Anda di halaman 1dari 14

PROSES PERANCANGAN LUBE OIL COOLER

Analisa Hasil Eksisting


Hasil exsisting menunjukan keandalan daripada alat penukar panas dalam hali
ini yaitu Plate Heat Exchanger (PHE). Parameter yang menjadi acuan terhadap
keandalan PHE salah satunya adalah Pressure Drop. Pressure Drop berpengaruh
terhadap thermal resistance dari proses perpindahan panas. Thermal resistance ini
merupakan akumulasi dari fouling (kerak) akibat dari karakteristik fluida. Karakteristik
daripada fluida panas yaitu SAE 30 memiliki viskositas 0,09195 kg/ms hal ini
merupakan viskositas yang cukup tinggi. Akibat dari karakteristik ini akan
berpengaruh terhadap Pressure Drop-nya. Tabel IV.1 merupakan Pressure Drop
kondisi exsiting.
Tabel Error! No text of specified style in document..1Pressure Drop Fluida
KerjaTabel

Fluida Standard ΔP ΔP (bar)


SAE 30 0,7 bar 0,06171
Air 0,3 bar 0,04312

Pressure Drop pada tabel diatas menunjukan masih dibawah standard daripada
kedua fluida, namun ada potensi semakin besarnya Pressure Drop akibat daripada
karakteristik. Kenaikan Pressure Drop salah satunya diakibatkan oleh kecilnya jarak
antar plate-nya (gap). Gap pada kondisi existing adalah 2,8 mm. Adapun hasil simulasi
Ansys adalah dilihat pada Gambar IV.1. Gambar IV.1 menunjukkan perubahan
tekanan daripada satu pelat, warna biru menunjukkan tekanan rendah. Penurunan
tekanan pelat ini ditunjukkan dari warna merah ke warna biru. Warna merah pada pelat
menunjukkan aliran masuk fluida sedangkan biru merupakan aliran keluar dari fluida.
Gambar Error! No text of specified style in document..1 Profil Simulasi Eksisting
2,8 mm
Penurunan tekanan dapat direpresentasikan dengan grafik Gambar IV.2.
Gambar IV.2. menunjukkan penurunan tekanan dari pelat dan merupakan korelasi dari
gambar IV. Aliran fluida yang melawati gap akan mengalami penurunan tekanan dari
sisi input ke output. Penurunan tekanan tersebut dikarenakan adanya gesekan fluida
dengan plat sehingga terjadi kompresi fluida dengan plat. Gambar dibawah ini
menunjukan penurunan tekanan tiap panjang pada plat

Gambar Error! No text of specified style in document..2 Grafik Penurunan


Tekanan Tiap Panjang Plat Eksisting Gap 2,8 mm
Penurunan tekanan ini diakibatkan karena adanya pengerakkan sehingga
mengakibatkan adanya perubahan kecepatan yang dilihat pada Gambar IV.3

Gambar Error! No text of specified style in document..3 Grafik Kecepatan Fluida


Eksisting Gap 2,8 mm
Gambar IV.3 Menunjukan perubahan kecepatan akibat adanya kerak.
Ditunjukan bahwa kecepatan semakin menurun setiap jarak plat, namun kecepatan
pada sisi plat lebih kecil daripada bagian tengah plat. Hal tersebut disebabkan karena
adanya gaya gesek fluida terhadap dinding isolasi pada PHE
Analisa Hasil Rancangan
Perancangan ini dilakukan dengan mengubah parameter jarak antar plat (gap).
Jarak antar plat ini dibandingkan dengan koefisien perpindahan panas dan Pressure
Drop
Pengaruh jarak antar plat terhadap Koefisien Perpindahan Panas
Jarak antar pelat dapat mempengaruhi koefisien perpindahan panas dapat
dilihat pada Gambar IV.4 Gambar IV.4 menunjukkan bahwa semakin sempit jarak
antar pelatnya akan mempengaruhi semakin besar pula perpindahan panasnya.
Menurut hasil perancangan bahwa dengan jarak 2 mm akan berdampak optimalnya
proses perpindahan panas yaitu sebesar 400 W/m2C dan dengan jarak 4 mm memiliki
nilai keofisien perpindahan panas sebesar 216,772 W/m2C.
Pengaruh Jarak antar Plat terhadap U
450
400
350
W/m2C 300
250
200
150
100
50
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
mm

Gambar Error! No text of specified style in document..4 Jarak Antar Plat


Terhadap Koefisen Perpindahan Panas (Uo)
Pengaruh jarak antar plat terhadap Pressure Drop
Besar jarak antar plat berpengaruh terhadap nilai Pressure Drop, apabila jarak
antar plat kecil maka nilai dari Pressure Dropnya semakin besar, hal tersebaut
disebabkan oleh adanya kompresi antar pelat yang menyebabkan Pressure Drop besar
Besarnya Pressure Drop akan mempengaruhi terhadap thermal resistence yang
berupa fouling factor. Karena adanya fouling akan terjadi lebih banyak tumbukan antar
partikel kerak dan fluida sehingga tumbukan ini menyebabkan perbedaan gaya dari
fluida dan kerak dan menyebabkan Pressure Dropnya membesar. Pengaruh jarak antar
Plat Terhadap Pressure Drop dapat dilihat pada gambar berikut ini
Pressure Drop
0.12
0.1
0.08

bar
0.06
0.04
0.02
0
0 1 2 3 4 5
mm

P air P oli

Gambar Error! No text of specified style in document..5 Jarak Antar Plat


Terhadap Pressure Drop
Aliran pada jarak antar pelat 4 mm lebih cepat karena hambatan antar pelat
menjadi lebih kecil. Hambatan ini dilihat berdasarkan jarak antar pelat dikali dengan
lebar pelat. Meskipun jarak antar pelat pada 3 mm menghasilkan luas perpindahan
panas yang optimal hal tersebut mengakibatkan pressure dropnya semakin tinggi. Oleh
sebab itu, jarak antar pelat 4 mm menjadi pilihan utama dalam rancangan. Luas
perpindahan panasnya lebih kecil dari gap 3 mm namun masih masuk kedalam range
luas perpindahan panas dengan fluida oli dan air.
Pengaruh Koefisien Perpindahan Panas Terhadap Efektifitas
Salah satu tolak ukur kinerja suatu alat pada heat exchanger adalah efektifitas.
Efektifitas merupakan seberapa efektif alat tersebut melakukan penukaran panas pada
suatu proses. Gambar IV.6 menggambarkan hubungan antara koefisien perpindahan
panas terhadap efektifitas sebagai berikut:
U terhadap Efektifitas
0.9
0.8
0.7
0.6
Efektivitas

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
U (W/m2 C)

Gambar Error! No text of specified style in document..6 Koefisien Perpindahan


Panas Terhadap Efektifitas
Grafik diatas menunjukan bahwa efekttivitas sangat dipengaruhi oleh koefisien
perpindahan panas. Besarnya nilai dari koefisien perpindahan panas semakin optimal
pula perpindahan panas yang dilakukan oleh alat tersebut.

Hasil Simulasi Racangan


Perancangan pada tugas akhir ini memvariasikan jarak antar plat yakni 2 mm ;
3 mm; dan 4 mm yang sesuai dengan ketentuan perancangan. Simulasi numerik yang
dilakukan menggunakan software ANSYS Fluent., tujuannya untuk mengetahui
topografi aliran seperti pada gambar berikut ini:
Simulasi Gap 2 mm
Simulasi ini memvariasikan jarak antar plat sebesar 2 mm dengan dimensi lain
yang sudah ditentukan pada parameter rancangan. Berdasarkan hasil simulasi diatas,
didapat sisi input yang ditandai dengan warna merah lambat laun akan mengalami
pengurangan tekanan tiap panjang plat, pada simulasi ditandai dengan berubahnya
indikator warna dari warna merah menjadi warna biru. Jarak antar pada acuan
perancangan memiliki range 0,5 sampai 5 mm, untuk jarak 2 mm diperoleh nilai
Pressure Drop yang lebih besar dibandingkan dengan kondisi eksisting. Kondisi
eksisting yang berjarak 2,8 mm diperoleh Pressure Drop sebesar 0,062 bar sedangkan
pada jarak 2 mm diperoleh Pressure Drop sebesar 0,1 bar. Hasil simulasi tersebut dapat
dilihat pada gambar IV. 6 berikut ini:

Gambar Error! No text of specified style in document..7 Profil Tekanan Simulasi


Variasi Gap 2 mm
Hal tersebut dapat pula dikarenakan kecepatan fluida yang masuk lebih lambat
dibandingkan dengan kondisi eksisting. Fluida yang mengalir mengalami kompresi
dengan plat dan dinding isolasi, akibatnya fluida yang mengalir pada jarak yang relatif
sempit yakni 2mm lebih sering mengalami kompresi atau gesekan dibandingkan
dengan jarak plat 2,8 mm. Karakteristik kecepatan fluida didalam antar plat dapat
dilihat dalam gambar hasil simulasi berikut ini :
Gambar simulasi IV.7. menunjukan kecepatan fluida yang mengalir diantara
plat ditunjukan dengan warna merah, namun sejatinya mengalami penurunan disisinya
yang ditandai dengan perubahan warna dari warna merah menjadi warna biru, hal
tersebut terjadi karena kompresi atau gesekan lebih sering terjadi di sisi plat
dibandingkan dengan sisi lainnya.
Gambar Error! No text of specified style in document..8 Profil Kecepatan
Simulasi Variasi Gap 2 mm
Simulasi Gap 3 mm
Variasi selanjutnya pada simulasi ini adalah 3 mm untuk jarak antar plat atau
gapnya dengan dimensi lain yang sudah ditentukan pada acuan parameter
perancangan.
Simulasi tersebut menghasilkan perubahan aliran pada sisi input yang ditandai
dengan warna merah mengalami pernurunan tekanan tiap panjang plat yang ditanda
dengan berubahnya indikator menjadi warna biru pada sisi input. Variasi jarak antar
plat memperlihatkan nilai Pressure Drop yang lebih drop yang lebih kecil
dibandingkan dengan kondisi eksisting. Variasi jarak antar plat 3 mm mendapatkan
nilai Pressure Drop sebesar 0,06 bar sedangkan pada kondisi eksisting didapat nilai
Pressure Drop 0,062 bar. Hal tersebut terjadi dikarenakan kompresi fluida pada variasi
gap 3 mm relatif lebih rendah dibandingkan dengan jarak gap 2,8 mm. Hasil simulasi
dapat dilihat pada gambar IV.8 berikut ini.
Gambar Error! No text of specified style in document..9Profil Tekanan Simulasi
Variasi Gap 3 mm
Akibatnya pada kecepatan fluida yang mengalir diantara plat menjadi lebih
lancar dibandingkan dengan kondisi eksisting. Hasil simulasi pada gambar diatas
menunjukan bahwa profil kecepatan dengan indikator warna merah relatif konstan
mengalir dari sisi input menuju output. Namun mengalami penurunan pada sisi plat
yang tandai dengan berubahnya indikator warna dari warna merah menuju warna biru.
Kecepatan untuk variasi jarak antar plat atau gap 3 mm lebih besar dibandingkan
dengan kondisi eksisting 2,8 mm. Variasi gap 3 mm didapatkan kecepatan 2,55 m/s
sedangkan pada kondisi eksisting 2,8 mm didapatkan kecepatan sebesar 2,5 m/s.
Besarnya celah atau jarak antar plat mempengaruhi kondisi tekanan juga kecepatan
yang mengalir diantaranya. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar IV.9 hasil simulasi
berikut ini:
Gambar Error! No text of specified style in document..10 Profil Kecepatan
Simulasi Variasi Gap 3 mm
Simulasi Gap 4 mm
Variasi selanjutnya adalah dengan memvariasikan jarak antar plat 4 mm dengan
dimensi lain yang sudah ditentukan pada acuan parameter perancangan. Variasi ini
adalah variasi terakhir dalam perancangan ini.
Simulasi dengan variasi 4 mm pada jarak antar platnya atau gapnya. Hasil
simulasi menunjukan bahwa terjadi penurunan tekanan pada sisi input menuju sisi
output yang ditandai dengan berubahnya indikator warna merah yang berubah menuju
warna biru. Variasi gap 4 mm didapat nilai Pressure Drop sebesar 0,05 bar, nilai
tersebut paling kecil dibandingkan dengan variasi gap yang lainnya termasuk eksisting.
Kompresi fluida yang terjadi untuk variasi 4 mm relatif lebih kecil dibandingkan
dengan variasi gap lainnya yang mengakibatkan kecilnya nilai dari Pressure Drop. Hal
tersebut dikarenakan besarnya celah atau jarak antar plat dibandingkan dengan variasi
yang lain. Akibantnya kecepatan fluida yang mengalir pada celah menjadi lebih cepat
dibandingkan dengan variasi-variasi gap lainnya
Hasil simuasi dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar Error! No text of specified style in document..11 Profil Tekanan Simulasi
Variasi Gap 4 mm
Akibatnya pada kecepatan fluida yang mengalir diantara plat menjadi lebih
cepat dibandingkan dengan variasi jarak antar plat atau gap lainnya, hal tersebut dapat
dilihat pada gambar hasil simulasi berikut ini:
Gambar Error! No text of specified style in document..12 Profil Kecepatan
Simulasi Variasi Gap 4 mm
Hasil simulasi pada gambar diatas menunjukan bahwa profil kecepatan dengan
indikator warna merah relatif konstan mengalir dari sisi input menuju output. Namun
mengalami penurunan pada sisi plat yang tandai dengan berubahnya indikator warna
dari warna merah menuju warna biru. Kecepatan untuk variasi jarak antar plat atau gap
4 mm lebih besar dibandingkan dengan kondisi eksisting 2,8 mm dan variasi gap
lainnya . Variasi gap 4 mm didapatkan kecepatan 2,57 m/s sedangkan pada kondisi
eksisting 2,8 mm didapatkan kecepatan sebesar 2,5 m/s. Dan variasi 3 mm didapatkan
kecepatan 2,55 m/s. Besarnya celah atau jarak antar plat mempengaruhi kondisi
tekanan juga kecepatan yang mengalir diantaranya.
Analisa Sinkronisasi
Analisis Sinkronisasi merupakan analisis yang mengamati kesesuaian alat hasil
perancangan terhadap prosesnya dalam hal ini adalah lube oil cooler. Kesesuaian itu
dapat dilakukan dengan memasukan parameter proses hasil rancangan pada software
Aspen Hysys dan melihat perubahannya pada proses sistemnya.
Parameter hasil rancangan pada analisis sinkronisasi ini adalah merubah
kondisi outlet oil plate heat exchanger dari kondisi eksisting sebesar 50 oC menjadi 45
o
C. Perubahan yang dapat dianalisis setelah memasukan parameter hasil rancangan
tersebut adalah heat flow pada system lube oil cooler

Gambar Error! No text of specified style in document..13 Sinkronisasi Proses Lube


Oil Cooler
Hasil simulasi sinkronisasi yang diperoleh dilampirkan pada tabel berikut ini
Tabel Error! No text of specified style in document..2 Hasil Sinkronisasi

Parameter Sebelum Sinkronisasi Setelah Sinkronisasi


Oil Water Oil Water
Temperatur (Outlet)
o 50 40 45 40
C
Pressure (bar) 8 4,4 8 4,4
8 8
Heat Flow (kJ/h.) 1,104 10 1,11 10
Energy Saving (kJ/h) 600000
SIMPULAN SARAN
Simpulan dari rancang ulang lube oil cooler type plate heat exchanger berdasarkan data
hasil rancangan dan hasil analisis yang telah dilakukan antara lain

Anda mungkin juga menyukai