Rekomendasi karu dalam PPI dilakukan dengan
melibatkan pihak manajemen Rumah Sakit
Salah satu tantangan besar terhadap rumah
sebagai motor penggerak. Rekomendasi
sakit saat ini yaitu risiko terjadinya
yang diharapkan untuk pihak manajer
“Healthcare-associated infections” (HAIs).
keperawatan RS X agar meningkatkan
HAIs adalah infeksi yang terdapat dirumah
fungsi dan peran karu sebagai manajer
sakit maupun di fasilitas pelayanan
terdepan di ruang rawat melalui dukungan
kesehatan lainnya. HAIs tidak terbatas
kebijakan dan fasilitas yang mendukung
infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi
upaya tersebut, misalnya: Direktur utama
pada petugas kesehatan yang didapat pada
mengesahkan buku panduan fungsi dan
saat melakukan tindakan perawatan pasien.
peran kepala ruangan dalam PPI di RS X
Pelaksanaan PPI di Rumah sakit sangat Jakarta agar dapat diterapkan kepala
membutuhkan fungsi dan peran kepala ruangan, Direktur menetapkan struktur
ruangan walaupun secara koordinasi atau organisasi PPI dalam struktur RS, Kepala
garis komando tidak ada dalam struktur bidang keperawatan melakukan monitoring
Rumah sakit. Pelaksanaan PPI berada dan evaluasi pelaksanaan Fungsi dan Peran
dalam komite PPI, IPCN dan IPCLN di kepala ruangan dalam PPI di ruang rawat,
ruang rawat. Namun dilihat dari hasil-hasil Kepala bidang keperawatan melaporkan
penelitian bahwa perawat orang yang secara berkala kepada direktur pelaksanaan
sangat berpengaruh dalam pelaksanaan PPI. Fungsi dan Peran kepala ruangan dalam PPI
Dimana perawat yang melakukan secara di ruang rawat, Pimpinan/direktur RS
langsung asuhan kepada pasien, sehingga menerima laporan berkala terkait
perawat yang secara langsung kontak dan pelaksanaan fungsi dan peran kepala
berhubungan melihat kondisi pasien secara ruangan dalam PPI di ruang rawat.
langsung. Perawat berada dalam
Anderson, D. J., Podgorny, K., Berríos-
Torres, S. I., Bratzler, D. W., Patchen
DAFTAR PUSTAKA
Dellinger, E., Greene, L., … Kaye, K. S.
9
(2014). Infection Control & Hospital Perinatology, 25(5), 331–335.
Epidemiology Strategies to Prevent http://doi.org/10.1038/sj.jp.7211283
Surgical Site Infections in Acute Care
Depkes. (2013). Pedoman Manajerial
Hospitals: 2014 Update Strategies to
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di
Prevent Surgical Site Infections in Acute
Rumah Sakit Dan Fasilitas Pelayanan
Care Hospitals: 2014 Update. Infection
Kesehatan Lainnya.
Control & Hospital Epidemiology
Infection, 3535(356), 605–627. Dutra, G. G., Costa, M. P. da, Bosenbecker,
12